and Development
E- ISSN: 2988-5558
Volume: 2, Issue: 1, September 2023, Page: No. 261-267
261 | https://etdci.org/journal/ijesd/index
Problematika Implementasi kurikulum Merdeka Belajar (studi Kasus Pada Guru di SMK Negeri 1 Pangkep)
Nur Amalia1*, Jamaluddin Arifin2, Lukman Ismail3
1,2,3Program Studi Pendidikan Sosiologi, Universitas Muhammadiyah Makassar
*Email: [email protected]
Abstrak
Kurikulum merdeka belajar merupakan kurikulum baru yang diterapakan di satuan pendidikan.dalam menerapkan kurikulum baru ini tidak terlepas dari permasalahan yang dialami dalam menerapkan kurikulum merdeka belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kurikulum merdeka belajar, problematika guru,dan solusi dalam mengatasi problematika guru. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: di SMK Negeri 1 Pangkep sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Kedua, problematika guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka yaitu kurangnya pemahaman mengenai kurikulum merdeka belajar dan kesulitan dalam membuat modul ajar. Ketiga, upaya yang diterapkan guru dalam mengatasi permasalahan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar adalah pelatihan kurikulum merdeka belajar, Plotform Merdeka Mengajar, kolaborari yang dilakukan dengan guru lainnya.
Kata Kunci: implementasi, kurikulum,problematiaka guru Abstract
The independent learning curriculum is a new curriculum that is implemented in educational units. In implementing this new curriculum, it is inseparable from the problems experienced in implementing the independent learning curriculum. This study aims to determine the implementation of the independent learning curriculum, teacher problems, and solutions to overcome teacher problems.
The type of research used is qualitative research with a case study approach that uses observation, interviews, and documentation as data collection techniques. The results of the study show that: at SMK Negeri 1 Pangkep it has implemented the Independent Curriculum. Second, the teacher's problems in implementing the Independent Curriculum, namely the lack of understanding of the independent learning curriculum and difficulties in making teaching modules. Third, the efforts made by the teacher in overcoming the problems of implementing the Free Learning Curriculum are training in the independent learning curriculum, the Free Teaching Plotform, collaboration conducted with other teachers.
Keywords: implementation, curriculum, teacher problems
262 | https://etdci.org/journal/ijesd/index PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak tantangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan suatu bangsa. Salah satu proses yang menentukan kualitas hidup. Masyarakat memandang pendidikan sebagai subjek perubahan yang membentuk transformasi (Gemnafle & Batlolona, 2021).
Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 23 tahun 2003, pasal 3 terkait sistem pendidikan nasional yang berbunyi “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri, membentuk serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab” (Suryana, 2020). Padahal, pendidikan harus membawa siswa ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi dalam hal pengetahuan, perilaku dan kepribadian. Tujuan pendidikan tidak akan tercapai jika masih banyak kesalahan (Mualif, 2022).
Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan pendidikan, salah satunya adalah pengembangan kurikulum (Bisri, 2020). Pengembangan kurikulum merupakan alat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kebijakan pendidikan yang tepat melalui penerapan kurikulum yang dilaksanakan karena kurikulum merupakan jantung pendidikan yang menentukan kelangsungan pendidikan (Munandar, 2017). Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 “kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran yang berkaitan dengan tujuan, isi, bahan dan metode pengajaran yang disusun dan digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”.
Dengan kata lain, capaian tujuan menjadi pedoman dalam melaksanakan pendidikan. Sejatinya, kurikulum merupakan dasar untuk melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Tentu saja, tidak ada proses belajar tanpa kurikulum. Menurut Wahyuni (2015) dalam (Zulaiha et al., 2022), kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa kurikulum merupakan dokumen acuan bagi proses penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. . Oleh karena itu, bukan hanya sebagai dokumen tetapi juga alat dan acuan bagi para penyelenggaraan pendidikan untuk melaksanakan proses pendidikan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan tersebut.
Pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan kurikulum yang seharusnya dialami sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan perkembangan zaman (Rachmawati et al., 2022). Sistem pendidikan harus selalu berubah secara terencana, terarah dan berkelanjutan untuk menjamin pemerataan pendidikan.
