PRINSIP DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Ronita Jayanti Purba 181101047 [email protected]
Abstrak
Sasaran keselamatan pasien rumah sakit pada umumnya ada enam poin penting. Masing-masing diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011. Masing-masing digunakan dan harus diaplikasikan demi keselamatan pasien yang ditanggung oleh rumah sakit. Lalu apa saja 6 prinsip tersebut? Berikut ulasannya. Ketepatan identifikasi pasien. Keefektifan komunikasi. Keamanan obat. Mengenai ketepatan lokasi, prosedur dan tindakan. Mengenai infeksi. Risiko pasien jatuh. Selain pengobatan, masalah tindakan juga perlu di perhatikan dengan jelas. Mengenai hal ini diperlukan kepastian mengenai lokasi, jenis prosedur dan juga tindakan yang harus dilakukan.
Kata kunci : prinsip, pelaksanaan, sasaran, keselamatan pasien.
LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien merupakan komponen penting dari mutu layanan kesehatan. Joint Comission International (JCI) (2011) membuat kebijakan atau prosedur yang dikembangkan yang mendukung secara terus menerus pengurangan infeksi terkait dengan perawatan kesehatan.
Kebijakan tersebut terdiri dari mengidentifikasi pasien dengan benar, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai, memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada
pasien yang benar, pengurangan resiko infeksi
akibatperawatan kesehatan, dan mengurangi risiko pada pasien akibat jatuh.Pada tahun 2000, Institut of Mediciene (IOM) mempublikasikan laporan yang sangat mengejutkan dunia kesehatan : “To Err is Human, Building to Safer Health System”. Laporan tersebut menjelaskan penelitian di rumah sakit Utah dan Colorado ditemukan insiden keselamatan pasien sebesar 2,9% dan 6,6% diantaranya meninggal, sedangkan di New York ditemukan 3,7% insiden keselamatan pasien dan 13,6% diantaranya meninggal.
TUJUAN
Tujuan dilakukannya sasaran keselamatan pasien ini adalah:
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya progam pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode observasi dan metode penelitian.
1. Monitoring indikator sasaran keselamatan pasien
2. Analisis Hasil monitoring selama 3 bulan didapat hasil bahwa identifikasi pasien masih belum sesuai target, karena selama ini hanya pemakaian gelang identitas yang sudah berjalan,
3. Analisis komunikasi efektif masih 0% karena selama ini
tbak,sbar, dan speak up belum berjalan secara optimal dan belum terdokumentasi.
HASIL
Dari penjelasan di atas, didapat hasil sebagai berikut, monitoring indikator sasaran keselamatan, monitoring indikator sasaran keselamatan pasien, analisis hasil monitoring selama 3 bulan.
PEMBAHASAN
6 prinsip mengenai sasaran keselamatan pasien rumah sakit Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sasaran keselamatan pasien ada enam poin. Masing-masing digunakan dan harus diaplikasikan demi keselamatan pasien yang ditanggung oleh rumah sakit. Lalu apa saja 6 prinsip tersebut? Berikut ulasannya.
Ketepatan identifikasi pasien Dalam prinsip ini, pasien yang datang ke rumah sakit wajib di identifikasi terlebih dahulu. Identifikasi yang dilakukan berupa pencatatan identitas yang dimilikinya sebelum dilakukan tindakan atau pemeriksaan apa pun. Hal ini merupakan hal yang sangat penting
terkait dengan proses pemeriksaan dan pengobatan yang dilakukan selanjutnya.
Keefektifan komunikasi
Setelah dilakukan identifikasi, setiap step yang dilakukan dalam proses pemeriksaan dan juga prosedur pengobatan harus dilakukan dengan tepat. Agar proses penanganan dan prosedur dapat dilakukan dengan tepat untuk tiap pasien maka akan sangat penting dilakukan komunikasi secara efektif. Komunikasi yang baik dilakukan dengan cara lisan berupa perintah atau pembacaan hasil pemeriksaan. Baik secara langsung maupun melalui telefon. Komunikasi harus dilakukan secara lisan.
Keamanan obat
Pada tahap pengobatan, hal yang perlu diperhatikan dalam sasaran keselamatan pasien adalah keamanan obat itu sendiri.
Obat yang digunakan oleh pasien harus diberikan label yang sesuai dan ditempatkan pada lokasi yang tepat sesuai dengan penggunaannya.
Mengenai ketepatan lokasi, prosedur dan tindakan
Selain pengobatan, masalah tindakan juga perlu di perhatikan dengan jelas.
Mengenai hal ini diperlukan kepastian mengenai lokasi, jenis prosedur dan juga tindakan yang harus dilakukan.
Perlu digunakan isyarat yang tepat dan jelas sehingga tidak terjadi kegagalan tindakan maupun waktu penanganan.
Mengenai infeksi
Sasaran keselamatan pasien selanjutnya berhubungan dengan kebersihan sehingga mengurangi risiko infeksi bagi pasien maupun lingkungan rumah sakit.
Risiko pasien jatuh
Dalam pengobatan ada kondisi pasien tertentu yang membuatnya mudah jatuh.
Hal ini perlu diidentifikasi terlebih dahulu sehingga lebih banyak orang yang mengawasi.
Pentingnya gelang pasien dalam sasaran keselamatan pasien rumah sakit
Dilihat dari sasaran keselamatan pasien yang disebutkan diatas, kita bisa mengetahui bahwa ketepatan identitas berhubungan dengan pengobatan, tindakan, waktu, lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam rumah sakit.
Oleh karena itu, diperlukan gelang pasien yang dapat digunakan untuk mencatat identitas pasien secara tepat.
Untuk mencatat informasi secara lengkap dari pasien, saat ini lebih banyak digunakan gelang pasien dari print thermal.
Mengapa menggunakan gelang pasien dari print thermal? Hal ini disebabkan karena print thermal dapat memberikan informasi secara lengkap dalam sebuah gelang. Mulai dari nama, umur, jenis kelamin, kondisi khusus seperti kondisi mudah jatuh seperti yang disebutkan sebelumnya hingga foto dari pasien yang seharusnya menggunakan gelang tersebut. Dengan adanya kelengkapan informasi dari gelang pasien thermal maka kesalahan prosedur pengobatan dapat diminimalkan.
Lengkapnya isi dari gelang pasien dari printer thermal membuat gelang pasien tersebut menjadi lebih efektif dalam pelaksanaan sasaran keselamatan pasien rumah sakit karena memungkinkan kesalahan yang lebih minim karena kelengkapan dan ketepatan informasi yang dihasilkannya.
PENUTUP
Adapun manfaat dari pelaksanaan sasaran keselamatan pasien disini adalah bagi Peneliti : dengan penelitian ini didapatkan gambaran bagi peneliti tentang budaya organisasi dan penerapan keselamatan pasien oleh perawat serta bagaimana dapat menjalankan keselamatan pasien dengan baik. Bagi RSUD : hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pimpinan RSUD.
REFERENSI
Anugraini , Mustikasari , & Sahar.
(2010). Kepatuhan Perawat Menerapkan Pedoman Patient Safety. Banda Aceh .
Cahyono, J. (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktek Kedokteran. . Jakarta.
Firawati , Pabuty , A., & Putra , A. S.
(2012, Maret-September ).
Pelaksanaan Program
Keselamatan Pasien Di RSUD Solok. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6 (2 ).
Indonesia, M. K. R. (2017) Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien Dengan.
Indonesia.
Iskandar , E. (2017, Juni ). Tata Kelola dan Kepatuhan Penerapan Standar Patient Safety Penyakit Stroke di Rumah Sakit Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Tahun 2015. Jurnal Administrasi Rumah Sakit , 3 (3 ).
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS).(2008).
Pedoman pelaporan insiden keselamatan Pasien (IKP).
Jakarta: PERSI, KKP-RS.
M. M., A. H., & A. A. (2013, Januari).
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon. Jurnal Keselamatan Pasien, 2(1), 18-26.
Najihah. (2018, Juli ). Budaya Keselamatan Pasien dan Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit: Literature Review.
Journal of Islamic Nursing, 3(1), 1-8 .
Permenkes.(2011).Peraturan Menteri kesehatan republik indonesia nomor1691/menkes/per/viii/2011 tanggal 8 Agustus tentang keselamatan pasien rumah sakit.
Jakarta: kementrian kesehatan.
Rivai , F., Sidin , A., & Kartika, I.
(2016, Desember ). Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Implementasi Keselamatan Pasien Di RSUD Ajjappannge Soppeng tahun 2015. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 05(4 ), 152-157.
Setiawati , S., & Dermawan , A. C.
(2007 ). Panduan Praktis Pengkajian Fisik Keperawatan . (Pramudya, Ed.) Jakarta .
Simamora , R. (2019 , 08 November ).
Pengaruh Penyuluhan
Identifikasi Pasien dengan
Menggunakan Media
Audiovisual terhadap
Pengetahuan Pasien Rawat Inap.
(3, Penyunt.) Jurnal Keperawatan Silampari , 03(01), 342-351 .
Simamora , R. (2019). Buku Ajar:
Pelaksanaan Identifikasi Pasien (1 ed.). Ponorogo, Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia . Simamora, R. (2019 ). Documentation
of Patient Identification Into the Electronic System to Improve the Quality of Nursing Services.
International Journal of Scientific & Technology Research , 08 (09 ), 1884-1886 . Tristantia , A. D. (2018, July-December
). Evaluasi Sistem Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien DI Rumah Sakit . Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia , 6(2 ), 83-94 .
Wijaya , A. S., A. D., & Dwita , D. M.
(n.d.). Analisis Budaya Keselamatan Pasien di RSU PKU Muhammadiah, Bantul.
Yusuf , M. (2017). Penerapan Patient Safety Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Zainoel Abidin. Jurnal Ilmu Keperawatan, 5(1 ), 84-89 .