• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROCEEDINGS - Repository UM - Universitas Negeri Malang

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PROCEEDINGS - Repository UM - Universitas Negeri Malang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PROCEEDINGS

PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF SEJARAH KESUSASTRAAN TIONGKOK SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN DARING

UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BELAJAR

Octi Rjeky Mardasari (1), Aiga Ventivani (2), Lukluk Ul Muyassaroh (3), Witi Rahma Padilah (4)

Universitas Negeri Malang

[email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengembangkan sebuah E-Modul interaktif Sejarah Kesusastraan Tiongkok sebagai alternatif media pembelajaran daring untuk mendukung kemandirian belajar. Penelitian ini menggunakan metode R&D dengan model pengembangan R2D2 (recursive, reflective, design, and development). Hasil pada tahap recursive (Identifikasi kebutuhan) menunjukkan bahwa 97,6% lebih tertarik perkuliahan sejarah kesusastraan Tiongkok yang menggunakan e-modul interaktif yang memungkinkan belajar mandiri. Hasil tahap reflective, yaitu tahap mencermati ulang yang menghasilkan gambaran utuh pemetaan materi pembelajaran. Tahap design merupakan tahap perancangan draft awal e-modul interaktif dengan sistematika: Pendahuluan, Kegiatan Belajar 1 Kesusastraan Tiongkok Klasik, Kegiatan Belajar 2 Kesusastraan Tiongkok Pertengahan/Modern, Kegiatan Belajar 3 Kesusastraan Tiongkok Kontemporer yang pada setiap kegiatan belajar memiliki glosarium, instruksi pembelajaran, rangkuman, tes formatif dan kunci jawaban dan evaluasi. Tahap develop (pengembangan), yaitu tahap terbentuknya draft e-modul interaktif sejarah kesusastraan Tiongkok. Selanjutnya E-modul tersebut divalidasi oleh ahli dan diuji coba secara terbatas. Hasil validasi ahli materi dan ahli media menyatakan produk ini layak dan baik digunakan dalam pembelajaran. Hasil uji coba pada mahasiswa secara terbatas diperoleh nilai rata-rata keseluruhan 3.30, yang berarti bahwa mahasiswa secara terbatas menilai e-modul interaktif sejarah kesusastraan Tiongkok adalah baik dan dapat mendukung kemandirian belajar.

Kata Kunci: pengembangan, e-modul interaktif, sejarah kesusastraan Tiongkok, R2D2

PENDAHULUAN

Sejak masuknya wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) pada Maret 2020 ke Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menghimbau untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh sesuai dengan kondisi Perguruan Tinggi masing-masing, dan menyarankan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran dari rumah dengan pembelajaran daring baik synchronous maupun asynchronous(Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disiase (Covid-19) di Perguruan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – LLDIKTI WIlayah III, 2020) tidak terkecuali Universitas Negeri Malang. Dari mulai

(2)

PROCEEDINGS

keluarnya surat edaran tersebut hingga saat ini, proses pembelajaran di Universitas Negeri Malang masih melaksanakan pembelajaran 100% dilaksanakan dirumah dengan memanfaatkan teknologi dan internet. Pelaksanaan pembelajaran daring di Universitas Negeri Malang telah dilaksanakan selama kurang lebih dari 32 minggu pertemuan. Dengan kata lain pembelajaran di Semester Gasal dan Genap Tahun Akademik 2020-2021 di Universitas Negeri Malang sepenuhnya menggunakan sistem daring.

