• Tidak ada hasil yang ditemukan

6 Sasaran Keselamatan Pasien

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "6 Sasaran Keselamatan Pasien"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Sasaran I : Identifikasi pasien dengan tepat.

Sasaran II : Tingkatkan komunikasi yang efektif.

Sasaran III : Tingkatkan keamanan obat yang

per-lu diwaspadai

(high-alert).

Sasaran lV : Pastikan tepat-lokasi,

tepat-prose-dur, tepat-pasien operasi.

Sasaran V : Kurangi risiko infeksi terkait

pela-yanan kesehatan.

Sasaran VI : Kurangi risiko pasien jatuh.

(5)

Data JCI : 13 % surgical error, 67% kesalahan transfusi darah.

UK National Patient Safety Agency (2003-2005 236

incidents & near misses related to missing wrist-bands or wristwrist-bands with incorrect information. USA National Center for Patient Safety (2000 - 2003

Patient misidentification 100 individual root cause

analyses.

Reference: Patient Identification, Patient Safety Solutions. Volume 1. Solution 2/May 2007

I. IDENTIFIKASI PASIEN

DENGAN BENAR

(6)

Salah identifikasi

Pasien tak sadar / disorientasi,

Pasien yang dipindah tempat.

Penting dalam :

Pemberian obat.

Pengambilan spesimen.

Persiapan tindakan.

Pembedahan.

(7)

PERLU KEBIJAKAN / SPO

Minimal 2 unsur pengenal :

Nama ~ keluarga

Tanggal lahir / umur

Nomer rekam medis

Gelang nama :

BIRU : laki laki

MERAH MUDA : PEREMPUAN

GELANG PENANDA : MERAH : ALERGI

KUNING : RESIKO JATUH UNGU : DO NOT RESUCITATE

(8)
(9)
(10)

PERHATIKAN

Pasien bermasalah komunikasi :

1.

Karena obat / alat bantu.

2.

Karena : umur, hambatan bahasa.

Dan pasien IGD yang tdk dapat berkomunikasi,

Rawat jalan (pemberian obat / instruksi

pemerik-saan penunjang, serta pengambilan darah , dll).

(11)

Elemen Penilaian

1.

Pasien diidentifikasi dengan dua identitas, tidak

boleh nomor kamar atau lokasi pasien.

2.

Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat,

darah, atau produk darah.

3.

Pasien diidentifikasi sebelum mengambil

spesi-men pemeriksaan laboratorium.

4.

Pasien diidentifikasi sebelum tindakan / prosedur

5.

Kebijakan dan prosedur diarahkan ke

pelaksa-naan identifikasi yang konsisten pada semua

situasi dan lokasi.

(12)

II. KOMUNIKASI EFEKTIF

1. Menerima instruksi akhir pembicaraan read

back (lisan / telepon atau melapor hasil test)

perlu verifikasi oleh penerima informasi hear back /

baca ulang apa yg di dengar SPO.

2. KEADAAN EMERGENCY : penerima order mengulang nama obat dan dosis, mengeja; 16 satu – enam.

3. PENERIMA PESAN : catat tanggal, jam dan tanda ta-ngan; pengirim pesan tanda tangan.

4. TIDAK boleh menerima voice mail order.

5. MENERIMA Instruksi tak langsung perawat /

(13)

Untuk menverifikasi dan

mengklarifikasi, ,maka komunikan sebaiknya mengeja huruf demi huruf menggunakan alfabeth standart

internasional yaitu

:

A: Alfa N: November B: Bravo O: Oscar C: Charlie P: Papa D: Delta Q: Quebec E: Echo R: Romeo F: Foxtrot S: Sierra G: Golf T: Tango H: Hotel U: Uniform I: India V: Victor J: Juliet W: Whiskey K: Kilo X: X ray L: Lima Y: Yankee M: Mike Z: Zulu

(14)

Bakukan : singkatan, akronim, simbol yang

berlaku di RS, dengan menghindari singkatan

yang tidak dikenal.

Buat standar komunikasi untuk alih tugas /

Hand-off communication.

(15)

S : Situation

Kondisi terkini yg terjadi pada pasien

B : Background

Informasi penting apa yg berhubungan dg kondisi pasien terkini

A : Assessment

hasil pengkajian kondisi pasien terkini

R : Recommendation

apa yg perlu dilakukan untuk mengatasi masalah

Tehnik serah terima yang dapat diguna-kan pada serah te-rima perawat antar shift, perawat ke dokter saat mela-porkan kondisi pa-sien, dokter ke dok-ter.

Teknik

SBAR

memperbaiki

komunikasi

Meningkatkan

(16)

Peningkatan Komunikasi

Efektif

(17)

Contoh : SBAR

 Situation : Dr.Anwar, saya Ani, dari Ruang Melati.

