• Tidak ada hasil yang ditemukan

profil maladjustmentremaja panti asuhan ridho rahmat

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "profil maladjustmentremaja panti asuhan ridho rahmat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL MALADJUSTMENT REMAJA PANTI ASUHAN RIDHO RAHMAT KECAMATAN PADANG SELATAN

ARTIKEL

Oleh:

FITRIA AMELIANTI NPM: 12060209

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)

1

PROFIL MALADJUSTMENT REMAJA PANTI ASUHAN RIDHO RAHMAT KECAMATAN PADANG SELATAN

Oleh:

Fitria Amelianti * Weni Yulastri M.Pd**

Rahma Wira Nita M.Pd,. Kons**

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated their teens staying orphans who can not adapt to the social environment. The purpose of this study describes the problems of adolescent adjustment living in the orphanage Ridho Grace in the form of: 1) the reaction survive, 2) reaction to attack, and 3) reaction to escape. This research is quantitative descriptive. The population of this study adolescents who live in orphanages Ridho Rahmat South of Padang District totaling 40 people, sampling technique was used total sampling. The research instrument was a questionnaire and the data processed by a percentage formula. The results of this study reveal maladjustment in general about teens who stay Ridho Rahmat orphanage, located in the appropriate category. Judging from each of the variables: 1) Profile adolescent maladjustment reactions seen last aspect is the appropriate criteria, 2) Profile maladjustment adolescents from the aspect of the reaction to attack is at quite appropriate criteria 3) Profile maladjustment adolescents from the aspect of escape reactions that are in appropriate criteria. Based on the findings that can be recommended to the you in order to understand the condition of the real him and is able to adjust to being better in conditions where ever they are so that the adjusment process can run well, and then for the board in order to help young people in adapting to teenegers do no feel awk ward with the new environmental conditions.

Keywords: Adolescent Maladjustment PENDAHULUAN

Menurut Menteri dalam Negeri Nomor 23 tahun 2013 tentang penyusunan, pengendalian dan evaluasi rencana kerja pembangunan daerah tahun 2014, yang dimaksud dengan pengasuhan anak adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan yang menetap dan berkelanjutan demi kepentingan terbaik anak, yang dilaksanakan baik oleh orang tua atau keluarga sampai derajat ketiga maupun orang tua asuh, orang tua angkat, wali serta pangasuhan berbasis residensial sebagai alternatif terakhir.

Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial untuk membantu anak-anak yang sudah tidak memiliki orang tua. Panti asuhan merupakan tempat untuk merawat dan memilihara anak yatim, piatu,

yatim piatu. Pengertian yatim adalah tidak memiliki ayah, sedangkan yatim piatu adalah tidak memiliki ayah dan ibu. Namun, tidak hanya untuk anak-anak yatim maupun yatim piatu, panti asuhan juga terbuka untuk anak- anak selain mereka seperti anak terlantar dan dhuafa.

Panti asuhan Ridho Rahmat ini berdiri pada tanggal 02 Desember 2010 mengasuh anak-anak dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, seperti anak yatim, piatu, yatim piatu, anak terlantar dan anak tidak mampu, dari data yang diperoleh dari panti asuhan yaitu selain pendidikan keagamaan, pendidikan formal anak-anak tetap tidak terlupakan, semua anak didik di panti asuhan tetap disekolahkan disekolah formal hingga keperguruan tinggi, dan jumlah anak asuh

(3)

2

yang tinggal di panti asuhan tersebut adalah 36 orang serta memiliki 2 pengasuh.

Panti asuhan Ridho Rahmat ini membantu keluarga yang kekurangan seperti anak yang tidak memiliki kedua orang tua (yatim piatu) dan anak yang mengalami korban perceraian oleh kedua orang tuanya yang mengakibatkan berdampaknya masa depan anak. Didalam panti asuhan remaja tersebut akan dibimbing dan dididik oleh pengasuh agar kehidupan mereka mendapatkan hak yang sama, seperti dapat merasakan bagaimana bersekolah, dan memiliki keluarga.

