Pendidikan tidak sebatas pemahaman dan penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga pengembangan jiwa dan adaptasi peserta didik terhadap kehidupan sosialnya. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi akan lebih mudah menerima pendidikan agama dibandingkan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah. Permasalahan ini juga akan menjadi permasalahan yang berkaitan dengan peserta didik yang harus diperhatikan, dipikirkan dan dipecahkan, karena peserta didik merupakan pihak yang menyebabkan munculnya permasalahan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang diberikan oleh pendidik.
Artinya siswa belajar agama bukan untuk memperoleh ilmu agama sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT, melainkan belajar agama hanya untuk mendapatkan nilai. Dengan kata lain, jika keluarga siswa mempunyai tingkat keagamaan yang baik, maka perkembangan pendidikan agama anak juga akan baik. Dengan kata lain pendidik adalah orang yang lebih matang yang mampu membawa peserta didik pada kedewasaan.
Seorang guru (pendidik) yang tidak mampu menanamkan dalam diri siswanya semangat saling percaya dan saling persaudaraan. Oleh karena itu, siswa hendaknya diperlakukan dengan hati-hati dan sabar karena siswa adalah manusia yang jati dirinya adalah manusia yang wajib dididik. Dalam dunia pendidikan sering terjadi perubahan-perubahan yang seringkali membuat siswa kebingungan.
Keahlian guru sangat menunjang keberhasilan belajar siswa di sekolah. Apabila guru mempunyai kompetensi yang baik maka akan tercipta pula siswa yang pemahamannya di sekolah dapat mereka terapkan di rumah.
Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring bertujuan untuk memberikan layanan pembelajaran berkualitas tinggi dalam jaringan terbuka (online) untuk menjangkau peminat yang jumlahnya semakin meningkat.16 Pembelajaran daring lebih menekankan pada ketelitian dan ketajaman siswa dalam menerima dan mengelola informasi yang disajikan secara daring. Pembelajaran daring dilaksanakan sesuai dengan tata cara pembelajaran jarak jauh dan menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 109 Tahun 2013 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 16 Latjuba Sofyana dan Abdul Razaq, “Pembelajaran Online Kombinasi Berbasis Whatsapp pada Kelas Karyawan Program Studi Insinyur Ilmu Komputer Universitas PGRI Madiun,” Jurnal Nasional.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dan media elektronik. Pembelajaran dilakukan secara fleksibel baik waktu maupun tempat. Perkembangan teknologi di era 4.0 telah menciptakan banyak aplikasi atau fitur yang digunakan sebagai sarana pembelajaran online. Mahasiswa hendaknya dapat berinteraksi dengan mahasiswa lain atau dosen dalam forum yang disediakan, karena dalam pembelajaran daring yang mewujudkan hal tersebut adalah mahasiswa sendiri.
Siswa juga akan dilatih untuk berkolaborasi baik dengan lingkungan sekitar maupun dengan berbagai sistem yang mendukung pembelajaran daring. Pembelajaran daring di Indonesia dilaksanakan sesuai peraturan pemerintah dan sistem berdasarkan landasan hukum. 18 Oktavia Ika Handarini, “Pembelajaran daring sebagai upaya belajar dari rumah (SFH) di masa pandemi Covid 19”, Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP.
Media pembelajaran online tidak terbatas tetapi tetap berhubungan dengan prinsip-prinsip pembelajaran online yang telah dijelaskan di atas. Pada masa pandemi Covid-19 juga terjadi transformasi media pembelajaran yang sebelumnya sebagian besar menggunakan sistem tatap muka di dalam kelas, namun kini karena pandemi Covid-19 terjadi situasi dimana masyarakat tidak diperbolehkan menghubungi atau mengatur pertemuan secara langsung. Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa platform atau media online lainnya yang dapat digunakan pada saat pembelajaran online, yaitu Google Class, Google Meet, YouTube Live, WhatsApp, Zoom dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam hal ini guru harus pandai dalam memilih media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran agar tidak ketinggalan materi. Hal ini disebabkan adanya anjuran untuk melaksanakan proses pembelajaran dari rumah melalui pembelajaran daring sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Kebijakan Pendidikan pada Masa Krisis Penyebaran Corona. penyakit virus (COVID19). Indonesia spontan menggunakan model pembelajaran ini karena sangat mendesak dan belum diketahui sampai kapan pembelajaran daring seperti ini akan berlangsung.
Metode Ummi
Metode ummi merupakan salah satu metode yang sering digunakan umat Islam dalam belajar membaca dan menghafal Al-Quran. Latar belakang diciptakannya metode ini adalah pemahaman dan kebutuhan umat Islam secara umum terhadap kajian Al-Quran semakin meningkat mulai dari tahap membaca dan menghafal. Sebagai metode baru di tengah banyak metode lain yang sudah ada, metode Ummi mencoba memposisikan diri sebagai mitra terbaik bagi sekolah atau lembaga pendidikan dalam menjamin kualitas pembacaan Al-Quran oleh siswanya.
Strategi yang digunakan untuk mengembangkan Yayasan Ummi dengan pesat adalah dengan memperkuat sumber daya manusia daerah agar dapat mengembangkan Metode Ummi di daerahnya masing-masing. Sistem manajemen mutu terus dikembangkan untuk menjaga kualitas proses dan produk, seiring dengan pesatnya pertumbuhan jumlah pengguna Metode Ummi.22. Metode Ummi bertujuan untuk menjadi model bagi lembaga-lembaga yang mempunyai visi yang sama dalam mengembangkan pendidikan Al-Qur'an dengan mengutamakan kualitas dan kekuatan sistem.
Tujuan dari metode Ummi adalah untuk memenuhi kebutuhan sekolah atau lembaga dalam mengelola sistem pembelajaran Al-Quran sehingga pihak pengelola mampu memberikan jaminan bahwa setiap siswa yang lulus dari sekolahnya terjamin mampu membaca Al-Quran. Alquran dengan tortilla. Kekhasan metodologi Ummi antara lain adalah penggunaan model pembelajaran yang memungkinkan pengelolaan kelas sangat kondusif sehingga terjadi integrasi pembelajaran Al-Quran yang tidak hanya menekankan pada ranah kognitif.25. Metode privat atau perorangan adalah suatu metode pembelajaran Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara siswa dipanggil atau diajari satu persatu sedangkan anak-anak yang lain ditugaskan untuk membaca sendiri atau menulis kitab Ummi.
Metodologi Klasik Individual adalah metode pembelajaran membaca Al-Quran yang dilakukan dengan cara membaca bersama-sama halaman-halaman yang ditentukan oleh guru, dan setelah guru menganggap selesai, pembelajaran dilanjutkan secara individu. Metodologi membaca dan menyimak klasikal adalah suatu metode pembelajaran membaca Al-Quran yang dilakukan dengan cara membaca bersama-sama halaman-halaman yang ditentukan oleh guru, kemudian setelah dianggap selesai oleh guru dilakukan pembelajaran. diikuti dengan pola membaca penuh perhatian, yaitu anak yang satu membaca dan anak yang lain memperhatikan halaman yang dibacakan temannya. Hal ini terjadi meskipun halaman bacaan anak yang satu berbeda dengan halaman bacaan anak lainnya. Tahapan pembelajaran Al-Quran dengan metode Ummi merupakan langkah-langkah pengajaran Al-Quran yang harus dilakukan seorang guru dalam proses belajar mengajar. Tahapan pengajaran Al-Qur'an ini hendaknya dilakukan secara berturut-turut menurut hirarki sebagai berikut.
Pembukaan merupakan kegiatan untuk mengkondisikan siswa agar siap belajar, dilanjutkan dengan salam pembuka dan pembacaan doa pembuka belajar Al Quran bersama. 26. Tahapan yang sesuai dengan ciri-ciri objek yang akan diajarkan, dan tahapan yang sesuai dengan bidang yang akan kita pelajari, serta tahapan yang sesuai dengan masalah kemampuan masyarakat membaca Al-Qur'an . Rasio ideal dalam pengajaran membaca Al-Quran adalah satu guru mengajar 10 siswa atau paling banyak 15 siswa.
29 Umi Hasunah & Alik Roichatul Jannah, “Penerapan Metode Ummi dalam Pembelajaran Al-Quran pada Santri di Pondok Pesantren Salafiyah Al-Mahfudz Seblak Jombang. 30 Belges Oktavia, “Penerapan Metode Pembelajaran Al-Quran untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran di Madin Sang Surya, Kota Malang.
Pendekatan dan Jenis Penelitian