Kemunculan pembelajaran daring ini menjadi salah satu metode alternatif belajar yang dapat membantu mahasiswa membentuk kemandirian belajar. Sedangkan bagi dosen, pembelajaran daring menjadi salah satu peluang untuk berinovasi dalam mengembangkan profesionalisme kerja di masa pandemi saat ini.(Mardasari et al., 2020) Lima hal penting yang harus ada dalam pembelajaran daring sebagaimana dikemukan oleh Setyosari, yaitu: (1) isi yang disajikan memiliki relevansi dengan tujuan khusus pembelajaran yang ingin dicapai; (2) menggunakan metode-metode pembelajaran melalui contoh – contoh dan latihan – latihan untuk membantu belajar pebelajar; (3) menggunakan media seperti gambar– gambar dan kata – kata untuk menyajikan isi dan metode, dan (4)mengembangkan dan membangun pengetahuan dan keterampilan baru sesuai dengan tujuan individu dan peningkatan organisasi.(Arizona et al., 2020) Kelima hal penting tersebut apakah sudah diperhatikan oleh dosen pada saat melaksanakan pembelajaran daring, sepertinya belum 100% diperhatikan khususnya untuk beberapa mata kuliah baru yang memiliki tingkat kesulitan tinggi yakni mata kuliah sejarah kesusastraan Tiongkok.

Sebelum pandemi, metode yang digunakan dosen dalam pembelajaran mata kuliah Sejarah Kesusastraan Tiongkok adalah metode pembelajaran yang berpusat pada pendidik, belum sepenuhnya mahasiswa menjadi subjek belajarnya. Hal ini bertentangan dengan perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning)(Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2020) dalam kebijakan Merdeka Belajar- Kampus Merdeka (MBKM) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti sebelumnya telah melakukan analisis Fishbone terhadap matakuliah Sejarah Kesusastraan Tiongkok untuk mengidentifikasi penyebab belum optimalnya pembelajaran daring di matakuliah tersebut. Dari hasil analisis tersebut ditemukan dua penyebab yang paling mendasari terjadinya ketidakoptimalan pembelajaran daring yakni penyebab pada material dan penyebab pada informasi. Dari penyebab material ditemukan belum adanya buku ajar yang tepat atau cocok untuk matakuliah tersebut karena diampu oleh mahasiswa semester 3 dan belum adanya media pembelajaran online yang dikembangkan oleh dosen. Sedangkan dari penyebab informasi ditemukan susahnya mencari referensi mengenai sastra Tiongkok baik dalam Bahasa Mandarin maupun Bahasa Indonesia.

Setelah melakukan analisis Fishbone, peneliti melakukan analisis kebutuhan kepada mahasiswa yang pernah mengampu matakuliah tersebut. Hasil analisis ditemukan bahwa sebanyak 92,7% mahasiswa menyatakan bahwa membutuhkan bahan ajar alternatif yang dapat digunakan untuk mempelajari Sejarah Kesusastraan Tiongkok serta belum adanya bahan ajar

(3)

PROCEEDINGS

yang memuat materi sejarah kesusastraan Tiongkok untuk pebelajar pemula. Materi yang dirasa sulit oleh 57,9% mahasiswa adalah sejarah kesusastraan Tiongkok klasik, dimana dalam materi ini membahas mengenai puisi Tiongkok Klasik, legenda dan novel kuno yang mengharuskan mahasiswa untuk menghafal dan memahami isinya sedangkan kosakata yang digunakan masih merupakan Bahasa Mandarin kuno. Sehingga mahasiswa dan dosen memerlukan pengembangan bahan ajar berupa E-modul sejarah kesusastraan Tiongkok berbahasa Indonesia agar dapat memudahkan dosen dalam penyampaian materi pembelajaran dan juga dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. (Mardasari et al., 2020)Bahan ajar yang dikembangkan hendaknya sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan pembelajaran daring. Dari dua analisis yang telah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa permasalahan dalam mata kuliah Sejarah Kesusastraan Tiongkok dapat diselesaikan dengan cara mengembangkan bahan ajar yang memuat materi sastra dan juga dapat digunakan secara online, yaitu bahan ajar berupa E- modul interaktif.

