MELALUI PLATFORM GOOGLE CLASSROOM PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SDN 66 KOTA BENGKULU
Bambang Irawan Prodi PAI Pascasarjana IAIN Bengkulu
AbstrAk
Permasalahan penelitian ini adalahapa saja problematika penggunaan Google Classroom sebagai sarana pembelajaran di era Covid-19 pada mata pelajaran PAI di SD Negeri 66 Kota Bengkulu?. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan pendekatan deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah SD Negeri 66 Kota Bengkulu, guru kelas, guru PAI, dan siswa-siswi SD Negeri 66 Kota Bengkulu. Hasil penelitian ini adalah bahwa Problematika penggunaan Google Classroom bahwa dilihat dari segi teknologi masih kurang memadai, seperti jaringan yang tidak stabil, banyak pula siswa yang tidak mempunyai Smartphone dan laptop untuk melakukan pembelajaran daring, masih banyak guru yang belum mahir meng- gunakan teknologi dan social media untuk pembelajaran jarak jauh, kesulitan untuk berdiskusi secara langsung dan masih banyak siswa yang tidak mengerti cara menggunakan teknologi untuk pembelajaran. Sedangkan Upaya dalam menghadapi problematika penggunaan Google Classroom sebagai sarana pembelajaran adalah pihak sekolah memberikan penjelasan penggunaan Google Classroom sebelum kegiatan belajar dilaksanakan, pihak sekolah menyediakan kuota belajar yang dapat mempermudah akses internet siswa-siswi di SD Negeri 66 Kota Bengkulu.
kata kunci: Google Classroom, Sarana Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam
AbstrAct
The problem of this research is what are the problems of using Google Classroom as a learning tool in the Covid-19 era on PAI subjects at SD Negeri 66 Bengkulu City?. The type of research used in this study is qualitative, with a descriptive approach and data collection techniques used include observation, interviews and documentation. The informants in this study were the principal of SD Negeri 66 Bengkulu City, class teachers, PAI teachers, and students of SD Negeri 66 Bengkulu City. The results of this study are that the problem with using Google Classroom is that from a technological perspective it is still inadequate, such as an unstable network, many students do not have smartphones and laptops to do online learning, there are still many teachers who are not proficient in using technology and social media to teach. distance learning, difficulties in direct discussions and there are still many students who do not understand how to use technology for learning. While the effort to deal with the problems of using Google Classroom as a learning tool is the school provides an explanation of the use of Google Classroom before learning activities are carried out, the school provides learning quotas that can facilitate internet access for students at SD Negeri 66 Bengkulu City.
keywords: Google Classroom, Learning Facilities, Islamic Religious Education
PENDAhULUAN
Konsepsi pendidikan Islam tidak hanya melihat bahwa pendidikan itu sebagai upaya “mencer- daskan” semata (pendidikan intelek, kecerdasan), melainkan sejalan dengan konsepsi Islam tentang manusia dan ahkikat eksistensinya terutama da- lam eksistensi agama.1 Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu beru-
paya menyempurnakan iman, taqwa dan ahlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan ke- hidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat.2 Manusia seperti itu di- harapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan yang muncul dalam per- gaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, regional maupun global.
Peran pendidikan untuk menjamin keberlangsun- gan hidup suatubangsa, karena lewat pendidikan yang baik maka akan menciptakan peserta didik yang cer- das dan berakhlak baik, yang siap dengan perubahan zaman yang dipenuhi dengan tantangan.3 Pada ke- nyataanya problematika pembelajaran di Indonesia saat ini muncul dari akibat wabah penyakit pandemi corona (Covid-19), bermula dari akhir bulan Januari 2020 penyakit tersebut muncul dari Wuhan, Cina.
Pendidikan merupakan upaya yang dapat memper- cepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat di didik dan mendidik.4 Kajian pendidikan yang perlu dikembangkan tersebut tentunya baik secara teoritis, praktis maupun secara filosofis. Teori dan praktik dalam dunia pendidikan mengalami perkembangan seiring dengan semakin meningkatnya peradaban manusia.5
Namun, yang terjadi pada saat ini dunia pendidi- kan sedang diterpa oleh wabah virus corona atau yang lebih dikenal dengan Covid-19. Ada berbagai keputusan pemerintah dalam menghadapi virus co- rona saat ini. Salah satunya adalah keputusan pemer- intah yang memindahkan proses pembelajaran dari sekolah menjadi di rumah. Dalam hal tersebut, pen- didik di harapkan memiliki keterampilan dan kemam- puan berfikir kreatif dan inovatif untuk berkolaborasi dengan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya era teknologi yang se- makin berkembang maka proses pembelajaran diar- ahkan untuk memanfaatkan teknologi dengan baik.
