ugm.ac.id Nur Afifah Hamzah (527421)
Ratu Shafira Nurfitria (526321) Maya Amtiran (513212)
Muh. Asrul Baharuddin (513403) Rahmat Hidayat (512203)
Prinsip Kesopanan
Geoffrey Leech
(Kelompok 5)
LOCALLY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED
Pengertian
Leech (1983) telah memperkenalkan satu prinsip yang dikenali dengan Prinsip Kesopanan (PS). Prinsip Kesopanan Leech lebih menekankan faktor budaya masyarakat, psikologi penutur-pendengar dalam menyampaikan maksud dengan berkesan. PS ini lebih menekankan tingkah laku dan persoalan beradab yang menghubungkan dua pihak dalam proses komunikasi yaitu antara penutur dan mitra tutur.
Leech (1983) menekankan pada prinsip yang memaksimumkan keuntungan, kesepakatan, rasa hormat dan sikap belas kasihan kepada orang lain dengan meminimumkan atau mengabaikan perkara-perkara tersebut terhadap diri sendiri.
Prinsip Kesopanan Leech memiliki 6 maksim : 1. Maksim Kebijaksanaan (Tact)
2. Maksim Penerimaan (Approbation) 3. Maksim Kemurahan (Generosity)
4. Maksim Kerendahan hati (Modesity) 5. Maksim Kecocokan (Agreement)
6. Maksim Kesimpatian (Sympathy)
Bentuk-bentuk ujaran yang digunakan untuk mengekspresikan maksim-maksim PS:
1. Ujaran Impositif (menyatakan perintah)
2. Ujaran Komisif (menyatakan janji atau penawaran)
3. Ujaran Ekspresif (menyatakan sikap psikologis pembicara terhadap sesuatu keadaan)
4. Ujaran Asertif (ujaran lazim untuk menyatakan kebenaran proposisi yang diungkapkan)
1. Maksim Kebijaksanaan
Maxim kebijaksanaan ini diungkapkan dengan tuturan impositif dan komisif. Maksim ini paling penting dalam bermasyarakat.
Leech menjelaskan bahwa jika ingin dikatakan memenuhi maksim kebijaksanaan penutur harus meminimalkan kerugian orang lain dan memaksimalkan keuntungannya.
Contoh tuturan : Leech (1986)
● Answer the phone ! Tidak Sopan
● Would you mind answering the phone ? Sopan Wijana (1996)
● Datang ke rumah saya ! Tidak Sopan
● Kalau tidak keberatan, sudilah (anda) datang ke rumah saya. Sopan
Contoh lainnya:
A: Ayo silahkan dimakan buah apelnya! Di dalam masih banyak kok
B: Wah enak sekali yah buahnya bu
A: Ada yang kesulitan menulis artikel untuk tugas UAS ?
B: Saya bu, karena sudah banyak sekali tugas artikel dari matkul yang lain.
A: Baiklah, kalau begitu tidak perlu menulis artikel untuk tugas UAS
Rencana Topik Artikel
(Nur Afifah Hamzah)
Bentuk Pelanggaran Prinsip Kesopanan Pada Poster “larangan Membuang Sampah”
Latar Belakang:
● Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan
● kepercayaan masyarakat dengan menggunakan bahasa yang tidak
sopan dapat menertibkan masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya.
● Kurangnya edukasi pada masyarakat
Rencana Topik Artikel
(Nur Afifah Hamzah)
Tujuan: mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kesopanan faktor yang mendorong pelanggaran prinsip kesopanan pada poster larangan membuang sampah berdasarkan prinsip kesopanan Geoffrey Leech
Metode:
● Metode penelitian: Deskriptif kualitatif
● Teknik Pengumpulan Data: pengamatan, catat dan reduksi data
● Teknik Analisis Data: Mengklasifikasi data, menganalisis data tuturan, dan mendeskripsikan hasil analisis data berdasarkan PS Leech.
Contoh Data
Poster di samping melanggar prinsip kesopanan (maksim kebijaksanaan) karena memaksimalkan kerugian orang lain yaitu menyuruh pembaca untuk menelan bungkus makanan
dan minuman.
MAKSIM PENERIMAAN
Dalam maksim yang satu ini ada istilah yang serupa yaitu maxim penerimaan, persetujuan dan pujian. Perbedaan tersebut memiliki satu tujuan yaitu memberikan keuntungan lebih bagi lawan tutur dan memaksimalkan kerugian pada diri penutur sendiri.
Prinsip dasar dalam Maxim Penerimaan ada pada pepatah
“Pujilah orang lain sebanyak mungkin, lalu Kecamlah orang lain sedikit mungkin”, maksudnya adalah Pepatah ini mengisyaratkan hendaknya seseorang memperbanyak memuji orang lain dan
mengurangi atau menghilangkan keinginan merendahkan orang lain
Dampak = Maksim Pujian atau Penerimaan/Persetujuan akan menjadikan Percakapan berjalan lancar dan terjalin hubungan yang harmonis antar peserta tutur.
Maksim ini disampaikan dengan jelas dan expresif.
Contoh, Cheff Rara : MasyaAllah, masakanmu enak sekali.
Ily : Iya, itu karena saya belajar dari kamu
Seorang chef yang memberi pujian kepada ily bahwa masakannya dirasa enak.
Contoh lain :
Nyonya Burns : “Luar biasa! Kamu sangat cerdas, Marissa.”
Marissa : “Terima kasih bu.”
Dalam percakapan ini, Ny. Burns memberikan komentar yang baik tentang Marissa Kemampuannya mengerjakan tugas menunjukkan kemahirannya, sehingga kata kata yang diucapkan Ny. Burns menunjukkan ekspresi kekaguman. Dia memaksimalkan pujian untuk Marissa. Oleh karena itu, dapat dikategorikan sebagai persetujuan.
PENUTUR LAWAN
TUTUR MAXIM
PENERIMAAN
Hubungan Kedekatan
Bertujuan Untuk Dekat
Rencana Penelitian
Bentuk- Maxim Penerimaan pada Syi’ir Abu Nawas
Tujuan : Mengetahui bentuk- bentuk maxim penerimaan pada teks syi’ir Abu Nawas
Metode:
● Metode penelitian: Deskriptif kualitatif
● Teknik Pengumpulan Data: membaca, mencatat dan mentranskip
● Teknik Analisis Data: embaca, mencatat dan menarik kesimpulan
Ada beberapa bait dalam teks yang menunjukkan maxim penerimaan antara penutur (manusia)Kepada Tuhan (Allah). Seperti :
مْيِظظَعلا ِبْنَذلا ُرِفاَغ َظكَنِإَف
fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi
sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar
ِلَلَجلاَاذاَي
yaa dzaaljalaali wahai Tuhanku yang memiliki keagungan"
ٌلْهَأ اَذِل َتْنَأَف
fa anta lidzaaka ahlun maka Engkaulah yang berhak mengampuni
َكاَوِس وُجْرَن ْنَم
َفfaman narjuu siwaaka kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
3. Maksim Kedermawanan
Prinsip maksim kedermawanan adalah buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin dan buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin.
Dengan maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati, para peserta pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain.
penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain.
Contoh :
Anak kos A : “ Mari saya bantu cucikan baju kotormu! Pakaianku tidak banyak, kok, yang kotor.”
Anak kos B : “Tidak usah kak, nanti siang saya akan mencuci pakaian kok!”
Tuturan tersebut merupakan cuplikan pembicaraan antar anak kos pada sebuah rumah kos. Anak yang satu berhubungan demikian erat dengan anak yang satunya. dari tuturan yang disampaikan si A di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa ia berusaha memaksimalkan keuntungan pihak lain dengan cara menambahkan beban bagi dirinya sendiri. orang yang tidak suka membantu orang lain, apalagi tidak pernah bekerja bersama dengan orang lain, akan dapat dikatakan tidak sopan dan biasanya tidak akan mendapatkan banyak teman di dalam pergaulan keseharian hidupnya.
4. Maksim Kerendahan Hati/Kesederhanaan
Lebih bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadap diri sendiri. Orang akan dikatakan sombong apabila dalam suatu peristiwa tutur si penutur lebih membanggakan dirinya sendiri. Dalam masyarakat dan budaya Indonesia kesederhanaan dan kerendahan diri banyak digunakan sebagai penilaian dalam bersopan santun.
Leech dalam Rahardi (2008:59) menegaskan bahwa prinsip maksim kesederhanaan adalah “kurangi pujian pada diri sendiri dan dan tambahi cacian pada diri sendir”.hal ini berarti bahwa memuji diri sendiri merupakan pelanggaran terhadap prinsip kesantunan.
Contoh :
Bu Eva : Edi,saya menugaskan kamu untuk memandu acara ulang tahun perusahaan kita di hotel flower.
Edi : wahh, Apakah saya pantas bu? Saya khawatir acaranya menjadi kacau karena saya.
Berdasarkan contoh diatas, tampak Edi mematuhi maksim
kesederhanaan dengan mengatakan bahwa ia khawatir acaranya akan menjadi kacau , sedangkan bu Eva mungkin sudah mengetahui
kemampuan Edi dalam memandu sbuah acara namun Edi berusaha meminimalkan pujian terhadap dirinya sendiri.
Rencana Topik: Pelanggaran Prinsip Kesopanan Dalam Acara Indonesia Lawyers Club (Ilc) Episode “Tiga Capres & Cawapres
Sudah Resmi Terdaftar Di Kpu // Siapa Pemenangnya??”
Tujuan :Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan bentuk Pelanggaran Prinsip Kesopanan Dalam Acara Indonesia Lawyers Club (Ilc) Episode “Tiga Capres &
Cawapres Sudah Resmi Terdaftar Di Kpu // Siapa Pemenangnya??”
Metode Penelitian :
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik. Sumber data yang digunakan adalah percakapan atau dialog dalam tayangan Acara Indonesia Lawyers Club (Ilc) Episode “Tiga Capres & Cawapres Sudah Resmi Terdaftar Di Kpu // Siapa Pemenangnya??” yang tayang 2 november 2023. Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung pelanggaran prinsip sopan santun dalam Acara Indonesia
Lawyers Club (Ilc) Episode “Tiga Capres & Cawapres Sudah Resmi Terdaftar Di Kpu // Siapa
Pemenangnya??”. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, sedangkan teknik untuk pengumpulan data menggunakan teknik simak dan teknik catat.
Contoh Data
Dalam maksim kerendahan hati ini, diharapkan para penutur dapat bersikap sederhana seperti memberikan pujian pada mitra tutur dan tidak memuji diri sendiri.Tuturan dikatakan tidak santun jika penutur bersikap sombong, memuji diri sendiri, dan mengiyakan saat dipuji oleh mitra tutur. Pelanggaran maksim kerendahan hati ditunjukkan pada data berikut:
Karni Ilyas : Jadi Yakin nih berarti lawan-lawan Anda ini lemah?
Chico Hakim ( Jubir TPN Ganjar-Mahfud) : semua yang ada di panel ini kecuali sebelah kanan saya itu kan mengkritisi hasil putusan MK yang dianggap telah mencederai perasaan keadilan di masyarakat jadi saya rasa ya perlahan tapi pasti pasti surveinya Pak Prabowo dan Mas gibran akan turun mungkin naik sedikit untuk Mas Anis dan Cak Imin ya tapi Ganjar dan Mahfud yang akan berada di atas.
Penggalan tuturan pada data tersebut merupakan pelanggaran maksim kerendahan hati. Tuturan tersebut terdapat pada kalimat “saya rasa ya perlahan tapi pasti pasti surveinya Pak Prabowo dan Mas gibran akan turun, mungkin naik sedikit untuk Mas Anis dan Cak Imin ya tapi Ganjar dan Mahfud ya akan berada di atas”. Peristiwa pelanggaran maksim kerendahan hati tersebut terjadi karena Chico selaku jubir merendahkan pilhan pihak lain dan menyombongkan bahwa pilihannya (Ganjar Gibran) akan berada di atas (menang).
5. Maksim Kecocokan
Maksim kecocokan diungkapkan dengan kalimat ekspresif dan asertif. Maksim yang menggariskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kecocokan di antara mereka dan meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka.
Maksim ini mengusahakan kesepakatan antara diri dengan orang lain sebanyak mungkin dan mengusahakan ketidakcocokan diri dengan orang lain sesedikit mungkin.
Contoh Maksim Kecocokan
(1)+ Matematika sukar ya Sin?
- Iya
(2)+ bahasa prancis sukar ya?
- siapa bilang, mudah sekali.
Kontribusi (-) dalam (1) lebih sopan dibandingkan dengan dalam (2) karena dalam (2) (-) memaksimalkan ketidakcocokannya dengan pernyataan (-).
Dalam hal ini tidak berarti orang harus senantiasa setuju dengan pendapat atau pernyataan lawan tuturnya. Ia tidak menyetujui apa yang dinyatakan oleh lawan tuturnya ia dapat membuat pernyataan yang mengandung ketidaksetujuan atau ketidakcocokan. Seperti tampak pada (3) dan (4) berikut ini:
(3) + Bahasa Inggrisnya sukar ya?
- Ya, tetapi tata bahasanya tidak begitu sukar dipelajari.
(4) + makan ini enak, ya?
- Ya, tetapi terlalu manis.
