• Tidak ada hasil yang ditemukan

profil pencapaian tugas-tugas perkembangan sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "profil pencapaian tugas-tugas perkembangan sosial"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO

INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR

E-JURNAL

YULIA HERMIKA 10060053

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

1

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS- TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK

KABUPATEN PASAMAN TIMUR Oleh:

Yulia Hermika

Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACK

This research is motivated by the initial phenomenon where teenagers have a personal look different in their daily lives, teens who love to sit in the tavern while playing dominoes, a teenager who likes to ask for money forcibly against the drivers of public transportation, the scrappy teens, teens who love stealing, teens who like drinking. This study aimed to describe: 1) Personality profiles of healthy teenagers who drop out of school, 2) personality profile is not healthy teenagers drop out of school. This type of research is descriptive quantitative research. The population in this study amounted to 77 persons. Sampling sings saturation sampling technique.

The technique used to analyze the data is the percentage techniques. The results of this study revealed that the personality profile of healthy teenagers who drop out of school in sma negeri 1 rao kecamatan rao induk kabupaten pasaman timur. While unhealthy personality profiles teens who drop out of school in is in the category of healthy. Based on the findings of this study is recommended to adolescents in order to understand and maintain personality possessed.

Kata Kunci: Healthy Personality, Not Healthy Personality, and drop out adolence.

PENDAHULUAN

Remaja merupakan individu yang

sedang berkembang, dimana

perkembangannya adalah perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik secara wajar baik ditujukan kepada diri sendiri maupun kearah penyesuaian dengan lingkungannya.

Menurut Hurlock (2011:10) menyatakan tugas-tugas perkembangannya adalah sebagai berikut : (1) Mampu menerima keadaan fisiknya (2) Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa (3) Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis (4) Mencapaian kemandirian emosional (5) Mampu mengembangkan perilaku tanggung jawab secara sosial.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada Juli-Desember 2013 peneliti melihat adanya peserta didik yang tidak mampu membina hubungan baik dengan teman yang berlainan jenis, adanya peserta didik yang memilih-milih temen, adanya peserta didik yang belum bisa berkomunikasi secera baik, adanya peserta didik yang tidak menghargai guru, adanya peserta didik yang meremehkan guru, dan adanya peserta didik yang tidak bisa mengontrol emosinya.

Berdasarkan kondisi tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. Profil pencapaian tugas-tugas perkembangan peserta didik dalam membina hubungan baik dengan anggota kelompok teman sebaya.

2. Profil pencapaian tugas-tugas perkembangan peserta didik dalam mengembangkan perilaku bertanggung jawab secara sosial.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 rao kecamatan rao induk kabupaten pasaman timur.

Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik proportional random sampling yaitu teknik penentuan sampel secara acak. (Yusuf, 2005: 187).

Maka sampel penelitian ini adalah suatu jumlah yang terbatas dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi.

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket. Sedangkan untuk analisis data menggunakan teknik analisis persentase.

(3)

2

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Profil Pencapaian Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik dalam Membina Hubungan Baik dengan Anggota Kelompok Teman Sebaya a. Berfikir Positif

Peserta didik yang membina hubungan baik dengan anggota kelompok teman sebaya pada indikator berfikir positif secara umum berada pada kategori baik berjumlah sebanyak 48 dari 77 orang peserta didik dengan persentase 62,34%. Artinya pada indikator berfikir positif peserta didik rata-rata mampu berfikir positif terhadap teman sebayanya secara baik.

Menurut (Ubaedy 2007:12-19) menyatakan berfikir positif merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu muatan pikiran, penggunaan pikiran, dan pengawasan pikiran.

Bagi peserta didik yang berfikir positif terhadap teman sebayanya suka menonjolkan aspek- aspek dari teman sebayanya dan peserta didik terhindar dari tingkah laku berburuk sangka, sikap positif dibina dengan cara memiliki apresiasi terhadap kehidupan dengan berasumsi bahwa diri kita dikelilingi orang-orang yang benar- benar peduli dengan kesejahteraan kita.

b. Empati

Peserta didik yang membina hubungan baik dengan anggota kelompok teman sebaya pada indikator empati berada pada kategori baik berjumlah sebanyak 41 dari 77 orang peserta didik dengan persentase 53,25%. Artinya pada indikator empati peserta didik rata- rata memiliki rasa berempati baik.