Kurikulum di Indonesia telah banyak mengalami perubahan dan penyempurnaan antara lain Kurikulum 1947, 1964, 1968, 1973, 1984, Kurikulum 1997 Revisi 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, Kurikulum 2006, kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),kurikulum 2013 Pemerintah Tahun 2013 melalui Kementerian Pendidikan kembali ke kurikulum 2013 pada tahun 2018 ada penilaian terhadap kurikulum (Rahayu et al., 2022).
Menurut Nasution (2006) kurikulum selalu mengalami pembaharuan, namun tentunya kurikulum dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah mengimbangi pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. sektor. sains. Suka atau tidak suka, program ini tetap dilaksanakan. Dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dalam hal ini, penyempurnaan kurikulum untuk menyesuaikan kebutuhan saat ini akan integrasi teknologi dalam pendidikan semakin terasa sejak dunia terkena dampak pandemi Covid-19.
Saat ini, kurikulum 2013 telah disesuaikan atau disempurnakan dengan kurikulum yang baru.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memulai revolusi pendidikan sejak tahun 2019, baik di tingkat pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi dengan mengusung konsep merdeka belajar.
Kebijakan merdeka belaja lahir dari keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang cerdas,
263 | https://etdci.org/journal/ijesd/index
adil, arif dan bijaksana. Sebuah negara yang menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua rakyatnya. Dalam hal ini, pendidikan harus menjadi prioritas utama untuk memenuhi keinginan dan aspirasi masyarakat Indonesia. Lembaga pendidikan harus mampu menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan zaman (Hutabarat et al., 2022).
Merdeka belajar merupakan salah satu program Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, yang merancang suasana belajar yang menyenangkan (Siti Baro'h 2022). Kebebasan belajar berarti kebebasan berpikir, bekerja, dan menikmati atau bereaksi terhadap perubahan yang terjadi. Kebebasan akademik berarti kebebasan dalam lingkungan belajar yang tidak membatasi atau wajib bagi siswa. Namun, bebas bukan berarti bisa melakukan apa pun yang Anda inginkan, seperti bolos sekolah atau tidak menyelesaikan pekerjaan rumah. Tetapi jauh lebih mengarah pada pembelajaran yang menyenangkan. Sejauh mana anak secara aktif dan antusias berpartisipasi dalam pembelajaran, mencari informasi, menemukan potensi diri dan berpartisipasi dalam kegiatan program merupakan ukuran penting dari hasil belajar. Dengan memahami dan menerapkan perspektif pendidikan serta mengaitkannya dengan kebijakan belajar mandiri yang dikeluarkan oleh Mendikbud, diharapkan pendidikan di Indonesia memiliki arah dan tujuan yang jelas.
Tujuan merdeka belajar adalah untuk memastikan bahwa guru dan siswa memiliki suasana yang menyenangkan. Dalam hal ini yang perlu dikembangkan adalah bahwa guru merupakan kunci utama keberhasilan belajar mandiri, baik bagi siswa maupun bagi guru itu sendiri. Dimana guru dapat membebaskan diri terlebih dahulu dalam proses belajar mengajar serta dapat menghadirkan rasa nyaman dan mandiri dalam belajar kepada siswa.
Guru harus kreatif dan inovatif dalam mendesain pembelajaran. Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa, guru hendaknya mengedepankan kreatifitas dalam merancang pembelajaran dengan berbagai metode dan materi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan jika guru dapat merancang pembelajaran dengan cara kreatifitas dan inovasi yang berhasil. Guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat bagi siswa dan menggunakan bahan ajar agar mata pelajaran mudah dipahami, tidak monoton (Anggreini & Priyojadmiko, 2022).
