PRIBADI KONSELOR TERINTEGRASI &
TOLERANSI TERHADAP FRUSTASI DAN STRES
Kelompok 2
Anggota Kelompok
1. Ana 203010216012
2. Ias Patresia 203020216016
3. Arniat Telaumbanua 203020216013
4. Mitra Novita Sari 203010216010
5. Feryanur ramadhan 203010216009
6. Sindi Riski Wahyuni sidauruk 203020216017
7. Hadi Cahyono 203020216015
8. Hanif Agil Dwi Cahyo 203020216014
01
Pribadi Konselor Terintegrasi
Pengertian
Pribadi konselor terintegrasi adalah pribadi yang mampu mengimplementasikan
keseluruhan sifat positif yang dimiliki seorang konselor seperti di antaranya sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berpikir, positif, jujur, tidak pamrih, tulus terbuka, dan sifat lain yang positif sebagai pendukung keberhasilan
memberikan layanan bimbingan
dan konseling.
Indikator
● Pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
● Menunjukkan keaslian
● Memiliki sifat jujur
● Memberi bantuan tanpa pamrih
● Menunjukkan Ketulusan dalam membantu
● Menunjukkan sikap terbuka
● Berpikir positif
● Tidak memerlukan tepuk tangan orang lain
● Membuang kesombongan dan menunjukkan kesederhanaan
● Memiliki kapasitas empati
● Respect
● Kesanggupan
● Kesiapan
● Aktualisasi diri.
Tipe-tipe
1. Memiliki pendirian sendiri tentang apa yang harus dicapai dan bagaimana mengerjakannya dengan mantap tidak peduli pada gangguan.
2. Sukses karena ketekunan, originalitas dan keinginan kuat untuk melakukan apa saja yang di perlukan. Memberikan yang terbaik dalam pekerjaan.
3. Biasanya memiliki ide-ide original dan dorongan kuat untuk mencapai ide-ide dan tujuan- tujuannya.
4. Terampil dalam pemecahan masalah. Tidak khawatir, menikmati apapun yang terjadi.
5. Responsif dan bertanggung jawab
6. Jujur dan terus terang, kuat kemauannya, menjadi pemimpin dalam kegiatan-kegiatan.
Implementasi
Backgrounds Banners Planners Homework Tests Home
Untuk membentuk konseli yang berpribadi maka yang pertama-tama adalah
konselor harus memiliki priba di yang yang terintegrasi. Ciri-ciri pribadi yang
terintegrasi sudah tampak dalam tampilan seorang konselor dalam memberikan
layanan konseling. Konselor selalu menampilkan pribadi yang jujur, sportif
didepan konseli, menampilkan sifat empati dan empati pada setiap kali
memberikan layanan, dapat dipercaya oleh konseli, konsinten dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling, menunjukkan sikap hormat akan
hakekat konseli, memiliki tanggung jawab yang tinggi atas layanan yang
diberikan sampai masalah konseli tuntas, selalu memegang etika layanan
kepada konseli, serta berani mengambil keputusan secara otonomi dan mandiri.
Toleransi terhadap Frustasi dan Stress
02
Pengertian
1. Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “Stingere” yang berarti “keras”
(stricus), yaitu sebagai keadaan atau kondisi dari tubuh terhadap situasi yang
menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan, dan merisaukan seseorang (Febriana & Wahyuningsih, 2011).
2. Stres adalah tanggapan tubuh yang bersifat non-spesifik terhadap setiap tuntutan terhadapnya. Stres diartikan sebagai keadaan di dalam hidup seseorang yang menyebabkan ketegangan atau dysforia (kesedihan) (Darmawan, 2008).
3. Stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stres juga
dikatakan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang
berasal dari luar diri seseorang (Legiran, Azis & Bellinawati, 2015).