E-module secara etimologis terdiri dari dua kata, yakni singkatan “e” atau “electronic” dan “module”(Ricu Sidiq & Najuah, 2020). E-Modul merupakan produk bahan ajar alternatif dari perkembangan teknologi informasi yang dapat digunakan dan diakses oleh mahasiswa dalam bentuk digital. Menurut (Simarmata et al., 2017), Pengertian dari Modul sendiri adalah satuan kegiatan belajar terencana yang didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu dengan cara pengorganisasian materi pelajaran yang disesuaikan dengan pribadi individu itu sendiri sehingga dapat memaksimalkan kemampuan intelektualnya. Modul dirancang secara khusus dan jelas berdasarkan kecepatan pemahaman masing-masing siswa, sehingga mendorong siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuanya. Kelebihan E-modul untuk pembelajaran adalah tidak terikat oleh ruang dan waktu. Menurut (Santosa et al., 2017), untuk pembelajaran E-modul dapat meningkatkan efektivitas dan fleksibelitas dalam pembelajaran.

E-Modul Interaktif adalah modul digital yang dikembangkan dengan harapan akan terjadi interaksi atau hubungan timbal balik/komunikasi dua arah atau lebih antara media dan penggunanya. Interaktif yang dimaksud adalah pengguna akan mengalami interaksi dan bersikap aktif misal aktif memperhatikan gambar, memperhatikan tulisan yang bervariasi warna atau bergerak, suara, animasi bahkan video dan film.(Imansari & Sunaryantiningsih, 2017) Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa E-modul interaktif sangat cocok digunakan dalam pembelajaran daring serta dapat menjadikan proses pembelajaran lebih menarik. Aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat E-modul, diantaranya Exelearning, Kvisoft Flipbook Marker, 3D Page Flip Professional dan FlipHTML5.

Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah mengembangkan sebuah E-Modul interaktif untuk pembelajaran Sejarah Kesusastraan Tiongkok sebagai alternatif media pembelajaran daring untuk mendukung kemandirian belajar. E-Modul yang dikembangkan akan menggunakan software FlipHTML5 dalam pembuatannya menjadi flipbook interaktif. FlipBook merupakan sebuah buku dalam bentuk file digital. Pembacanya dapat membuka halaman demi halaman FlipBook sebagaimana layaknya membaca sebuah buku atau majalah cetak.

(4)

PROCEEDINGS

FlipHTML5 merupakan software Flipbook yang menawarkan kemudahan kepada pendidik dalam mengembangkan sebuah buku ajar digital yang didalamnya dapat ditambahkan video, audio, slideshow, tautan dan animasi. Selain itu, kegiatan belajar yang akan dikembangkan dalam E- modul ini mengutamakan tahapan model pembelajaran kooperatif yang mengusung tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Model pembelajaran tipe ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kolega-koleganya di Universitas John Hopkin, yang proses belajarnya lebih menekankan kepada kemampuan berpikir kritis dan kemauan bekerjasama dalam kelompok.

Dengan dikembangkannya buku ajar dalam bentuk digital ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian belajar, memudahkan mahasiswa dalam belajar, dan meningkatkan kemenarikan pembelajaran sastra di mata mahasiswa serta juga dapat mendukung terwujudnya pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning).

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development) yang mengacu pada model pengembangan R2D2 (recursive, reflective, design, and development) yang dikemukakan oleh (Willis, 2009) dengan sejumlah modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Berikut ini dikemukakan penjabarannya.

Gambar 1. Tahap Pengembangan E-Modul Interaktif Sejarah Kesusastraan Tiongkok- Model R2D2

Tahap-tahap pengembangan E-modul interaktif tersebut sebagai berikut:

Tahap recursive dimaksudkan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi mahasiswa selama mengampu matakuliah Sejarah Kesusastraan Tiongkok serta juga mengidentifikasi kebutuhan

(5)

PROCEEDINGS

mahasiswa terhadap matakuliah tersebut. Tahap reflective dimaksudkan untuk mencermati ulang seluruh hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan pembelajaran Sejarah Kesusastraan Tiongkok sehingga dapat dirancang bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan mahasiswa. Tahap design dimaksudkan untuk membuat rancangan E-Modul. Tahap development pada penelitian ini dimaksudkan untuk memproduksi E-Modul berdasarkan rancangan yang disusun pada tahap sebelumnya. Selanjutnya E-Modul tersebut divalidasi ahli, dan diuji coba dalam skala terbatas. Jenis data pada penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa skor yang diperoleh dari hasil pengisian angket yang berisi respon validator dan subjek uji coba terhadap E-Modul yang dikembangkan. Adapun data kualitatif

berupa saran, komentar, dan kritik dari validator dan subjek uji coba terhadap E-Modul yang dikembangkan. Data-data tersebut yang akan digunakan untuk menentukan tingkat revisi dan tingkat kelayakan produk untuk diterapkan. Validasi ahli terbagi menjadi dua, yakni validasi ahli materi (Dosen KBK Sastra dan Budaya) dan validasi ahli media. Adapun uji coba yang dilakukan adalah uji coba skala kecil dengan subjek uji coba adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan bahasa Mandarin UM yang sudah atau sedang mengampu mata kuliah Sejarah Kesusastraan Tiongkok.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian pengembangan produk e-modul interaktif sejarah kesusastraan ini sesuai dengan model pengembangan R2D2 yaitu Recursive, Reflective, Design, and Development. Hasil penelitian ini diuraikan sesuai dengan tahap-tahap R2D2 tersebut.

Tahap recursive dimaksudkan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi mahasiswa selama mengampu matakuliah Sejarah Kesusastraan Tiongkok serta juga mengidentifikasi kebutuhan mahasiswa terhadap matakuliah tersebut. Pada tahap ini melibatkan 41 mahasiswa Prodi pendidikan Bahasa Mandarin angkatan 2018 yang terdiri dari 41 orang koresponden dan dua dosen kelompok bidang keahlian (KBK) Sastra dan budaya. 41 orang mahasiswa tersebut sudah menempuh matakuliah Sejarah Kesusastraan Tiongkok di tahun sebelumnya. Dari hasil angket 41 mahasiswa dan 2 dosen yang dilaksanakan pada kegiatan studi pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan data identifikasi kebutuhan mahasiswa dan data identifikasi kebutuhan dosen yang berkaitan dengan matakuliah sejarah kesusastraan Tiongkok.

Identifikasi kebutuhan digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi masalah guna menentukan tindakan yang tepat. (Abidin & Walida, 2017) Dalam tahap recursive ini, identifikasi kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi dari mahasiswa tentang perkuliahan sejarah kesusastraan selama ini, apakah ada masalah, apa penyebabnya, apakah cara yang digunakan dosen selama ini disukai, dan apakah jalan keluar penyediaan materi dalam bentuk e-modul interaktif merupakan sesuatu yang dibutuhkan, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dianalisis dan dideskripsikan secara cermat pada penelitian analisis kebutuhan mahasiswa sehingga dapat ditemukan mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami materi melalui bahan ajar dan metode yang diterapkan

(6)

PROCEEDINGS

oleh dosen selama ini. Selama perkuliahan metode yang biasa digunakan dosen dalam mata kuliah sastra adalah diskusi dan presentasi sebesar sebesar 97,6%. Selain itu, bahan ajar yang diberikan kepada mahasiswa hanya berupa Powerpoint (PPT) dan link website dengan hasil yang diperoleh 61% dan 53,7%. Sehingga membuat mahasiswa harus mencari sendiri referensi lain selain sumber belajar yang diberikan oleh dosen untuk membantu mahasiswa lebih memahami materi yang sedang dipelajari.(Mardasari et al., 2020) Untuk meningkatkan kompetensinya, 87% mahasiswa menginginkan model perkuliahan yang digunakan dosen bervariasi dengan ditambahkannya media pembelajaran sehingga mahasiwa tidak merasa bosan dalam pembelajaran tersebut. Jika dalam perkuliahan Sejarah Kesusastraan Tiongkok dikembangkan bahan ajar atau media pembelajaran daring seperti E-modul 97,6% mahasiswa sangat setuju dan mendukung sehingga materi dalam matakuliah tersebut dapat mudah dipahami.

