PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN MAHASISWA PENUTUR ASING DI ACEH
Skripsi
oleh Irsadul Aklis
1411010019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH
2020
v DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Pembatasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah... 5
1.5 Tujuan Penelitian ... 5
1.6 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 7
2.1 Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) ... 7
2.1.1 Pembelajaran BIPA ... 9
2.2 Karangan ... 12
2.2.1 Ciri-ciri Karangan yang Baik ... 13
2.2.2 Langkah-langkah Mengarang ... 13
2.2.3 Penilaian Karangan ... 15
2.2.3.1 Gagasan ... 16
2.2.3.2 Tata Bahasa ... 17
2.2.3.3 Kosakata ... 18
2.2.3.4 Struktur Kalimat ... 19
2.2.3.5 Ejaan ... 22
2.3 Karangan Mahasiswa Penutur Asing ... 30
2.4 Kajian Penelitian yang Relevan ... 31
2.5 Kerangka Berpikir ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
3.1 Desain Penelitian ... 35
3.2 Latar Penelitian ... 36
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 36
3.2.2 Waktu Penelitian ... 36
3.3 Subjek Penelitian ... 36
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.5 Keabsahan Data ... 38
3.6 Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1 Hasil Penelitian ... 39
4.1.1 Tabel Deskripsi Data Pemakaian Bahasa Indonesia Mahasiswa Penutur Asing di Aceh ... 39
4.1.2 Analisis Data Pemakaian Bahasa Indonesia Pada Karangan Mahasiswa Penutur Asing ... 43
vi
4.2 Pembahasan ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 70
5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia sangat penting artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara Republik Indonesia.
Bahasa Indonesia pada umumnya berfungsi sebagai bahasa lisan, bahasa resmi, dan bahasa negara. Dalam perkembangannya bahasa Indonesia dikatakan cukup berkembang.
Bahasa pada dasarnya merupakan sesuatu yang khas dimiliki manusia.
Keberadaan bahasa sebagai sesuatu yang khas yang dimiliki manusia itu, kemudian menjadi media dan mengembang pikiran manusia. Ernest Cassiner menyebut manusia sebagai “animal symbolicum” yakni makhluk yang menggunakan media yang merupakan simbol kebahasaan dalam memberi dan mengisi kehidupan (Aminuddin, 2001:17).
Pemakaian bahasa selalu dikaitkan dengan faktor (hubungan) sosial.
Implikasi dari fenomena pemakaian bahasa dimaksud yakni setiap individu yang terlibat didalam proses komunikasi senantiasa diatur oleh seperangkat norma atau kaidah. Studi tentang pemakaian bahasa terkait erat dengan kajian kedwibahasaan.
Kajian itu bagaikan sebuah mata rantai yang saling menggerakkan.
Keragaman bahasa merupakan salah-satu faktor penentu identitas suatu wilayah atau kedudukan seseorang. Apabila dalam suatu kelompok masyarakat memiliki kepribadian yang berbeda, tentunya akan menimbulkan wujud dan cara
2
bahasa yang berlainan. Sementara itu, asal kedaerahan yang berbeda juga akan melahirkan bermacam bentuk dialek. Sesuai dengan pendapat Abdul Chaer dan Leonie, (2010:16-18), lambang bunyi bahasa itu sifatnya beragam. Artinya, meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karna bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam.
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua bagi mahasiswa penutur asing pun tak lepas dari kesalahan. Makin tinggi jumlah kesalahan, makin rendah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran bahasanya. Oleh karena itu, tentunya harus ada upaya menekan sekecil-kecilnya kesalahan berbahasa yang dilakukan. Kesalahan berbahasa bisa terjadi karena adanya banyak hal, misalnya pengaruh bahasa ibu, kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya dan pengajaran bahasa yang kurang sempurna (Setywati, 2010). Selain itu, kesalahan berbahasa juga bisa terjadi karena adanya kontak bahasa. Nurvita Anjarsari (2013:2) terjadi kontak bahasa disebabkan adanya kedwibahasaan atau keanakebahasan. Kesalahan berbahasa seorang dwibahasawan bisa terjadi di semua aspek keterampilan berbahasa, salah satunya menulis.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa.
Terampil menulis pada hakikatnya adalah terampil menyampaikan gagasan, perasaan, dan pengalaman kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tertulis. Dalam bahasa tulis, seseorang juga harus dapat menyampaikan ide-ide secara jelas, runtut, dan logis. Seorang penulis harus mampu memilih kata-kata yang tepat, menyusunnya dalam kalimat-kalimat yang baik, merangkaikannya
3
dalam paragraf yang berkesinambungan sehingga menjadi rangkaian karangan yang padu dan utuh.
Burhan Nurgiantoro (2009:306) menyebutkan unsur dari karangan yaitu ejaan, ketidakefektifan kalimat, serta isi gagasan yang dikemukakan. Namun, peneliti melihat sampai sekarang keterampilan menulis mahasiswa penutur asing khususnya dalam menulis karangan belum sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti dari segi ejaan, ketidakefektifan kalimat, serta isi gagasan yang dikemukakan. Kesalahan tersebut terlihat dari hasil wawancara mahasiswa penutur asing yang masih melakukan kesalahan dalam menggunakan ejaan, struktur kalimat yang tepat sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), serta isi gagasan yang dikemukakan masih bersifat sederhana sesuai dengan pemikirannya. Hal ini dikarenakan mereka cenderung terbiasa menggunakan bahasa negara sendiri (bahasa ibu), kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakai, dan pengajaran bahasa yang kurang sempurna.
Mahasiswa penutur asing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa asing yang sedang melanjutkan perkuliahan, dan mahasiswa yang sedang mengikuti program BIPA di Banda Aceh. Mahasiswa ini berasal dari luar negeri atau bukan memiliki bahasa yang serumpun dengan bahasa Indonesia seperti Thailand, Afrika, dan sebagainya.
Pelajar BIPA dapat diibaratkan sebagai seorang anak yang belum mengetahui apapun mengenai bahasa yang akan digunakan dilingkungannya.
Pengetahuan mereka tentang penggunaan bahasa Indonesia dengan benar dan baik
4
masih terlalu awam dan prematur. Hal yang sama disampaikan oleh Ulumuddin dan Wismanto (2014:16) bahwa bahasa Indonesia untuk penutur asing dapat diumpamakan sebagai sosok bayi yang baru lahir dan perlu didewasakan. Proses pendewasaan tersebut harus dilakukan secara profesional diiringi dengan tanggungjawab keilmuan yang melibatkan berbagai pihak.
Pelajar BIPA yang telah memiliki bahasa pertama (BI) dan memiliki latar belakang budaya yang berbeda merupakan salah satu karakteristiknya. Tujuan para pelajar BIPA untuk belajar bahasa Indonesia pun juga beragam. Ada beberapa yang hanya ingin mengerti percakapan praktis saja, misalnya empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara.
Adapun Mahasiswa penutur asing di Aceh yang menjadi sampel penelitian merupakan mahasiswa yang sedang melanjutkan pendidikan ataupun kuliah di berbagai kampus di Aceh meliputi Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri Ar-raniry, Universitas Serambi Mekkah, dan Universitas Iskandar muda.
Mahasiswa penutur asing ini berasal dari negara yang berbeda-beda, ada yang dari Senegal, Patani, dan The Gambia. Mahasiswa ini mampu membuat karangan, namun peneliti berasumsi mereka belum begitu memahami pemakaian bahasa Indonesia pada karangan tersebut sesuai dengan pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti akan melakukan penelitian berjudul Pemakaian Bahasa Indonesia Pada Karangan Mahasiswa Penutur Asing di Aceh.
5
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus dalam penelitian ini adalah pemakaian bahasa Indonesia dalam karangan mahasiswa penutur asing di Aceh.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pemakaian Bahasa Indonesia pada karangan mahasiswa penutur asing di Aceh?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah terdapat tujuan penelitian. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan pemakaian bahasa Indonesia pada karangan mahasiswa penutur asing di Aceh.
1.5 Manfaat Penelitian
Terdapat beberapa manfaat penelitian. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut.
1) Manfaat Teoritis
a. Memberikan pemahaman dan informasi kepada pembaca dan peneliti tentang karangan mahasiswa penutur asing.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini sebagai bahan bacaan dan dapat memberikan acuan atau referensi dalam menyelesaikan tugas kuliah dan penelitian, khususnya terkait karangan.
6
b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengalaman, acuan, dan batu loncatan dalam melakukan penelitian pada permasalahan yang lain.
c. Bagi dosen, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan bahan dalam mengajar.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)