LANDASAN TEORI
Problem Pada Peserta Didik
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua kata “Problem” berarti“ masalah, persoalan”
sedangkan kata “problematika” adalah suatu yang masih menimbulkan masalah. Masalah belum dapat
dipecahkan. Selanjutnya adapun yang menyatakan bahwa masalah (problematika) berasal dari bahasa Arab yang bentuk jamaknya adalah al-masail atau kata the problems dalam bahasa Inggris. Berbeda makna dan maksudnya dengan pernyataan dan ben- tuk jamaknya dalam bahasa Arab adalah al-as’ilah atau the question dalam bahasa inggris. Pada mulan- ya bentuk yang paling sederhana, masalah merupa- kan jamak antara yang diharapkan atau dikehendaki dengan yang diperoleh atau dirasakan.
Maka Problem yang ada pada anak didik perlu diperhatikan untuk ditindaklanjuti dalam mengata- sinya, sehingga tujuan dalam pendidikan itu dapat terealisasi dengan baik. Adapun problem-problem yang terdapat pada anak didik adalah segala yang mengakibatkan adanya kelambanan dalam belajar.
Dan hal tersebut merupakan problematika dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, antara lain:
1. Karakteristik Kelainan Psikologi.
2. Karakter Kelainan Daya Pikir (Kognitif).
3. Karakter Kelainan Kemauan (Motivasi).
4. Karakter Kelainan Interaksi (Emosional) Dan So- sial.
Problem Pada Pendidik
Adapun untuk menjadi guru yang profesional yaitu harus mempunyai empat standar kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pendidik, yaitu stadar Pae- dagogik, Kepribadian, Sosial, dan Profesional. Na- mun sepertinya yang mempengaruhi keprofesionalan guru dalam profesinya ditengarai adanya faktor lain seperti masalah kebutuhan keuangan perekonomian.
Sehingga tidak terfokus pada profesi yang diemban sebelumnya.
Masalah kelangkaan tenaga kerja yang memadai
1Ma Sekolah Dasaruki Duryat, Paradigma pendidikan Islam. (Bandung:
Alfabeta. 2016) h. 55
2A. Suradi dan Nilawati, Pemikiran Dan Pembaruan Pendidikan Islam Di Indonesia, (Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021), h. 52
3Novita Sariani, Prihantini, Puji Winarti, Indrawati, Jumadi, Ah- mad Suradi, dan Rachmat Satria. Belajar dan Pembelajaran. Edu Pub- lisher, 2021. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=wrszEA AAQBAJ&oi=fnd&pg=PT4&dq=%22a+Suradi%22++IAIN+Beng kulu&ots=xHJKgMpvnJ&sig=LvdoMrx1kQiAyTZ1EAmOclRlEMs&re dir_esc=y#v=onepage&q=%22a%20Suradi%22%20%20IAIN%20 Bengkulu&f=false
4Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin Makmun,PerencanaanPendidikan (Bandung: Remaja RoSekolah Dasara- karya, 2011), h. 6
untuk mengajar dan melakukan riset, dikarenakan pada gaji yang tidak cukup, kemudian ia mencari pekerjaan tambahan diluar lembaga pendidikan untuk memenuhi kehidupannya perbulan. Akibatnya etos kerjanya seba- gai pendidik agama di sekolah sangat menurun.
Problem Pada Media
Media pembelajaran merupakan wadah dari pe- san yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diter- uskan kepada sasaran yaitu penerima pesan tersebut.
Bahwa materi yang ingin di sampaikan adalah pesan pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar. Apabila dalam satu dan hal lain media tidak dapat men- jalankan sebagaimana fungsinya sebagai penyalur pesan yang diharapkan, maka media tersebut tidak efektif dalam arti tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang diinginkan dan disampaikan oleh sumber kepada sasaran yang ingin dicapai.
