• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PASCASARJANA STIE NOBEL INDONESIA 2020

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM PASCASARJANA STIE NOBEL INDONESIA 2020"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Apakah manajemen, kompensasi dan pelatihan secara parsial mempengaruhi motivasi kerja staf Dithub Polda Sulsel? Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap motivasi kerja anggota Polda Sulsel?

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Apakah manajemen, kompensasi dan pelatihan secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja personel Direktorat Lalu Lintas Polda Sulsel? Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait motivasi kerja, kompensasi dan manajemen pegawai di Direktorat Lalu Lintas Polda Sulawesi Selatan.

KAJIAN PUSTAKA

Kepemimpinan

Pengertian Kepemimpinan

Karjadi (1983) mendefinisikan pemimpin sebagai orang yang mampu menggerakkan orang lain sehingga orang-orang dalam suatu organisasi yang telah direncanakan dan diatur terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi dapat menyelesaikan tugasnya masing-masing dengan penuh semangat dan semangat dengan hasil yang diharapkan. . . Sedangkan menurut Wahjosumidjo 1984, kepemimpinan adalah suatu proses interelasi atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan situasi.

Perkembangan Teori Kepemimpinan

  • Kompensasi

Gaya kepemimpinan konsultatif adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh pemimpin setelah mendengarkan masukan/saran dari bawahan. Gaya kepemimpinan delegatif adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui berbagai kegiatan yang akan lebih banyak dilakukan oleh bawahan.

Pengertian Kompensasi

Dana untuk pegawai tidak boleh dalam bentuk uang, tetapi bisa juga dalam bentuk lain atau keringanan lainnya. Yang tidak kalah penting dalam menciptakan motivasi karyawan adalah peran manfaat non materi.

Sistem dan Manfaat Kompensasi

Kesimpulannya, dasar penentuan sistem kompensasi ini adalah memberikan kepuasan kepada karyawan dan keuntungan bagi perusahaan, dan konsumen mendapatkan kepuasan dari sistem pembayaran yang digunakan. Kompensasi sesuai dengan jumlah produksi yang dapat mendorong karyawan untuk bekerja lebih giat dan meningkatkan diri untuk menghasilkan lebih banyak. Kompensasi sesuai dengan lamanya karyawan melakukan pekerjaan, yang dapat dihitung per jam, per hari, per minggu dan per bulan.

Pengaruh Kompensasi

Dengan memahami kebutuhan karyawan, kami dapat mengenali dan mengarahkan perilaku individu agar perilaku mereka mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Basu Swastha tentang siklus kebutuhan perilaku individu merupakan titik awal untuk memahami perilaku. Dari sini diketahui bahwa perilaku individu selalu diarahkan pada kepuasan dan menjadi dasar untuk menjelaskan mengapa orang berperilaku demikian terhadap berbagai jenis kekuatan motivasi.

Jenis-jenis Kompensasi

  • Pelatihan

Ada berbagai jenis upah insentif, seperti premi (membayar bonus), opsi saham (hak untuk membeli/mendapatkan saham dengan harga tertentu), rencana saham phantom (terdaftar sebagai pemegang saham), dan sebagainya. 3) Masalah dengan sistem kompensasi insentif. Sehingga perusahaan harus sangat berhati-hati dan sangat berhati-hati dalam menentukan sistem pembayaran insentif ini. Dengan kata lain kompensasi komplementer adalah usaha untuk menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan dan tidak berhubungan langsung dengan prestasi kerja.

Pengertian Pelatihan

Manfaat Pelatihan

Jenis – jenis Pelatihan

Variabel kepemimpinan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja anggota Polda Sulsel. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Personel Dilantas Polda Sulsel Berdasarkan Hasil Analisis Earned Value. Secara parsial Kepemimpinan, Pelatihan dan Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja Personel Dilantas Polda Sulsel.

Gambar 3.1.  Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Dimensi dan Indikator Pelatiahan

  • Motivasi Kerja

Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi dapat meruntuhkan bangunan ketahanan individu dalam menghadapi tantangan hidup guna mencapai kesuksesan. Tema utama makalah ini meliputi: (1) motivasi dan pengembangan karir; (2) harga diri; (3) kemandirian dan berpikir kreatif; (4) pengembangan dan analisis diri; (5) Motivasi berprestasi terkait bela negara. Pola pikir orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi adalah bagaimana mereka berusaha/berjuang untuk menciptakan prestasi yang hakiki.

Pengertian Motivasi Kerja

Stanford (dalam Mangkunegara, 2002:93) bahwa motivasi adalah keadaan yang menggerakkan orang menuju suatu tujuan tertentu. Berdasarkan pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motif merupakan dorongan akan kebutuhan pegawai yang harus dipenuhi agar pegawai dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sedangkan motivasi adalah keadaan yang mendorong pegawai untuk menjadi lebih baik. mampu mencapai tujuan motif mereka. McCormick (dalam Mangkunegara, 2002:94) mengemukakan bahwa motivasi kerja didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempunyai pengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan dan mempertahankan perilaku yang berkaitan dengan lingkungan kerja.

