• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP PRINSIPHUKUMLINGKUNGAN

N/A
N/A
Zulfa Husna Athyah

Academic year: 2024

Membagikan "PRINSIP PRINSIPHUKUMLINGKUNGAN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/256007349

Prinsip-prinsip Hukum Lingkungan

Raw Data · August 2010

CITATIONS

0

READS

16,489

All content following this page was uploaded by Cecep Aminudin on 01 March 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

(2)

Prinsip-Prinsip Hukum Lingkungan

Oleh. Cecep Aminudin

Prinsip atau asas hukum adalah konsepsi yang bersifat umum dan abstrak, yang menjadi landasan berpikir dan dasar bagi penyusunan norma. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, prinsip adalah asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) atau dasar.

Sementara itu, norma hukum adalah peraturan nyata yang merupakan penjabaran konsepsi dan dapat memiliki sanksi. Asas hukum merupakan “jantungnya” peraturan hukum yang merupakan alasan bagi lahirnya peraturan hukum (ratio legis) dari suatu peraturan hukum.1 Pengakuan terhadap suatu prinsip hukum lingkungan dapat ditemukan dalam sumber-sumber hukum lingkungan, yaitu peraturan perundang-undangan, perjanjian internasional, putusan pengadilan, kebiasaan dan doktrin.

Prinsip-prinsip hukum lingkungan dapat dibedakan ke dalam prinsip-prinsip hukum yang bersifat substantif (substantive principle) dan prinsip-prinsip hukum yang bersifat prosedural (procedural principle). Prinsip-prinsip hukum substantif adalah prinsip hukum yang menentukan, menjabarkan dan mengatur tentang hak (rights), kewajiban (obligations) dan tanggung jawab (liabilities). Sedangkan prinsip hukum prosedural berkaitan dengan tata cara untuk menegakan hak-hak atau memulihkan hak-hak yang dilanggar. The Oxford Pocket Dictionary of Current English yang diterbitkan Oxford University Press, 2008, menyebutkan “Substantive (of law) defining rights and duties as opposed to giving the rules by which such things are established”. Selain itu, International Environmental Conference on Codifying Rio Principles in National Legislation yang diselenggarakan di The Peace Palace di The Hague, 22-24 May 19962, menyebutkan:

“The principles which require clarification should be expressed in specific terms, divided into procedural and substantive principles. It has to be recognized that in some cases procedural principles are prerequisites to the achievement of substantive principles. In this respect, the procedural principles of public participation, including access to information, effective access to judicial and administrative proceedings (Principle 10) and of environmental impact assessment in accordance with the substantive principle (Principle 17), and of notification and consultation (Principle 19) are of importance. The substantive principles which are to be incorporated both into national law systems and policies, include but are not limited to the following principles:

intergenerational equity (Principles 3), eradication of poverty (Principle 5), sustainable patterns of production and consumption (Principle 8), precautionary principle (Principle 15) and internalisation of environmental costs (Principle 16).”

Asas-asas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia disebutkan dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH 2009)3. Ada 14 asas yang disebutkan dalam Pasal 2 tersebut yang pengertiannya diuraikan dalam bagian penjelasan dari Pasal 2 itu. Ke 14 asas tersebut adalah: a. tanggung jawab negara; b.

kelestarian dan keberlanjutan; c. keserasian dan keseimbangan; d. keterpaduan; e. manfaat; f. kehati- hatian; g. keadilan; h. ekoregion; i. keanekaragaman hayati; j. pencemar membayar; k. partisipatif; l.

kearifan lokal; m. tata kelola pemerintahan yang baik; dan n. otonomi daerah. Asas-asas dalam UUPPLH 2009 banyak yang memiliki keterkaitan pengertian dengan asas dalam Deklarasi Rio.

Dijelaskan “asas tanggung jawab negara” dalam UUPPLH 2009 mengandung tiga unsur pengertian yaitu:

a. negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan. b.

negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Prinsip 1 Deklarasi Rio menyatakan, “Human beings are at the centre of concerns for sustainable development. They are entitled to a healthy and productive life in harmony with nature.”c. negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

(3)

Bandingkan pengertian ini dengan Prinsip 2 Deklarasi Rio “sovereign right” dan “responsibility to ensure that activities within their jurisdiction or control do not cause damage to the environment of other States or of areas beyond the limits of national jurisdiction.”