Gejala-gejala
• Gejala Fisik
Misalnya lemas, pusing, migrain, sakit kepala tegang, gangguan pencernaan (mual dan diare atau
sembelit), nyeri otot, jantung berdebar, sering batuk pilek, gangguan tidur, hasrat seksual menurun, tubuh gemetar, telinga berdengung, kaki tangan terasa dingin dan berkeringat, atau mulut kering dan sulit
menelan. Stress pada wanita juga dapat menimbulkan gangguan menstruasi.
• Gejala Emosi
Misalnya mudah gusar, frustasi, suasana hati mudah berubah atau moody, sulit menenangkan pikiran, rendah diri, merasa kesepian, merasa tidak berguna, bingung dan hilang kendali, menghindari orang lain, dan depresi.
• Gejala Perilaku
Contohnya tidak mau makan, menghindari tanggung jawab, serta menunjukkan sikap gugup seperti menggigit kuku atau berjalan bolak-balik, merokok, hingga mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
• Gejala Kognitif
Contohnya sering lupa, sulit memusatkan perhatian, pesimis, memiliki pandangan yang negatif, dan membuat keputusan yang tidak baik.
Faktor-faktor
• Faktor Lingkungan
Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika kelangsungan pekerjaan terancam maka seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk.
• Faktor Organisasi
Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah beberapa di antaranya. Hal ini dapat
mengelompokkan faktor-faktor ini menjadi tuntutan tugas, peran, dan antarpribadi.
• Faktor Pribadi
Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.
Konsep Frustasi
Frustrasi adalah suatu keadaan dalam diri Individu yang disebabkan oleh tidak
tercapainya kepuasan atau suatu tujuan akibat adanya halangan/rintangan dalam usaha mencapai kepuasan atau tujuan tersebut. Frustrasi adalah sebagai keadaan dimana seseorang sedang kalut, terlalu banyaknya masalah, tekanan ataupun lainnya, sehingga tidak dapat menyelesaikannya yang hampir sama dengan stress akan tetapi tidak bisa disamakan oleh pengertian putus asa. Akan tetapi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami
Gejala-gejala
Backgrounds Banners Planners Homework Tests Home
1. Kehilangan kesabaran 2. Menyerah
3. Merasa sedih atau cemas 4. Kurang percaya diri 5. Sulit tidur
6. Beralih ke narkoba dan alkohol
7. Menyiksa tubuh, seperti membuat diri kelaparan, atau kebiasaan makan yang tidak teratur
Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menjadi beban bagi tubuh. Hal ini karena gejala frustrasi jangka panjang dapat bermanifestasi dalam berbagai cara sehingga mempengaruhi semua aspek kehidupan, bahkan pola tidur penderitanya.
Faktor-faktor
1. Faktor Kebutuhan Pribadi
• Kebutuhan fisiologis (physiologycal needs).
Kebutuhan fisiologis ini merupakan kebutuhan tingkat pertama yang paling rendah dan paling dasar bagi individu yang harus dipenuhi, sebelum dirinya mencapai kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi.
• Kebutuhan akan rasa aman (safety needs).
Rasa aman adalah kebutuhan dasar tingkat kedua yang harus dipenuhi oleh individu setelah kebutuhan tingkat pertama telah dipenuhi. Kebutuhan yang termasuk dalam kebutuhan rasa aman ini adalah kestabilan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut, dan ancaman. Termasuk juga
kebutuhan dalam mematuhi aturan yang tidak tertulis atau tata tertib secara normatif, struktural, dan undang undang.
• Kebutuhan sosial (social and belongingness needs).
Setelah kedua tingkat kebutuhan sebelumnya, yaitu fisiologis dan rasa aman telah dicapai dan dipuaskan oleh individu, maka individu mempunyai kebutuhan untuk memenuhi dan memuas kan kebutuhan ke tingkat berikutnya, yaitu kebutuhan akan sosial dan kasih sayang (social and
belongingness).
• Kebutuhan harga diri (self esteem needs).
Harga diri adalah salah satu kebutuhan tingkat tinggi individu adalah kebutuhan harga diri.
•
Faktor-faktor
• Derajat Tambahan
dalam mencapai tujuan yang diinginkannya berbeda-beda. Ketika, seorang ingin mendapat peluang menjadi seorang pemimpin, maka Ia akan berusaha keras untuk meningkatkan dirinya melalui belajar keras dengan meningkatkan pengetahuan, dan
keahliannya agar dapat memenuhi kualifikasi sebagai seorang kepala bagian. Sehingga tujuan yang dinginkannya dapat tercapai.
• Kekuatan Motivasi
Motivasi setiap individu dalam melakukan pekerjaan akan berbeda satu sama lain. Namun demikian, kekuatan motivasi yang ada di dalam perilakunya dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu dorongan dan penghapusan. Ketika seseorang mendapat tugas yang lebih menantang dari atasannya, maka Ia akan terdorong untuk dapat mengerjakan dengan baik tugas tersebut.
• Sifat yang dirasakan sebagai suatu hambatan atau pembatas
Sifat yang mendasar dalam diri individu dapat dirasakannya sebagai suatu hambatan atau pembatas untuk melakukan tugas.
• Karakteristik Kepribadian Individu
Karakteristik kepribadian individu yang positif seperti mempunyai kepercayaan diri, motivasi berprestasi yang tinggi, berambisi untuk maju, memiliki keberanian dan tanggung jawab, dan asertif, maka ia akan terdorong untuk mencapai keberhasilan ketika ia mendapat tugas yang sulit dan menantang.
Pengelolaan Frustasi
Ada 7 cara yang dapat dilakukan agar kita tidak selalu melihat sesuatu pada satu sisi saja : 1. Sikap optimis merupakan pilihan, bukan bawaan dari lahir.
Katakan pada diri sendiri bahwa kita mempunyai kebebasan untuk memandangsetiap situasi negatif dan mengambil sikap negatif atau positif.
2. Manusia adalah makhluk yang mempunyai akal budi yang berarti kita bisa belajar, dapat menyusun
rencana dan menentukan tujuan. Bila tidak seluruh tujuan dapat tercapai, setidaknya sebagian dari tujuan dapat terselesaikan.
3. Bersikap tenang, rileks, sambil berpikir menyusun strategi. Di saat sulit, jangan mengambil tindakan untuk sesuatu yang tidak bisa diubah, keputusan yang diambil terburu-buru dan tindakan cepat tanpa berpikir panjang akan memperburuk masalah.
4. Belajar bereaksi secara positif, karena pemikiran positif menghasilkan sesuatu yang positif pula. Pikiran negatif akan selalu membawa hasil negatif.
5. Kita tidak dapat mencegah terjadinya perubahan, jadi bila suatu saat kita kehilangan sesuatu yang kita miliki, kita harus tetap bersyukur dan optimis karena keadaan pada hari esok pasti tidak akan sama dengan hari ini.
6. Mulai dengan tindakan kecil tetapi pemikiran besar. Hal-hal kecil yang dikerjakan dengan baik jauh lebih bermanfaat dibanding cita-cita besar yang hanya impian.
7. Percaya bahwa hidup dan dunia ini penuh kemungkinan. Kita bisa memperbaiki masa depan bila kita menentukan tujuan dengan dengan jelas
Backgrounds Banners Planners Homework Tests Home
Implikasi Toleran Terhadap Stress dan Frustasi Dalam Konseling
Konselor yang menunjukkan integritas kepribadian yang kuat adalah ditunjukkan dalam kepribadiannya. Salah satunya adalah toleran terhadap stress dan frustrasi yang dialami konseli maupun yang dialami oleh konselor sendiri. Konselor harus menunjukkan sikap yang penuh toleransi terhadap masalah-masalah yang dialami oleh konselinya. Masalah-masalah seperti stress yang dimiliki oleh konseli hendaknya mampu konselor atasi dengan baik dan ia memiliki kemampuan untuk menghadapi hal-hal yang kurang menentu tersebut tanpa
terganggu profesinya dan aspek kehidupan pribadinya.
Backgrounds Banners Planners Homework Tests Home