PEDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Sementara itu, dalam kategori kelompok masih banyak siswa yang diam, tidak memperhatikan bimbingan guru, sebagian besar siswa tidak aktif bertanya atau menjawab. Para santri belum mengetahui betapa pentingnya mengamalkan pembelajaran agama Islam guna bekal kehidupan di dunia dan di akhirat.
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Upaya apa yang dilakukan guru pendidikan agama Islam untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di masa endemis Covid-19 pada mata pelajaran agama Islam.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan estimasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya. Memberikan masukan kepada guru berarti mendorong siswa untuk meningkatkan semangat siswa agar lebih giat dalam berlatih. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta masukan dan estimasi mengenai permasalahan yang dialami guru pembelajaran agama Islam dalam meningkatkan motivasi mengamalkan siswa pada masa Endemi Covid-19 pada mata pelajaran agama Islam dan apa upayanya. Guru pembelajaran berusaha menjadi lebih baik untuk mendorong siswa berlatih di masa endemi Covid-19 pada mata pelajaran agama Islam.
KAJIAN TEORI
Konsep problematika
Kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran PAI, dikarenakan siswa belum memahami betapa pentingnya mengamalkan ajaran agama Islam untuk bekal kehidupan di dunia dan akhirat. Secara umum permasalahan yang dialami guru dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu permasalahan yang timbul dari dalam diri guru yang bersangkutan dan permasalahan yang timbul dari dalam diri guru yang biasa disebut dengan permasalahan internal, sedangkan permasalahan yang timbul dari luar disebut permasalahan eksternal. Program wajib diawali dengan penyusunan dan kategorisasi materi atau tema siswa yang merupakan faktor dasar dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan guru pada siswa.
Guru harus memiliki beberapa aspek keahlian mengajar agar metode pelatihan berhasil, antara lain 10 kompetensi guru yang merupakan profil keterampilan dasar seorang guru. Kompetensi guru juga terdapat 10, antara lain: 1) memahami materi, 2) mengelola program pengajaran, 3) mengelola kelas, 4) menggunakan alat atau kerangka kerja, 5) mengelola interaksi belajar mengajar, 6) menghitung hasil siswa dalam pembelajaran kebutuhan, 7) memahami kegunaan layanan bimbingan dan konseling (BP), 8) mengetahui administrasi sekolah 9) menguasai prinsip-prinsip 10) menafsirkan hasil penelitian belajar guru untuk kebutuhan pengajaran. Evaluasi dilakukan tidak hanya untuk mengetahui tingkat perkembangan yang telah dicapai siswa, tetapi juga untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang diperoleh siswa.
Evaluasi adalah kegiatan memperoleh informasi tentang kinerja siswa dalam pembelajaran dan kinerja guru dalam bimbingan.
Konsep guru
Kerja ini tidak boleh dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai pengetahuan atau pengalaman dalam pengajaran. Sesungguhnya Allah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman apabila Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mensucikan jiwa mereka dan mengajar mereka al-kitab dan al-hikmah. Keperluan untuk kreativiti dan prosedur peningkatan terkini untuk guru yang hanya mengutamakan bahagian intelek atau kognitif, tanpa menguasai bahagian perkembangan, mungkin berbeza dengan setiap pelajar.
11 Berdasarkan pendapat di atas, kita boleh membuat kesimpulan bahawa guru tidak perlu terperangkap dalam ayunan cita-cita untuk bilangan pelajar yang lebih besar, kerana mereka ingin melemahkan diri mereka dalam pembekuan kuasa pengeluaran. Bagi pekerjaan lain, semua barid dari agen PGRI serta pentadbir rejim wilayah dari seluruh tanah air datang ke mesyuarat mengenai isyarat etika guru Indonesia, pertama pada Persidangan XIII di Jakarta pada tahun 1973, dan kemudian selesai pada Persidangan XVI PGRI. di Juga di Jakarta pada tahun 1989. Guru mengekalkan hubungan yang baik dengan orang sebaya dengan pelajar dan orang sekeliling untuk membina kedudukan dan rasa tanggungjawab seiring dengan pembelajaran.
Guru bersama-sama menjaga dan meningkatkan kualitas tubuh PGRI, sebagai alat perang dan pengabdian. Keahlian ini memisahkan pekerjaan guru dari pekerjaan lain dan menjamin efektivitas cara mereka belajar dan hasil siswanya. Standar pembelajaran nasional diatur dalam Pasal 28(3)(b) bahwa pendayagunaan manusia normal, normal, lanjut usia, cerdas, dan karismatik dimaksudkan untuk menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
Pasal 28(3)(d) Standar Nasional Pendidikan menjelaskan yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah sebagai bagian dari masyarakat yang berbicara dan berhasil dengan peserta didik, guru, tenaga kependidikan, orang tua peserta pendidikan dan masyarakat sekitar berhubungan. . Jika berbicara tentang instruktur, ada aturan main yang jelas dalam memenuhi hak dan tanggung jawab mereka. Mempunyai suatu badan kerja yang berwenang mengelola kondisi yang berkaitan dengan kewajiban profesionalisme guru.
Berbagi kemandirian dalam pendistribusian evaluasi dan membantu memastikan bahwa ujian, pengakuan dan/atau penghargaan bagi peserta didik telah sesuai dengan kaidah pembelajaran, pedoman etika guru, dan peraturan perundang-undangan. Pembelajaran adalah suatu usaha yang diketahui dan terencana untuk menciptakan lapangan dan kaidah metode pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kemampuannya agar menjadi kuat secara rohani, sadar diri, intelektual, bermoral tinggi, dan ahli dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Konsep Motivasi
Observasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung mengenai permasalahan yang dialami guru pendidikan agama Islam untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam kategori XI SMA 5 Seluma. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, penulis menciptakan aspek internal yang bermula dari dalam diri yang dapat mempengaruhi siswa, akibatnya guru menjadi terbatas dalam menjalankan metode penataran. Siswa yang patuh lemah karena guru tidak mampu belajar pada saat pelajaran di dalam kelas.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan penulis, aktivitas siswa kurang, karena siswa tergolong sedang. Aktivitas siswa perlu lebih ditingkatkan karena lebih banyak siswa yang bersikap dingin dan pendiam. Rasa ingin tahu siswa hilang karena sebagian besar siswa tidak peduli dengan apa yang dijelaskan atau diberitahukan oleh guru di depan kelas.
Guru biasanya menggunakan paket novel yang tidak semua siswa miliki, LKS dan sesekali menggunakan Al-Qur'an sebagai alat bonus. Penanggulangan aspek kepatuhan siswa di SMA Negeri 5 Seluma masih kurang, karena siswa belum siap untuk melakukan praktik ketika guru masuk ke dalam kelas. Aktivitas siswa SMA Negeri 5 Seluma lemah, siswa masih kurang memiliki keberanian dan rasa percaya diri.
Rasa ingin tahu siswa di SMA Negeri 5 Seluma kurang karena sebagian besar siswa kurang tertarik dengan apa yang disampaikan atau diberitahukan oleh guru. Upaya penyuluh pembelajaran agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran agama Islam adalah sebagai berikut: Memasukkan aspek upaya guru dalam memerangi ketidakdisiplinan siswa, yaitu dengan memperketat, menguatkan dan menonjolkan aturan-aturan dan ganjaran yang relevan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tugas guru adalah mengumumkan keikutsertaan siswa agar siswa berani berbicara di depan kelas dan memberikan apresiasi serta poin tambahan.
Guru hendaknya memberikan nasehat dan dorongan kepada siswa agar rasa ingin tahunya menjadi lebih patuh, aktif dan membesar. Pada diri guru khususnya guru agama Islam, sehingga siswa tidak perlu khawatir terhadap guru, dan siswa akan merasa dekat dan bahagia.
Konsep Covid-19
Hasil Penelitian Yang Relevan
Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Subjek dan Informan Penelitian
Kondisi sarana dan prasarana di SMA Negeri 5 Seluma belum memadai untuk menunjang baik sarana permanen maupun sarana penunjang lainnya dalam kelancaran proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 5 Seluma sudah baik dan peningkatan ilmu agama Islam juga baik. Ketaatan siswa masih perlu ditingkatkan, karena pada awal pelajaran banyak siswa yang sudah berada di dalam kelas, banyak siswa yang membuat keributan di kelas, berjalan di dalam kelas, tidak memperhatikan saat mengajar di kelas, sering meminta izin untuk beberapa waktu tanpa masuk. kelas.
Kegiatan kerohanian telah dicoba namun belum berhasil karena siswa kurang serius dan sebagian besar siswa kurang terlibat, sebagian besar lebih tertarik pada olahraga. Permasalahan yang dihadapi guru agama dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 5 Seluma. Dari hasil observasi penulis terhadap Ibu Nila Ismani berperan sebagai guru sekaligus orang tua pembelajaran agama Islam.
Saat guru masuk ke dalam kelas, banyak siswa yang berada di luar kelas, ada yang sedang bermain dengan temannya, ada yang sedang makan di kedai, dan ada pula yang berdialog di luar kelas tanpa memperhatikan guru yang sudah masuk ke dalam kelas. Saat guru masuk kategori, sedangkan banyak siswa yang belum masuk kategori, ada yang di toko, ada yang bermain, dan ada yang asyik ngobrol dengan temannya. Kedisiplinan siswa masih perlu ditingkatkan karena pada saat pembelajaran masih berlangsung masih banyak siswa yang keluar dari kategori walaupun sudah diberi salam namun hal ini sudah terjadi beberapa kali.
Aktivitas siswa hilang karena yang aktif begitu dan yang lain hanya diam mengamati apa yang kita tidak tahu apakah mereka diam untuk memahami atau tidak, bahkan ketika siswa diminta menjawab untuk memahami. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh responden lainnya, bahwa sarana dan prasarana yang ada di SMA Negeri 5 Seluma sudah ada namun masih kurang untuk mendukung peningkatan tersebut. Ada pula kendala seperti kurangnya buku perpustakaan atau paket novel dalam cara praktik pembelajaran, siswa tidak mendapatkan satu novel, melainkan hanya satu novel untuk 2, apalagi tiga untuk satu novel, akibatnya.
Upaya Mengatasi Permasalahan Guru PAI Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SMA Negeri 5 Seluma. Siswa yang aktif di SMA Negeri 5 Seluma masih ada yang hilang karena yang aktif hanya mendengarkan dengan seksama. Upaya guru dalam merangsang rasa ingin tahu siswa menimbulkan sejumlah permasalahan dan sering kali mendorong siswa di sekolah dan mengerjakan pekerjaan rumah untuk mencari tahu lebih jauh sendiri daripada hanya menunggu guru saat pembelajaran sedang berlangsung.
Harapannya, kualitas dan jumlah sarana dan prasarana peningkatan pembelajaran akidah Islam di SMA Negeri 5 Seluma selanjutnya semakin meningkat.