• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI "

Copied!
125
0
0

Teks penuh

Ahmad Sultra Rustan, M.Si., selaku Rektor IAIN Parepare yang telah bekerja penuh tanggung jawab untuk mengelola dan mengembangkan IAIN Parepare ke arah yang lebih baik. Yang telah memberikan segala fasilitas dan memudahkan penulis menyelesaikan studinya di Program Pascasarjana IAIN Parepare. Firman, M.Pd selaku pembimbing I dan II atas segala bimbingan, arahan dan saran yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Usman, M.Ag., selaku kepala perpustakaan IAIN Parepare yang telah membantu dalam menyusun referensi-referensi yang dibutuhkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

ةمارك

Vokal Pendek

Vokal Panjang 1. Fathah + alif

ىسنت

ميرك

ضورف

Vokal Rangkap

Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

Kata sandang Alif+Lam

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tradisi Sayyang Pattu’du di Sulawesi Barat dalam perspektif pendidikan Islam. Salah satu bukti terbentuknya suatu tradisi dari unsur-unsur pembentuk kebudayaan adalah budaya religi, dibuktikan dengan tradisi yang berkembang di Sulawesi Barat yaitu dilaksanakannya tradisi Sayyang Pattu’du. 4 Salah satu tradisi masyarakat yang masih bertahan hingga saat ini adalah tradisi Sayyang Pattu'du yang sebenarnya dilakukan oleh masyarakat dahulu kala.

Namun seiring berjalannya waktu, budaya mengucapkan pattu'du ini masih diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat umum hingga saat ini.

عَف ْرَي هالله

Tradisi Sayang Pattu’du

Kini, tradisi sayyang pattu'du biasanya dilakukan pada dua waktu iaitu pada masa pelaksanaan maulid Nabi Muhammad saw dan pada masa Khataman al-Qur'an. Sambutan Maulid Nabi Muhammad saw, dalam sejarah Islam telah berlangsung sejak ribuan tahun dahulu, sekurang-kurangnya ada tiga teori tentang asal usul sambutan maulid pertama, hari lahir pertama. perayaan ini diadakan oleh dinasti kurung semasa di Mesir iaitu Syiah Ismailiah mereka berkuasa di Mesir dari 362 hingga 567 Hijriah atau sekitar abad ke-4 hingga ke-6 Hijriah ia mula disambut pada era kepimpinan Abu Tamim yang dinamakan Al Muiz lidinillah, sambutan maulid Nabi oleh dinasti Ubay Bait hanyalah satu bentuk perayaan pada zaman itu. Dua perayaan Maulid di kalangan Ahlussunnah pertama kali diadakan oleh Sultan Abu Said Al Safar, gabenor Iraq yang hidup pada tahun 1549 hingga 630 Hijriah. Dikatakan ketika sambutan Maulid, Safar menjemput para ulama, ahli sufi, ulama dan seluruh kaumnya, baginda menjamu mereka dengan jamuan makan dan bersedekah kepada fakir miskin dan lain-lain, sambutan hari lahir yang ketiga pertama kali diadakan oleh Sultan Salahuddin. al -ayyubi pada tahun 567 hingga 622 hijriah di bawah kekuasaan dinasti Abbasiyah, tujuan beliau adalah untuk meningkatkan semangat jihad umat Islam untuk menghadapi perang salib menentang tentera salib dari Eropah dan menawan Baitulmaqdis dari tangan kerajaan akidah Imam Jalaluddin as-Suyuthi, termasuk hadis dan imam sejarah yang paling aktif menyokong sambutan maulid, jelaskan kisah kelahiran Nabi saw.

27 Sayyid Jafar Al-Barazanji, Maulid Al Barazanji: Dilengkapi Transliterasi dan Terjemahan Bagian 2 (Aslan Graphic Solution, 2021), hal. 23. Biasanya berupa standing ovation saat menyambut perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tinjauan Pendindikan Islam

Menurut ilmu bahasa, moralitas terdiri dari dua kata Buddha dan Karakter Buddha adalah sesuatu yang ada dalam diri manusia, yang berkaitan dengan kesadaran yang didorong oleh pikiran, hubungan, dan karakter seseorang. Kata disiplin berasal dari bahasa latin displin yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan budi pekerti.Disiplin adalah suatu kaidah ketaatan atau ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan. Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos dalam bentuk tunggal yang mempunyai banyak arti, biasanya: padang rumput, kebiasaan, adat istiadat: moral, watak: perasaan.

Pertama, tauhid, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tauhid adalah kata benda yang berarti keesaan Allah; keyakinan yang kuat bahwa hanya ada satu Tuhan. Dalam agama Islam, tauhid adalah keyakinan akan keesaan atau keesaan Allah, sehingga segala pemikiran dan teori beserta dalil-dalil yang mengarah pada kesimpulan bahwa Tuhan itu esa disebut dengan ilmu Tauhid. 51, aqidah. Secara etimologis, kata “aqidah” berasal dari bahasa Arab. Kedua, moral. Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti tingkah laku, sopan santun, tingkah laku atau budi pekerti.57 Kadang juga diartikan sebagai syakhsiyyah yang berarti lebih dekat dengan kepribadian.

Sedangkan secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos atau adat istiadat (custom), dan dari segi etika, etika adalah ilmu yang membahas tentang tindakan dan tingkah laku manusia untuk menentukan benar atau salah. Perbuatan seseorang dikatakan benar atau salah berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang dimilikinya. 61. Seperti halnya banyak istilah yang membawa konteks ilmiah, istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno.Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: yang pertama adalah tempat tinggal, padang rumput, kandang, adat istiadat, adat istiadat, moral, watak, perasaan, sikap, cara berpikir Titik dalam bentuk jamak Eta berarti kebiasaan dan makna terakhir inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah etika yang digunakan oleh filsuf besar Yunani Aristoteles untuk menunjukkan filsafat moral. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI.Sosial adalah berhubungan dengan masyarakat, berhubungan dengan masyarakat, berhubungan dengan masyarakat umum, suka menolong dan memperhatikan orang lain.64.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa gotong royong adalah kerja sama (gotong royong atau gotong royong) 66. Gotong royong adalah nilai budaya yang berasal dari bahasa jawa yang mempunyai arti atau semangat atau sesuatu yang dibawa oleh mereka yang dibesarkan bersama. menjadi

Kerangka Teoritis

Penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk perhitungan lainnya. Bodgon dan Taylor mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.71. Bagdon dan Taylor (2005) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa perkataan tertulis atau lisan orang dan perilaku yang dapat diamati.

Format desain deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan dalam penelitian berbentuk studi kasus yang tidak mempunyai sifat seperti air (menyebar di permukaan), tetapi terfokus pada satuan tertentu. Ciri-ciri tersebut memungkinkan penelitian ini menjadi sangat mendalam sehingga kedalaman data menjadi pertimbangan dalam model penelitian ini. Sumber data dalam penelitian adalah subjek yang datanya dapat diperoleh 73 Dalam pernyataan Ahmad Tanzeh sumber data dapat berupa manusia dan non manusia Sumber data manusia merupakan hasil observasi peneliti dan wawancara dengan orang yang menjadi informan. Sedangkan data non manusia adalah dokumen.dokumen yang berupa catatan, rekaman gambar atau foto yang berkaitan dengan fokus penelitian.74.

Tokoh adat adalah seseorang yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat atau seseorang yang dianggap memahami tradisi yang dilakukan di daerah tersebut. Data sekunder adalah data yang meliputi dokumen-dokumen resmi dalam bentuk buku, hasil penelitian berupa laporan, catatan harian dan lain sebagainya. 76 Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara 77 Data sekunder biasanya berbentuk data dokumentasi atau tersedia data laporan.78 . Kedua, jurnal Tardisi Sayyang Pattu’du Di Mandar (Studi Kasus Desa Laeo) yang ditulis Ruhiyat dalam Jurnal Kajian Agama dan Masyarakat tahun 2017. Jurnal ini membahas tentang tradisi sayyang pattu’du yang masih dilakukan di desa Lapeo.

Teknik Pengumpulan Data

Panduan wawancara tidak terstruktur, yaitu panduan wawancara yang hanya berisi garis besar hal-hal yang nantinya akan ditanyakan kepada orang yang diwawancarai. Teknik pendokumentasian dilakukan dengan cara meneliti dokumen atau buku, catatan, arsip tentang sesuatu yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti, seperti profil suatu tempat penelitian. Dengan demikian teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang sejarah dan proses pelaksanaan tradisi Sayyang Pattu'du.

Instrumen penelitian merupakan instrumen yang digunakan dan menempati posisi strategis yang sangat penting dalam seluruh kegiatan penelitian, karena data yang diperlukan untuk menjawab rumusan masalah diperoleh melalui instrumen tersebut. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap segala sesuatu yang akan tampak dan tampak pada obyek kajian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap obyek yang akan diteliti di tempat terjadinya. Bentuk observasi yang digunakan adalah bentuk bebas yang tidak perlu menggunakan atau menentukan jawaban, melainkan mencatat apa yang tampak untuk mendukung hasil penelitian yang diteliti. Digunakan untuk mendalami proses pelaksanaan tradisi Sayyang Pattu'du di Matakali. Kecamatan, Kabupaten Polewali Mandar.

Instrumen yang digunakan disebut panduan wawancara. Pengumpulan data bisa gratis atau peneliti bisa menanyakan apa saja yang berhubungan dengan responden tanpa harus menyiapkan atau membawa lembar petunjuk. Data berupa dokumen-dokumen seperti di atas dapat digunakan untuk mengambil informasi yang terjadi di masa lalu, Peneliti harus mempunyai kepekaan teoritis untuk menafsirkan dokumen-dokumen tersebut. Penulis membuat pedoman dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk wawancara terkait dengan subjek yang dipelajari.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan observasi lapangan dan melakukan wawancara terhadap informan yang telah ditentukan. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menggunakan data-data yang dipublikasikan seperti buku, jurnal, majalah dan lain-lain sebagai bahan referensi dalam penelitian ini.

Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

Sebelum membahas hasil penelitian secara rinci, terlebih dahulu dijelaskan proses pelaksanaan penelitian terkait “Tradisi Sayyang Pattu’du di Sulawesi Barat (Perspektif Pendidikan Islam)”. Mengenai tradisi, peneliti membahas mengenai tradisi sayyang pat’tudu yang ada di Sulawesi Barat yaitu tradisi sayyang pattu’du’. Seiring berkembangnya zaman, tradisi sayyang pattu'du' tetap dipertahankan untuk memotivasi seorang anak di negeri Mandar agar bergegas.

Ada pula tradisi Sayyang Pattu'du' yang dirayakan pada bulan Maulid atau memperingati hari kelahiran. Terjemahannya: “Termasuk sayyang pattu’du’ sewaan, parrawana (kelompok rebana), pesarung (pengiring) dan perlengkapan lainnya, termasuk laqlang buwur (payung berhias), laqlang buwur dahulunya hanya digunakan untuk totamma. Tradisi Sayyang Pattu’du adalah dilakukan dengan menyiapkan keperluan-keperluan yang diperlukan untuk rangkaian tradisi ini.

Dalam melaksanakan tradisi Sayyang Pattu'du harus menyepakati di mana dan kapan acara ini akan dilangsungkan. Dilihat dari proses sebelum pelaksanaannya, tradisi Sayyang Pattu'du mengandung ikatan kekerabatan yang kuat dan unsur persahabatan. Kesenian Parrawana dan kalinda’da’ mempunyai adat istiadat dalam tradisi sayyang pattu’du’ yang berkaitan dengan ajaran Islam.

Konde merupakan sesuatu yang terkenal yang selalu digunakan dalam berbagai prosesi adat, termasuk pelaksanaan tradisi sayyang pattu'du. Oleh karena itu, kegiatan keagamaan ini menjadi salah satu kriteria agar tradisi Sayyang Pattu'du dapat terlaksana dengan sempurna. Masyarakat Mandar mengartikan tradisi sayyang pattu'du' sebagai atraksi kuda menari yang diadakan untuk mengapresiasi seorang anak.

Tradisi Sayyang Pattu'du dilakukan dengan menyiapkan keperluan-keperluan yang dibutuhkan dalam rangkaian tradisi ini.

Gambar 1: proses tradisi sayyang pattu’du ( kuda menari)
Gambar 1: proses tradisi sayyang pattu’du ( kuda menari)

Gambar

Gambar 1: proses tradisi sayyang pattu’du ( kuda menari)
Gambar 3: anak-anak sebagai pessawe di wilayah Nepo Sulawesi Barat
Gambar 4: pessawe di Tumpiling Sulawesi Barat
Gambar 5: wawancara bersama bapak Muhammad Idam
+3

Referensi

Dokumen terkait

III-38 ON ECONOMIC GROWTH Habiburrahman1* 1Management Study Program Economics and Business Faculty, Bandar Lampung University *Corresponding email: [email protected]

©Daffodil International University v ABSTRACT TSRS Traffic Sign Recognition System may plays a significant role in self-driving car, artificial driver assistances, traffic