Dengan kebijakan merdeka belajar, guru secara alami dapat beradaptasi dengan kebijakan baru yang diperkenalkan dalam kurikulum merdeka belajar. Namun pada kenyataannya masih terdapat kendala karena program belajar mandiri masih baru dan belum semua sekolah melaksanakan program tersebut. Oleh karena itu, guru harus keluar dari zona nyamannya atau mengubah model pembelajaran lama menjadi cara belajar yang lebih kreatif, karena tujuan akhir dari kegiatan pembelajaran adalah membentuk kepribadian siswa yang berpancasila (Jannah et al., 2022).
Dalam penelitian ini, penulis memilih kurikulum merdeka belajar sebagai fokus penelitian karena kurikulum menempati posisi sentral dalam semua sistem pendidikan dan dapat memandu segala bentuk inovasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan beralih ke pembelajaran mandiri, guru akan menjadi lebih kreatif, karena mereka harus dapat merencanakan materi mereka sendiri untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, para sarjana ingin fokus pada program studi mandiri di SMK Negeri 1 Pangkep.
SMK Negeri 1 Pangkep merupakan sekolah kejuruan yang telah menerapkan program terbaru yaitu program belajar mandiri. Observasi awal pada P2K tanggal 18 Agustus 2022 di SMK Negeri 1 Pangkep, guru menemui beberapa kendala melaksanakan pembelajaran mandiri yaitu guru kurang berpengalaman dalam konsep kurikulum Mandiri, referensi terbatas, guru kesulitan mencari referensi untuk pembelajaran. merancang dan menerapkan panduan belajar mandiri, sumber belajar Bahan yang digunakan di kelas sangat terbatas, seringkali hanya menggunakan buku teks, sehingga siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mencari bahan dari sumber selain buku teks.
264 | https://etdci.org/journal/ijesd/index
Untuk mengukur kesiapan sekolah dan gurunya dalam berperan penting dalam proses pembelajaran di sekolah, salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan adalah dengan mengembangkan kemandirian belajar. Belajar mandiri adalah suatu usaha untuk meningkatkan pembelajaran yang memfasilitasi dan memperlancar proses belajar mengajar, tugas yang ingin dicapai antara lain adalah mencapai suatu jenjang pendidikan dimana siswa benar-benar memperoleh keterampilan yang diperlukan melalui belajar mandiri.
Kebebasan belajar ini memberikan kebebasan kepada guru untuk berinovasi, mandiri, dan berkreasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini menimbulkan sejumlah masalah yang dihadapi guru dalam melaksanakan program belajar mandiri ini. Berdasarkan uraian masalah di atas, maka penulis ingin mengambil judul penelitian ini sebagai “Implementasi Kurikulum Merdeka belajar (Studi Kasus Problematika Guru di SMK Negeri 1 Pankep).”
METODE
Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul tanpa maksud untuk menarik kesimpulan umum atau generalisasi. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah pendekatan studi kasus yang merupakan pendekatan yang mendalam, mendetail, terhadap gejala tertentu. Ada pun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Penentuan informan menggunakan Teknik purposive sampling bertujuan pengambilan sampel untuk sumber data dengan pertimbangan tertentu. Ada Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman yaitu reduksi data, data display ( penyajian data), dan kesimpulan. Adapun teknik keabsahan data dengan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi Kurikulum Merdeka belajar Di SMK Negeri 1 Pangkep
Dalam proses penerapan Kurikulum Merdeka Belajar tentunya akan menimbulkan permasalahan dikarenakan kurikulum ini baru saja diterapkan dan pasti pihak-pihak masih kebingungan pengimplementasiannya sehingga menimbulkan problem-problem yang terjadi didalamnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 1 Pangkep, bahwa penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di SMK Negeri 1 Pangkep sudah mulai berjalan sekitar dua tahun dan tahun ini masuk tahu ke tiga. Sedangkan penerapannya massudah diterapkan disetiap kelas. Menurut Kepala Sekolah SMK Negeri 1. Sebagai suatu hal yang baru tentu ada kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar. Dalam penerapannya SMK Negeri 1 Pangkep sudah menerapkan berbagai hal yang berkaitan dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Salah satunya adalah penerapan Profil Pelajar Pancasila dengan Pembelajaran Berbasis Projek. Dalam projek ini terbagi menjadi proyek kelas yang dilaksankan pada akhir bab pembelajaran dan proyek sekolah dilaksanakan persemester hal ini telah diterapkan di SMK Negeri 1 Pangkep. Dan juga di SMK Negeri 1 Pangkep sudah membuat perangkat pembelajaran seperti Tujuan Pembelajaran, Alur Tujuan Pembelajaran dan untuk Modul Ajar.
