• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahrus As’ad, M.Ag PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG 1438 H/2017 M ii (3)Professional Teachers Private MTs Se-Seputih Surabaya District of Lampung Tengah Regency,TESIS, IAIN Metro Lampung

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Mahrus As’ad, M.Ag PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG 1438 H/2017 M ii (3)Professional Teachers Private MTs Se-Seputih Surabaya District of Lampung Tengah Regency,TESIS, IAIN Metro Lampung"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara budaya kerja dan pelatihan guru dengan profesionalisme guru di MTs Swasta Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. Besarnya hubungan budaya kerja dan pelatihan guru terhadap profesionalisme guru di MTs Swasta Kecamatan Seputih Kota Surabaya Kabupaten Lampung Tengah sebesar 39,83%.

Latar Belakang Masalah

Untuk memahami komitmen guru profesional dalam proses pendidikan sangat penting untuk dibahas, terutama bagi calon guru untuk menciptakan guru profesional untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas. Dan masih ada guru yang tidak mengikuti tata tertib yang diterapkan di sekolah, masih ada guru yang terlambat saat pelajaran dimulai, hal ini menunjukkan bahwa guru tidak mendukung nilai-nilai ketepatan waktu.

Identifikasi Masalah

Guru privat Madrasah Tsanawiyah di Kecamatan Seputih Surabaya, sebagian guru tidak mengikuti peraturan yang diterapkan oleh madrasah. Guru swasta Madrasah Tsanawiyah di Kecamatan Seputih Surabaya kurang aktif dalam mengikuti on the job training.

Pembatasan Masalah

Perumusan Masalah

Beberapa guru Madrasah Tsanawiyah swasta di Kecamatan Seputih Surabaya memiliki pendidikan terakhir, sebagian masih tamatan SMA/MA dan pesantren. Adakah hubungan yang signifikan antara budaya kerja dan pelatihan dengan guru profesional Madrasah Tsanawiyah Swasta di Kecamatan Seputih Surabaya.

Tujuan Penelitian

Manfaat dan Signifikansi Penelitian

Kegunaan praktis, untuk memberikan gambaran kepada guru Madrasah Tsanawiyah Swasta di Kecamatan Seputih Surabaya tentang profesionalisme guru dan pentingnya komitmen budaya kerja dan pelatihan.

Profesionalisme Guru

Pengertian Profesionalisme Guru

Dengan kata lain, kerja profesional adalah kerja yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus dipersiapkan untuk itu. Mengenai kata Profesional, Uzer Usman mengambil kesimpulan bahwa pekerjaan yang bersifat profesional membutuhkan berbagai bidang ilmu yang harus sengaja dipelajari dan kemudian diterapkan untuk kepentingan umum.

Karakteristik Guru Profesional

Yang pertama dilihat dari tingkat pendidikan minimal latar belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat Anda menjadi guru. Selain itu, ia mendapatkan pelatihan khusus untuk menjadi seorang guru dan memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan untuk jenis pekerjaan tersebut, sudah pasti hasil usahanya akan lebih baik.

Kompetensi Guru

15Jamil Suprihatiningrum, Pedoman Guru Profesional Untuk Kinerja, Kualifikasi dan Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal.. yang dimaksud dengan “kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa”.16. Pergaulan yang efektif dengan siswa, co-pedagog, pendidik, orang tua/wali siswa; dan berbaurlah secara santun dengan masyarakat setempat.

Standar Kualifikasi Akademik Guru Profesional

KOMPETENSI GURU 9.4 Pemanfaatan informasi dari hasil penilaian dan . evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru

Hal ini dapat dibuktikan dari segi penyampaian, cara belajar dalam proses belajar mengajar, jika seorang guru mengajar suatu mata pelajaran sesuai sks maka kemungkinan besar hasilnya akan sangat berbeda dengan guru yang tidak menguasai mata pelajaran tersebut. Banyak hal yang harus dilakukan guru yang belum sempat dikerjakan atau belum dipelajari di sekolah guru.

Budaya Kerja

Pengertian Budaya Kerja

Budaya kerja adalah filosofi yang didasarkan pada pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan juga insentif yang dibudidayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap terhadap perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan, dan tindakan yang diwujudkan sebagai pekerjaan. Menurut Rina Puspita Dewi, budaya kerja adalah filosofi yang didasarkan pada pandangan hidup, nilai-nilai yang menjadi ciri khas, kebiasaan, dan juga insentif yang dibudidayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap, perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan, dan tindakan yang diwujudkan menjadi sebagai pekerjaan.

