Hj. Mukn'iah M.Pd. Saya selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Kiai Universitas Islam Negeri Haji Ahmad Siddiq Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian 3. Bapak Fikri Apriyono, M.Pd selaku Koordinator Kajian Matematika Tadris Program yang telah mendukung dan memfasilitasi penelitian penulis. Dosen-dosen Program Studi Matematika Tadris yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran. MS. Aminah S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika MTsN 4 Jember yang telah membantu dalam penelitian yang dilakukan peneliti.
Ilmiah, 2023: Profil Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual pada Materi Bilangan Bulat Ditinjau dari Gender di MTsN 4 Jember Kata Kunci: Berpikir kritis, masalah kontekstual, bilangan bulat, gender. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis seseorang dapat dilakukan dengan memberikan permasalahan kontekstual dalam proses pembelajaran. Fokus penelitian skripsi ini adalah: 1) Bagaimana kemampuan berpikir kritis tingkat tinggi siswa laki-laki dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi bilangan bulat.
Tujuan penelitian adalah: 1) mendeskripsikan tingginya kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi bilangan bulat; Penelitian ini menunjukkan bahwa 1) siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi mampu memenuhi indikator interpretasi, analisis, evaluasi, penalaran, penjelasan dan pengaturan diri;
PENDAHULUAN
- Konteks Penelitian
 - Fokus Penelitian
 - Tujuan Penelitian
 - Manfaat Penelitian
 
Bagaimana kemampuan berpikir kritis tingkat tinggi siswa laki-laki dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang melibatkan bilangan bulat. Bagaimana kemampuan berpikir kritis tingkat rendah siswa laki-laki dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang melibatkan bilangan bulat. Bagaimana kemampuan berpikir kritis tingkat tinggi siswi dalam menyelesaikan masalah kontekstual dengan materi tuntas.
Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswi tingkat rendah dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi bilangan bulat. Menggambarkan kemampuan berpikir kritis tingkat tinggi siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi bilangan bulat. Menggambarkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi bilangan bulat.
Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis tingkat tinggi siswa perempuan dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan bilangan bulat. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis tingkat rendah siswi dalam menyelesaikan masalah kontekstual dengan materi utuh.
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Astrid Chandra Sari, Nurul Ilmiyah, Intan Yuli Lestari pada tahun 2021 dengan judul “Analisis berpikir kritis pada masa pandemi (Covid-19) berdasarkan gender”. 16 Firmansyah, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pecahan Kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga,” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar, 2020), Vii). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil tingkat kemampuan berpikir kritis IPA siswa menurut gender ketika menyelesaikan tugas-tugas soal ulangan harian materi pencemaran lingkungan hidup tingkat MTS.
Merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah, peneliti juga meneliti topik keterampilan berpikir kritis dalam penelitian ini. 18 Siti Huzaimah, “Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa IPA Berdasarkan Gender pada Materi Pencemaran Lingkungan Kelas VIII MTS HASANAH Pekan Baru Skripsi Tahun Akademik Universitas Islam Riau Pekanbaru, 2020, i).Dalam penelitian ini peneliti menentukan berpikir kritis keterampilan siswa menggunakan indikator berpikir kritis yang terdiri dari enam indikator yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan dan pengaturan diri.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan materi operasi campuran bilangan bulat yang diterapkan pada permasalahan kontekstual untuk mempelajari lebih lanjut kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan perempuan yang memenuhi tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah dalam menyelesaikan masalah kontekstual.
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian dan Pendekatan
 - Lokasi Penelitian
 - Subjek Penelitian
 - Analisis Data
 - Keabsahan Data
 
Belum ada penelitian khusus gender mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi bilangan bulat di sekolah ini. Kemudian, hasil pekerjaan siswa akan diidentifikasi berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang telah ditentukan. Kemudian empat orang terpilih akan diwawancarai mengenai proses berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah kontekstual yang diberikan.
Proses wawancara diberikan setelah siswa mengikuti tes kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi bilangan bulat yang diberikan. Data yang akan direduksi dalam penelitian ini terdiri dari data hasil tes berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi bilangan bulat dan data hasil wawancara. Pada tahap ini siswa diminta mengerjakan tes kemampuan berpikir kritis pada soal kontekstual materi bilangan bulat yang terdiri dari 2 soal uraian dalam waktu 20 menit.
Pada tanggal 9 Februari 2023, peneliti mewawancarai subjek mengenai hasil penampilan subjek pada tes kemampuan berpikir kritis pada soal kontekstual pada materi bilangan bulat yang diberikannya. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap hasil pengujian kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual materi bilangan bulat dan hasil wawancara dengan siswa selama proses pengujian.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Obyek Penelitian
Penyajian Data dan Analisis
Dua soal tes berpikir kritis masalah kontekstual yang diberikan peneliti, S-05 menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan proses yang sama. S-05 mampu memeriksa kebenaran pernyataan yang disampaikan dengan menggunakan strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan. Pada indikator inferensi, S-05 tidak mampu menebak alternatif lain untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan, namun S-05 mampu menarik kesimpulan dari apa yang telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan secara singkat.
Pada indikator penjelas S-05 mampu menjelaskan alasan kesimpulan dari permasalahan kontekstual yang ditarik dengan tepat dan benar, hal ini diperkuat dengan hasil wawancara berikut ini. Pada indikator pengaturan diri, S-05 yakin dengan jawaban yang telah ia kerjakan dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual yang diberikan sebelum dikumpulkan oleh peneliti S-05. S-02 tidak mampu memverifikasi kebenaran pernyataan yang disampaikan dengan menggunakan strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan.
Pada indikator inferensi S-02, ia tidak mampu memprediksi alternatif lain untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual yang diberikan dan tidak dapat menarik kesimpulan dari apa yang telah dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual yang diberikan. Indikator penjelas S-02 tidak dapat menjelaskan alasan kesimpulan yang diambil dari permasalahan kontekstual yang diambil, hal ini diperkuat dengan hasil wawancara berikut. Subjek menuliskan secara akurat namun tidak lengkap apa yang ditanyakan dalam permasalahan kontekstual yang diberikan.
Inferensi • Subjek mampu menarik kesimpulan dari apa yang telah dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual yang diberikan secara utuh. Subjek dapat menebak alternatif lain untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual yang diberikan, namun tidak dituliskan dalam hasil tes kerja. Penjelasan Subjek mampu menjelaskan alasan kesimpulan dari permasalahan kontekstual yang dibuat dengan baik.
Berdasarkan Gambar 4.18, indikator inferensi S-11 tidak dapat memprediksi alternatif lain untuk menyelesaikan suatu masalah kontekstual tertentu, namun S-11 dapat membuat inferensi meskipun salah. Evaluasi Subjek mampu memverifikasi kebenaran pernyataan yang diberikan dengan menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan, namun terdapat kesalahan. Inferensi • Subjek mampu mengambil kesimpulan dari apa yang telah dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual yang diberikan secara utuh, namun masih terdapat kesalahan.
Subjek tidak mampu menebak alternatif lain untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan. Penjelasan Subjek tidak mampu menjelaskan. Pada indikator interpretasi, subjek tidak mampu memahami permasalahan kontekstual dan tidak mampu mengumpulkan informasi dalam permasalahan kontekstual yang diberikan.
PENUTUP
Simpulan
Siswa perempuan yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi menyelesaikan masalah kontekstual yang diberikan secara detail dan cermat, mampu memberikan alternatif lain, dan menarik kesimpulan yang baik dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Siswa perempuan kategori berpikir kritis rendah mampu memenuhi indikator interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi dan pengaturan diri, namun belum mampu memenuhi indikator penjelasan. Siswa perempuan yang kemampuan berpikir kritisnya rendah kurang mampu menganalisis permasalahan yang diberikan dan tidak mampu memberikan alternatif lain dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, selain itu dalam proses penyelesaian permasalahan yang longgar terlihat ragu-ragu terhadap pekerjaannya.
Saran
Siswa perempuan hendaknya dilatih dalam memecahkan masalah kontekstual untuk mengembangkan pemikiran kritisnya dalam proses memahami masalah, karena berdasarkan temuan hasil tugas akhir yang diperoleh siswa perempuan terdapat kesalahan karena kemampuan siswa dalam mengumpulkan informasi dan memahami. masalah yang diberikan masih hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Mengidentifikasi kemampuan berpikir kritis siswa kelas X TKJ ditinjau dari kemampuan awal dan jenis kelamin siswa di SMKN 1 Kamal. Kemampuan berpikir kritis dan konsep diri dengan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas V sekolah dasar. Profil berpikir kritis siswa dilihat dari perspektif gender dalam menyelesaikan masalah kontekstual materi bilangan bulat di MTsN 4 Jember Judul.
Profil berpikir kritis siswa dilihat dari perspektif gender dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada bilangan bulat. Apakah truk Pak Tegar masih cukup besar untuk memuat kacang hijau, mohon jelaskan alasannya. Wawancara dilakukan berdasarkan respon siswa untuk mendalami kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah bilangan bulat kontekstual.
P: Yang nomer dua, gimana cara menentukan cocok atau tidaknya bakkie Pak Tegar kalau ditambah kacang ijo? S-25: Karena yang saya tahu, untuk mengetahui apakah bakkie Pak Tegar masih muat atau tidak, kalau ditambah kacang hijau. S-25 : Mobil bakkie Pak Tegar masih muat kalau ditambah kacang hijau P : Kenapa sampai pada kesimpulan mobil bakkie Pak Tegar?