Menurut Robert A. Baron (Mashudi, 2012:98-99) menyatakan bahwa empati merupakan kemampuan untuk bereaksi terhadap emosi negatif atau positif orang lain, seolah-olah emosi itu dialami sendiri.

Peserta didik sudah menunjukkan perannya dalam mencapai tugas-tugas perkembangan dengan tumbuhnya rasa empati peserta didik mampu membantu peserta didik dalam memahami situasi rasa berempati terhadap teman sebayanya.

c. Altruistik

Peserta didik yang membina hubungan baik dengan anggota kelompok teman sebaya pada indikator altruistik berada pada kategori baik berjumlah sebanyak 39 dari 77 orang peserta didik dengan persentase 50,65%. Artinya peserta didik pada indikator altruistik rata- rata baik. Menurut (Homans, 1961:79-80) menyatakan peserta didik yang menunjukkan bahwa kepuasan nilai-nilai seseorang bisa menjadi imbalan penting menurutnya, selama nilai-nilai seseorang yang altruistik mereka dapat mengambil keuntungan dalam altruisme juga beberapa untung terbesar kita tahu altruistis.

Bagi peserta didik yang berada pada kategori baik sudah bisa dikatakan mampu berbuat baik kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan atau hadiah dengan sendirinya, demikian pula seorang peserta didik juga dapat memberikan uang karena tuntutan hati nuraninya bahwa peserta didik dapat membantu mendukung kurang mampu dan tanpa mengharapkan

apapun sebagai wujud

kemampuannya membina hubungan sosialnya.

d. Kontrol Emosi

Peserta didik yang membina hubungan baik dengan anggota kelompok teman sebaya pada indikator kontrol emosi berada pada kategori sangat baik berjumlah sebanyak 37 dari 77 orang peserta didik dengan persentase 48,05%.

Artinya pada indikator yang dapat mengontrol emosi dengan rata-rata sangat baik. Menurut (Yusuf, 2004:12-14) menyatakan individu merasa nyaman dengan emosinya.

Dia dapat menghadapi situasi frustasi, depresi atau stres secara positif dan konstrutif, tidak destruktif (merusak). Peserta didik rata-rata masih perlu bimbingan dan bantuan dari orangtua dan masyarakat sekitar dalam pemeliharaan emosi remaja.

Kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan emosi yang mengcakup kemampuan memotivasi dirinya sendiri dan orang lain dan

(4)

3

mampu memahami perasaan orang lain.

2. Profil Pencapaian Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik dalam Mengembangkan Perilaku Tanggung Jawab Secara Sosial

Berdasarkan hasil angket mengenai profil pencapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Rao Pembahasan ditekankan pada indikator yaitu : menjunjung tinggu nilai-nilai sosial, bertingkah laku manusiawi, membina keakraban dan adil terhadap sesama.

Berikut uraian pembahasan berdasarkan indikator:

a. Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Sosial Peserta didik yang

mengembangkan perilaku

bertanggung jawab secara sosial pada indikator menjunjung tinggi nilai-nilai sosial berada pada kategori baik berjumlah sebanyak 29 dari 77 orang peserta didik dengan persentase 37,66%. Artinya pada indikator menjunjung tinggi nilai- nilai sosial rata-rata baik. Menurut (Crisyanto 2008) Menyatakan bahwa nilai – nilai sosial merupakan segala sesuatu yang dianggap berharga oleh masyarakat, anggapan masyarakat tentang sesuatu yang diharapkan indah, dan benar kebaradaan nilai bersifat abstrak dan ideal. Peserta didik yang memiliki kemampuan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai

sosial sebagai wujud

mengembangkan perilaku sosial ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan sekolah.

b. Bertingkah laku manusiawi

Peserta didik yang

mengembangkan perilaku

bertanggung jawab secara sosial pada indikator bertingkah laku manusiawi berada pada kategori baik berjumlah sebanyak 40 dari 77 orang peserta didik dengan persentase 51,95%.

Artinya pada indikator bertingkah laku manusiawi dikatakan baik.

Menurut (Tilaar 20020 ) Mengatakan tingkah laku manusiawi suatu tindakan keseluruhan pribadi manusia yang berakal, berperasaan, berdasarkan pendapat tersebut peserta didik harus mengembangkan potensi

bertingkah laku manusiawi sebagai mana mestinya.

c. Membina Keakraban

Peserta didik yang

mengembangkan perilaku

bertanggung jawab secara sosial pada indikator membina keakraban berada pada kategori sangat baik berjumlah sebanyak 34 dari 77 orang peserta didik dengan persentase 44,16%. Artinya pada indikator membina keakraban rata-rata bisa dikatakan sangat baik.

Menurut (Wana 2012) Mengatakan beberapa cara yang dapat dilakukan dalam membina keakraban yaitu: tersenyum, menyebut nama, mengucapkan salam, bicarakan hal yang ringan, menjaga jarak nyaman bagi kawan komunikasi, dan berusaha mencari persamaan. Peserta didik untuk membina keakraban sesuai dengan data yang peneliti temukan bahwa peserta didik sudah menunjukkan sikap dalam membina keakraban didalam hubungan sosial.

d. Adil terhadap Sesama Peserta didik yang mengembangkan perilaku tanggung jawab secara sosial pada indikator adil terhadap sesama berada pada kategori sangat baik berjumlah sebanyak 44 dari 77 orang peserta didik dengan persentase 57,14%. Artinya pada indikator adil terhadap sesama sudah dikatakan baik.

Menurut ( Rini 2010) Mengatakan Adil yaitu tidak berat sebelah, tidak memihak, atau menyamakan yang satu dengan yang lain. Adil sering dikatakan sebagai moderat obyektif terhadap orang lain dalam memberikan hukum. Berdasarkan hal tersebut peserta didik harus mampu menegakkan disiplin khususnya disekolah. Keadilan dapat juga diartikan sebagai suatu tindakan yang didasarkan norma-norma yang berlaku kemampuan dalam bertindak adil terhadap sesama ini wujud dari rasa tanggung jawab peserta didik dalam mencapai tugas perkembangan sosialnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil dan pembahasan yang peneliti peroleh dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Profil pencapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik dalam membina hubungan baik dengan anggota kelompok teman sebaya kelas XI SMA Negeri 1 Rao kecamatan rao induk

(5)

4

kabupaten pasaman timur secara umum berada pada kategori baik sebanyak 49 dari 77 orang peserta didik dengan persentase 63,63%, sedangkan untuk masing-masing indikatornya yaitu:

a. Berfikir positif b. Empati c. Altruistik d. Kontrol emosi

2. Profil pencapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik dalam mengembangan perilaku tanggung jawab secara sosial di SMA Negeri 1 Rao Kabupaten pasaman secara umum berada pada kategori baik sebanyak 47 orang peserta didik dengan persentase 61,04%, sedangkan untuk masing-masing indikatornya yaitu :

a. Menjunjung tinggi nilai-nilai sosial b. Bertingkah laku manusiawi c. Membina keakraban d. Adil terhadap sesama

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pembaca, yaitu sebagai berikut:

a. Peserta didik, agar mampu membina hubungan sosial secara baik dan dapat meningkatkan tanggung jawab sosialnya yang terkait menjunjung tinggi nilai-nilai sosialnya seperti : mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada disekolah dan penting sapamenyapa dengan teman sebaya.

b. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat untuk lebih menambah wawasan dan pengembangan tugas-tugas

perkembangan sosial

mempersiapkan mahasiswa prodi BK.

c. Peneliti selanjutnya, agar menjadikan penelitian ini sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya mengenai tugas-tugas perkembangan sosial, menambah wawasan dan pemahaman dalam melaksanakan penelitian.

KEPUSTAKAAN

Bungin, Buhan. 2011. Metodologi Penelirian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Lainnya (edisi kedua).

Jakarta: Kencana.

Hurlock, Elizabeth B. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Subana. 2001. Dasar - dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV.

Pustaka

Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sjarkawi. 2008. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Cv Alfabeta.

Yusuf, Syamsu & Nurihsan Juntika. 2004.

Teori Kepribadian.

Referensi

Dokumen terkait

The results of the Mann-Whitney analysis showed that there were significant differences in mean (Sig. 0.000) between the experimental class and the control class. The

DPRD as an institrtlion that would receive local government financial reports, commented on the application of rulent government accrual accounting as a fbrm of better accountability: