• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Kerja Circuit Sederhana Sistem Hidrolik

N/A
N/A
Ilham Habibullah

Academic year: 2024

Membagikan "Prinsip Kerja Circuit Sederhana Sistem Hidrolik"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN KULIAH 4

FORMAT MODUL

CIRCUIT SEDERHANA SISTEM HIDROLIK

A. Tujuan Kegiatan Perkuliahan

1.Mahasiswa mengetahui basic konsep circuit sederhana system hidrolik 2.Mahasiswa mengetahui nama-nama komponen system hidrolik

3.Mahasiswa mengetahui fungsi dan cara kerja rangkaian sederhana system hidrolik

B. Uraian Materi

Sistem hidrolik adalah suatu mekanisme yang menggunakan fluida (biasanya minyak atau air) untuk mentransmisikan tenaga. Berikut adalah deskripsi singkat mengenai circuit sederhana sistem hidrolik:

1. Pompa Hidrolik:

Sistem hidrolik dimulai dengan pompa hidrolik yang bertugas menggerakkan fluida hidrolik ke seluruh sistem. Pompa ini dapat berupa pompa piston atau pompa roda gigi, tergantung pada kebutuhan aplikasi.

2. Silinder Hidrolik:

- Fluida yang dipompa kemudian dialirkan ke silinder hidrolik. Silinder ini dapat berupa silinder tunggal atau silinder ganda, tergantung pada desain dan keperluan sistem. Silinder berfungsi mengubah energi hidrolik menjadi gerakan mekanis.

3. Klep Hidrolik:

- Klep hidrolik berperan dalam mengontrol aliran fluida ke dan dari silinder.

Klep ini dapat dikontrol secara manual atau menggunakan katup solenoid untuk otomatisasi. Penggunaan klep ini memungkinkan pengendalian gerakan dan tekanan dalam sistem

(2)

4. Reservoir:

- Sistem hidrolik biasanya dilengkapi dengan tangki atau reservoir untuk menyimpan fluida hidrolik. Tangki ini memiliki fungsi pendinginan dan penyaringan untuk menjaga kebersihan fluida.

5. Filter:

- Filter ditempatkan dalam sistem untuk menyaring kotoran atau partikel lainnya dari fluida hidrolik. Ini penting untuk menjaga kebersihan sistem dan mencegah kerusakan komponen.

6. Fittings dan Hose:

- Sistem hidrolik menggunakan fitting dan hose khusus yang dirancang untuk menahan tekanan tinggi. Hose menghubungkan komponen-komponen hidrolik, memungkinkan aliran fluida di antara mereka.

7. Manometer:

- Manometer digunakan untuk mengukur tekanan dalam sistem hidrolik. Ini membantu operator atau teknisi memantau kinerja sistem dan mengidentifikasi potensi masalah.

Circuit sederhana sistem hidrolik ini memungkinkan transfer energi dengan efisiensi tinggi dan digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari alat berat, mesin produksi, hingga sistem rem pada kendaraan.

1. Konsep Sirkuit Sederhana

Sirkuit hidrolik adalah sebuah sistem hidrolik terdiri atas pompa hidrolik, saluran pipa, katub pengatur (control valve), tangki fluida hidrolik, filter, aktuator yang digerakkan (silinder atau motor hidrolik), dan alat lain sebagai pelengkap.

Sirkuit Hidrolik dengan Aktuator Silinder Hidrolik

(3)

Gambar di atas menjelaskan sebuah sistem hidrolik yang bekerja untuk menggerakkan silinder hidrolik. Fluida kerja yang terkumpul didalam tangki dipompa oleh pompa hidrolik sehingga memiliki tekanan spesifik tertentu. Fluida mengalir menuju katub solenoid, katub inilah yang mengatur pergerakan silinder hidrolik.

Apabila menginginkan posisi silinder memanjang (advance) maka katub solenoid akan menuju ke kiri, sehingga fluida dapat mendorong piston ke arah maju. Apabila katub solenoid diarahkan ke kanan, maka silinder hidrolik akan mundur (retract). Pada saat terjadi pergerakan di silinder, maka ada sebagian fluida hidrolik yang terbuang. Fluida ini kembali ke tangki melalui jalur pipa khusus.

Sirkuit Hidrolik dengan Aktuator Motor Hidrolik

(4)

Sistem di atas tidak jauh berbeda dengan sistem hidrolik yang beraktuator silinder.

