• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENDISIPLINKAN SISWA PADA PEMBELAJARAN TATAP MUKA PASCA PANDEMI COVID-19 DI MI PLUS JÂ-ALHAQ KOTA BENGKULU SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PROBLEMATIKA GURU DALAM MENDISIPLINKAN SISWA PADA PEMBELAJARAN TATAP MUKA PASCA PANDEMI COVID-19 DI MI PLUS JÂ-ALHAQ KOTA BENGKULU SKRIPSI"

Copied!
222
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Keberagaman tingkah laku siswa tersebut didasarkan pada pernyataan Bapak. Saipul Anwar selaku guru Kelas 2A MI Plus Jâ-alHaq Kota Bengkulu sebagai berikut. Keberagaman perilaku siswa yang ditemui berdasarkan pernyataan Bapak Muhammad Ikhsanuddin selaku guru kelas 2B MI Plus Jâ-alHaq Kota Bengkulu sebagai berikut. Keberagaman perilaku siswa yang ditemui berdasarkan pernyataan Ibu Rina Rizanna selaku guru kelas 2C MI Plus Jâ-alHaq Kota Bengkulu sebagai berikut.

Perilaku tidak disiplin siswa yang teramati didasarkan pada pernyataan Bapak. Saipul Anwar selaku guru Kelas 2A MI Plus Jâ-alHaq di Bengkulu sebagai berikut. Perilaku tidak disiplin siswa yang teramati didasarkan pada pernyataan Bapak. Muhammad Ikhsanuddin selaku guru kelas 2B MI Plus Jâ-alHaq Kota Bengkulu sebagai berikut.

Tujuan Masalah

Manfaat Penelitian

Dapat memberikan informasi mengenai permasalahan guru dalam memperkenalkan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran tatap muka pasca pandemi Covid-19 di MI Plus Jâ-alHaq Kota Bengkulu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan bagi sekolah dalam upaya mengatasi permasalahan guru dalam mendisiplinkan siswa.

Kajian Teori

  • Problematika Guru
  • Disiplin Siswa
  • Pembelajaran Tatap Muka
  • Pasca Pandemi Covid-19

Menurut Bonk dan Graham, pembelajaran tatap muka adalah model pembelajaran konvensional, yang bertujuan untuk mentransfer pengetahuan kepada siswa dengan mempertemukan guru dan siswa dalam suatu ruang pembelajaran dengan ciri terencana dan berbasis tempat serta interaksi sosial. Selain itu, pengertian pembelajaran tatap muka adalah serangkaian tindakan yang dirancang untuk mendukung proses pembelajaran tatap muka siswa dengan memperhatikan peristiwa. Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara siswa dan guru.36.

Pembelajaran tatap muka ini dirancang agar dapat memantau peristiwa dan perubahan yang terjadi pada siswa dengan pembelajaran tatap muka. Yang perlu dipersiapkan pemerintah dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka adalah meningkatkan pengalaman belajar guru dan siswa yang diperoleh selama pandemi, dimana pembelajaran beralih ke pembelajaran berbasis teknologi.

Kajian Pustaka

Kesamaan yang dimiliki oleh para peneliti terdahulu dengan penelitian yang akan mereka lakukan adalah sama-sama membahas mengenai pendisiplinan siswa dan sama-sama menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Bedanya, fokus tugas ini adalah pada upaya dan hambatan guru dalam mendisiplinkan siswa, sedangkan peneliti fokus pada permasalahan guru dalam mendisiplinkan siswa. Misbahul Arfin Albustani Ponorogo Tahun Pelajaran 2017 dengan judul disertasi “Permasalahan Guru Dalam Meningkatkan Disiplin Siswa Di SDN 1 Jarak Jauh Siman Ponorogo Tahun Pelajaran”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan dan faktor kedisiplinan serta upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SDN 1 Jarak Siman Ponorogo pada tahun ajaran. Persamaan tesis ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas tentang kedisiplinan mahasiswa. Selain itu peneliti hanya membahas permasalahan guru dalam mendisiplinkan siswa, sedangkan penelitian sebelumnya membahas permasalahan guru dan upaya dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu penyelidikan terhadap upaya guru dalam mendisiplinkan siswa di MAP N 4 Medan. Persamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas tentang pendisiplinan siswa. Persamaan skripsi ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas tentang pembelajaran era pascapandemi/new normal, metodologi penelitiannya menggunakan penelitian kualitatif, kemudian penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan sama-sama di Madrasah Ibtidaiyah dilakukan.

Bedanya, fokus skripsi berkaitan dengan permasalahan dan upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, sedangkan peneliti fokus pada permasalahan internal guru.

Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh peneliti dilakukan dengan observasi langsung di MI Plus Jâ-alHaq dan wawancara kepada guru kelas 2 MI Plus Jâ-alHaq Kota Bengkulu. Menurut Bungin, data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain atau sumber sekunder dari data yang diperlukan. Menurut Amirin, data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak memuat informasi asli atau data penelitian.50.

Fokus Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diwawancarai. Teknik wawancara juga dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung sambil bertatap muka dengan responden atau informan yang menjadi objek penelitian.52. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara terstruktur, yaitu peneliti terlebih dahulu membuat pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh narasumber mengenai permasalahan guru dalam mendisiplinkan siswa.

Dalam konteks penelitian, observasi diartikan sebagai cara mencatat tingkah laku secara sistematis dengan cara mengamati atau mengamati secara langsung tingkah laku individu atau kelompok yang diteliti. Observasi langsung artinya peneliti mengamati langsung objek penelitiannya pada tempat dan waktu terjadinya peristiwa, sedangkan observasi tidak langsung dilakukan melalui perantaraan alat bantu tertentu, seperti rekaman video, film, rangkaian slide, dan rangkaian gambar. foto. 53. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi langsung dimana peneliti melakukan langsung objek penelitiannya di MI Plus Jâ-alHaq Kota Bengkulu.

Teknik dokumenter atau disebut juga teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data penelitian melalui sejumlah dokumen (informasi terdokumentasi) baik berupa dokumen tertulis maupun dokumen rekaman. Dokumen tertulis dapat berupa arsip, buku harian, otobiografi, monumen, kumpulan surat pribadi, kliping, dan lain-lain. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang akan digunakan untuk melengkapi penelitian ini.

Uji Keabsahan Data

Teknik Analisis Data

Salah satu variasi yang saya temui adalah ada beberapa siswa yang tidak membersihkan sisa makanan saat istirahat. Pada saat saya mengajar kelas ini, ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru mengenai materi karena sibuk mengobrol dengan teman sekelasnya. Untuk itu saya menegur siswa yang sedang berbicara dan meminta mereka menjelaskan kembali materi yang telah saya sampaikan.” 75.

Dalam proses pembelajaran, ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan guru karena banyak bicara. Pada saat proses pembelajaran, ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan guru, ada pula yang tergeletak di meja sambil berbicara dan membuat keributan. Pada saat proses pembelajaran, terdapat beberapa siswa yang sibuk dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pembelajaran sehingga membuat mereka tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.

Ada siswa yang terlambat, ada yang tidak mengerjakan PR, ada pula yang tidak memakai masker. Ditemukannya perilaku kurang disiplin siswa berdasarkan pernyataan Ibu Rina Rizana selaku guru kelas 2C MI Plus Jâ-alHaq Kota Bengkulu sebagai berikut. Apa yang akan dilakukan guru jika ada siswa yang tidak memperhatikan guru saat proses pembelajaran berlangsung?

Oleh karena itu, saya menegur siswa yang sedang ngobrol tersebut dan memintanya menjelaskan kembali materi yang telah saya sampaikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan Hasil Penelitian

Guru memberikan pengarahan, nasehat dan kebiasaan yang baik agar siswa tidak mengucapkan kata-kata yang kasar dan kasar, mengucapkan salam ketika masuk kelas, membuang sampah pada tempatnya, berpakaian rapi dan berdoa dengan khusyuk serta memberikan hukuman yang mendidik dengan mengucapkan Istighfar. dan menghafalkan surat-surat pendek saat mengucapkan kata-kata kasar. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Epin Supini, bahwa guru di sekolah adalah teladan dan orang tua kedua bagi siswa. Teori pendukung lainnya disampaikan oleh Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, bahwa tugas seorang guru adalah membimbing dan mengarahkan siswanya agar selalu beriman, berfikir, mempunyai emosi, bertindak dan berperilaku positif dengan paradigma wahyu ilahi, kata dan keteladanan profetik.105 Seperti yang tertulis pada landasan teori pada halaman 16.

Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat guru memberikan materi pembelajaran, ada siswa yang ngobrol dengan temannya, ada yang berbaring di meja, menggambar dan bermain di depan kelas saat pembelajaran berlangsung dan kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Mutia Rahma Setyani dan Ismah, bahwa fokus belajar sangat diperlukan dalam setiap proses pembelajaran. Apabila siswa tidak dapat konsentrasi terhadap pelajaran yang sedang dilaksanakan, maka dampaknya akan merugikan siswa itu sendiri karena tidak akan memperoleh apa pun dari pelajaran tersebut.