Beberapa anak yang diasuh di panti asuhan tersebut juga memang berada di panti asuhan sudah tidak memiliki orang tua atau yatim piatu, atau salah satu, dan ada juga yang masih memiliki orang tua namun terpaksa berada di panti asuhan kerena ketidakmampuan orang tua dalam memberikan kasih sayang dan memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya.

Remaja didalam panti akan berinteraksi dengan orang-orang yang berada dalam lembaga tersebut, bisa atau tidaknya tergantung pada masing-masing individu yang menjalani sendiri. Dalam hal ini pengasuh juga berperan karena disebut sebagai orang tua yang menggantikan peran orang tua, karena pengasuhlah yang mengurus semua kebutuhan dan keperluan anak, saat itulah remaja membutuhkan perlindungan dan tempat mengadukan segala persoalan yang ia hadapi.

Rasa diterima kehadirannya oleh semua pihak ini menyebabkan remaja merasa aman, karena remaja merasa bahwa ada dukungan dan perhatian terhadap dirinya. Namun harapan ini sering sulit dicapai secara memuaskan, hal ini disebabkan adanya kondisi dimana pengasuh tersebut tidak dapat sepenuhnya menjadi orang tua.

Selain menyesuaikan diri di lingkungan panti anak-anak tersebut juga harus bisa menyesuaikan diri dimana mereka berada, dan itu termasuk di sekolah, sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan dan pengembangan pendidikan tersebut, melalui sekolah anak- anak belajar berbagai macam hal bagaimana cara penyesuaian diri yang baik. Tujuan tersebut mengacu pada tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sementara itu menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Semua manusia menginginkan kesempurnaan dalam hidupnya, salah satunya mereka ingin sempurna dalam memenuhi kebutuhan dalam pencapaian tujuan hidupnya.

Sundari (2005:41) menyatakan macam-macam penyesuaian diri adalah: (1) Penyesuian diri terhadap keluarga, (2) Penyesuaian diri terhadap sosial, (3) Penyesuaian diri terhadap sekolah, (4) Penyesuaian diri terhadap situasi dan fasilitas yang cukup.

Penyesuian diri sulit terwujud karena banyaknya faktor yang mempengaruhi sehingga seluruh kebutuhan tidak dapat terealisasi. Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang kehidupan (life long process). Manusia harus berusaha menemukan dan mengatasi rintangan, tekanan dan tantangan untuk mencapai pribadi yang seimbang.

Selain itu, masalah yang timbul juga sangat mempengaruhi perkembangan anak panti asuhan tersebut, seperti adanya sebagian anak yang sulit bersosialisasi dengan teman sebayanya, adanya sebagian anak yang sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, adanya sebagian anak yang tidak ada inisiatif untuk membantu pekerjaan yang ada dipanti, melawan kepada kakak asuh, adanya sebagian anak yang sulit mendekatkan diri dengan pengasuh.

Penyesuaian diri adalah proses dinamika yang bertujuan mengubah Respon penyesuaian diri selain berupa hal yang baik juga ada yang buruk. Sementara itu penyesuaian diri yang salah adalah penyesuaian yang menyimpang dari realita.

Yusuf (2004:24) mengemukakan penyesuaian diri yang salah (maladjusment) merupakan proses pemenuhan kebutuhan atau upaya pemecahan masalah dengan cara-cara yang tidak wajar atau bertentangan dengan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Ada tiga bentuk penyesuaian diri yang salah (maladjustment) yaitu: (1) Dalam bentuk reaksi bertahan, individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah- olah ia tidak sedang menghadapi kegagalan, (2) Reaksi menyerang, individu yang salah suai akan menunjukkan sikap dan prilaku yang bersifat menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau kegagalan, (3) Reaksi melarikan diri, individu akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan konflik atau kegagalan.

Penyesuaian diri yang sempurna sulit diwujudkan karena banyak faktor yang

(4)

3

mempengaruhi sehingga seluruh kebutuhan tidak dapat terealisasikan. Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang kehidupan, manusia harus berusaha mengatasi rintangan, tekanan dan tantangan untuk mancapai pribadi yang seimbang.