Hanya saja di sini aktuatornya berupa motor hidrolik untuk digunakan tenaga putar nya (torsi). Katub solenoid mengatur arah putaran dari motor hidrolik. Berbeda dengan motor listrik yang lebih rumit apabila dibutuhkan untuk dapat berputar di dua arah, motor hidrolik lebih mudah pengaplikasiannya jika dibutuhkan untuk dapat berputar di dua arah.

2. Komponen utama Sistem Hidrolik

Sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen utama, yaitu:

a. Unit Tenaga, berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid/ minyak hidrolik Pada sistem ini, unit tenaga terdiri atas:

1. Penggerak mula yang berupa motor listrik atau motor bakar

2. Pompa hidrolik, putaran dari poros penggerak mula memutar pompa hidrolik sehingga pompa hidrolik bekerja

3. Tangki hidrolik, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan hidrolik 4. Kelengkapan (accessories), seperti : pressure gauge, gelas penduga, relief valve b. Unit Penggerak (Actuator), berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi

tenaga mekanik. Hidrolik actuator dapat dibedakan menjadi dua macam yakni:

1. Penggerak lurus (linier Actuator) : silinder hidrolik 2. Penggerak putar : motor hidrolik, rotary actuator

(5)

C. Unit Pengatur, berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik.

Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve yang macam- macamnya akan dibahas berikut ini.

1. Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV)

Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut. Contoh jenis katup pengarah: Katup 4/3 Penggerak lever, Katup pengarah dengan piring putar, katup dengan pegas bias.

A. Macam-macam Katup Pengarah Khusus

1. Check Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure control (pengontrol tekanan).

2. Pilot Operated Check Valve, Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan menutup pada arah lawannya, kecuali ada tekanan cairan yang dapat membukanya.

2.Katup Pengatur Tekanan, Tekanan cairan hidrolik diatur untuk berbagai tujuan misalnya untuk membatasi tekanan operasional dalam sistem hidrolik, untuk mengatur tekanan agar penggerak hidrolik dapat bekerja secara berurutan, untuk mengurangi tekanan yang mengalir dalam saluran tertentu menjadi kecil.Macam- macam Katup pengatur tekanan adalah:

a. Relief Valve, digunakan untuk mengatur tekanan yang bekerja pada sistem dan juga mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik.

b.Sequence Valve, berfungsi untuk mengatur tekanan untuk mengurutkan pekerjaan yaitu menggerakkan silinder hidrolik yang satu kemudian baru yang lain.

c.Pressure reducing valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan fluida yang mengalir pada saluran kerja karena penggerak yang akan menerimanya didesain dengan tekanan yang lebih rendah.

d.Flow Control Valve, katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak actuator (piston).

(6)

Fungsi katup ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan piston atau motor hidrolik 2. Untuk membatasi daya yang bekerja pada sistem

3. Untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang rangkaian.

Macam-macam dari Flow Control Valve :

1. Fixed flow control yaitu: apabila pengaturan aliran tidak dapat berubah- ubah yaitu melalui fixed orifice.

2. Variable flow control yaitu apabila pengaturan aliran dapat berubah-ubah sesuai dengan keperluan

3. Flow control yang dilengkapi dengan check valve

4. Flow control yang dilengkapi dengan relief valve guna menyeimbangkan tekanan 3. Menggambar Rancangan Rangkaian Hidrolik

Setelah kita pelajari komponen-komponen sistem hidrolik secara detail dan juga telah kita pelajari berbagai simbol dari setiap komponen sebagai bahasan tenaga fluida, demikian juga telah kita pelajari cara membaca diagram rangkaian (circuit diagram) maka akan kita mulai dengan cara mendesain (merancang) suatu rangkaian sesuai dengan yang kita kehendaki bila telah tersedia komponen-komponen sistem hidrolik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang rangkaian hidrolik adalah:

1. Tujuan penggunaan rangkaian 2. Ketersediaan komponen

3. Konduktor dan konektor yang digunakan macam apa 4. Tekanan kerja sistem hidrolik berapa

Rancangan rangkaian hidrolik perlu dituangkan dalam bentuk diagram rangkaian hidrolik dengan menggunakan simbol-simbol grafik, dengan bantuan simbol-simbol grafik para desainer dapat menuangkan pemikiran lebih mudah, lebih tenang sehingga dapat berkreasi seoptimal mungkin. Cara membuat diagram rangkaian biasanya dengan

(7)

membuat tata letak komponen sebagai berikut:

1. Actuator diletakkan pada gambar yang paling atas 2. Unit pengatur diletakkan di bawahnya

3. Unit tenaga diletakkan pada bagian paling bawah

4. Setelah simbol-simbol komponen lengkap dalam lay out (tata letak) barulah digambar garis-garis penghubung sebagai gambar konduktor dengan garis-garis sesuai dengan macam konduktor yang digunakan

Gambar. Tata letak komponen hidrolik

Gambar. Diagram rangkaian hidrolik lengkap

4. Cara Kerja Sirkuit Sederhana

(8)

Prinsip dasar di balik semua sistem hidrolik ini sebenarnya sangat lah sederhana yaitu gaya yang diberikan pada satu titik akan dipindahkan ke titik yang lain menggunakan cairan yang “dimampatkan”. Cairan yang biasa digunakan adalah minyak atau oli. Pada gambar di bawah ini ada sebuah sistem hidrolik sederhana yang terdiri dari dua unit piston dan pipa yang berisi minyak. Dua unit piston ini masuk ke dalam dua unit silinder gelas yang diisikan dengan minyak dan terhubung satu sama lain dengan pipa yang diisi dengan minyak. Jika Anda memberikan gaya ke bawah pada piston bagian kiri maka gaya tersebut akan ditransmisikan ke piston kedua di bagian kanan melalui minyak dalam pipa.

Hal yang menarik dari sistem hidrolik ini adalah pipa yang menghungbungkan kedua silinder tersebut dapat mempunyai panjang dan bentuk apapun yang penting tidak bocor karena kebocoran tersebut bisa menggangu kemampatan dari minyak atau oli tersebut.

Selain itu, sistem hidrolik ini juga bisa berupa garpu dimana satu master silinder dapat mendorong lebih dari satu slave silinder yang diinginkan.

Dari gambar diatas, kita dapat mengetahui bagaimana perhitungan dari sistem hidrolik ini. Piston yang berada di sebelah kanan memiliki luas permukaan sembilan kali lebih besar daripada piston di sebelah kiri. Asumsikan bahwa piston di sebelah kiri mempunyai diameter sebesar 2 inch, sedangkan piston di sebelah kanan berdiameter 6 inch. Jika rumus luas dari kedua piston tersebut adalah (Pi x r2) atau phi kali “r” kuadrat maka luas piston bagian kiri sebesar 3,14 inch2, sedangkan luas piston di sebelah kanan adalah 28,26 inch2. Piston di sebelah kanan adalah 9 kali lebih besar dari piston di sebelah kiri. Hal ini berarti bahwa setiap gaya yang diberikan pada piston di sebelah kiri

(9)

maka akan mengakibatkan gaya yang timbul pada piston sebelah kanan sebesar 9 kali lebih besar. Jadi jika Anda menerapkan gaya ke bawah 100 Pound pada piston bagian kiri maka sebuah gaya ke atas sebesar 900 pound akan muncul di piston sebelah kanan.

5. Membuat sistem hidrolik sederhana A. Aktuator gerak lurus ( linear)

Pompa mendapatkan suplai oli dari tangki dan mendorong / mengalirkan oli tersebut melalui lintasan pipa. Lintasan mensuplai oli ke aktuator, yang akan menggerakkan beban.

Aktuator ini bergerak pada garis lurus sehingga disebut aktuator linier. Aktuator linier ( silinder ) digunakan pada unit Volvo untuk menggerakkan Boom, bucket, blade, body, dan untuk mengemudikan unit.

B. Aktuator berputar ( rotary actuator )

Suatu aktuator berputar menghasilkan gerakan berputar dan biasa disebut motor hidrolik. Pada unit Volvo , motor hidrolik digunakan pada loader ukuran kecil dan excavator untuk menjalankan unit dan memutar superstructure.

C. Kecepatan maksimum

(10)

Jika sebuah pompa menyalurkan 10 gpm secara konstan, piston akan bergerak menempuh jarak tertentu dalam satu menit sehingga 10 galon oli masuk ke dalam silinder.

Makin kecil diameter piston, makin panjang jarak yang ditempuh piston dalam waktu yang sama ( 1menit ).

dengan RPM. ( 44 gpm @ 2000 RPM ).

D. Penurunan Kecepatan

Jika pompa mengirim oli dengan kecepatan 10 gpm, namun aliran menuju silinder dihambat sehingga oli masuk ke silinder hanya dengan kecepatan 5 gpm pada RPM engine tertentu, piston akan bergerak setengah jarak tadi.Kelebihan oli 5 gpm akan dikembalikan ke tangki.

E.Penurunan Kecepatan

(11)

Jika pompa mengirim oli dengan kecepatan 10 gpm, namun aliran menujusilinder dihambat sehingga oli masuk ke silinder hanya dengan kecepatan 5 gpm pada RPM engine tertentu, piston akan bergerak setengah jarak tadi.Kelebihan oli 5 gpm akan dikembalikan ke tangki melalui safety valve.

a b Gambar a : Restrictor Sederhana Yang Dapat Disetel

Gambar b : Safety (Relief) Valve Sederhana Yang Tidak Dapat Disetel

6. Kemampuan Bergerak Bolak-Balik A. Posisi hold

Untuk membalik arah aliran oli, kita gunakan directional valve pada sistem. Safety valve dipasangkan pada sistem untuk melindungi sistem dari lonjakan tekanan saat valve dikisarkan, atau saat silinder mencapai akhir langkahnya. Pada posisi netral, oli mengalir dari pompa melalui valve dan kembali ke tangki.Spool valve menutup port-port yang

(12)

terhubung dengan silinder dan oli di dalamsilnder terperangkap ( oli statis).

B. Posisi angkat

Saat mengkisarkan valve, aliran oli akan dialihkan ke bagian ujung dari silinder, piston bergerak keluar dan mengangkat beban. Gerakan dari piston mendorong oli di sisi rod ( rod side ) keluar dari silinder melalui saluran yang terbuka dan kembali ke tangki.

Saat piston berhenti bergerak karena mencapai akhir gerakannya, safety valve akan membuka dan mengarahkan oli kembali ke tangki.

C. Posisi turun

(13)

Dengan mengkisarkan valve pada arah yang lain, akan membalikkan arah aliranoli.

Saat ini oli dari pompa memasuki silinder pada sisi rod (rod side) dan menekan piston ke arah bawah, untuk menurunkan beban. Oli pada bagian bawah silinder akan mengalir kembali ke tangki.

D. Posisi mengambang ( float )

Posisi keempat ini banyak ditemukan pada alat berat Volvo. Posisi ini disebut

“mengambang” / float. Pada posisi ini semua jalur saling terhubung. Berat beban akan menekan piston ke arah bawah. Oli akan selalu memilih jalan yang memiliki hambatan terkecil. Oli yang keluar dari bagian bawah silnder langsung diarahkan ke bagian atas silinder. Karena ujung rod dari silinder membutuhkan jumlah oli yang lebih sedikit dari yang dikeluarkan oleh bagian bawah piston, kelebihan oli akan disalurkan kembali ke tangki.

7. Inlet pompa

(14)

Pompa mendapat suplai oli tangki ( reservoir ). Pada gambar pompa harus menghisap oli dari tangki dan menghasilkan flow pada sistem. Hal ini menyebabka terjadinya kevakuman.

Perlu berhati-hati dalam mendesain sistem hidrolik. Cairan akan menguap pada kondisi vakum. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya gelembung udara di dalam oli. Gelembung udara tersebut akanterbawa melalui pompa dan akan meledak saat diberi tekanan.

Reaksi ini akan memperpendek usia pompa. Semua oli hidrolik saat ini memiliki karakteristik penguapan yang baik, namun tekanan negatif (vakum) pada jalur masuk pompa ( pump inlet ) terlalu tinggi. Memungkinkan udara yang terkandung pada oli akan terurai.

Campuran antara oli dan udara ini akan meledak saat keluar ke outlet pompa dengan bertekanan dan akan memberikan akibat sama dengan kavitasi.

Kemungkinan terjadi kavitasi meningkat bersamaan dengan kenaikan RPM.Kebanyakan pabrik pembuat pompa merekomendasikan terjadinya kevakuman tidak lebih besar dari 5 in.Hg.( 0,17 Bar) atau 12 psi ( didebut “tekanannegatif”). Tangki-tangki tertentu didesain agar bertekanan selam operasi. Hal inimenyebabkan terdorongnya oli masuk ke pompa.

Jika terdapat kebocoran pada jalur inlet, udara akan masuk ke sistem., yangakan menyebabkan operasi pompa yang berisik. Hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan pompa dalam waktu singkat , tapi tidak separah akibat kavitasi. Kondisi ini juga menyebabkan operasi hidrolik yang tidak menentu.

Suction screen atau strainer terletak pada pipa di dalam tangki. Berguna untuk

(15)

mencegah kotoran dari dalam tangki terhisap pompa.

Level oli yang berada diatas jalur inlet pompa ( Gambar ) akan membantu mengisi pompa dengan memanfaatkan gravitasi oli. Kondisi seperti ini tidak akan menghilangkan sepenuhnya terjadinya vakum pada sisi inlet pompa, namun sangat efektif untuk menguranginya.

8. Flow vs pressure ( aliran vs tekanan )

Output dari pompa adalah flow oli. Tekanan terjadi karena adanya hambatan pada flow tersebut. Sebuah pompa menghasilkan flow konstan sebesar 20 gpm. Jika aliran terhambat, seperti terlihat pada gambar A, tekanan mulai terbangkit di bagian depan hambatan (restriction) dan oli dipaksa mengalir pada saluran yang sempit. Saluran yang sempit ini disebut “orifice“. Tekanan setelah melalui restriction timbul karena hambatan lain dalam lintasanya.

Jika aliran lebih dihambat, gambar B, dengan mengencangkan baut, tekanan akan terus terbangkit di depan restriction tersebut , namun tekanan setelah restriction tetap stabil, karena jumlah flow tidak berubah.

Perubahan tekanan yang melalui suatu orifice disebut pressure drop (tekanan jatuh).

(16)

Jika flow oli sangat lemah, gambar C dimana oli dapat melalui restrictor dengan mudah, pressure drop yang terjadi menjadi sangat kecil dan tekanan akan sama di kedua sisi orifice.

Bila kemudian flow diperbesar gambar D, tekanan akan meningkat di bagian depan restrictor, karena saat ini terdapat hambatan flow yang lebih besar.

Penghambatan aliran tidak diinginkan pada sistem hidrolik, karena menimbulkan panas.

Namun pressure drop dideteksi oleh sistem untuk mengontrol fungsi-fungsi lain ( seperti jalur bypass pada filter ). Jika flow oli ditambah lagi pada gambar E, pressure drop akan lebih tinggi lagi.

Jika jalur hidrolik disumbat, gambar F, oli yang telah melalui restrictor akan berhenti mengalir dan tekanan akan menjadi seimbang di kedua sisi restrictor. Oleh karena itu flow dibutuhkan untuk menghasilkan pressure drop. Sekali lagi, jika sebuah pompa hanya menghasilkan flow oli, tekanan terbangkit karena hambatan pada aliran oli.

Jika kecepatan sistem hidrolik terlalu lambat, dapat dipastikan adanya gangguan pada aliran. Jika sistem hidrolik terlalu “lemah”, dapat dipastikan terjadi gangguan pada tekanan.

Oli selalu mencari jalan dengan hambatan alir terkecil. Gambar di bawah menunjukkan sirkuit paralel dengan tiga buah valve terpasang. Tiap valvememiliki stelan tekanan yang berbeda- beda. Saat oli mulai mengalir, tekanan terbangkit pada valve dengan stelan tekanan terendah.

Valve akan membuka dan menyebabkan oli mengalir kembali ke tangki. Tekanan di seluruh sistemakan sama dengan tekanan yang telah distel pada valve tadi.

Jika jalur dengan stelan tekanan terendah diblok ( gambar ), oli akan mencari jalur berikutnya yang memiliki hambatan terkecil. Maka valve dengan stelan 200 psi akan membuka dan oli mengalir kembali ke tangki. Sekarang tekanan dalam sistem adalah 200 psi.

(17)

Pada sistem seri ( gambar ), tekanan akan dijumlah. Tekanan yang terdekat dengan pompa akan menjadi jumlah dari semua stelan tekanan yaitu : 100+200+300 = 600 psi.

Tekanan yang terbaca di bagan depan valve 200 psi adalah : 200 + 300 = 500 psi. Tekanan di depan valve 300 psi akan samadengan stelannya sendiri ( 300 psi )

Terdapatnya tekanan dalam sistem berarti sistem sedang mendapat beban. Gayayang bekerja melawan flow, atau beban ditahan oleh tekanan statis. Kita telah mengetahui bahwa gaya adalah hasil perkalian antara tekanan dengan luas penampang, dan kita juga tahu bahwa tekanan adalah gaya dibagi luas penampang piston.

F = gaya dalam pound ( lb.)

P = tekanan dalam pound per inchi persegi ( psi )A = luas

(18)

penampang dalam inchi persegi ( inch2 )

Untuk menghitung luas penampang piston, pangkatkan harga jari-jari dankalikan dengan p (3,1416). Area yang diberi warna pada segitiga adalah besaran yang ingin kita cari nilainya. Dua area lainnya melengkapi rumus yang kita butuhkan.

9. Kecepatan hidrolik

Kecepatan hidrolik ditentukan oleh beberapa faktor. Seberapa besar flow yangdapat dihasilkan pompa ? dan pada RPM berapa ? berapa diameter piston ? Hal ini dengan mengabaikan kekentalan oli, ukuran saluran, kebocoran atauhambatan jalur.

10. Kecepatan sistem hidrolik Pada Silinder

Kecepatan hidrolik dapat dihitung dengan rumus berikut.

V/t = displacement dalam inchi3 per menit

S = langkah dalam inchi per menit ( kecepatan hidrolik ).

A = luas penampang psiton dalam inchi2

(19)

Piston di dalam silinder akan bergerak lebih cepat Saat pompa mensuplai flow oli lebih besar dibandingkan dengan flow yang lebih kecil. Jika pompa mensuplai flow yang tetap, dan kita ganti ukuran silinder, kecepatan piston akan terpengaruh. Piston kecil – kecepatan tinggi; piston besar – kecepatan rendah.

11. Kecepatan sistem hidrolik Pada Pompa

Sebuah pompa, memompakan 20 gallon Per Minute ( GPM ) akan mengisi ruangan yang berukuran 5 gallon dalam waktu 15 detik.

Volume ( gal) 5

Kecepatan (menit) = --- = = 0,25 menit = 15 detik Output pompa (gpm) 20

(20)

D. Rangkuman

1. Sirkuit hidrolik adalah sebuah sistem hidrolik terdiri atas pompa hidrolik, saluran pipa, katub pengatur (control valve), tangki fluida hidrolik, filter, aktuator yang digerakkan (silinder atau motor hidrolik), dan alat lain sebagai pelengkap.

2. Komponen utama Sistem hidrolik, sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen utama, yaitu: unit tenaga, penggerak dan unit pengatur.

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang rangkaian hidrolik adalah: (Tujuan penggunaan rangkaian, Ketersediaan komponen, Konduktor dan konektor yang digunakan macam apa, Tekanan kerja sistem hidrolik berapa).

4. Prinsip dasar di balik semua sistem hidrolik ini sebenarnya sangat lah sederhana yaitu gaya yang diberikan pada satu titik akan dipindahkan ke titik yang lain menggunakan cairan yang “dimampatkan”.

(21)

E. Tes Formatif I. Pilihan Ganda

1. Kunci dari sistem hidraulik adalah ….

A. Pompa yang mengubah energi mekanik menjadi energi hidrauik B.Pompa yang mengubah energi listrirk menjadi energi hidrauik C.Pompa yang mengubah energi hidraulik menjadi energi mekanik D. Pompa yang mengubah energi hidraulik menjadi energi listrik E.Pompa yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik

2. Komponen control pada hidraulik maupun pneumatik ditunjukan dengan simbol ….

A. lingkaran B.garis lurus C.garis patah-patah D. segi empat E.persegi panjang

3. apabila pengaturan aliran dapat berubah-ubah sesuai dengan keperluan disebut ….

A. Flow control valve B.Fixed control

C.Variable flow control D. Fixed flow control E.Flow control check

4. yang digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak actuator adalah ….

A.Flow control valve B.Fixed control

C.Variable flow control D. Fixed flow control E. Flow control check

(22)

5. Komponen pengubah tekanan hidrolis menjadi energi mekanis disebut juga dengan … A.aktuator

B.akumulator C.reservoir D. separator E. poros

II. Essay

1.Pengertian dari sirkuit hidrolik adalah

2.Sebutkan 3 unit komponen utama system hidrolik 3.Fungsi katup control valve adalah

4.Prinsip dasar sirkuit sederhana adalah

5. Macam-macam posisi kemampuan bergerak bolak balik pada system hidrolik adalah

F. Soal Latihan

1.System hidrolik didukung 3 unit komponen utama, sebut dan jelaskan fungsinya!

2.Sebutkan 4 macam flow control valve, jelaskan fungsinya!

3.Jelaskan perbedaan Hidrostatis dan Hydrodinamis!

4.Sebutkan penggunaan pesawat hidrolik di bidang industry, pelayaran, kendaraan, dan bidang penerbangan !

5.Jelaskan bunyi hukum pascal!

(23)

G.Lembaran Kerja Mahasiswa

Prgran studi : S1 Pendidikan Teknik Mesin Mata kuliah : Hidrolik dan Pneumatik (2 SKS)

Pokok bahasan : Sirkuit Hidrolik

Sub bahasan : Sirkuit Sederhana System Hidrolik

Alokasi waktu : 2×55 Menit

Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami basic sirkuit system hidrolik, komponen kerja sirkuit system hidrolik dan cara kerja sirkuit hidrolik.

Tujuan Kegiatan Perkuliahan :

1. Mahasiswa mengetahui basic konsep circuit sederhana system hidrolik 2. Mahasiswa mengetahui nama-nama komponen system hidrolik

3. Mahasiswa mengetahui fungsi dan cara kerja rangkaian sederhana system hidrolik

H. Jawaban Tes Formatif I. Pilihan Ganda

1. A 2. D 3. C 4. A 5. A

II. Essay

1. Sirkuit hidrolik adalah sebuah sistem hidrolik terdiri atas pompa hidrolik, saluran pipa, katub pengatur (control valve), tangki fluida hidrolik, filter, aktuator yang digerakkan (silinder atau motor hidrolik), dan alat lain sebagai pelengkap.

2. Komponen utama Sistem hidrolik, sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen utama, yaitu: unit tenaga, penggerak dan unit pengatur.

(24)

3. Fungsi katup ini adalah sebagai, untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan piston atau motor hidrolik, Untuk membatasi daya yang bekerja pada sistem, dan Untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang rangkaian.

4. Prinsip dasar di balik semua sistem hidrolik ini sebenarnya sangat lah sederhana yaitu gaya yang diberikan pada satu titik akan dipindahkan ke titik yang lain menggunakan cairan yang “dimampatkan”.

5. Posisi hold, posisi angkat, posisi turun, posisi mengambang (float)

(25)

I. Referensi

1. http://www.otopos.net/2015/03/sirkuit- dasar-sistem-hidrolik.html 2. https://www.insinyoer.com/prinsip-kerja- sistem-hidrolik/

3. http://artikel-teknologi.com/sistem - hidrolik/#:~:text=Sirkuit%20Hidrolik%20Sebuah

%20sistem%20hidrolik%20terdiri%20atas%20 pompa,sebagai%20pelengkap.%20Sirkuit

%20Hidrolik%20dengan%20Aktuator%20Silinder%20 Hidrolik

Referensi

Dokumen terkait

Saluran merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah sistem hidrolik yang berfungsi untuk meneruskan fluida kerja yang bertekanan dari pompa pembangkit ke

Hasil perhitungan alat ialah sistem penggerak excavator dengan daya motor bensin yang digunakan 2 Kw untuk menggerakan pompa hidrolik sehingga daya yang dikeluarkan pompa

Perbedaan mendasar dari kedua sistem tersebut adalah fluida kerja yang digunakan, sistem hidrolik menggunakan fluida inkompresibel sedangkan pada sistem pneumatik menggunakan

Hasil perhitungan alat ialah sistem penggerak excavator dengan daya motor bensin yang digunakan 2 Kw untuk menggerakan pompa hidrolik sehingga daya yang dikeluarkan pompa

Sistem Rem Hidrolik Sepeda Motor LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK LKPD Nama Siswa : NIS : Kelas /Semester : / Kompetensi Keahlian : SMK NEGERI 1 SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

Gambar 3.9 Sketsa Desain Kerja Sistem Hidrolik Berdasarkan pada Gambar 3.9 maka cara kerja sistem hidrolik adalah tangki yang beperan sebagai penampung oli sebelum menuju ke pompa

Dokumen tersebut menjelaskan tentang persamaan akuntansi sederhana dan hubungan antara harta, utang, dan

Dokumen ini membahas tentang definisi, jenis-jenis, dan prinsip kerja trafo dalam sistem tenaga