Problem Pada Metode
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional, metode pembelajaran ber- fungsi sebagai cara untuk menyajikan, mengurai- kan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan un- tuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.6
Google Classroom
Google Classroom adalah aplikasi yang dibuat oleh google yang bertujuan untuk membantu dosen dan maha peserta didik apabila kedua hal tersebut berhalangan, mengorganisasi kelas serta berkomu-
nikasi dengan mahapeserta didik tanpa harus terikat dengan jadwal kuliah di kelas. Disamping itu dosen dapat memberikan tugas dan langsung memberikan nilai kepada mahasiswa. Penyampaian pembelajaran dengan e-learning merupakan pembelajaran dengan memanfaat-kan teknologi internet untuk meningkat- kan lingkungan belajar dengan konten yang kaya dengan cakupan yang luas. E-learning merupakan pemanfaatan media pembelajaran menggunakan in- ternet, untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Setiap metode pembelajaran harus mengandung ru- musan pengorganisasian bahan pelajaran, strategi penyampaian, dan pengelolaan kegiatan dengan memperhatikan faktor tujuan belajar, hambatan be- lajar, karakteristik peserta didik, agar dapat diperoleh efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran.7
Manfaat Penggunaan Google Classroom
Manfaat Google Classroom menurut Pratama:
1) Penyiapan yang mudah, dosen dapat menam- bahkan mahasiswa langsung atau berbagi kode dengan kelasnya untuk bergabung.
2) Hemat waktu, alur tugas yang sederhana dan tanpa kertas memungkinkan pengajar membuat, memeriksa, dan menilai tugas dengan cepat di satu tempat.
3) Meningkatkan pengorganisasian, mahasiswa da- pat melihat semua tugasnya di laman tugas dan semua materi secara otomatis disimpan ke dalam folder di Google drive.
4) Meningkatkan komunikasi, kelas memungkinkan dosen untuk mengirim pengumuman dan me- mulai diskusi secara langsung.
Terjangkau dan aman, Google Classroom tidak mengandung iklan, tidak pernah menggunakan konten pengguna atau data mahasiswa untuk iklan dan bersifat gratis.
5Nur Aedi, Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan (Yogyakarta Gosyen Publishing, 2015), h. 2
6Susiana, “Problematika Pembelajaran PAI di SMKN 1 Turen”. Jurnal Al-thariqah Vol. 2 No. 1, Juni 2017, h. 77-79
7Sabran dan Edy Sabara, Keefektifan Google Classroom sebagai media pembelajaran, Jurnal I-Statement Vol. 02 No. 1, SBN : 978-602-5554-71-1, h. 122
8Suhery. dkk, Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Zoom Meeting Dan Google Classroom Pada Guru Di SDN 17 Mata Air Padang Selatan, (Pa- dang, Agustus 2020), Jurnal Inovasi Penelitian, Vol.1 No.3, ISSN 2722-9475 (Cetak), ISSN 2722-9467 (Online), h.131
9Taufik, Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Zoom Meeting Dan Google Classroom Pada Guru Di SDN 17 Mata Air Padang Selatan, (Padang, Agus- tus 2020), Jurnal Inovasi Penelitian, Vol.1 No.3, ISSN 2722-9475 (Cetak),
10Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 2002), h 276
11Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis Dan Pemikiran Tokoh, (Bandung: 2014), h 116
12Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoretis Dan Pemikiran
Kelebihan dan kekurangan Google Classroom 1) Kelebihan Google Classroom
Kelebihan pembelajaran secara daring memiliki kelebihan sebagai berikut:8
a. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pen- gajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu di- lakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
b. Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan terjadwal melalui in- ternet.
c. Siswa dapat belajar (mereview) bahan ajar se- tiap saat dan dimana saja apabila diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
d. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipela- jarinya, ia dapat melakukan akses di internet.
e. Baik pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti den- gan jumlah peserta yang banyak.
f. Berubahnya peran siswa dari yang pasif men- jadi aktif.
g. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari Perguruan Tinggi atau sekolah konvensional dapat mengaksesnya.
2) Kekurangan Google Classroom
Kekurangan pembelajaran daring juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, yaitu sebagai berikut:9
a. Kurangnya interaksi antara pengajar dan siswa atau bahkan antara siswa itu sendiri, bisa mem- perlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong aspek bisnis atau komersial.
c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.
d. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut untuk menguasai teknik pembela- jaran dengan menggunakan ICT (Information Communication Technology).
e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, dan komputer).
Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Problematika berasal dari bahasa inggris “prob- lematica” yang artinya masalah. Problematika adalah sesuatu yang masih menimbulkan perdebatan, masih menimbulkan suatu masalah yang harus dipecah- kan.10
Problem dalam kajian ilmu penelitian sering didefi- nisikan adanya kesenjangan antara harapan (yang dicita-citakan) dengan kenyataan (yang dihasilkan).
Dengan demikian perlu adanya upaya untuk lebih mengarah kepada sesuatu seperti yang diharapkan.
Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan sebera- pa jauh guru mampu meminimalisir atau menyelesai- kan problem pembelajaran. Semakin sedikit problem pembelajaran akan semakin besar peluang keberhasi- lan belajar siswa, begitu sebaliknya.11
Sebagai sebuah proses, pembelajaran dihadapkan pada beragam permasalahan, problematika. Prob- lematika pembelajaran adalah berbagai permasala- han yang mengganggu, menghambat, mempersulit, atau bahkan mengakibatkan kegagalan dalam men-
13Nai, Firmina Angela, Teori Belajar dan Pembelajaran Implementasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h.
102
14Nai, Firmina Angela, Teori Belajar dan Pembelajaran Implementasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h.
122
15Muhammad Tri Ramdhani dan Siti Ramlah, “Problematika Pembela- jaran Pendidikan Agama Islam Sdn-3 Telangkah Desa Hampalit Kabupaten Katingan”. Jurnal Hadratul Madaniyah
16Volume 2, Nomor 2, Desember 2015, h. 33-34
17Sopian Sinaga, “Problematika Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dan Solusinya”. Jurnal WARAQAT Volume II, No. 1, Januari-Juni 2017, h. 178
18Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Tajwid dan Terje- mah, (Bandung : Syaamil Qur’an), h.2
capai tujuan pembelajaran. Problematika pembe- lajaran dapat ditelusuri dari jalannya proses dasar pembelajaran. Secara umum, proses pembelajaran dapat ditelusuri dari faktor-faktor yang mempengar- uhi proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu bahan buku (raw input), instrumen dan lingkungan.12
PEMBELAJARAN
Pembelajaran menurut Thorndike terjadi melalui pembentukan asosiasi atau koneksi-koneksi antara pengalaman inderawi yakni persepsi terhadap stim- ulus atau peristiwa dan impuls-impuls saraf atau respon-respon yang memberikan manifestasinya da- lam bentuk perilaku. Thorndike juga meyakini bahwa pembelajaran terjadi melalui rangkaian eksperimen trial and error atau menyeleksi dan mengoneksi.13
Pengertian-pengertian pembelajaran yang diutara- kan para ahli mengutamakan kata kunci perubahan atau pengalaman. Dua kata kunci tersebut sangat dipengaruhi oleh arus pemikiran kaum Behavioral dalam memberi batasan tentang belajar dan pembe- lajaran yang merupakan dua sisi yang tak terpisah- kan. Perubahan dan pengalaman dimaknai sebagai hakekat pembelajaran.
Batasan agak berbeda adalah yang dirumuskan dengan menggunakan kata kunci upaya yang meng- indikasikan adanya pihak lain.14
Komponen Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajajar suatu hal yang tidak dapat dipisahkan adalah komponen-komponen pembelajaran. Djamarah, menyatakan bahwa suatu sistem dalam proses belajar mengajar sejumlah yang meliputi: ”tujuan, bahan pelajaran kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber serta evaluasi”.
Dari uraian tersebut diatas dapat dipahami bahwa komponen-komponen pembelajaran adalah
tujuan, manusia, metode, sumber belajar, media, sa- rana dan prasarana serta evaluasi.
Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara yang digu- nakan untuk menyampaikan bahan materi kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pem- belajaran.Adapun beberapa metode mengajar antara lain: Metode ceramah, Metode tanya jawab, Metode diskusi, Metode kerja kelompok, Metode simulasi, Me- tode demontrasi, Sumber belajar.
