• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI "

Copied!
184
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Berdasarkan realitas yang termuat dalam latar belakang masalah di atas, bagaimana kajian tentang Transformasi Tatanan di Makam Tuanku Syekh Burhanuddin, yaitu sapa gadang dan sapa ketek ini dapat diselenggarakan dua kali. Pada awalnya jemaah Syattariyah masuk ke desa Sanggar Agung pada tahun 1970 namun tidak mendapat respon yang baik di masyarakat. Hal ini dikarenakan metode pengajaran yang masih tradisional, pengajian yang tertutup dan orang-orang yang lebih menyukai pelajaran syariat seperti ibadah fikih dan muamallah dan merasa puas dengannya serta tidak perlu konsentrasi.

Tarekat Syattariyah dibawah Buya Arpan mengalami transformasi dan perubahan dalam proses dakwah dan pengajarannya, sehingga pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2020 tarekat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Setelah tarekat Syattariyah berkembang di Desa Sanggar Agung, membawa dampak yang cukup positif bagi kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat.

Batasan Masalah

Selain acuan tahapan perkembangan, batasan waktu menjadi titik fokus penelitian untuk melihat perkembangan Tarekat Syattariyah.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Metode Penelitian

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan merupakan standarisasi penulisan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam proses dan penyelesaian penulisan ini. Data yang diperlukan juga akan dikumpulkan dengan cara observasi langsung di lapangan yang relevan sebagai kelengkapan data yang diperlukan, dengan tujuan untuk mencari informasi dan data pendukung untuk kelengkapan penelitian ini, baik jenis maupun sumber data primer dan sekundernya, termasuk .a. : Untuk mendapatkan masukan dan data yang akurat, peneliti dalam kegiatan penelitian ini akan menggunakan data primer dan data sekunder.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap dari 'mulut' sehingga dapat diperoleh informasi yang valid dan data yang benar dari para informan. Data yang dapat diperoleh dengan teknik ini berupa dokumen berupa bahan tertulis atau tersimpan. Triangulasi sumber untuk menguji tingkat kepercayaan data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari sumber yang berbeda.

Teknik triangulasi untuk menguji tingkat keamanan data dilakukan dengan cara mengecek data dari sumber yang sama dengan teknik pengumpulan data yang berbeda. Oleh karena itu, proses pengumpulan data harus dilakukan secara berulang-ulang dan dengan metode yang berbeda untuk mendapatkan data yang valid.

Penelitian Terdahulu

  • Sistematika Pembahasan

Skripsi Muhammad Khamdi, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 tentang Dinamika Tarekat Syattariyah di Kawasan Keraton Cirebon. Penelitian yang dilakukan mengkaji bagaimana sejarah perkembangan dan masuknya Tarekat Syattariyah di Cirebon khususnya di Keraton Cirebon, bagaimana ajaran Tarekat Syattariyah di Keraton Cirebon, dan dinamika yang menyertai perkembangan dan perjalanan tarekat Syattariyah. di Keraton Cirebon. Tesis Ahamd Syafi'I Mufazillah Konsentrasi Sejarah Kebudayaan Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2019, Terkait Jemaat dan Tradisi Lokal (Studi Kasus Jamaah Syattariyah di Desa Setono, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Tahun 201986 M).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang tarekat Syattariyah di Desa Setono, kemudian bagaimana ajaran dan praktik tarekatnya masih dipertahankan, dan bagaimana transformasi ajaran tarekat Syattariyah dalam budaya lokal desa setempat. yang menghasilkan warna tersendiri bagi adat dan budaya setempat yang masih dilestarikan. Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di desa Sanggar Agung, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, dan tema penelitian ini lebih terfokus pada transformasi dan. Bab I tesis ini berisi pengantar proposal mengenai latar belakang penelitian Transformasi Tarekat Syattariyah dan Implikasinya Bagi Masyarakat di Desa Sanggar Agung Kecamatan Danau Kerinci Kabupaten Kerinci, bab ini membahas tentang latar belakang minat pemilihan subjek dalam kaitannya dengan transformasi Tarekat dan implikasinya bagi masyarakat di Desa Sanggar Agung, selain itu pada bab pertama penulis memaparkan tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka dan sistematika pembahasan serta metode penelitian dalam penulisan skripsi ini.

LANDASAN TEORI

Pengertian Transformasi

Transformasi adalah pembalikan bayangan acuan (berlawanan) pada sosok benda yang akan diubah, dimana bayangan benda berubah menjadi bayangan berlawanan. Proses transformasi mengandung dimensi waktu dan perubahan sosial budaya masyarakat yang menempatinya, yang muncul melalui proses panjang yang selalu terkait dengan aktivitas yang berlangsung pada saat itu.