Bpk.Djoko distress pernafasan.

 Background: Bpk. Djoko, 60 tahun, dengan COPD

berat, yang keadaannya makin turun, saat ini buruk keadaannya.

 Assessment: Suara nafas makin turun pada paru

kanan. Apa kemungkinan Bpk. Djoko mengalami Pneumothoraks.

 Recommendation : Menurut saya, mungkin dia

(18)

FORMAT MELAPOR PASIEN

TANGGA

(19)

III. KEAMANAN

PEMBERIAN OBAT

1.

Benar obat

2.

Benar dosis,

3.

Benar cara,

4.

Benar waktu,

5.

Benar orang,

6.

Periksa alergi,

7.

Jelaskan tujuan pemberian obat,

8.

Jelaskan kemungkinan efek samping,

9.

Catat jelas dan benar di rekam medis,

(20)

Cek untuk reaksi obat.

Cek

skin integrity

sebelum injeksi.

Monitor pasien.

2 orang staf memeriksa pemberian

obat parenteral.

Update

catatan obat.

PISAHKAN :

LASA.

Nama obat rupa mirip (NORUM).

Kemasan / label obat mirip.

(21)

Memindahkan

konsentrat

elektrolit

(termasuk namun tidak

terbatas pada potasium klorida,

potasium fosfat,

sodium klorida > 0.9%)

dari ruang perawatan.

(22)

PENDIDIKAN

(23)

Daftar obat LASA

HISTAPAN TAB HEPTASAN TAB

CLOBAZAM TAB COBAZIM TAB DERMATIX DERMAFIX

EPEXOL SIRUP EPISAN SIRUP EPHEDRIN INJ EPINEPRIN INJ DOBUTAMINE INJ DOPAMINE INJ RL SANBE RING AS

OMEPRAZOLE CAPSULE

LANSOPRAZOL E CAPSULE LEVOFLOXACINE INF OFLOXACINE

INF

KENALOG CREAM KENACORT CREAM

(24)

DAFTAR OBAT HIGH ALERT (OBAT

SPESIFIK)

1.

CORDARONE INJ

2.

NOVORAPID FLEXPEN, LEVEMIR FLEXPEN

3.

LIDOKAIN INJEKSI

4.

MGSO 40% / 25 ml

5.

SODIUM CHLORIDA INJ O,9 %

6.

KCL 7,46/25 ml

7.

D 40% / 25 ml ( GLUKOSA 40 % / 25 ml )

8.

ACARBOSE TABLET

(25)
(26)

IV. KETEPATAN PASIEN,

LOKASI, DAN PROSEDUR

PEMBEDAHAN

PENYEBAB KESALAHAN :

1. Komunikasi tak efektif di tim operasi.

2. Pasien tak dilibatkan pada penandaan.

3. Verifikasi pra bedah kurang baik.

4. Asesmen pasien kurang adekwat.

5. Review rekam medis kurang baik.

6. Budaya komunikasi “tidak terbuka”.

(27)

VERIFIKASI

SEBELUM OPERSASI

TUJUAN :

1. Pemastian kelengkapan dokumen medis dan hasil penunjang sebelum tindak bedah.

2. Pemastian hasil tersebut sudah dikaji ulang pra tindakan.

3. Kelengkapan dan konsistensi data medis dan kea-daan pasien.

4. Jika ada yang hilang / kurang lengkapi saat pra

bedah.

5. INFORMED CONSENT tersedia dengan baik dan lengkap.

(28)
(29)

PENANDAAN (

MARKING

SITE

) LOKASI OPERASI

SELALU DENGAN MELIBATKAN PASIEN !!!

1.

Pemastian tempat dan cara sayatan.

2.

Penting sisi kiri – kanan; sisi atas – bawah.

1.

Struktur anatomi berbeda (jari kaki – tangan).

2.

Ketinggian berbeda (tulang punggung, kepala).

(30)

TIME-OUT” PRACTICE

BENAR PASIEN, BENAR LOKASI OPERASI;

BENAR TINDAKAN, DAN

KEBERADAAN

IMPLANTS / EQUIPMENT

(31)
(32)

TERTINGGALNYA BENDA ASING

Sebagian besar dapat dikeluarkan dan

mencapai sembuh total.

Mortalitas sekitar 11-35 %

Perforasi

usus, kerusakan organ dalam, sepsis,

nyeri akut.

(33)

V. PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI

Kurangi risiko infeksi karena pelayanan kesehatan.

Kepatuhan ke standar ! Hand hygiene guidelines : WHO, JCI, KARS

WHO : CLEAN CARE IS SAFER CARE

“GETTING YOUR HANDS ON A CULTURE OF SAFETY”

(34)

PENGURANGAN RISIKO INFEKSI

TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

Std.SKP.V.