Berdasarkan temuan peneliti di bidang ini tentang permasalahan kedisiplinan siswa pasca pandemi yaitu siswa terlambat ke sekolah, tidak hadir tanpa penjelasan, tidak menghafal ilmu, tidak menyelesaikan tugas yang diberikan, tidak tahu harus berbuat apa. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Epin Supini bahwa disiplin merupakan sikap penting yang harus dimiliki setiap manusia. Mengajar di kelas yang siswanya disiplin dengan baik pasti akan terasa lebih mudah dibandingkan jika siswanya tidak disiplin.

Mempunyai siswa yang kurang disiplin merupakan tantangan tersendiri bagi guru 107 Sebagaimana ditulis landasan teori halaman 12.

Keterbatasan Penelitian

Kurangnya konsentrasi siswa: Siswa tidak memperhatikan guru pada saat guru menyerahkan bahan ajar, siswa mengobrol, berbaring di meja, menggambar dan bermain di depan kelas pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Dalam suatu sekolah pasti terdapat banyak siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda, keberagaman perilaku apa saja yang ada di kalangan siswa dan bagaimana upaya direktur untuk mengatasi hal tersebut? Ada banyak siswa di kelas dengan latar belakang berbeda. Apa yang dimaksud dengan keberagaman perilaku pada siswa dan bagaimana upaya guru mengatasinya?

Di sekolah ini tentunya terdapat banyak perilaku siswa yang berbeda-beda, ada yang berperilaku baik dan ada pula yang berperilaku buruk. Ya, di sekolah ini memang ada jadwal khusus berkeliling kelas untuk membimbing siswanya. Dalam membimbing siswa, saya menjumpai siswa yang tidak disiplin, misalnya pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang masih bermain di depan kelas artinya tidak mengikuti pembelajaran. Selain itu, saat mengecek ke dalam kelas, terdapat siswa yang asyik mengobrol dengan temannya dan tidak fokus pada materi yang disampaikan guru. Saya selaku kepala madrasah langsung memberikan instruksi kepada siswa untuk tetap fokus belajar agar proses pembelajaran berjalan lancar.

Mengenai keberagaman latar belakang siswa yang berbeda-beda di kelas ini, terdapat beberapa siswa yang tidak menyapa saat masuk kelas dan membuang sampah sembarangan. Ya, mereka memperhatikan penjelasan guru, namun ada beberapa siswa yang berbicara dan membuat keributan dengan teman sekelasnya. Masalah yang saya hadapi dalam disiplin siswa adalah ketika diberikan tugas/pekerjaan rumah, ada siswa yang tidak mengerjakan tugas/pekerjaan rumah karena lupa.

Pada saat proses berlangsung, masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru karena sedang bermain-main dengan teman sekelasnya. Di kelas ini tentu saja banyak sekali perilaku siswa yang berbeda-beda: ada yang menunjukkan perilaku baik, ada pula yang buruk. Misalnya, saya terkadang mendengar beberapa siswa menggunakan kata-kata yang buruk, kasar, dan tidak sopan ketika berbicara dengan temannya. Ya, siswa memperhatikan, namun ada beberapa siswa yang pada saat pembelajaran dimulai guru sudah menjelaskan materi, namun siswa masih asyik bermain di depan kelas.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun kendala guru pendidikan agama Islam dalam melaksanaan strategi pembentukan akhlak peserta didik pada masa pandemi covid 19 di SMKN 1 Tegalsari Banyuwangi meliputi

Adapun permasalahan yang dirasakan oleh siswa yaitu pada pembelajaran kombinasi ini banyak siswa yang kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap pembelajaran

Pada kegiatan inti, aktivitas guru dikategorikan sangat baik dalam menyajikan informasi awal mengenai materi yang akan dipelajari, menyiapkan alat dan media untuk proses

Erni Fitriani, 2022: Resiliensi Siswa Kelas X Peminatan Biologi Terhadap Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Pada Masa Pasca Pandemi Covid-19 di SMAN

Oleh karena itu, dilakukan program pengabdian dalam bentuk rangkaian pelatihan pembuatan media pembelajaran matematika berupa video animasi yang meliputi, pembuatan alur

Skripsi yang berjudul: Problematika Guru Akidah Akhlak Dalam Menghadapi Pembelajaran Online Karena Dampak Pandemi Covid-19 Di Madrasah Aliyah Negeri 4 Hulu Sungai

Dalam implemnentasi pembelajaran tatap muka pasca pandemi di SMA N 2 Musi Rawas Utara dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1 tahap perencanaan & persiapan pembelajaran dilakukan dengan

Adapun kegiatan yang signifikan perlu dilakukan berupa penelitian “ Pengaruh Efektivitas Pembelajaran Tatap Muka Pasca Covid-19 Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata