Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kompetensi, independensi dan etika terhadap kualitas audit. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Perwakilan Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Selatan)”.
Rumusan Masalah
Apakah independensi auditor Badan Pembinaan dan Pengawasan Keuangan Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Apakah etika auditor BPK Sulawesi Selatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
Tujuan Penelitian
- Manfaat Teoretis
- Manfaat Praktis
- Teori Atribusi
- Pengertian Auditor
- Kompetensi
- Independensi
- Etika Profesi
- Kualitas Hasil Audit
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar refleksi dan acuan dalam meningkatkan kualitas hasil audit pada Kantor Pengawasan dan Pengembangan Keuangan Sulawesi Selatan. Hal ini terlihat dari beberapa penelitian yang menggunakan dimensi kualitas hasil audit yang berbeda.
Kerangka Pikir
Hipotesis
Metode Pengumpulan Data
Sumber data
Data primer yaitu data yang diperoleh dalam penulisan ini langsung dari responden yang meliputi data tertulis dan hasil wawancara dengan auditor. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh penulis dari berbagai bacaan atau literatur dan media lain yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam artikel ini.
Metode Analisis
Analisis kualitatif,
Analisis kuantitatif,
Analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis hasil pengolahan data statistik, dalam hal ini penulis memaparkan konsep dan teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau dapat dipercaya jika memberikan nilai Cronbach’s alpha di atas 0,6 dan sebaliknya. Namun sebelumnya, model regresi yang digunakan adalah model Analisis Regresi Linier Berganda, yaitu model regresi yang digunakan untuk mengukur pengaruh dua atau dua.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji data variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dalam persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal, Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal . . Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji varians dari varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan memeriksa apakah terdapat pola tertentu pada scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah prediksi Y, dan sumbu X adalah residual (Ghozali.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik Analisis Regresi Linier Berganda untuk melihat bahwa kompetensi (X1), independensi (X2) dan etika (X3) berpengaruh positif terhadap kualitas audit (Y). Untuk menentukan nilai Ftabel, tingkat signifikansinya adalah 5% dengan derajat kebebasan df1 = (k-1) dan df2 = (n-k-1), dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. b) Uji signifikansi masing-masing parameter (uji-t). Kriteria uji yang digunakan adalah jika p-value < 0,05 maka Ha diterima dan jika p-value > .
Definisi Operasional
- Sejarah Singkat Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan
- Visi, Misi dan Motto Organisasi
- Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
- Struktur Organisasi
Wilayah kerja perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan meliputi Provinsi Sulawesi Selatan dengan satu pemerintah provinsi dan 24 pemerintah kabupaten/kota. Perubahan lingkungan strategis dapat mempengaruhi harapan dan arah Organisasi Perwakilan BPKP Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan memandang perlu dan berkomitmen untuk mereposisi visinya guna menampung dan mengantisipasi hal-hal yang telah atau akan terjadi akibat perubahan tersebut.
Visi : “Auditor internal kelas dunia Pemerintah Republik Indonesia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Provinsi Sulawesi Selatan. Peran BPKP Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan dalam koridor pencapaian visi dan visi secara keseluruhan. misi BPKP tentang tugas pokok dan fungsi sebagai bagian dari organisasi BPKP sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Peran yang dapat dan dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Sulawesi Selatan Provinsi berperan sebagai advisory untuk meningkatkan tata kelola instansi pemerintah pusat/daerah dan BUMN/D di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Terhadap ketidakpastian/keraguan sebagian besar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah, maka Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah memposisikan diri sebagai clearing house dengan memberikan solusi berupa sosialisasi, pendampingan dan asesmen pengadaan barang dan jasa . Susunan perwakilan BPKP Propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP sebagaimana diubah terakhir dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. kepala BPKP nomor 17 tahun 2016, dengan struktur terdiri dari seorang kepala perwakilan membawahi 1 (satu) kepala bagian tata usaha, 4 (empat) kepala bagian dan 1 (satu) gugus fungsi. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan yang dibantu oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha Negara dan empat Kepala Dinas yaitu.
Deskriptif Data
Analisis Deskriptif Responden
Analisis Deskriptif Variabel
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang diteliti dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden setuju dengan skor 4,21 pada pernyataan tentang variabel independensi. Pada variabel independensi nilai rata-rata jawaban responden tertinggi terdapat pada item pernyataan ketiga dengan skor 4,60 yang menyatakan bahwa auditor harus jujur dan tidak memihak dalam merumuskan dan menyatakan pendapat. Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa dari 30 responden yang diteliti dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden menyatakan setuju dengan skor 4,33 pada pernyataan tentang variabel etika.
Pada variabel etika skor rata-rata jawaban responden tertinggi berada pada pernyataan keenam dan ketujuh dengan skor 4,53 yang menunjukkan bahwa auditor harus mampu menjaga amanah yang telah ditetapkan oleh manajemen organisasi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. aturan. , serta mampu menangani permasalahan yang timbul baik diantara mereka sendiri, auditor maupun yang terjadi di lapangan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan dalam proses audit yang mempengaruhi kualitas audit. Dari tabel 4.8 terlihat bahwa dari 30 responden yang disurvei dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden setuju dengan skor 4,33 pada pernyataan tentang variabel etika.
Hal ini dimaksudkan agar dalam proses audit tidak terjadi penyimpangan yang mempengaruhi kualitas audit.
Uji Kualitas Data
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau reliabel jika respon individu terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas data dilakukan dengan menggunakan metode Alpha Cronbach yaitu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien reliabilitas 0,60 atau lebih.
Uji Asumsi Klasik
Artinya data yang diperoleh valid dan dapat dilakukan pengujian data lebih lanjut. Untuk lebih mengetahui apakah data yang tersisa berdistribusi normal atau tidak, uji statistik yang dapat dilakukan adalah uji one sample Kolmogorov-Smirnov. Uji ini digunakan untuk menghasilkan angka yang lebih detail, apakah suatu persamaan regresi yang akan digunakan lolos normalitas.
Berdasarkan tabel di atas, ternyata hasil tabel normalitas yang ditunjukkan Asymp sig mendapatkan angka 0,511 yang lebih besar dari 0,05. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi menemukan adanya korelasi antar variabel independen (independen). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 berarti tidak terjadi multikolinearitas dalam penelitian.
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.12 di atas, nilai VIF untuk semua variabel kurang dari 10, dan nilai tolerance juga menunjukkan lebih besar dari 0,1. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varians dalam model regresi dari satu pengamatan residual ke pengamatan lainnya. Ditemukan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan.
Uji Hipotesis
Nilai konstanta sebesar 2,006 menunjukkan bahwa jika variabel independen (kompetensi, independensi, dan etika) nol maka kualitas audit akan terjadi sebesar 2,006. Koefisien regresi untuk variabel kompetensi (X1) sebesar 0,422, yang menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel kompetensi akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,422. Koefisien regresi untuk variabel independen (X2) sebesar 0,214 yang menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel independen akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,214.
Koefisien regresi untuk variabel etika (X3) sebesar 0,320 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel etika akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,320. Kompetensi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit Dari tabel 4.19 terlihat bahwa variabel kompetensi memiliki t hitung sebesar 2,417 > t sig tabel. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit terbukti.
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa variabel bebas memiliki nilai t-score 2,417 > t-tabel sebesar 2,0555 dengan koefisien beta unstandardized sebesar 0,214 dan tingkat signifikansi sebesar 0,026 yang lebih kecil dari 0,05 maka H2 diterima. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit terbukti. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa etika berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit terbukti.
Pembahasan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sumiok dan Pontoh (2013), Wahyuni (2013) dan Harahap (2015) yang berpendapat bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit, sehingga semakin baik tingkat kompetensinya, seperti penguasaan standar akuntansi dan audit, pemahaman dan pengalaman pemerintah yang diperoleh melalui pelatihan auditor internal, semakin baik kualitas audit yang dilakukan. Hipotesis kedua (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Harahap (2015) yang menyatakan bahwa semakin baik sikap independensi seorang akuntan maka semakin baik kualitas auditnya.
Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Sumiok dan Pontoh (2013) dan Wahyuni (2013) yang mengatakan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hipotesis ketiga (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah etika auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi, Independensi, Etika terhadap Kualitas Audit pada Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan provinsi Sulawesi Selatan.
Artinya semakin baik kompetensi seorang auditor seperti pengetahuan dan keterampilan maka semakin baik pula kualitas auditnya. Artinya semakin baik independensi seorang auditor maka semakin tinggi kualitas auditnya. Artinya semakin baik penerapan etika profesi maka semakin tinggi kualitas auditnya.
Saran
Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi Kasus Auditor BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta). Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas pemeriksaan pejabat inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah di Provinsi Sulawesi Utara. Pengaruh Independensi, Kompetensi, Profesionalisme dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Kualitas Pemeriksaan (Studi Kasus Pada Perwakilan BPK RI Provinsi Sulawesi Selatan)”.
Analisis Dampak Independensi Auditor, Etika dan Pengalaman Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan di Makassar). Auditor harus memiliki pengetahuan umum (kolektif) tentang proses audit dan standar yang telah ditetapkan. Auditor harus dapat menemukan temuan yang tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan sebagai bentuk independensi auditor dalam tim.
Auditor harus mampu menjadi inisiator dalam tim audit dan mampu memunculkan ide-ide kreatif terkait proses audit ketika tim audit menemukan masalah tanpa hanya mendelegasikan masalah tersebut kepada ketua tim audit. Auditor harus mengesampingkan hubungan keluarga dan hubungan khusus dengan klien dalam audit untuk menjaga penampilan independensi. 6 Auditor harus menghindari hubungan pribadi yang berlebihan dengan klien demi kepentingan audit, sehingga independensi dalam penampilan tetap terjaga.
Seorang akuntan harus mengambil keputusan berdasarkan fakta, terlepas dari tinggi atau rendahnya posisi dalam organisasi. Auditor harus menjaga apa yang dikenakan oleh pimpinan organisasi, mematuhi segala macam peraturan yang ada dalam organisasi dan mampu menangani segala macam masalah yang ada dalam organisasi, baik sesama auditor maupun masalah yang ada dalam organisasi. . Bidang.