Media
Pengertian media pembelajaran anatara lain dis- ampaikan oleh beberapa pakar pendidikan. menu- rut Bringgs (1970) ialah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik un- tuk belajar, contoh buku, film,kaset. Aristo Rahardi (2003: 9) menuliskan menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), media pembelaja- ran adalah segala sesuatu yang digunakan orang un- tuk menyalurkan pesan. Sedangkan Noehi Nasu- tion (2004: 7) menuliskan media pembelajaran menurut (1) Gagne, media pembelajaran sebagai komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar, (2) Briggs, media pembelajaran adalah wahana fisik yang mengandung materi pelajaran dan (3) Wilbur Sch- ramm, media pembelajaran adalah teknik pembawa informasi atau pesan pembelajaran.
Sarana dan Prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan / fasilitas dan perlengkapan yang secara langsung dapat diper- gunakan dan menunjang proses pendidikan khusus belajar mengajar seperti grdung, ruang kelas, meja kursi serta alat pendidikan lainya. Jadi sarana merupakan perlalatan atau fasilitas utama penunjang pembelajaran.15
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan proses pembentukan manusia yang paripurna. Manusia dengan berba-
19Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pen- didikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 78
20Septiawan Santana, Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia) h. 1.
21Adnan Mahdi Mujahidin, Panduan Penelitian Praktis Untuk Menyusun Skripsi, Tesis, Desertasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 132
gai problem kehidupan yang dihadapi sangatlah membutuhkan pendidikan. Bahkan dalam Undang- Undang pun pemerintah menyatakan bahwa salah satu hak setiap warga Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mendapatkan pendidikan yang layak agar dapat mencerdaskan kehidupan Bang- sa. Bukan hanya dalam Undang-Undang, dalam sistem pendidikan pun pemerintah ikut mengaturnya melalui kementrian pendidikan, ini memperjelas bah- wa pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap manusia untuk menjalankan kehidupannya baik pribadi, keluarga, masyarakat ataupun berbangsa.
Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu. Dalam hubungannya dengan Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu merupakan pegangan untuk memperkokoh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Adapun yang men- jadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an yang merupakan kitab suci bagi kita umat Islam yang tentunya terpelihara keaslian nya dari tangan-tangan yang tak bertanggung jawab dan tidak ada keraguan di dalamnya.16 Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an yaitu surat Al- Baqarah ayat 2 yaitu : Artinya :“Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”17
Nabi telah mengajarkan untuk beriman dan bera- mal serta berakhlak baik sesuai dengan ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Dari satu segi, kita dapat melihat bahwa Pendidikan Agama Islam itu lebih banyak ditujukan pada per- baikan sikap mental yang akan berwujud dalam amal perbuatan, baik dalam segi keperluan diri sendiri maupun orang lain, pada segi lainnya.
Tujuan Pendidikan Agama Islam
Menurut GBPP PAI sebagaimana yang dikutip Muhaimin tujuan pendidikan agama Islam ada- lah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,
pengahayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.18
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan ma- nusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga iden- tik dengan aspek-aspek Pendidikan Agama Islam kar- ena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian ini menggunakan motode kualitatif, den- gan pendekatan deskriptif yaitu memaparkan secara mendalam dengan apa adanya secara obyektif ses- uai dengan data yang dikumpulkan. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data- data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.19 Dengan demikian jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitaif deskriptif lapangan pada “Problematika Pem- belajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Platform Google Classroom Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar Negeri 66 Kota Bengkulu”. Penelitian ini, mengambil di SD Negeri 66 kota Bengkulu. Data- data tersebut mulai dari dokumentasi, wawancara dan observasi dari sumber data.
Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada ruang lingkup penelitian tentang “Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Plat- form Google Classroom Pada Masa Pandemi Covid- 19 Di Sekolah Dasar Negeri 66 Kota Bengkulu”, dalam membangun kesadaran kepada masayarakat untuk
mengedepankan toleransi antar umat beragama.
Subyek dan Informan adalah orang yang ber- hubungan langsung dalam memberikan informasi tentang situasi dan kondisi atau objek penelitian.
Penentuan subyek penelitian juga sering disebut pe- nentuan sumber data.20 Adapun sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah Guru Pen- didikan Agama Islam, Kepala Sekolah, 8 Orang Siswa dan Wali Murid.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemahaman yang telah dilaku- kan oleh penulis tentang “Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Platform Google Classroom Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar Negeri 66 Kota Bengkulu”, dapat disimpulkan bahwa:
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dike- tahui bahwa Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Platform Google Classroom Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar Neg- eri 66 Kota Bengkulu yaitu Hasil penelitian ini adalah bahwa Problematika penggunaan Google Classroom bahwa dilihat dari segi teknologi masih kurang me- madai, seperti jaringan yang tidak stabil, banyak pula siswa yang tidak mempunyai Smartphone dan laptop untuk melakukan pembelajaran daring, masih ban- yak guru yang belum mahir menggunakan teknologi dan social media untuk pembelajaran jarak jauh, ke- sulitan untuk berdiskusi secara langsung dan masih banyak siswa yang tidak mengerti cara menggunakan teknologi untuk pembelajaran. Sedangkan Upaya da- lam menghadapi problematika penggunaan Google Classroom sebagai sarana pembelajaran adalah pihak sekolah memberikan penjelasan penggunaan Google Classroom sebelum kegiatan belajar dilaksanakan, pihak sekolah menyediakan kuota belajar yang dapat mempermudah akses internet siswa-siswi di SD Neg- eri 66 Kota Bengkulu dan semua dewan guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, para guru bergabung di seluruh grup Whatsapp (WA) kelas pembelajaran dan aplikasi Google Clasroom, sehing-
ga para guru dapat mengawasi secara langsung aktivi- tas pembelajaran dalam jaringan (daring).
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Steffi, “Pemanfaatan Media Pembelajaran Ber- basis Teknologi Informasi Bagi Siswa Kelas X SMA Ananda Batam”. CBIS Journal, Volume 3No 2, ISSN 2337-8794.
Adnan, Mahdi, Mujahidin. Panduan Penelitian Praktis Untuk Menyusun Skripsi, Tesis, Desertasi. Alfabeta, Bandung: 2014.
Aedi, Nur. Dasar-dasar Manajemen Pendidikan. Go- syen Publishing, Yogyakarta: 2015.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta: 2010.
Atsani, Zainuddin, Muhammad, Gede, Lalu, Trans- formasi Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19, Al-Hikmah: Jurnal Studi Islam, Volume1 Nomor 1 Tahun 2020, Terbitan Januari-Maret.
Bach, Yunof, Candra. Problematika Pendidikan Agama Islam. Jurnal ISTIGHNA, Vol. 1, No 1, Januari 2018.
Danu, Eko, Agustinova. Memahami Metode Pene- litian Kualitatif, Teori & Praktik. Calpulis, Yogya- karta: 2015.
Debdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bulan Bintang, Jakarta : 2002.
Dewi, Fatma, Aji, Wahyu, Dampak Covid-19 Terh- adap Implementasi Pembelajaran Daring di Seko- lah Dasar, Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol- ume 2 Nomor 1 April 2020.
Duryat, Masduki, Paradigma pendidikan Islam. Band- ung: Alfabeta. 2016.
Fauziyah, Nureza, Dampak Covid-19 Terhadap Efek- tivitas Pembelajaran Daring Pendidikan Islam, (Universitas Ahmad Dahlan, November, 2020), Al- Mau-izhoh,Vol.2, No.2
Fauziyah, Nureza, Dampak Covid-19 Terhadap Efek- tivitas Pembelajaran Daring Pendidikan Islam, Jur- nal Al–Mau’izhoh, E–ISSN26849410, Vol. 2, No.
2, November, 2020.
Gunawan, Heri. Pendidikan Islam Kajian Teoretis Dan Pemikiran Tokoh. Bandung: 2014.
Hamzarudin, Hikmatiar, Dwi Sulisworo Mentari, Eka Wahyuni. Utilization of Google Classroom-Based Learning Management System in Learning. Jur- nal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar. Volume 8 Nomor 1, 24 Januari 2020.
Hapsari, Amallia, Swita, Pamungkas, Heri, Peman- faatan Google Classroom Sebagai Media Pembe- lajaran Online Di Universitas Dian Nuswantoro, (Semarang, Desember 2019), WACANA, Volume 18 No. 2.
Imaduddin, Muhamad. Membuat Kelas Online Berba- sis Android dengan Goggle Classroom. Garudha- waca, Yogyakarta: 2018.