Dari penelitian yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 1 Pangkep, bahwa di SMK Negeri 1 Pangkep sudah menerapkan berbagai konsep dari Merdeka Belajar dari pembuatan administrasi perencanaan pembelajaran, menerapkan pembelajaran berbasis proyek kelas maupun proyek sekolah, dan penerapan Profil Pelajar Pancasila meskipun masih perlu adanya perbaikan dalam proses implementasinya. Hal ini agar konsep Kurikulum Merdeka Belajar yang ingin dicapai dapat terealisasikan dengan baik.
265 | https://etdci.org/journal/ijesd/index
Problematika Guru dalam Implementasi kurikulum Merdeka belajar di SMK Negeri 1 Pangkep 1. Kurangnnya Pemahaman Guru Terhadap Kurikulum Merdeka Belajar
Kurangnya pemahaman guru terhadap konsep kurikulum merdeka dimana guru masih kurang memahami konsep kurikulum merdeka hal ini karena adanya perubahan dari kurikulum sebelumnya sehingga dalam penerapannya juga berbeda dari kurikulum sebelumnya. Secara teoritis kurikulum ini mengalami beberapa perubahan dari kurikulum sebelumnya, terutama dalam proses dan standar pembelajaran.
Guru tidak mempunyai pengalaman dengan konsep kurikulum belajar. Kurangnya pemahaman guru terhadap konsep kurikulum merdeka juga disebabkan karena kurangnya pelatihan yang hanya dilakukan dua kali dalam setahun, hal ini berdampak pada penerapannya di kelas yang menyebabkan guru menerapka pembelajaran dengan cara campuran antara kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka sehingga berdampak pada hasil pembelajaran menjadi kurang maksimal.
Selaras dengan teorinya Hendra Susanti bahwa penyebab problematika guru dalam mengimpelemntasika kurikulum merdeka dikarena kurangnya pendampingan yang maksimal dari pemerintah dalam membimbing lembaga pendidikan, akibat dari kurangnya peran pemerintah dalam mendampingi lembaga pendidikan maka guru kewalahan dan kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
2. Kesulitan Membuat Modul Ajar
Kesulitan dalam membuat modul ajar, modul yang dimaksud disini bukan modul sebagai bahan atau perangkat belajar melainkan sebagai perencanaan pembelajaran kurikulum merdeka.
Kendala yang dialami guru yaitu pada saat memodifikasi dan menyusun modul ajar nya sendiri dimana modul ajar yang diberikan pemerintah dimodifikasi sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik. Permasalahan yang ditemukan pada tahap satu yaitu melakukan analisis kebutuhan pendidik, peserta didik dan satuan pendidikan, sehingga modul ajar yang disusun sebagaiperencanaan pembelajaran sejalan karena berdasarkan karakteristik dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan itu sendiri. Selain itu kendala dalam menyusun modul aja yaitu pada saat menganalisis capaian pembelajaran serta menyusun alur tujuan pembelajaran, hal ini dikarenakan dalam menyusun capaian pembelajaran harus benar-benar teliti karena di buat perfase.
Begitu juga dengan penyusunan tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Realita di lapangan ketika guru menyusun perencanaan pembelajaran guru belum sepenuhnya paham akan hal tersebut dikarenakan perencanaanya berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
Masalah ini sesuai dengan yang dialami oleh guru yakni kesulitan dalam menyusun RPP, terutama pada saat menganalisis hasil belajar yang diinginkan siswa kemudian membentuknya dalam bentuk kegiatan praktik, menghimpunnya menjadi tujuan-tujuan pengajaran. Temuan tersebut terkait dengan keterbatasan guru dalam menyusun RPP yaitu guru mengalami kesulitan dalam menyusun RPP terutama pada saat menganalisis standar keluaran dan menyusun tujuan pembelajaran, hal itu dikarenakan pada saat menyusun standar keluar pertama harus sangat berhati- hati saat menerapkannya.