Menurut UUPPLH 2009, “asas kelestarian dan keberlanjutan” adalah bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

Bandingkan pengertian ini dengan Prinsip 3 Deklarasi Rio yang menyatakan: “The right to development must be fulfilled so as to equitably meet developmental and environmental needs of present and future generations.”

Asas kehati-hatian menurut UUPPLH 2009 adalah bahwa “ketidakpastian mengenai dampak suatu usaha dan/atau kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi atau menghindari ancaman terhadap pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.” Bandingkan pengertian ini dengan Prinsip 15 Deklarasi Rio tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan 1992 yang menyatakan “In order to protect the environment, the precautionary approach shall be widely applied by states according to their capabilities. Where there are threats of serious or irreversible damage, lack of full scientific certainty shall not be used as a reason for postponing cost-effective measures to prevent environmental degradation.”

Asas pencemar membayar menurut UUPPLH 2009 adalah bahwa “setiap penanggung jawab yang usaha dan/atau kegiatannya menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup wajib menanggung biaya pemulihan lingkungan.” Bandingkan pengertian ini dengan Prinsip 16 Deklarasi Rio, “National authorities should endeavour to promote the internalization of environmental costs and the use of economic instruments, taking into account the approach that the polluter should, in principle, bear the cost of pollution, with due regard to the public interest and without distorting international trade and investment.”

Asas partisipatif menurut UUPPLH 2009 adalah bahwa “setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.” Asas partisipatif ini berkaitan juga dengan asas “asas tata kelola pemerintahan yang baik” yaitu bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai oleh prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan.

Bandingkan pengertian ini dengan Prinsip 10 Deklarasi Rio, “Environmental issues are best handled with the participation of all concerned citizens, at the relevant level. At the national level, each individual shall have appropriate access to information concerning the environment that is held by public authorities, including information on hazardous materials and activities in their communities, and the opportunity to participate in decision-making processes. States shall facilitate and encourage public awareness and participation by making information widely available. Effective access to judicial and administrative proceedings, including redress and remedy, shall be provided.”

Dalam hukum lingkungan juga dikenal asas hukum yang terkait dengan pembidangan hukum lingkungan, yaitu hukum administrasi lingkungan, hukum perdata lingkungan dan hukum pidana lingkungan. Dalam bidang hukum administrasi lingkungan misalnya juga perlu memperhatikan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB/the general principles of good administration) yang meliputi asas: a.

kepastian hukum; b. kemanfaatan; c. ketidakberpihakan; d. kecermatan; e. tidak menyalahgunakan kewenangan; f. keterbukaan; g. kepentingan umum; dan h. pelayanan yang baik.4 Dalam hukum perdata lingkungan misalnya ada asas tanggung jawab langsung (strict liability). Menurut asas tanggung jawab langsung korban tidak perlu membuktikan kesalahan pencemar dan pencemar seketika bertanggung jawab secara langsung atas kerugian yang terjadi. Asas tanggung jawab langsung ini sudah diatur dalam Pasal 88 UUPPLH 2009. Dalam bidang hukum pidana lingkungan misalnya dikenal asas ultimum

(4)

remedium yang mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana sebagai upaya terakhir setelah penerapan penegakan hukum administrasi dianggap tidak berhasil. Penerapan asas ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak pidana formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air limbah, emisi, dan gangguan.

Endnote:

1 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2014). Hal. 45.

2 “International Environmental Conference on Codifying Rio Principles in National Legislation” (The Peace Palace di The Hague, 1996), http://www.asser.nl/upload/eel-webroot/www/documents/den_haag.pdf.

3 Republik Indonesia, “Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup” (2009).

4 Republik Indonesia, “Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 292 Tahun 2014)” (2014). Pasal 10.

View publication stats

Referensi

Dokumen terkait