(4) terasa lebih sopan daripada (2) karena ketidaksetujuan (-) tidak dinyatakan secara frontal (total), tetapi secara partial (fleksibilitas) sehingga tidak terkesan bahwa ia seorang yang sombong.
Rencana Topik Artikel
(Maya Romanti Amtiran)
Analisis kesantunan berbahasa yang digunakan dalam karakter dalam film “pelangi tanpa warna 2023” karya Linda Woolverton.
Tujuan : Mengelompokkan dan mendeskripsikan jenis-jenis kesantunan berbahasa dalam film ”pelangi tanpa warna (2022)".
Metode :
• Metode Penelitian: Deskriptif kualitatif dengan pendekatan pragmatik
• Teknik pengumpulan data: teknik simak dan teknik catat.
• Analisis data: mengumpulkan data, mengklasifikasi dan mendeskripsikan jenis-jenis maksim kesopanan yang digunakan dalam film “pelangi tanpa warna (2022)”.
Contoh Data
1. Maksim Kedermawan
Ibu : “Nah gitu dong,,, mau mama temanin? .”
Kirana : “Ngak usah, ma santai dirumah aja ini juga paling setengah jam gitu deh!
Tuturan tersebut merupakan cuplikan pembicaraan antar mama dan Kirana. Saat Kirana ingin pergi joging. Hubungan mereka sangat erat satu sama lain. dari tuturan yang disampaikan mama di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa ia berusaha memaksimalkan keuntungan pihak lain dengan cara menambahkan beban bagi dirinya sendiri.
6. Maksim Kesimpatian
Maksim kesimpatian diungkapkan dengan tuturan asertif dan ekspresif. Maksim kesimpatian ini mengharuskan setiap penutur untuk memaksimalkan rasa simpati, dan meminimalkan rasa antipati kepada lawan tuturnya.
Jika lawan tutur mendapatkan kesuksesan atau kebahagiaan, penutur wajib memberikan ucapan selamat. Apabila lawan tutur mendapatkan kesusahan atau musibah, penutur layak turut berduka atau mengutarakan ucapan bela sungkawa sebagai tanda kesimpatian.
Contoh wacana yang mematuhi maksim kesimpatian:
1. + Aku lolos di UGM, Fah.
- Selamat, ya!
1. + Bibi baru-baru ini sudah tidak ada - Oh, aku turut berduka cita.
Contoh wacana yang tidak mematuhi maksim kesimpatian:
1. + Aku gagal di UGM, Fah
- Wah, pintar kamu. Selamat, ya!
Contoh wacana yang lebih sopan 1. + Aku gagal di UGM
- Jangan sedih. Banyak orang seperti kamu.
1. + Bibi baru-baru ini sudah tiada.
- Ikhlaskan saja, mungkin sudah takdir, Jon.
Rencana Topik Artikel
(Ratu Shafira Nurfitria)
Kesantunan dalam Al-Quran.
Tujuan: Untuk mengkaji berbagai macam strategi kesantunan yang digunakan dalam Al-Quran
Metode:
● Metode penelitian: Deskriptif kualitatif
● Teknik Pengumpulan Data: memahami, membaca ulang secara berkala, dan reduksi data
● Teknik Analisis Data: mengolah data, mengklasifikasi data, menganalisis data, dan mendeskripsikan hasil analisis data dengan PS Leech.
Contoh data
Q.S. Al-Isra’ : 23-24
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan
“ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil”
Data tersebut menuntut ketaatan kepada Allah dan rasa hormat terhadap orangtua. Perintah tersebut diharapkan dapat diterima dengan sukarela oleh yang dituju, meskipun permintaan di sini diberikan dengan cara yang tidak langsung, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan”. Namun, hal ini tetap diterima sebagai strategi kesantunan yang dipahami dalam kaitannya dengan perbedaan kekuasaan antara pembicara (Allah) dan pendengar/pembaca (manusia).
Hal tersebut sesuai dengan maksim kebijaksanaan Leech melalui perintah dan saran kepada mitra tutur yang apabila melaksanakan perintah-Nya, maka ia akan diuntungkan. Dengan perintah-perintah Nya, Allah meminimalkan kerugian manusia dan memaksimalkan keuntungannya.
REFERENSI
Leech, Geoffrey. (1993). Prinsip Pragmatik. Terj. M.D.D Oka.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Wijana, Dewa Putu (1996). Dasar-Dasar Pragmatik.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Yule, George (1996). Pragmatik. Cet I 2006. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
LOCALLY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED ugm.ac.id