Dari hasil wawancara dosen menunjukkan model pembelajaran yang biasa digunakan antara lain Problem Based Learning (PBL), diskusi dan ceramah. Hal ini juga sesuai dengan hasil angket mahasiswa yang menyatakan metode yang serupa. Tetapi dosen menyatakan mendukung bila dikembangkan e-modul yang didalamnya berisi penjelasan materi dengan menggunakan bahasa Indonesia serta ditambahkan latihan-latihan yang interaktif. Sehingga mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menghafal saja, namun juga memahami dan menguasai materi tersebut. Dengan data seperti ini, berarti cukup alasan perlu dikembangkannya bahan ajar atau media pembelajaran daring seperti E-modul pada matakuliah Sejarah Kesusastraan Tiongkok. Seluruh hasil kegiatan ini menjadi dasar dalam perancangan dan pengembangan E- Modul interaktif untuk mata kuliah sejarah kesusastraan Tiongkok.

Tahap reflective dimaksudkan untuk mencermati ulang seluruh hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan pembelajaran Sejarah Kesusastraan Tiongkok sehingga dapat dirancang bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan mahasiswa. Hasil-hasil penelitian penelitian terdahulu tersebut direfleksi melalui forum group discussion (FGD) dengan mempertimbangkan berbagai hal terkait upaya pewujudan E-Modul yang diinginkan. Dari hasil refleksi diperoleh gambaran utuh pemetaan materi pembelajaran yang meliputi materi yang akan diintegrasikan dalam E-Modul beserta penekanan dan pengulangan pada materi-materi tertentu yang dianggap perlu ditekankan dan diulang. Kedua pengidentifikasi kosakata yang perlu ditampilkan di Glosarium, jenis-jenis soal evaluasi untuk tugas kelompok dan tes formatif untuk individu.

Tahap design dimaksudkan untuk membuat rancangan E-Modul. Pada tahap ini dilakukan (1) pembagian Kegiatan belajar pada E-Modul yang terdiri atas Glosarium, pembahasan materi, latihan, rangkuman, tes formatif, kunci jawaban; (2) pemilihan model pembelajaran yang akan dituangkan ke dalam E-Modul; (3) pengurutan materi ajar; (4) pemberian tanda pada materi-materi yang perlu diulang dan ditekankan; dan (5) penentuan media yang dapat diintegrasikan dan dimanfaatkan untuk memperkaya khasanah E-Modul seperti audio, video, slideshow, maupun animasi. (6) Merancang tampilan E-modul dari ukuran

(7)

PROCEEDINGS

font, warna, ilustrasi yang diinginkan serta tata letaknya. Tahapan model pembelajaran kooperatif yang diusung dalam e-modul ini adalah tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Model pembelajaran tipe ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kolega-koleganya di Universitas John Hopkin, yang proses belajarnya lebih menekankan kepada kemampuan berpikir kritis dan kemauan bekerjasama dalam kelompok. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Senta Cermakova, Director of Brand & Strategic Innovations at Deloitte mengenai top 10 skills in 2022 dalam forum ekonomi dunia bahwa keterampilan yang harus dimiliki saat ini salah satunya adalah critical thinking and analysis(BSG, 2019). Dengan ditambahkannya model pembelajaran kooperatif dalam e-modul ini diharapkan dapat membekali mahasiswa keterampilan- keterampilan tersebut.Hasil perancangan awal dalam pengembangan bahan ajar ini digunakan sebagai alternatif media pembelajaran daring untuk mahasiswa pada matakuliah sejarah kesusastraan Tiongkok yaitu berupa e-modul interaktif sejarah kesusastraan Tiongkok berbasis STAD. Hasil analisis materi pembelajaran menghasilkan topik-topik pembelajaran, yaitu : Kegiatan Belajar 1 membahas Kesusastraan Tiongkok Klasik, Kegiatan Belajar 2 membahas kesusastraan Tiongkok Pertengahan/modern, dan Kegiatan Belajar 3 membahas Kesusastraan Tiongkok Kontemporer.

Tahap development pada penelitian ini dimaksudkan untuk memproduksi E-Modul berdasarkan rancangan yang disusun pada tahap sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Seels dan Richey yang menyatakan bahwa pengembangan merupakan suatu proses menerjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fisik, atau dengan ungkapan lain, pengembangan berarti proses menghasilkan bahan-bahan pelajaran. (Abidin &

Walida, 2017)Pada tahap ini dilakukan pengembangan produk dengan melakukan proses penyusunan draf perangkat e-modul interaktif sejarah kesusastraan Tiongkok. Dalam e-modul disusun secara lengkap, jelas, dan menarik, agar memudahkan mahasiswa untuk belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada yang lain. E-modul dibuat dengan menggunakan FlipHTML5 yang mampu menciptakan tampilan Flipbook. Pembaca dapat membuka halaman demi halaman FlipBook sebagaimana layaknya membaca sebuah buku cetak. E-modul dapat dioperasikan secara offline menggunakan komputer atau telepon genggam yang sudah terinstal perangkat lunak Adobe Flash Player atau menggunakan aplikasi flipbook viewer. E-modul ini mempunyai karakteristik sebagaimana modul pembelajaran dengan komponen-komponen, meliputi Pendahuluan (latar belakang, deskripsi singkat sastra Tiongkok, manfaat, capaian pembelajaran dan sub capaian pembelajaran), Kegiatan Belajar 1 (Kesusastraan Tiongkok Klasik, glosarium, instruksi pembelajaran, rangkuman, tes formatif dan kunci jawaban), Kegiatan Belajar 2 (Kesusastraan Tiongkok Pertengahan/modern, glosarium, instruksi pembelajaran, rangkuman, tes formatif dan kunci jawaban), Kegiatan Belajar 3 (Kesusastraan Tiongkok Kontemporer, glosarium, instruksi pembelajaran, rangkuman, tes formatif dan kunci jawaban), evaluasi dan daftar pustaka. Hasil akhir tahap ini adalah tersusunnya prototipe e-modul interaktif sejarah kesusastraan Tiongkok.

(8)

PROCEEDINGS

Selanjutnya dari hasil pengembangan produk, kemudian dilakukan validasi ahli dan diuji coba dalam skala terbatas. Validasi ahli terbagi menjadi dua, yakni validasi ahli materi (Dosen KBK Sastra dan Budaya) dan validasi ahli media. Berikut adalah hasil angket dari ahli materi.

Tabel 1 Hasil angket ahli materi

Pedoman penilaian dalam angket ini adalah 1. Buruk, 2. Cukup, 3. Kurang, 4. Baik dan 5.

Sangat baik. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa e-modul interaktif sejarah kesusastraan Tiongkok ini layak dan baik digunakan dalam pembelajaran, yang dibuktikan dengan hasil yang diperoleh berdasarkan delapan indikator dan lima kriteria di atas. Hal ini sesuai dan dinyatakan sangat baik. Selanjutnya, hasil angket ahli media sebagai berikut:

Tabel 2 Hasil angket ahli media

Berdasarkan tabel hasil angket ahli media menunjukkan bahwa e-modul ini layak dan baik digunakan dalam pembelajaran dengan saran revisi dari ahli media yaitu perlu penekanan visual pada materi penting yang akan disampaikan, penyusunan materi perlu ditata untuk memudahkan pembaca dalam memahami struktur informasi yang disajikan dan konsisten

elemen gambar yang ditampilkan perlu diperbaiki

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian materi dengan tema √

2. Kesesuaian materi dengan tujuan

pembelajaran √

3. Penumbuhan motivasi belajar √

4. Aktualisasi materi yang disajikan √

5. Kemudahan pembelajaran untuk dipahami √

6. Kejelasan bahasa kosakata yang digunakan

dalam modul √

7. Tingkat kesulitan kosakata yang digunakan

dalam modul √

8.