Tujuan Budaya Kerja

Budaya kerja sangat penting dalam dunia kerja untuk meningkatkan kualitas kerja dan memahami nilai-nilai. Budaya kerja berbeda-beda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya, hal ini dikarenakan fundamental dan sikap perilaku yang dicerminkan oleh setiap orang dalam organisasi berbeda.

Unsur-unsur budaya kerja

Nilai kerja adalah nilai yang dijadikan landasan perilaku dalam organisasi, sekolah dan lembaga. Hakikat nilai kerja adalah etika kerja.56 Etika yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi dirinya saat mencari pekerjaan.

Pandangan Mengenai Kerja

Sehingga ketika seseorang dapat memenuhi satu kebutuhan, maka kebutuhan lainnya akan diprioritaskan untuk dipenuhi. Ketika seseorang dapat memenuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah, maka orang tersebut tentu akan memiliki ambisi untuk memenuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi, dan jika seseorang melalui pekerjaan akan dapat memenuhi kebutuhannya, maka orang tersebut akan bekerja dengan semaksimal mungkin. dan penuh percaya diri.

Pentingnya budaya Kerja Guru

Terlalu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan atau dikerjakan dengan waktu yang sangat mendesak atau singkat untuk menyelesaikan pekerjaan dapat menambah beban kerja yang berakibat pada berkurangnya waktu istirahat yang dibutuhkan oleh guru, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap kualitas pekerjaan. Menurut Rina Puspita Dewi, ada 12 faktor yang mempengaruhi atau menimbulkan masalah di lingkungan kerja, antara lain: 1) Overload;

Pelatihan

  • Pengertian Pelatihan
  • Karakteristik Pelatihan
  • Faktor Penyebab Perlunya Pelatihan Guru
  • Manfaat Pelatihan Bagi Guru

Pelatihan yang baik adalah pelatihan yang memiliki karakteristik yaitu tujuan pelatihan sesuai dengan kebutuhan pelatihan, materi pelatihan. Pendidikan akan berperan besar dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru jika ada relevansi antara pendidikan yang diikuti dengan kebutuhan dan kondisi guru serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Kerangka berfikir dan Paradigma 1. Kerangka berfikir

Paradigma

Berdasarkan pandangan di atas, penulis dapat memahami bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian yang masih perlu diuji kebenarannya secara empiris sampai dibuktikan dengan data yang terkumpul. Ada hubungan kolaboratif antara budaya kerja dan pelatihan dengan guru madrasah tsanawiyah profesional swasta di kecamatan Seputih Surabaya.

Desain Penelitian

Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Sampel

Tehnik pengambilan sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling karena populasinya adalah 5 Madrasah Swasta Tsanawiyah di Kecamatan Seputih Kota Surabaya dengan jumlah guru sebanyak 124 orang, maka penulis mengambil sampel sebanyak 124 orang guru x dibulatkan menjadi 50 orang guru, jadi setiap MT di Kecamatan Seputih Surabaya mendapatkan sampel sebanyak 10 orang guru.

Definisi Operasional Variabel

Variabel Terikat

Budaya kerja yang merupakan hasil keseluruhan indikator yang meliputi: 1) Durasi pelatihan, 2) Level pelatihan, 3) Kepentingan. Untuk mengetahui profesionalisme guru, budaya kerja dan pelatihan yang peneliti cantumkan dalam landasan teori, penulis menggunakan angket berupa skala likert, yaitu skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi. seseorang atau sekelompok orang untuk gejala atau fenomena pendidikan.

Metode Pengumpulan Data

Metode Angket

Dokumentasi

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan menjadi panutan bagi mahasiswa dan masyarakat.

Pengujin Instrumen a. Validitasi

Sedangkan uji reliabilitas menunjukkan nilai koefisien alpha Cronbach sebesar 0,651 yang lebih besar dari nilai alpha determinasi sebesar 0,6 yang berarti pertanyaan tentang variabel profesi guru memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Sedangkan uji reliabilitas menunjukkan nilai koefisien alpha Cronbach sebesar 0,657 yang lebih besar dari nilai alpha determinasi sebesar 0,6 yang berarti pertanyaan tentang variabel budaya kerja memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

Tehnik Analisis Data

Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan rumus di atas, hasil perhitungan dikonsultasikan dengan data yang diperoleh penulis agar dapat dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan akhir dari hasil penelitian ini.