Respon penyesuaian diri selain berupa hal yang baik ada juga yang buruk. Respon baik atau buruk untuk memelihara keseimbangan secara wajar, individu berusaha menjahui ketegangan. Penyesuaian diri sebagai suatu proses ke arah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal dan eksternal. Contohnya, bayi berusaha mencari ASI dan kasih sayang, karena tidak terpenuhi, bayi berusaha mencari pemenuhan kebutuhan yang tidak wajar untuk pengganti respon yaitu menghisap ibu jari.

Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan dengan salah seorang pengurus panti asuhan pada tanggal 20 Februari 2016 peneliti dapat gambaran bahwa anak Panti Asuhan Ridho Rahmat berjumlah 40 orang, perempuan 18 orang, laki-laki 22 orang, terletak jauh dari keramaian. Anak Panti Asuhan Ridho Rahmat berlatar belakang yatim, piatu, yatim piatu, kaum du’afa, dengan umur bervariasi yang berbeda dari tingkat SD sampai Perguruan tinggi. Selain itu masalah yang sering timbul adalah 1) seperti adanya sebagian anak yang sulit bersosialisasi dengan teman sebayanya, 2) adanya sebagian anak yang sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, 3) adanya sebagian anak yang tidak ada inisiatif untuk membantu pekerjaan yang ada dipanti, 4) melawan kepada kakak asuh, 5) adanya sebagian anak yang sulit mendekatkan diri dengan pengasuh.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan".

Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Permasalahan penyesuaian diri remaja yang tinggal di panti asuhan Ridho Rahmat dalam bentuk reaksi bertahan.

2. Permasalahan penyesuaian diri remaja yang tinggal di panti asuhan Ridho Rahmat dalam bentuk reaksi menyerang.

3. Permasalahan penyesuaian diri remaja yang tinggal di panti asuhan Ridho Rahmat dalam bentuk reaksi melarikan diri.

Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan “Bagaimana Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan?”

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Permasalahan penyesuaian diri remaja yang tinggal di panti asuhan dalam bentuk reaksi bertahan.

2. Permasalahan penyesuaian diri remaja yang tinggal di panti asuhan dalam bentuk reaksi menyerang.

3. Permasalahan penyesuaian diri remaja yang tinggal di panti asuhan dalam bentuk reaksi melarikan diri.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Yusuf (2005:83) penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang sulit dalam menyesuaikan diri dipanti asuhan berdasarkan data yang di dapatkan dari pengurus panti yang berjumlah 40 orang. Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik total sampling.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Yusuf (2005:133) menyebutkan bahwa “Variabel interval adalah antara kategori dalam variabel ini dapat diketahui selisih atau jumlahnya dan satuan ukuran mempunyai unit sama”.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat., sedangkan data sekunder diperoleh dari pihak Kantor di Panti Asuhan Ridho Rahmat.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Yusuf (2005:525) “Angket adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada kelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data”.

Untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase. Menurut Sugiyono (2014: 89) persentase dapat dihitung dengan rumus:

P = x 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan

Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang

(5)

4

Selatan berdasarkan kriteria pengelompokan data deskriptif hasil penelitian, maka diperoleh hasil bahwa profil maladjustment remaja 5 orang sama dengan 12,50% berada pada kategori sangat sesuai, selanjutnya 16 orang sama dengan 40,00% berada pada kategori sesuai, lalu 15 orang sama dengan 37,50%

berada pada kategori cukup sesuai, sedangkan 4 orang sama dengan 10,00% berada pada kategori kurang sesuai. Jadi, profil maladjustment berdasarkan kriteria pengelompokan data deskriptif hasil penelitian berada pada kategori sesuai.

Orang yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik disebut dengan istilah maladjusted.

Namun, pemahaman mengenai maladjusted ini seringkali dikacaukan dengan pemahaman mengenai abnormalitas. Banyak yang berpendapat bahwa ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan baik (maladjusted) itu sama dengan abnormal, padahal sebenarnya orang yang maladjusted tidak selalu abnormal.

Sebaliknya, orang yang abnormal pasti maladjusted. Jadi istilah maladjusted dan abnormal sebenarnya menyangkut pada derajat ketidakmampuan individu dalam melakukan penyesuaian diri serta kualitas penyesuaian dirinya (Siswanto, 2007:36).