Teori Motivasi Kerja

Sementara itu, pencapaian tujuan partisipatif juga dapat menimbulkan dampak negatif yaitu munculnya superioritas terhadap orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi. Menurut teori ini, pencapaian akan tergantung pada sulitnya tujuan, detail tujuan, dan komitmen seseorang terhadap tujuan tersebut. Detail tujuan akan mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap tujuan dimana seseorang lebih sadar dan mengerti bahwa tujuan akan tercapai dengan lebih baik.

Manfaat Motivasi Kerja

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

  • Kerangka Konseptual
  • Hipotesis Penelitian
  • Definisi Operasional Variabel

Setiap variabel bebas ditandai dengan lambang X1, X2, X3, dan variabel terikatnya adalah motivasi kerja yang diberi lambang Y. Variabel kepemimpinan diukur dengan tiga indikator dari (Siagian, 2010), yaitu: (1) Kepemimpinan sebagai mediator, (2) kepemimpinan demokratis, (3) kepemimpinan konsultatif. Motivasi kerja adalah berbagai faktor yang mendorong karyawan untuk bekerja dan mencapai prestasi.

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Teknik Sampel
  • Instrumen Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Pada Tabel 5.3 di atas, tingkat pendidikan responden staf di Direktorat Perhubungan Polda Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa 24 orang (15%) adalah lulusan magister (S lulusan Sarjana (S1) dan staf dengan tingkat pendidikan SMA 65 ( 41%) Kinerja pegawai di Direktorat Lalu Lintas Polda Sulsel juga dapat dipengaruhi oleh faktor senioritas Dalam penelitian ini ditemukan motivasi kerja pegawai di Direktorat Lalu Lintas Polda Sulsel. berada pada kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa staf berhasil memotivasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Tabel 1: Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha
Tabel 1: Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jenis Kelamin

Namun yang terpenting adalah kemauan dan motivasi kerja dari pegawai itu sendiri, yang dapat terjadi adalah kemauan dan motivasi kerja pegawai laki-laki lebih tinggi daripada pegawai perempuan. Berdasarkan hasil survei terhadap responden diketahui bahwa masing-masing jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan 45 (28%) perempuan, untuk lebih jelasnya lihat Tabel 5.1 di bawah ini. Hal ini menunjukkan bahwa responden laki-laki dalam penelitian ini lebih dominan, komposisi yang demikian diharapkan akan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai karena responden laki-laki lebih leluasa berkonsentrasi dalam menjalankan tugas kedinasan tanpa harus memikirkan kegiatan pekerjaan rumah tangga.

Usia

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas terlihat bahwa dari 160 responden pada penelitian ini terdapat 115 (160%) responden laki-laki sedangkan sisanya 45 (28%) responden perempuan. Hal ini menunjukkan komposisi usia responden terkonsentrasi antara usia 21-50 tahun atau masih dalam kategori usia produktif. Faktor usia seperti yang telah dijelaskan di atas merupakan salah satu identitas yang dapat dijadikan indikator untuk mengetahui kemampuan fisik dan mental seseorang.

Tingkat Pendidikan

Dengan demikian persentase terbesar responden pada tingkat pendidikan Staf Strata Satu Ditlantas Polda Sulsel menggambarkan bahwa proses rekrutmen staf dalam kerangka Ditlantas Polda Sulsel sangat mendukung kinerja staf. Tenaga ini tentunya didukung oleh tingkat pendidikan yang dicapainya, atau dengan kata lain latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh tenaga tersebut dapat mempengaruhi kompetensi dan kemampuan dalam melaksanakan tugas pokok, yang sangat mempengaruhi kinerja pegawai. Berdasarkan data pelatihan formal staf Ditlantas Polda Sulsel saat ini mendukung kompetensi dan motivasi kerja staf terhadap peningkatan kinerja staf dan termasuk dalam kategori sangat mendukung.

Masa Kerja

  • Uji Kualitas Data
  • Pengujian Hipotesis

Semakin lama masa kerja staf, tentunya peluang untuk menunjukkan efisiensi semakin besar, begitu pula sebaliknya.Dengan masa kerja yang relatif lama, diharapkan pengalaman, keahlian dan produktivitas staf akan semakin tinggi. waktu kerja responden disajikan lebih detail pada tabel 5.4. Selain itu, masa kerja lebih dari 10 tahun menunjukkan bahwa responden pada umumnya memiliki kualifikasi dan pengalaman kerja yang sangat tinggi, sehingga diharapkan masa kerja yang relatif lama ini dapat meningkatkan motivasi kedepannya dalam mendukung peningkatan kinerja yang lebih efektif dan sukses. Hasil uji heteroskedastisitas pada akuntan dengan menggunakan uji Glejser ditunjukkan pada Gambar 5.2 berikut ini.

Tabel  5. 13  Hasil Uji Reliablitas  No.
Tabel 5. 13 Hasil Uji Reliablitas No.

Analisis Regresi Berganda

Rumusan regresi linier berganda di atas diperoleh nilai konstanta sebesar 0,273 yang berarti jika skor meliputi kepemimpinan, kompensasi dan pelatihan nilainya konstan, maka kinerja Personel Ditlantas Polda Sulawesi Selatan memiliki nilai 0,273. Koefisien regresi kepemimpinan (X1) sebesar 0,458 yang artinya terdapat pengaruh positif kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Direktorat Lalu Lintas Polda Sulawesi Selatan sebesar 0,458 sehingga jika skor kepemimpinan meningkat 1 poin maka akan diikuti dengan peningkatan pada skor kinerja aparatur Ditlantas Polda Sulsel sebesar 0,458 poin. Nilai koefisien regresi pelatihan sebesar 0,402 artinya terdapat pengaruh positif terhadap kinerja Staf Ditlantas Polda Sulsel sebesar 0,402, sehingga apabila skor pelatihan meningkat 1 poin maka akan diikuti dengan peningkatan nilai pelatihan. Skor Kinerja Pegawai Ditlantas Polda Sulsel dengan 0,402 poin.

Uji Statistik

Pada Tabel 5.16 dilakukan pengujian secara simultan (Uji F) yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variabel manajemen, kompensasi dan pelatihan secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja. Berdasarkan Tabel 5.16 diperoleh nilai F statistik sebesar 277,228 dengan nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen, kompensasi dan pelatihan terhadap motivasi kerja pegawai di Sulawesi Selatan pada waktu yang sama. Kepolisian Daerah Lalu Lintas. Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel bebas (kepemimpinan, kompensasi dan pelatihan) apakah berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja di Direktorat Lalu Lintas Polda Sulawesi Selatan pada taraf signifikansi α = 5 persen secara terpisah. atau sebagian.

Koefisien Determinasi (R 2 )

  • Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Secara Parsial

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima staf sebagai imbalan atas pekerjaannya Pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria Ulfa, Kusdi Rahardjo, Ika Ruhana, 2012, Jurnal Universitas Brawijaya Malang dengan judul Pengaruh Kompensasi terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Auto 2000 Malang Sutoyo). Berdasarkan hasil analisis jalur dapat disimpulkan bahwa kompensasi finansial dan non finansial memiliki pengaruh langsung atau hubungan yang sangat kuat dengan motivasi kerja karyawan AUTO 2000 Malang Sutoyo.

Pengaruh Secara Simultan Variabel Kompetensi,

Variabel dominan yang berpengaruh terhadap kinerja

Secara bersamaan menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan (X1), pelatihan (X2) dan remunerasi (X3) berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai (Y), artinya semakin banyak kepemimpinan, pelatihan dan remunerasi akan meningkatkan kinerja. motivasi para staf. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh dominan terhadap motivasi kerja pegawai, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik gaya kepemimpinan maka akan semakin meningkatkan motivasi kerja pegawai Direktorat Lalu Lintas Polda Sulsel. Masithoh, Nurul, 2014, Pengaruh Elemen Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Operasional Pada Perusahaan Sepatu Yang Go Public Di Jawa Timur, Skripsi Tidak Diterbitkan, Program Pascasarjana Ilmu Manajemen, Universitas Airlangga, Surabaya.

SIMPULAN DAN SARAN

Saran

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi Responden Berdasarkan Kelompok Usia

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Deskripsi Responden Terhadap Keterlibatan pimpinan

Deskripsi Responden Terhadap Kompensasi

Deskripsi Responden Terhadap Pelatihan

Deskripsi Responden Terhadap Motivasi

Hasil Uji Validitas Variabel Keterlibatan pimpinan (X 1 )

Hasil Uji Validitas Variabel Kompensasi (X 2 )

Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan(X 3 )

Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi (Y)

Hasil Uji Reliablitas

Hasil Uji Multikolinearitas Data

Hasil Regresi Berganda

Hasil Uji F

Hasil Uji Parsial

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R 2 )

Gambar

Gambar 3.1.  Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 1: Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha
Tabel  5. 13  Hasil Uji Reliablitas  No.
Gambar 5.1  Uji Normalitas Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel (X) penggunaan media pembelajaran Pada Mata Pelajaran Otomatisasi Perkantoran Kelas X Administrasi Perkantoran , berada