Temuan Umum

Wilayah Penelitian

MTs Manbaul Ulum dijalankan oleh tenaga pendidik dan beberapa tenaga kependidikan, yang lebih detail disampaikan oleh penulis dalam bentuk tabel berikut. MTs Miftahul Ulum dipimpin oleh tenaga pendidik dan beberapa tenaga kependidikan.Untuk lebih jelasnya penulis laporkan dalam bentuk tabel berikut.

Uji Persyaratan Analisis

  • Uji Normalitas
  • Uji Homogenitas
  • Uji Kolinieritas antar Variabel Independent
  • Uji Linieritas

Dengan melihat sebaran data dari grafik di atas, dimana data menyebar di semua titik secara merata dan tidak membentuk satu pola sehingga dapat dikatakan bahwa telah terjadi homogenitas atau kesemaan data varians budaya kerja dengan pelatihan guru serta profesionalisme guru di MTs se-Kecamaan Seputih Surabaya Lampung Tengah. Hasil analisis uji kolinieritas antara variabel independent yaitu budaya kerja dengan pelatihan guru dapat dilihat pada tabel berikut.

Temuan Khusus

Profesionalisme Guru (Y)

Data dari hasil penelitian pada variable terikat (Y) yaitu profesionalisme guru yang diperoleh dari hasil sebaran angket di MTs se- kecamatan Seputih Surabaya memperoleh nilai antara 101 sampai 120, adapun perolehan nilai profesionalisme guru dapat dilihat dalam tabel berikut. Adapun nilai yang paling banyak yaitu 110 (20%) berjumlah 10 responden, sehingga rata-rata profesionalisme guru di MTs se-kecamatan Seputih Surabaya sudah memenuhi standar profesionalisme guru.

Budaya Kerja Guru (X 1 )

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa komponen budaya kerja guru yang perlu ditingkatkan yaitu masih ada beberapa guru yang tidak datang tepat waktu saat masuk kelas. Selain itu, ada beberapa komponen budaya kerja guru yang perlu dipertahankan yaitu rata-rata guru di lima MTs Swasta di Kecamatan Seputih Surabaya selalu mengutamakan kegiatan mengajar dibandingkan kegiatan lainnya.

Pelatihan Guru (X 2 )

Bentuk histogram frekuensi dari normalitas data menunjukkan bahwa data tersebut normal karena menunjukkan bentuk tinggi di tengah dan rendah di kiri dan kanan. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa program pelatihan guru yang perlu ditingkatkan yaitu masih terdapat beberapa guru yang belum mengikuti pelatihan selama tiga tahun terakhir.

Pengujian Hipotesis

Hubungan budaya kerja dan pelatihan guru dengan profesionalisme guru di MTs Swasta Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. Menguji hubungan budaya kerja dan pelatihan guru dengan profesionalisme guru di MTs Swasta Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

Pembahasan

Selain itu, ada beberapa komponen budaya kerja guru yang harus dilestarikan yaitu guru di MTs Swasta Kecamatan Seputih Surabaya rata-rata selalu mengutamakan kegiatan mengajar dibandingkan kegiatan lainnya. Selain itu, ada beberapa unsur pelatihan guru yang harus dipertahankan, yaitu rata-rata jumlah guru MTs Swasta di Kecamatan Seputih Surabaya setelah mengikuti pelatihan di tingkat nasional, provinsi, atau kabupaten.

PENUTUP

Kesimpulan

Ada hubungan antara budaya kerja dan pelatihan guru dengan profesionalisme guru di MTs Swasta Kecamatan Seputih Kota Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. 0,000 pada t-tabel, sehingga budaya kerja dan pelatihan guru dengan profesionalisme guru di MTs Swasta Kecamatan Seputih Kota Surabaya Kabupaten Lampung Tengah berpengaruh signifikan.

Implikasi

Besarnya pengaruh hubungan budaya kerja dan pendidikan guru dengan profesionalisme guru di MTs Swasta Kecamatan Seputih Kota Surabaya Kabupaten Lampung Tengah sebesar 39,83%.

Saran

  • Angket Budaya Kerja
  • Angket Pelatihan

Mohon kesediaan Saudara untuk memberikan bantuan dengan mengisi Kuesioner Kompetensi Guru, Budaya Kerja dan Pelatihan dengan memberi tanda (√) pada kolom skala. Beri tanda centang (√) pada kolom SL jika dilakukan 5-6 hari dalam 1 minggu.

Referensi

Dokumen terkait

Are there sources that I have not mentioned (or thought of)? Do you recognize the roots as I imagine them? Or would you do them differently? What do you make of your tree of