Iskandar, dkk. Aplikasi Pembelajaran TIK. Yayasan Kita Menulis : 2020.
Jumi, Rahayu dkk, Pengembangan Modul Pembela- jaran Online Pada Mata Pelajaran Kimia, Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 5, No.1, Januari 2019.
Kementerian Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. Bandung : Syaamil Qur’an.
Muhammad, Tri, Ramdhani dan Siti, Ramlah. Prob- lematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sdn-3 Telangkah Desa Hampalit Kabupaten Kat- ingan. Jurnal Hadratul Madaniyah Volume 2, No- mor 2, Desember 2015.
Nai, Firmina Angela.Teori Belajar dan Pembelajaran Implementasi dalam Pembelajara Bahasa I n d o - nesia. Deepublish, Yogyakarta: 2017.
Oby, Khoirul. Implementasi Tools Google Classroom pada mata kuliah Qowaidul Fiqqiyah Program Studi perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Uni- versitas Semarang. Vicratina: Vol.4 No.8, 2019.
Pradana, Panca, Bagas, Diemas, Pengaruh Penerapan Tools Google Classroom Pada Model Pembelaja- ran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Surabaya, November, 2017), Jurnal IT- Edu. Volume 02 Nomor 01, 59-67.
Pratiwi, Windhiyana, Ericha, Dampak Covid-19 Ter- hadap Kegiatan Pembelajaran Online di Sebuah Perguruan Tinggi di Indonesia, Universitas Kristen Satya, Volume 34 Issue 1 April 2020.
Purwanto, dkk. Universitas Muhammadiyah Enreka- ng Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Edupsycouns Journal, 2, : 2020.
Rahayu, Sri , Firman yang berjudul “Pembelajaran Onlinedi tengah Pandemi Covid- 19” Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Sulawesi Barat Indonesian Journal of Educational Science (IJES) Volume 02, No 02 Maret 2020.
Rizqon, Halal Syah Aji. Dampak Covid-19 pada Pen- didikan diIndonesia: Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Vol.
7 No. 5. 2020.
Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin Mak- mun. Perencanaan Pendidikan. Remaja Rosda- karya, Bandung: 2011.
Sabran dan Sabara, Edy, Keefektifan Google Class- room sebagai media pembelajaran, Jurnal I-State- ment Vol. 02 No. 1, SBN : 978-602-5554-71-1.
Sanjaya,Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: Kencana, 2008.
Sariani, Novita, Prihantini, Puji Winarti, Indrawati, Jumadi, Ahmad Suradi, dan Rachmat Satria.
Belajar dan Pembelajaran. Edu Publisher, 2021.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id
=wrszEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PT4&dq=%2 2a+Suradi%22++IAIN+Bengkulu&ots=xHJ KgMpvnJ&sig=LvdoMrx1kQiAyTZ1EAmOclRl EMs&redir_esc=y#v=onepage&q=%22a%20 Suradi%22%20%20IAIN%20Bengkulu&f=false Simanihuruk, Lidia, E-Learning Implementasi, Strate-
gi dan Inovasinya, (Yayasan Kita Menulis, 2019).
Siti, Qomariah. Implementasi pemanfaatan Google Classroom untuk pembelajaran di Era Revolusi 4.0, Sindimas, STMIK Pontianak, 29 Juli 2019.
Sopian, Sinaga. Problematika Pendidikan Agama Is- lam Di Sekolah Dan Solusinya. Jurnal WARAQAT Volume II, No. 1, Januari-Juni 2017.
Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses BelajarMengajar.
Sinar Baru Algensindo, Bandung: 2000.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. CV.Alfabeta, Bandung : 2015.
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendeka- tan Praktik., (Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Suhery. dkk, Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Zoom Meeting Dan Google Classroom Pada Guru Di SDN 17 Mata Air Padang Selatan, (Padang, Agus- tus 2020), Jurnal Inovasi Penelitian, Vol.1 No.3,
ISSN 2722-9475 (Cetak), ISSN 2722-9467 (On- line).
Suradi, A dan Nilawati. Pemikiran Dan Pembaruan Pendidikan Islam Di Indonesia. Yogyakarta: Bin- tang Pustaka Madani, 2021.
Susiana. Problematika Pembelajaran PAI di SMKN 1 Turen. Jurnal Al-thariqah Vol. 2 No. 1, Juni 2017.