RS mengembangkan suatu pendekatan untuk mengu-rangi risiko infeksi yang ter-kait pelayanan kesehatan. Angka kepatuhan > 90 %. Terpenting untuk

(35)
(36)

HAND RUB

IS

PREFERRED

It only

takes 20 –

30 sec to

do it!

(37)

Alasan

Ketidakpatuhan

(PERLU

PENGUKURAN)

Tidak peduli pada protokol ?!

Peduli tetapi tidak melakukan karena :

Sibuk pasien banyak.

Jauh dan fasilitas sedikit.

Tangan tidak kotor.

Tangan jadi kering dan kasar kena

(38)

INFECTION CONTROL AUDIT TOOLS HAND HYGIENE

Standar : Cuci Tangan harus didekontaminasi secara benar dan tepat dengan meng-gunakan bahan pembersih untuk mengurangi risiko terjadi infeksi silang.

No Diskripsi Ya Tidak TTD Catatan

1 RS mempunyai prosedur dan Kebijakan tentang Hand hygiene

2 Ada strukur organisasi untuk memastikan distribusi, kepatuhan dan pemantauan ke-biajakan dan Procedur Hand Hygiene

3 Hand Hygiene merupakan bagian yang diperkenalkan saat masa orientasi staff 4 Staff mendapatkan pelatihan prosedur HH 5 Kuku jari tangan staff pendek, bersih dan

(39)

lanjutan

7 Hand hygiene juga diajarkan kepada pengunjung RS / pasien

8 Ada poster himbauan untuk prosedur Hygiene Hand

9 Ada tempat cuci tangan (wastafel) di area klinik ( ruang prosedur )

10 Sarana cuci tangan tampak bersih dan baik kon-disinya (air, sabun, pengering tangan / tissue ) 11 Wastafel bersih dan rapi tidak digunakan untuk

aktifitas lain

12 Fasilitas HH mudah dijangkau

13 Kran cuci tangan dengan sistem tidak dipegang oleh tangan

(40)

15 Tidak melakukan Toping Up terhadap sabun cair atau alkohol gel

16 Botol dibersihkan sebelum diisi kembali 17 Alkohol gel tersedia pada pintu masuk area klinik / perawatan pasien 18 Tersedia kemasan alkohol gel yang mudah

dibawa di mana diperlukan.

19 Tersedia kertas pengering tangan di mana

wastafel ada

20 Tidak memakai lap tangan dari kain di area klinik 21 Tersedia fasilitas HH dengan sistem pedal di

area khusus

(41)

Jumlah angka total : 22 Jumlah angka aktual :

%

Tanggal audit yad :

Reff. IC Audit Tool / UK

Hal yang sama dilakukan untuk menilai lingkungan secara teratur dan berkala

(42)

VI. PENCEGAHAN

PASIEN JATUH

Melakukan pengkajian ulang secara

berkala mengenai resiko pasien jatuh,

termasuk resiko potensial yang

ber-hubungan dengan jadwal pemberian

obat serta mengambil tindakan untuk

mengurangi semua resiko yang telah

diidentifikasikan tersebut.

(43)

Penyebab resiko jatuh

Faktor fisiologis/pingsan

(44)

Faktor resiko terjadinya

jatuh

faktor resiko dapat dikategorikan :

1.intrinsik : berhubungan dengan kondisi

pasien termasuk kondisi psikologis yang

dapat diperkirakan.ex: riwayat jatuh

sebelumnya,osteoporosis

yang tidak dapat diperkirakan ex; kejang,

pingsan

2. faktor extrinsik: berhubungan dengan

lingkungan

(45)

TANDA

(46)

Referensi

Dokumen terkait

Tidak adanya Kejadian Nyaris Cidera (KNC) dalam Pemberian Obat oleh perawat Angka kejadian pasien, penunggu pasien dan karyawan jatuh di pelayanan rumah

1) Pasien dan keluarga harus diinformasikan mengenai factor resiko jatuh dan setuju untuk mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah ditetapkan. Pasien dan keluarga harus

6 Tersedia mekanisme untuk menangani dan melakukan analisa risiko secara reaktif misal : RCA/Investigasi sederhana terhadap semua insiden keselamatan pasien termasuk

Beberapa efek samping menjadi resiko potensial bagi pasien yang diterapi jangka panjang sehingga perlu dilakukan monitoring terhadap potensi interaksi dari obat

Fasilitas pelayanan kesehatan secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan melalui telepon termasuk: menuliskan atau memasukkan ke

Pengetahuan tenaga kesehatan dalam Sasaran Keselamatan Pasien terdiri dari identifikasi pasien yang akurat, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil 30.9% perawat yang memiliki pengetahuan tinggi tidak menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien hal ini disebabkan oleh sebagian responden

Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan mengembangkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan