• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP KEHATI-HATIAN NOTARIS DALAM MEMBUAT AKTA PENGIKATAN JUAL BELI HAK ATAS TANAH TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PRINSIP KEHATI-HATIAN NOTARIS DALAM MEMBUAT AKTA PENGIKATAN JUAL BELI HAK ATAS TANAH TESIS"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

ABSTRAK

Prinsip Kehatian-hatian Notaris Dalam Membuat Akta Pengikatan Jual Beli Hak Atas Tanah

When issuing a sales contract, the notary takes into account the principle of precaution in order to avoid lawsuits from the parties specified in the contract. The purpose of the present study is to explain in more detail the principle of safe operation of a notary when issuing a purchase contract for disputed land. In addition, the present research attempts to verify the responsibility of the notary public in the publication of the sales contract for disputed land.

Ribuan ungkapan rasa syukur tidak dapat mewakili rahmat dan hidayah Allah SWT yang telah diberikan kepada penulis atas terselesaikannya penyusunan disertasi ini. Penyusunan disertasi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar magister tingkat kedua pada Program Pascasarjana Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya. Selain itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Habib Adjie, S.H., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya, serta dosen pembimbing yang memberikan bimbingan, petunjuk dan saran yang bermanfaat serta dengan sabar membimbing penulis hingga selesai. dari tesis ini. Segenap dosen Fakultas Hukum Magister Kenotariatan Universitas Narotama Surabaya yang telah bersedia memberikan ilmunya kepada penulis.

Pegawai Sekretariat Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya yang dengan sabar melayani penulis untuk mengurus administrasi akademik. Sahabat Magister Kenotariatan Angkatan XIV terima kasih atas kebersamaan, dukungan moril, solidaritas selama kuliah di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya, semoga kebersamaan ini selalu dikenang selamanya.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Landasan filosofis ditetapkannya UU No. 30 Tahun 2004 tentang Kedudukan Notaris adalah terselenggaranya jaminan keamanan hukum, ketertiban dan perlindungan hukum yang intinya adalah kebenaran dan keadilan melalui akta-akta yang menyusunnya. jasa notaris. Produk hukum yang dikeluarkan oleh Notaris berupa akta yang asli dan mempunyai kekuatan pembuktian penuh. Dokumen otentik adalah dokumen yang bentuknya ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai negeri sipil.

Mempunyai wewenang atas akta, yaitu mempunyai wewenang untuk melaksanakan akta otentik yang berkaitan dengan segala perbuatan, perjanjian, dan ketentuan-ketentuan yang diwajibkan oleh undang-undang atau dikehendaki oleh yang bersangkutan, serta mempunyai wewenang atas waktu dan wewenang atas tempat, yaitu menurut domisili Notaris dan wilayah kantornya serta Notaris menjamin keamanan waktu para pihak yang tercantum dalam akta.2. Apa yang tertulis pada awal dan akhir akta yang menjadi tanggungan Notaris merupakan ungkapan yang mencerminkan keadaan sebenarnya pada saat akta itu dibuat.3. Apabila terjadi perselisihan dimana salah satu pihak mengajukan suatu akta yang asli sebagai alat bukti di pengadilan, maka pengadilan berdasarkan hal itu wajib menghormati dan mengakui isi akta itu, kecuali pihak yang mengingkari dapat membuktikan bahwa bagian-bagian tertentu dari akta itu tidak dapat dibuktikan. telah diganti atau tidak sesuai dengan yang disepakati para pihak.

Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai segala tindakan, perjanjian dan keputusan yang disyaratkan oleh undang-undang dan/atau diharuskan oleh pihak yang berkepentingan untuk dituangkan dalam akta otentik, menjamin keamanan akta, menjaga akta. , menyampaikan kasar, salinan dan ekstrak akta, semua ini, selama pelaksanaan perbuatan ini tidak diwakilkan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditunjuk oleh undang-undang." Demikianlah berbagai akta biasanya dibuat di hadapan atau oleh notaris dalam pelaksanaan tugasnya, sebagai berikut.Berkaitan dengan hukum otentik yang diatur dalam Pasal 1868 KUHPerdata, adalah perbuatan seorang pejabat yang diberi wewenang untuk melakukannya oleh pemerintah menurut ketentuan hukum.

Akta Otentik merupakan alat bukti yang sempurna bagi kedua belah pihak, ahli warisnya, atau pihak yang memperoleh hak darinya. Dalam praktek yang terjadi saat ini sering terjadi akta notaris dipertanyakan sebagai alat bukti otentik dalam suatu sidang atau notaris langsung dipanggil untuk bertindak sebagai saksi bahkan notaris dibawa ke pengadilan atau dituntut.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat akademis
  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

Sumbangan pemikiran terhadap ilmu kenotariatan khususnya mengenai kedudukan akta notaris yang berlaku secara lokal bila digunakan dalam hubungan transnasional, maka hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu hukum. Bagi Notaris hendaknya dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan kedudukannya dalam melaksanakan akta-akta Notaris, agar tetap memperhatikan wewenang, kewajiban dan larangan Notaris dalam melaksanakan tugasnya.

Originalitas Penelitian

Menyatukan segala sesuatu dengan cara yang tidak dimiliki orang lain.4 Makna Estelle Phillips diterjemahkan secara longgar sebagai berikut: a.Menunjukkan sesuatu yang baru dari disiplin keilmuan peneliti yang belum pernah ditunjukkan oleh peneliti sebelumnya; Kata-kata yang dideskripsikan kemudian disusun dengan cara berbeda yang belum pernah dilakukan peneliti sebelumnya.

Berdasarkan pendapat Estelle Phillips terhadap tujuan orisinalitas penelitian, maka peneliti akan menguraikan beberapa penelitian yang ada mengenai prinsip kehati-hatian notaris dalam membuat akta. 5Lubnah Aljufri, Kekuatan Hukum Bukti Perjanjian Jual Beli (Analisis Putusan Pengadilan Depok Nomor 120/pdt.g/2009/pn.dpk, Disertasi, Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012. Apa merupakan tanggung jawab Notaris atas kesalahan dalam pembuatan penjualan tanah dan akta jual beli.

6Chirstian Denny Mahardika, Tanggung Jawab Notaris Atas Kesalahan Pembuatan Akta Perjanjian Jual Beli Tanah, Skripsi, Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Jember, 2016.

Tinjauan Pustaka

  • Teori Perlindungan Hukum
  • Teori Pertanggungjawaban
  • Teori Kewenangan

Menurut Efendi Bachtiar, pembuktian lahirnya suatu instrumen otentik yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan berarti instrumen tersebut sah atau dapat dianggap sebagai instrumen otentik sampai terbukti sebaliknya, sesuai dengan asas “acta publica probat sese ipsa”. ”. Pembuktian formil suatu akta di bawah tangan sama dengan pembuktian formil suatu akta otentik. Dalam penulisan ini digunakan teori pembuktian untuk menjawab kekuatan pembuktian akta otentik. Ketiga aspek pembuktian tersebut di atas merupakan kesempurnaan akta Notaris sebagai akta otentik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah suatu keadaan kewajiban untuk menanggung segala sesuatu (jika terjadi sesuatu dapat dituntut, disalahkan, digugat, dsb.) Teori tradisional, ada dua jenis tanggung jawab yang dibedakan dengan tanggung jawab atas hal itu. Tanggung jawab mutlak, asas ke 13 tanggung jawab mutlak adalah suatu tanggung jawab hukum yang dibebankan kepada pelaku suatu perbuatan melawan hukum, tanpa memperhatikan apakah orang yang berkepentingan untuk melakukan perbuatan itu mempunyai unsur bersalah atau tidak, dalam hal ini pelaku dapat ditahan. . bertanggung jawab secara hukum, walaupun dalam melakukan perbuatannya pelaku tidak melakukannya dengan sengaja dan tidak mengandung unsur kecerobohan, kecerobohan atau ketidakwajaran. Menurut Hans Kelsen, dalam teorinya tentang tanggung jawab hukum dikatakan bahwa “seseorang secara hukum bertanggung jawab atas suatu perbuatan tertentu atau ia memikul tanggung jawab atas suatu sanksi apabila terjadi perbuatan yang bertentangan.”14.

Selain pandangan di atas, teori tanggung jawab hukum juga dikembangkan oleh Wright yang disebut dengan keadilan interaktif, yang berbicara tentang kebebasan negatif seseorang terhadap orang lain. Berdasarkan standar yang pertama, yaitu tidak ada batasan yang lebih buruk, tidak ada batasan pertanggungjawaban atas suatu perbuatan salah jika jelas ada kesalahannya dan orang yang melakukannya. Teori Fautes personalles, yaitu teori yang menyatakan bahwa kerugian pihak ketiga ditanggung oleh pejabat yang perbuatannya menimbulkan kerugian. Dalam teori ini, beban tanggung jawab diarahkan pada manusia sebagai individu.

Kaitannya teori tanggung jawab ini dengan permasalahan yang penulis ajukan adalah bahwa meskipun seorang Notaris dalam menjalankan kewenangannya sebagai pejabat publik telah membuat akta otentik yang baik, benar dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. peraturan perundang-undangan Tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang dalam melaksanakan tugasnya dapat saja melakukan kesalahan dalam pembuatan akta, yang dapat menimbulkan akibat hukum bagi para pihak. Tanggung jawab hukum tidak lagi terletak pada pemberi delegasi (delegans), tetapi beralih kepada penerima delegasi (delegataris). Dalam hal amanat, penerima amanat (mandatary) hanya bertindak untuk dan atas nama pemberi mandat (mandans). tanggung jawab akhir atas keputusan yang diambil oleh amanah tetap berada pada mandan.20 Hal ini disebabkan karena penerima amanah ini pada prinsipnya tidak lain adalah pihak pemberi amanat. Kewenangan terbatas adalah kewenangan yang sifatnya terbatas, dalam arti tidak hanya mencakup seluruh sektor atau bidang saja. Kewenangan yang menyeluruh adalah kewenangan yang tidak terbatas pada bidang kehidupan tertentu.22

Berkenaan dengan surat kuasa dan persoalan yang diajukan, maka Notaris yang mempunyai kuasa untuk membuat akta otentik, menyalahgunakan kekuasaannya sehingga mengakibatkan para pihak menderita kerugian, dan akibatnya akta yang diotentikasi itu tidak mempunyai ikatan. paksaan, sehingga notaris dikatakan dapat bertindak sewenang-wenang.

Metode Penelitian .1 Tipe Penelitian

  • Pendekatan Masalah
  • Sumber Bahan Hukum

Karena ilmu hukum merupakan ilmu terapan, maka penelitian hukum dalam konteks kegiatan akademik pun harus menghasilkan peraturan yang aplikatif. Berdasarkan hal tersebut, metode yang akan digunakan dalam penelitian harus tepat guna sehingga dapat menjadi acuan yang sistematis dan terfokus dalam menghasilkan argumen, teori atau konsep baru sebagai resep dalam memecahkan suatu masalah. Metode penelitian hukum normatif mempunyai muatan yang berbeda-beda, yaitu jenis penelitian, pendekatan permasalahan, bahan hukum, tata cara pengumpulan bahan hukum, serta pengolahan dan analisis bahan hukum.

Penelitian hukum hukum normatif memuat beberapa pendekatan yang digunakan untuk menjawab berbagai jenis permasalahan hukum yang ada, terdiri dari beberapa pendekatan: 1. Bagi penelitian untuk kegiatan praktis, pendekatan hukum ini akan membuka peluang bagi peneliti untuk mengkaji apakah terdapat konsistensi dan kesesuaian. antara hukum dengan hukum lain atau antara hukum dengan hukum. Pendekatan konseptual adalah suatu pendekatan yang bersumber dari pandangan-pandangan dan ajaran-ajaran yang dikembangkan dalam ilmu hukum, sehingga dengan mempelajari pandangan-pandangan dan ajaran-ajaran yang dikembangkan dalam ilmu hukum, maka penulis dapat menemukan gagasan-gagasan yang menjadi dasar pemahaman hukum, konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan permasalahan yang ada. di tangan.

Wawasan, pandangan, dan doktrin tersebut menjadi landasan penulis dalam membangun argumentasi hukum dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Untuk menyelesaikan permasalahan hukum sekaligus memberikan resep tentang apa yang harus dilakukan, sumber penelitian dapat dibedakan menjadi sumber penelitian berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

Bahan Hukum Primer

Bahan Hukum Sekunder

  • Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Hukum
  • Analisis Bahan Hukum
  • Sistematika Penulisan

Dari rumusan masalah tersebut akan muncul tujuan penelitian dan akan dirasakan manfaat penelitian bagi kepentingan akademisi dan praktisi. Kemudian sistem penulisan yang menjelaskan gambaran umum penelitian yang akan ditulis peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini disimpulkan kekuatan hukum dari akta perjanjian pengikatan jual beli hak atas tanah yang dibuat oleh Notaris dalam pelaksanaan pembuatan Akta Jual

Pembuatan Perjanjian Pengikatan untuk Jual Beli (PPJB) dalam perbuatan hukum peralihan hak atas tanah mempunyai kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi para pihak yang

Notaris tidak hanya berwenang untuk membuat akta otentik dalam arti Verlijkden, yaitu menyusun, membacakan dan menandatangani dan Verlijkden dalam arti membuat akta dalam

Namun demikian walaupun telah sering dipakai, sebenarnya perjanjian pengikatan jual beli, tidak pernah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan

Perjanjian pengikatan untuk Jual Beli dapat dikatakan adalah sebagai instrument yang dapat memberikan kekuatan hukum bagi para pihak yang akan melaksanakan

Salinan Akta Notaris dari Minuta Akta yang Belum Lengkap dalam Perspektif Prinsip Kehati-hatian", Recital Review,

Memperhatikan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa Notaris dapat dimintakan pertanggung gugat berupa ganti kerugian yang diderita oleh pembeli dan direktur pengembang atas dasar

Notaris sebagai pejabat publik mempunyai kewenangan dengan pengecualian, dimana akta autentik yang dihasilkan mempunyai arti yang lebih penting tidak hanya sekedar sebagai alat bukti