PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI
KABUPATEN PESISIR SELATAN
JURNAL
Diajukan untuk Menyusun Skripsi Derajat Sarjana Pendidikan Strata Satu (S-1)
RIA RAHMAYANI AGUSTIN NPM: 12060113
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2016
BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN
Oleh:
Ria Rahmayani Agustin*
Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons**
Mori Dianto, M.Pd**
Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidkan
(STKIP) PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
This research of background was students competence in giving opinion, asking and speaking to teaching learning process. Purpose of this research was describing: 1) Students communication competence profile from giving opinion in learning process. 2) Students communication competence profile from asking and speaking in learning process. This study was quantitative description research. The populations to this study were all of students grade at X Senior High School No 1 Linggo Sari Baganti, 328 students. Taking a sample of this study was used Simple Random Sampling technique with 77 students. Instrument of this research was questionnaire while for date analysis using percentage technique. The result of this study can be seen that: 1) Students communication competence profile from giving opinion to categorized competence. 2) Students communication competence profile from asking and speaking competence categorized competence. Based on the result of this study can be recommended to Guidance ang Counseling teachers can be developing and increasing students communication competence in learning with good.
Keyword: Communication of competence, Student, Learning PENDAHULUAN
Sekolah merupakan suatu sarana lembaga sosial dalam membentuk kepribadian yang matang. Salah satu upaya dalam peningkatan sumber daya manusia yang matang adalah dengan mengikuti kegiatan pendidikan formal. Dalam peningkatan sumber daya manusia salah satu syarat untuk mencapai pembangunan adalah Pendidikan. Pendidikan adalah kegiatan kehidupan manusia untuk mengembangkan potensi untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan dalam dirinya, masyarakat bangsa dan Negara”.
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah diselenggarakan dalam bidang pendidikan informal, formal, dan bidang non formal. Dalam pelaksanaan pendidikan formal, perlu adanya kerja sama yang baik antara personil sekolah, baik itu guru mata pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam bentuk bimbingan konseling.
Sekolah merupakan lingkungan kedua dalam pendidikan anak, setelah lingkungan keluarga. Lingkungan sekolah harus kondusif bagi pertumbuhan kemampuan berpikir kreatif anak. Iklim kondusif bagi perkembangan kemampuan berpikir kreatif anak tersimpul secara integral dalam berbagai aspek kehidupan sekolah, yang tercakup di dalamnya komunikasi antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan fasilitas belajar yang tersedia, dan 1
kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif melalui aneka kegiatan di sekolah. Guru di samping sebagai edukator, fasilitator, dan lain sebagainya, juga harus dapat berperan sebagai komunikator dalam proses pembelajaran.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik juga merupakan sosok manusia sebagai individu/pribadi (manusia seutuhnya). Individu diartikan seseorang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri.
Menurut Muttaqin (2008: 1)
“Keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat (sigap), cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar”. Salah satu kendala peserta didik dalam proses belajar adalah kurang memiliki keterampilan dalam berkomunikasi, lebih spesifiknya dalam keterampilan bertanya dalam belajar, seperti: peserta didik malu untuk bertanya, dan takut pertanyaan itu disalahkan.
Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatis banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi dari sekian banyak definisi ini dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki yaitu: Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Effendy, 2008: 5). Kemudian menurut Rakhmat (2007: 9) “Komunikasi adalah peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lain”. Sementara itu menurut Effendy (2011: 10) “Komunikasi adalah Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu”.
Berdasarkan definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior). Jadi ditinjau dari segi si penyampaian pernyataan,
komunikasi yang bertujuan bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif (persuasive communication) lebih sulit dari pada komunikasi informatif (informative communication), karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang atau sejumlah orang.
Berdasarkan pengertian komunikasi sebagaimana diutarakan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan melalui media sehingga menimbulkan efek tertentu.
Menurut Effendy (2008: 6) dalam proses komunikasi terdapat beberapa komponen atau unsur yang di dalamnya.
Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan.
2. Pesan yaitu pernyataan yang didukung oleh lambing.
3. Komunikan yaitu orang yang menerima pesan.
4. Media yaitu sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
5. Efek yaitu dampak sebagai pengaruh dari pesan.
Keterampilan berkomunikasi dapat dikembangkan lewat praktek dan latihan.
Kendala peserta didik dalam proses belajar adalah kurang memiliki keterampilan dalam berkomunikasi. Dalam proses belajar mengajar keterampilan mengemukakan pendapat sangat dibutuhkan, karena dengan mengemukakan pendapat seseorang telah menyampaikan apa yang dirasakan dan telah berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
Sumantri (1998: 145) menyatakan bahwa
“Berpendapat adalah melatih peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi”. Sedangkan Menurut King (1998: 33) bahwa “Untuk memulai percakapan, setiap orang mempunyai pendapat, biasanya berbeda-beda dan semuanya sah-sah saja terkadang pertanyaan ini menjadi satu topik pembicaraan.
Pertanyaan yang dapat memancing pendapat, sangat efektif untuk memulai percakapan dalam lingkungan sosial atau untuk memecahkan keheningan”.
Proses pembelajaran tidak hanya memerlukan keterampilan mengemukakan
pendapat, tetapi juga keterampilan bertanya dan keterampilan berbicara. Menurut Hasibuan (2009: 62) “Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenai”. Respon ynag diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Keterampilan bertanya merupakan suatu keterampilan dasar yang lebih terfokus dalam mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik, memperbesar partisipasi dan mendorong peserta didik agar dapat berpartisipasi secara langsung.
Berbicara merupakan keterampilan dasar manusia. Melalui berbicara seseorang dapat mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. King (1998: 15) menyatakan bahwa “Berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mrngungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial”. Sedangkan Arsjad (1991: 17) menyatakan bahwa “Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi- bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan”. Berdasarkan keterampilan komunikasi yang telah dijelaskan oleh beberapa para ahli di atas, bahwa peneliti ingin melakukan penelitian terhadap ketiga keterampilan komunikasi yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini.
Keterampilan komunikasi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.
Menurut Slameto (2013: 2) “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut Djamarah (2011: 13) “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, psikomotor”.
Dalam belajar kita perlu menerapkan keterampilan berkomunikasi yang baik agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang efektif.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Peserta didik belum terampil mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran.
2. Peserta didik belum terampil bertanya dalam proses pembelajaran.
3. Peserta didik belum terampil menjelaskan dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran.
4. Peserta didik takut bertanya dalam proses pembelajaran.
5. Peserta didik belum terampil berbicara dalam proses pembelajaran.
Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami permasalahan yang diteliti dan mengingat keterbatasan penulis dari segi kemampuan, waktu dan dana serta agar penelitian ini lebih terarah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada:
1. Profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan mengemukakan pendapat dalam belajar.
2. Profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan bertanya dalam belajar.
3. Profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan berbicara dalam belajar.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang gambaran:
1. Profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan mengemukakan pendapat dalam belajar.
2. Profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan bertanya dalam belajar.
3. Profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan berbicara dalam belajar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2016. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, penelitian ini dilakukan pada peserta didik di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena sekolah ini merupakan sekolah tempat peneliti praktik lapangan. Selain itu, masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.
Berdasarkan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Yusuf (2005: 83)
“Penelitian deskriptif adalah salah satu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu”.
Menurut Arikunto (2013: 173)
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian yang penulis lakukan adalah peserta didik di kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Jumlah peserta didik dalam penelitian ini sebanyak 328 peserta didik yang terdiri dari 9 kelas.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 77 orang, yang mana dari jumlah sampel yang telah ditentukan peneliti dalam sampel penelitian adalah kelas X.1 kelas X.2 dan kelas X.3. Selanjutnya, besarnya sampel yang telah ditetapkan tersebut untuk menentukan jumlah sampel masing-masing kelas dengan cara acak.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik Simple Random Sampling. Lufri (2005: 83) mengatakan bahwa “Simple Random Sampling adalah pengambilan sampel dilakukan secara acak, artinya setiap anggota populasi atau unit dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih”. Rumus yang digunakan untuk mencari besar sampel adalah rumus menurut Riduwan (2012: 65) yaitu:
𝑛 = 𝑁
𝑁 (𝑑)2+ 1
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalah angket. Menurut Sugiyono (2012: 142) “Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden.