266 | https://etdci.org/journal/ijesd/index
Upaya Guru dalam mengatasi problematika Guru dalam dalam Implementasi kurikulum Merdeka Belajar
Pemahaman guru terhadap konsep kurikulum merdeka dan guru kesulitan dalam membuat modul ajar atau perencanaan maka baik kepala sekolah bahkan guru lainya mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pihak sekolah. kegiatan pelatihan ini ada membahas tentang perencanaan projek penguatan profil pancasila, penelaah KOSP, perencanaan pembelajaran kurikulum merdeka serta orientasi pemahaman kurikulum merdeka
Kegiatan pelatihan ini yang bertujuan untuk membantu guru dalam memahami kurikulum merdeka bahwa permasalahan kurangnya pemahaman guru dalam menerapkan kurikulum merdeka juga merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh guru, maka guru mengikuti workshop baik di dalam maupun di luar sekolah guna memecahkan masalah dari penerapan kurikulum merdeka dan mendapatkan solusi bersama.
Selain mengikuti pelatihan guru juga mengikuti pelatihan praktik mengajar yang dilakukan dua kali dalam setahun. Pelatihan \ini dilakukan di SMK Negeri 1 Pangkep yang mana guru sebagai anggota dan pengamat dan siswa sebagai subyek. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu guru dalam memahami konsep kurikulum merdeka serta memahami terkait dengan pembelajaran diferensiasi serta membantu guru memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi keberagaman siswa di kelas.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi kurikulum merdeka belajar di SMK Negeri 1 Pangkep, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi kurikulum merdeka belajar SMKN 1 Pangkep berjalan dengan baik. dapat terdiri dari perencanaan, seperti pembuatan Learning Outcomes (CP), Learning Target Lines atau Learning Target Lines (ATP) dan modul Error, implementasi pembelajaran selanjutnya melalui proyek dan terakhir evaluasi penilaian, terutama pembuatan diagnostic, keputusan prosedural dan ringkasan. Modul pembelajaran (ATP) dan pelajaran disusun dalam kelas tatap muka. Permasalahan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan kurikulum belajar mandiri di SMKN 1 Pangkep adalah guru kurang memahami konsep kurikulum merdeka belajar, kesulitan membuat modul ajar , dan kesulitan mengatur waktu.Upaya guru mengatasi kendala dalam pelaksanaan rencana belajar mandiri di SMKN 1 Pangkep antara lain mengadakan pelatihan, menggunakan platform belajar mandiri dan berkolaborasi dengan guru.
267 | https://etdci.org/journal/ijesd/index DAFTAR PUSTAKA
Baro’ah Siti. (2020) kebijakan merdeka belajar sebagai strategi peningkatan mutu Pendidikan.
Jurnal tawadhu. Vol.4 no 1.
Bisri, M. (2020). Komponen-Komponen dan Model Pengembangan Kurikulum.
Prosiding Nasional, 3.
Gemnafle, M., & Batlolona, J. (2021). Manajemen Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Profesi Guru Indonsia. (JPPGI), 1(1), 28-42.
Hutabarat, H., Elindra, R., & Harahap, M. S. (2022). Analisis Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Di Sma Negeri Sekota Padangsidimpuan. Jurnal MathEdu (Mathematic Education Journal), 5(3).
Jannah, F., Fatimattus, P., & Zahra, A. (2022). Problematika penerapan kurikulum merdeka belajar 2022. 4(2), 55–65.
Mualif, A. (2022). Pendidikan Karakter dalam Khazanah Pendidikan. Jedchem (Journal Education And Chemistry). 4(1).
Munandar, A. (2017). Prosiding Seminar Nasional Pendidik dan Pengembang Pendidikan Indonesia dengan Tema "Membangun Generasi Berkarakter Melalui Pembelajaran Inovatif. Aula Ha ndayani IKIP Mataram, 130–143.