Soal-soal yang terdapat dalam modul dapat menunjang pembelajaran sejarah kesusastraan Tiongkok

No Indikator Penilaian Kriteria Penilaian

1 2 3 4 5

1. Ukuran modul √

2. Desain sampul modul (cover) √

3. Desain isi modul √

4. Ukuran font √

5. Kualitas media tambahan (ilustrasi, audio,

video, animasi dll) √

(9)

PROCEEDINGS

Setelah dilakukannya validasi kepada para ahli, selanjutnya dilakukan uji coba kepada 27 Mahasiswa Prodi Pendidikan bahasa Mandarin UM yang sudah mengampu mata kuliah Sejarah Kesusastraan Tiongkok. Hasil uji coba pada mahasiswa secara terbatas (kelompok kecil mahasiswa) diperoleh nilai rata-rata keseluruhan 3.30, yang berarti bahwa mahasiswa secara terbatas menilai produk e-modul interaktif sejarah kesusastraan Tiongkok adalah baik dan dapat digunakan untuk belajar mandiri.

KESIMPULAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) dengan model pengembangan R2D2 yang meliputi tahap-tahap recursive, reflective, design, and development. Hasil pada tahap Recursive atau indentifikasi kebutuhan menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis kebutuhan mahasiswa, hampir semua mahasiswa (97,6%) lebih tertarik perkuliahan sejarah kesusastraan Tiongkok yang menggunakan bahan ajar modul dalam bentuk elektronik interaktif (e-modul interaktif) yang memungkinkan banyak membaca dan belajar mandiri. Oleh karena itu perlu dikembangkan bahan ajar yang mudah dipahami, yaitu e- modul interaktif sejarah kesusastraan Tiongkok. Hasil tahap reflective, yaitu tahap mencermati ulang yang menghasilkan gambaran utuh pemetaan materi pembelajaran yang meliputi materi yang akan diintegrasikan dalam E-Modul beserta penekanan dan pengulangan pada materi- materi tertentu yang dianggap perlu ditekankan dan diulang. Tahap design merupakan tahap perancangan draft awal e-modul interaktif sejarah kesusastraan tiongkok. Pada tahap ini menghasilkan tiga topik utama yang akan dipelajari yakni sejarah kesusastraan Tiongkok klasik, sejarah kesusastraan Tiongkok menengah/modern dan sejarah kesusastraan Tiongkok kontemporer serta menetapkan tahapan pembelajaran yang akan digunakan dalam e-modul yakni Tahapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan sistematika penyusunannya: Pendahuluan (latar belakang, deskripsi singkat sastra Tiongkok, manfaat, capaian pembelajaran dan sub capaian pembelajaran), Kegiatan Belajar 1 (Kesusastraan Tiongkok Klasik, glosarium, instruksi pembelajaran, rangkuman dan tes formatif), Kegiatan Belajar 2 (Kesusastraan Tiongkok Pertengahan/modern, glosarium, instruksi pembelajaran, rangkuman dan tes formatif), Kegiatan Belajar 3 (Kesusastraan Tiongkok Kontemporer, glosarium, instruksi pembelajaran, rangkuman dan tes formatif), evaluasi, kunci jawaban dan daftar pustaka. Tahap develop (pengembangan), tahap penyusunan prototipe e- modul interaktif, yaitu terbentuknya draft e-modul interaktif sejarah kesusastraan Tiongkok.

Draft e-modul interaktif sejarah kesusastraan Tiongkok yang dirancang dan dikembangkan secara sistematis dengan berpegang pada prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran.

Selanjutnya dari hasil pengembangan produk, kemudian dilakukan validasi ahli dan uji coba secara terbatas. Hasil validasi ahli materi dan media menyatakan e-modul interaktif ini layak dan baik digunakan dalam pembelajaran sastra Tiongkok. Hasil uji coba pada mahasiswa secara terbatas (kelompok kecil mahasiswa) diperoleh nilai rata-rata keseluruhan 3.30, yang berarti

(10)

PROCEEDINGS

bahwa mahasiswa secara terbatas menilai produk e-modul interaktif sejarah kesusastraan Tiongkok adalah baik dan dapat digunakan untuk belajar mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., & Walida, S. E. (2017). PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS CASE (CREATIVE, ACTIVE, SYSTEMATIC, EFFECTIVE) SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN GEOMETRI TRANSFORMASI UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KOMPETENSI MAHASISWA. In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya 2017: Peranan Matematika dan Sistem Informasi di Era Big Data untuk Menunjang Perkembangan Iptek di Indonesia (pp. 197–202). Departemen Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

http://math.fst.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/29-Zainal- Abidin__Pendidikan_.pdf

Arizona, K., Abidin, Z., & Rumansyah, R. (2020). PEMBELAJARAN ONLINE BERBASIS PROYEK SALAH SATU SOLUSI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI TENGAH PANDEMI COVID- 19. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(1), 64–70. https://doi.org/10.29303/jipp.v5i1.111 BSG. (2019). Top 10 Skills in 2022 | World Economic Forum.

https://www.bostonsearchgroup.com/blog/top-10-skills-in-2022-world-economic-forum Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar—Kampus

Merdeka (1st ed.). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI. http://dikti.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2020/04/Buku-Panduan-Merdeka- Belajar-Kampus-Merdeka-2020

Imansari, N., & Sunaryantiningsih, I. (2017). Pengaruh Penggunaan E-Modul Interaktif Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Materi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. VOLT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 2(1), 11. https://doi.org/10.30870/volt.v2i1.1478 Mardasari, O. R., Satria, A., & Tampubolon, E. E. P. (2020). ANALISIS KEBUTUHAN

PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF SEJARAH KESUSASTRAAN TIONGKOK SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PEMBELAJARAN DARING. 210–216.

http://jerman.sastra.um.ac.id/selasar/wp-content/uploads/2020/11/27-IND023.pdf Ricu Sidiq & Najuah. (2020). Pengembangan E-Modul Interaktif Berbasis Android pada Mata

Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan Sejarah, 9(1), 1–14.

https://doi.org/10.21009/JPS.091.01

Santosa, A. S. E., Gede Saindra Santyadiputra, S. T., & Dr. Dewa Gede Hendra Divayana, S. K.

(2017). PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN ADMINISTRASI JARINGAN KELAS XII TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN DI SMK TI BALI GLOBAL SINGARAJA. KARMAPATI (Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika), 6(1), 62–72.

https://doi.org/10.23887/karmapati.v6i1.9269

(11)

PROCEEDINGS

Simarmata, E. A., . G. S. S., & . Dr. D. G. H. D. (2017). PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DESKTOP KELAS XI REKAYASA PERANGKAT LUNAK DI SMK NEGERI 2 TABANAN. 6(1), 93. https://doi.org/10.23887/karmapati.v6i1.9386

Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disiase (Covid-19) di Perguruan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – LLDIKTI WIlayah III.

(2020, November 8). http://lldikti3.kemdikbud.go.id/v6/2020/04/21/surat-edaran- direktur-jenderal-pendidikan-tinggi-kementerian-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-1- tahun-2020-tentang-pencegahan-penyebaran-corona-virus-disiase-covid-19-di-

perguruan-tinggi-kementerian/

Willis, J. W. (2009). Constructivist Instructional Design (CID): Foundations, Models, and Examples. IAP.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut (Arsyad, 2013), berpendapat bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, motivasi