Proses Transformasi

Ragam Bentuk Transformasi

Kajian tentang Tasawuf

  • Pengertian Tasawuf

Sesampainya di tanah Haramayn, ia merasa bisa lebih mengembangkan tarekat Syattariyah di Mekkah dan Madinah. Syekh Burhanuddin menjadi khalifah utama bagi seluruh khalifah Syattariyah di wilayah Sumatera Barat pada periode berikutnya. Ada beberapa pokok ajaran tarekat Syattariyah yang akan penulis sampaikan pada bagian ini, yaitu tentang wahdat al-Wujud, zikir, talqin dan bai'at.

135 Ahwan Fanani, Ajaran Tarekat Syattariyah dalam Naskah Risalah Shattariyah Gresik, (Surabaya; UIN Sunan Ampel Surabaya, Jurnal Walisongo, Volume 20, Nomor 2, November 2012), hal.356. Sejarah dan Ajaran Jamaah Syattariyah Desa Sanggar Agung Islam diyakini masuk ke Sumatera pertama kali pada abad ke 12 sampai 13 M, yang terletak di Barus, 182 daerah yang juga merupakan tempat pertama masuknya Islam ke Nusantara . Berdasarkan pemaparan di atas, sangat mungkin akan muncul jaringan keilmuan antara Tuanku Buya Haji Arifin Daerah Kerinci dengan para Khalifah Syattariyah, santri Syekh Burhanudin Ulakan di Minangkabau, bersama dengan garis keturunan Tarekat Syattariyah di Desa Sanggar Agung : 192.

Tuanku Buya Haji Arifin adalah orang pertama yang membawa dan mengajarkan tarekat Syattariyah di sekitar desa Sanggar Agung pada tahun 1970 hingga 1995, namun ajaran tarekat yang diasuhnya tidak diterima dengan baik oleh masyarakat karena hal tersebut. Zaini, Salinan susunan wirid dan peringatan harian anggota tarekat Syattariyah di desa Sanggar Agung. Jenis transformasi yang terjadi dalam tatanan Syattariyah di desa Sanggar Agung adalah transformasi yang disengaja yang ditandai dengan perencanaan, pengelolaan dan tujuan program yang jelas serta perubahan yang diharapkan dengan jelas.

Ada beberapa alasan dibalik proses transformasi dalam Tarekat Syattariyah di Desa Sanggar Agung, seperti yang tergambar dalam wawancara penulis dengan Buya Arpan. Menilik dari pernyataan Buy Arpan di atas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada dua hal yang menyebabkan terjadinya transformasi Tarekat Syattariyah di Desa Sanggar Agung, yang pertama adalah keinginan. Akan tetapi Buya Arpan meninggalkan ajaran wahdatul balik ini dan tidak diajarkan oleh para pengikut tarekat Syattariyah di desa Sanggar Agung, karena menurut Buya Arpan ajaran ini adalah wahdatul.

Menurut penulis, posisi Buy Arpan bisa dimaklumi karena tarekat Syattariyah di desa Sanggar Agung dan daerah Kerinci pada umumnya banyak dikritik dan diserang atas ajaran wahdatul balik ini, sehingga memutuskan hengkang. Namun sebaliknya yang terjadi di masyarakat, banyak penganut tarekat Syattariyah yang belum mengetahui tentang syariah. Semangat dakwah ini juga tidak terlepas dari ajaran dan ajaran tarekat Syattariyah seperti yang disampaikan oleh Buya Arpan, dalam hal ini kata Buya Arpan.

Jemaat Jemaat Syattariyah tidak hanya berada di desa Sanggar Agung, tetapi juga mencakup desa Koto Baru Sanggar Agung dan desa Talang Kemulun. Masih banyak dimensi lain yang belum digali, khususnya terkait tatanan Syattariyah di Kabupaten Kerinci. Secara khusus, tarekat Syattariyah di desa Sanggar Agung merupakan salah satu tarekat yang keberadaannya berada di tepi barat Danau Kerinci yang masih eksis dan belum tergerus zaman.

Disertasi Jemaat Syattariyah di Padang Pariaman (Dinamika Peran Tuanku dan Masyarakat Adat Berkaitan dengan Agama di Ulakan, Pariaman), (UIN Syarif Hadayatullah, Jakarta, 2019).

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Indonesia melalui Menteri Keuangan mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 423/KMK.06/2002 tentang Praktek Akuntan Publik (M. Kedua peraturan tersebut memberi