Menurut Riduwan (2010: 71) “Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis persentase, menurut Yusuf (2005: 115) dimana setelah semua jawaban terkumpul selanjutnya ditabulasikan hasil jawaban dengan rumusan sebagai berikut:
P =𝑓
𝑛X 100%
Keterangan :
P = Persentase
N = Jumlah sampel
F = Frekuensi
100 = Jumlah angka mutlak
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, gambaran secara umum profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari indikator keberanian mengemukakan dalam belajar ada 15 orang dari 77 orang peserta didik dalam kategori sangat terampil (19,48%), kategori terampil berjumlah 41 dari 77 peserta didik (53,24%), kategori cukup terampil berjumlah 18 dari 77 peserta didik (23,38%), kategori kurang terampil berjumlah 3 dari 77 peserta didik (3,90%) dan kategori sangat kurang terampil tidak ada ditemukan. Jadi keterangan diatas mengungkapkan bahwa profil keterampilan komunkasi peserta didik dalam belajar berada pada kategori terampil.
1. Dapat diketahui bahwa profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan mengemukakan pendapat dalam belajar dapat diketahui bahwa ada 9 orang dari 77 orang peserta didik dalam kategori sangat terampil (11,69%), kategori terampil berjumlah 41 dari 77 peserta didik (53,25%), kategori cukup terampil berjumlah 27 dari 77 peserta didik (35,06%), dan tidak ada satu orang pun yang berada dalam kategori kurang terampil dan sangat kurang terampil.
2. Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan
bertanya dalam belajar dapat diketahui bahwa ada 20 orang dari 77 orang peserta didik dalam kategori sangat terampil (25,97%), kategori terampil berjumlah 33 dari 77 peserta didik (42,86%), kategori cukup terampil berjumlah 21 dari 77 peserta didik (27,27%), kategori kurang terampil berjumlah 3 dari 77 peserta didik (3,90%) dan kategori sangat kurang terampil tidak ada yang memilih.
3. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan berbicara dalam belajar dapat diketahui bahwa ada 13 orang dari 77 orang peserta didik dalam kategori sangat terampil (16,88%), kategori terampil berjumlah 38 dari 77 peserta didik (49,35%), kategori cukup terampil berjumlah 19 dari 77 peserta didik (24,68%), kategori kurang terampil berjumlah 7 dari 77 peserta didik (9,09%) dan kategori sangat kurang terampil tidak ada yang memilih.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa profil keterampilan komunikasi peserta didik dalam belajar di kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut:
a. Profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan mengemukakan pendapat dalam belajar berada pada kategori terampil.
b. Profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan bertanya dalam belajar berada dalam kategori terampil.
c. Profil keterampilan komunikasi peserta didik dilihat dari keterampilan berbicara dalam belajar berada dalam kategori terampil.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan beberapa saran kepada:
1. Peserta Didik
Diharapkan kepada peserta didik sebagai pelajar yang sedang berkembang untuk meraih prestasi belajar dan cita-cita, agar peserta didik dapat meningkatkan lagi keterampilan komunikasinya dalam belajar.
2. Guru BK
Diharapkan kepada guru BK sebagai pembimbing peserta didik disekolah untuk lebih meningkatkan bantuan dengan memberikan layanan kepada peserta didik untuk bisa meningkatkan keterampilan komunikasi dalam belajar.
3. Kepala Sekolah
Hendaknya Kepala Sekolah meningkatkan dan mengembangkan kualitas calon guru BK dalam memberikan layanan di sekolah sehingga peserta didik bisa meningkatkan keterampilan komunikasinya dalam belajar.
4. Pengelola Program Studi BK
Diharapkan kepada pengelola program studi BK dapat mempersiapkan dan mengembangkan kualitas calon guru BK yang akan mamasuki dunia kerja baik di lapangan maupun di sekolah secara profesional.
5. Peneliti Selanjutnya
Melalui penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman dan acuan untuk meneliti lebih lanjut khususnya profil keterampilan komunikasi peserta didik dalam belajar.
KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. 1991.
Pembinaan Komampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Banjarmasin: Rineka Cipta.
Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hasibuan dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
King, Larry dan Bill Gilber. 1998. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Lufri. 2005. Metodologi Penelitian.
Padang: UNP.
Muttaqin, Saiful.
(http://saifulmuttaqin.blogspot.com/
2008/01/Pembelajaran-
Keterampilan.htlm, diakses 25 Februari 2016 jam 21.00 WIB).
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumantri. (http://sumantri.blogspot.com/1998 /10/Keterampilan Mengemukakan Pendapat.htlm, diakses 6 April 2016 jam 08.00 WIB).
Sugiyono. 2012. Motode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian.
Padang: FIP-UNP.