Yusuf (2004:24) mengemukakan penyesuaian diri yang salah (maladjusment) merupakan proses pemenuhan kebutuhan atau upaya pemecahan masalah dengan cara-cara yang tidak wajar atau bertentangan dengan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Menurut Surya (2003:42) maladjustment adalah tidak memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis baik terhadap dirinya maupun lingkungannya. Menurut Kartono, maladjustment merupakan tingkah laku yang tidak bisa diterima oleh mayarakat normal yang ada

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan maladjustment adalah sebagai usaha mempertahankan diri seorang individu dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan agar terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Selain itu dapat diartikan sebagai proses alamiah dan dinamis guna mengubah prilaku individu agar terciptanya hubungan yang selaras dengan lingkungan sekitarnya.

Menurut peneliti mengenai maladjustment remaja yang tinggal di Panti Asuhan Ridho Rahmat bahwa remaja tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga remaja tidak mampu menjalin komunikasi yang baik dengan teman sebanyanya maupun pengurus.

1. Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan Dilihat dari Aspek Reaksi Bertahan

Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan dilihat dari aspek reaksi bertahan berdasarkan kriteria pengelompokan data deskriptif hasil penelitian, maka diperoleh hasil bahwa profil maladjustment remaja 5 orang sama dengan 19,10% berada pada kategori sangat sesuai, selanjutnya 15 orang sama dengan 41,20% berada pada kategori sesuai, lalu 12 orang sama dengan 30,90% berada pada kategori cukup sesuai, sedangkan 8 orang sama dengan 8,80%

berada pada kategori kurang sesuai dan tidak seorang pun sama dengan 0,00%

berada pada kategori sangat kurang sesuai.

Jadi, profil maladjustment remaja dilihat dari aspek reaksi bertahan berdasarkan kriteria pengelompokan data deskriptif hasil penelitian berada pada kategori sesuai.

Menurut yusuf (2004:27) maladjustment ditandai dengan respon- respon sebagai berikut :

a. Reaksi bertahan (defence reaction) Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia tidak sedang menghadapi kegagalan. Ia akan berusaha menunjukan bahwa dirinya tidak mengalami kesulitan.

1) Rasionalisasi, yaitu mencari-cari alasan yang masuk akal untuk membenarkan tindakannya yang salah.

2) Represi, Represi ialah usaha menghilangkan, dan menekan isi-isi kejiwaan yang tidak menyenangkan dan kebutuhan manusiawi ke dalam ketidaksadaran atau ke bawah sadar. Biasanya dengan akibat yang tidak menguntungkan. Juga menekan ke dalam ketidaksadaran segala fikiran, yang jahat, nafsu- nafsu hewani, perasaan-perasaan yang negatif, dan harapan-harapan yang buruk. Hati nurani yang merupakan sebagai alat super struktur sosial, maka banyak nafsu, dorongan serta kebutuhan yang sangat penting dan utama bagi hidup, pikiran primitive, dan kecenderungan yang tidak sesuai dengan standart sosial, serta norma

(6)

5

etis lalu didesakkan ke dalam alam tidak sadar, atau didesakkan ke bawah sadar karena semua isi kejiwaan tadi dianggap sebagai tidak sopan, tidak berguna dan tidak patut, serta mengarah kepada keutuhan pribadi, maka mekanisme represi ini termasuk maladjustment.

3) Proyeksi, yaitu menyalahkan kegagalan dirinya pada pihak lain atau pihak ketiga untuk mencari- cari alasan yang dapat diterima.

4) Sour graes, Teknik anggur masam merupakan usaha memberi atribut yang jelek, tidak berharga atau negative pada objek yang tidak bisa dicapainya, serta sangat yang diinginkannya. Sikap “Sour Graes

ini merupakan memutar balikkan kenyataan. Oleh karena itu sikap ini merupakan penyesuaian diri yang tidak normal.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam reaksi bertahan merupakan suatu proses pendewasaan diri, dalam proses penyesuaian diri dari hal yang tidak baik menjadi baik. Dan bahwasanya individu mampu menyesuaian diri dan mengubah diri sesuai dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup agar dapat berhasil dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal seperti Rasionalisasi, Represi, Proyeksi, dan Sour Greas. Sehingga tercapainya keharmonisan pada diri sendiri serta lingkungannya dan akhirnya dapat diterima oleh kelompok dan lingkungannya. Dalam penyesuaian diri ini kita juga harus dapat melihat seseorang dapat mengatasi dirinya serta mengaktualisasi dirinya secara baik.

Menurut peneliti mengenai maladjustment remaja dalam bentuk reaksi bertahan yaitu seharusnya remaja memiliki kesadaran terhadap dirinya maupun terhadap sikapnya sehingga remaja tersebut mampu mengatasi masalah dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri.

2. Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan dilihat dari Aspek Reaksi Menyerang

Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang

Selatan dilihat dari aspek reaksi menyerang berdasarkan kriteria pengelompokan data deskriptif hasil penelitian, maka diperoleh hasil bahwa profil maladjustment remaja tidak seorang pun sama dengan 0,00% berada pada kategori sangat sesuai, selanjutnya 17 orang sama dengan 42,50% berada pada kategori sesuai, lalu 19 orang sama dengan 47,50% berada pada kategori cukup sesuai, sedangkan 4 orang sama dengan 10,00%

berada pada kategori kurang sesuai dan tidak seorang pun sama dengan 0,00%

berada pada kategori sangat kurang sesuai.

Jadi, profil maladjustment remaja dilihat dari aspek reaksi menyerang berdasarkan kriteria pengelompokan data deskriptif hasil penelitian berada pada kategori cukup sesuai. Menurut Yusuf (2004:27) reaksi menyerang sebagai berikut:

a. Reaksi menyerang (anggressive reaction)

Individu yang salah suai akan menunjukkan sikap dan perilaku yang bersifat menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau kegagalan. Ia tidak mau menyadari kegagalan atau tidak mau menerima kenyataan.

1) Selalu membenarkan diri sendiri.

2) Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi.

3) Merasa senang bila menggangu orang lain.

4) Suka menggertak, baik dengan cara ucapan maupun perbuatan.

5) Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka.

6) Bersikap menyerang dan merusak.

7) Keras kepala dalam sikap dan perbuatannya.

8) Suka bersikap balas dendam.

9) Memerkosa hak orang lain.

10) Tindakkanya suka serampangan, dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam reaksi menyerang adalah suatu sikap ini dilakukan untuk menutupi kegagalannya dari penyesuaian diri yang salah. Reaksi-reaksi ini tampak dalam tingkah laku: Selalu membenarkan diri, selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi, merasa senang bila mengganggu orang lain, suka menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan,

(7)

6

menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka, menunjukkan sikap menyerang dan merusak, keras kepala dalam perbuatannya, bersikap balas dendam, memerkosa hak orang lain, tindakannya suka serampangan.

Menurut peneliti mengenai maladjustment remaja dalam bentuk reaksi menyerang yaitu orang tua dan pengasuh seharusnya ada kerjasama dalam membina karakter-karakter yang baik terhadap remaja sehingga bentuk prilaku dari Selalu membenarkan diri, selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi, merasa senang bila mengganggu orang lain, suka menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan, menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka, menunjukkan sikap menyerang dan merusak, keras kepala dalam perbuatannya, bersikap balas dendam, memerkosa hak orang lain, tindakannya suka serampangan tidak akan terjadi.

3. Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan dilihat dari Aspek Reaksi Melarikan Diri

Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan dilihat dari aspek reaksi melarikan diri 3 orang sama dengan 7,50% berada pada kategori sangat sesuai, selanjutnya 20 orang sama dengan 50,00% berada pada kategori sesuai, lalu 15 orang sama dengan 37,50% berada pada kategori cukup sesuai, sedangkan 2 orang sama dengan 5,00%

berada pada kategori kurang sesuai dan tidak seorang pun sama dengan 0,00%

berada pada kategori sangat kurang sesuai.

Jadi, profil maladjustment remaja dilihat dari aspek reaksi menyerang berdasarkan kriteria pengelompokan data deskriptif hasil penelitian berada pada kategori sesuai.

a. Reaksi melarikan diri (escape reaction) Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan konflik atau kegagalan.

1) Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan bentuk angan-angan (seolah-olah sudah tercapai).

2) Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri, atau menjadi pecandu narkoba.

3) Agresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanak. Misalnya, orang dewasa yang bersikap dan berprilaku seperti orang kecil.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa reaksi melarikan diri adalah orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya.

Reaksi ini akan tampak dalam tingkah lakunya yaitu: suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan bentuk angan-angan, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri atau menjadi pecandu narkoba, dan Agresi.

Menurut peneliti mengenai maladjustment remaja dalam bentuk reaksi melarikan diri yaitu kurangnya percaya diri remaja sehingga remaja tidak mampu menyelesaikan masalah- masalah seperti suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan bentuk angan-angan, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri atau menjadi pecandu narkoba, dan Agresi. Dengan demikian orang tua dan pengasuh harus memberikan perhatian yang lebih terhadap remaja tersebut agar remaja bisa terhindar dari masalah reaksi melarikan diri.

KESIMPULAN

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka dapat disimpulkan Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan, dilihat dari Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan berdasarkan kriteria pengelompokan data deskriptif hasil penelitian berada pada kategori sesuai.

1. Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan dilihat dari aspek reaksi bertahan berdasarkan kriteria pengelompokan data deskriptif hasil penelitian berada pada kategori sesuai. Reaksi bertahan merupakan individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah- olah ia tidak sedang mengalami kegagalan.

Ia akan berusaha menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kesulitan.

2. Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan dilihat dari aspek reaksi

(8)

7

menyerang berdasarkan kriteria pengelompokan data deskriptif hasil penelitian berada pada kategori cukup sesuai. Reaksi menyerang merupakan individu yang salah suai akan menunjukkan sikap dan perilaku yang bersifat menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau kegagalan. Ia tidak mau menyadari kegagalan atau tidak mau menerima kenyataan.

3. Profil Maladjustment Remaja Panti Asuhan Ridho Rahmat Kecamatan Padang Selatan dilihat dari aspek reaksi melarikan diri berdasarkan kriteria pengelompokan data deskriptif hasil penelitian berada pada kategori sesuai. Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan konflik atau kegagalan.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti ingin mengajukan saran kepada:

1. Remaja (penghuni panti)

Agar bisa memahami kondisi dirinya yang sebenarnya dan mampu menyesuaikan diri menjadi lebih baik lagi dalam kondisi dimanapun ia berada sehingga proses penyesuaian diri dapat berjalan dengan baik.

2. Pengurus panti

Agar dapat membantu remaja dalam menyesuaiakan diri sehingga remaja tidak canggung dengan kondisi lingkungan yang baru.

3. Pengelola Prodi Bimbingan dan Konseling Agar menjadikan ini sebagai aset dan sebagai bahan bacaan yang dibutuhkan oleh mahasiswa nantinya dalam proses pembelajaran sehingga mahasiswa memiliki tambahan informasi dan pemahamanya mengenai adanya maladjustment remaja.

4. Peneliti selanjutnya

Agar peneliti selanjutnya bisa meneliti kearah yang lebih dalam lagi terkait masalah maladjustment remaja dengan menggunakan teknik dan variable yang berbeda namun dikaitkan dengan permasalahan maladjustment remaja karena dalam masalah ini cukup banyak kajian yang bisa diteliti.

KEPUSTAKAAN

Siswanto.2006. Kesehatan Mental, Konsep, Cakupan dan perkembangan.

Yogyakarta. Andi

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Surya. 2003. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Sundari. (2005). Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian.

Padang: UNP Press.

Yusuf. (2004). Kesehatan Mental Hygiene.

Bandung: Bani Quraisy.

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK Hubungan antara Attachment Orangtua dan Teman sebaya dengan Kesepian Remaja Panti Asuhan Aiysyiah Cabang Ampang Padang Oleh: Wullanda Putri Cia Penelitian ini berawal