• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH "

Copied!
96
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu

Keluarga dalam perkawinan poligami” 14 Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang menggambarkan bagaimana dampak psikologis kehidupan keluarga dalam perkawinan poligami sehingga diperoleh hasil yang valid mengenai psikologi perkawinan poligami. Dampak positifnya adalah: melahirkan keturunan bagi suami subur dan istri mandul, menjaga keutuhan keluarga tanpa menceraikan istri meskipun istri tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai istri atau mempunyai cacat atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan, menyelamatkan suami dari hiperseks. dari perzinahan dan krisis moral lainnya. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Lita Fatimah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) METRO, mengenai “Persepsi Istri Poligami terhadap Poligami (Kasus di Desa Taman Negeri Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur)”16. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang menggambarkan bagaimana persepsi istri yang berpoligami terhadap poligami.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi istri yang berpoligami terhadap poligami mempunyai perbedaan terkait dengan persepsi poligami yaitu tidak semua istri dapat menerima poligami, ada sebagian istri yang merasa terpaksa menerima poligami karena poligami dapat merugikan dan dapat menimbulkan pertengkaran. dan menghancurkan keluarga. Ada yang bersedia menerima poligami karena merasa poligami tidak dilarang oleh Islam dan berpendapat bahwa poligami untuk menghindari segala bentuk perzinahan, menurut pandangan istri pertama, karena memenuhi kebutuhan dan pendidikan anak. . , karena takut kehilangan suaminya, sehingga terpaksa menerima poligami. 16 Lita Fatimah, Disertasi: Persepsi Istri Poligami Terhadap Poligami (Kasus di Desa Taman Negeri Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur), (Institut Keagamaan Islam Negeri (IAIN) METRO), hal.

Namun yang membedakan adalah penelitian Andriana Kurniawati yang berfokus pada dampak psikologis kehidupan keluarga terhadap pernikahan poligami, penelitian Nopi Yuliana tentang dampak poligami terhadap keharmonisan keluarga, dan penelitian Lita Fatimah tentang persepsi poligami di kalangan istri yang berpoligami.

Sistematika Penulisan

Dari tinjauan pustaka, penulis dalam penelitian ini membahas tentang istri atau perkawinan poligami. Yang membedakan ketiga penelitian di atas adalah sekarang penulis membahas tentang bagaimana keadaan psikologis wanita yang bersedia berpoligami sehingga pada akhir penelitian ini akan memberikan efek positif dan pengetahuan bagi masyarakat tentang bagaimana keadaan psikologis wanita tersebut. perempuan bersedia berpoligami, tentunya hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif perkawinan poligami di desa Pal 7 kecamatan Bermani Ulu Raya kabupaten Rejang Lebong. Kemudian konsep poligami terdiri dari: pengertian poligami, poligami dalam Islam, dan dampak poligami terhadap perempuan.

KAJIAN TEORI

Tinjauan Tentang Poligami

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Lokasi Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Informan Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Jadi yang saya rasakan sekarang adalah kecewa dan marah, tapi karena memikirkan anak saya, saya menuruti keinginan suami dan mengurus rumah tangga saya''65. Jadi saya menerima adanya poligami ini, meski kadang saya merasa suami saya tidak adil terhadap saya dan anak-anak”69. Saya menyetujui pernikahan ini karena saya yakin suami saya bisa jujur ​​kepada saya dan anak-anak saya. Sejauh ini kebutuhan yang saya dan suami berikan cukup adil bagi saya''71.

Bagi saya, rezeki yang diberikan suami kepada saya sudah lebih dari cukup, walaupun terkadang saya masih merasa belum kehilangan suami, saya hanya menjalaninya dengan sabar dan ikhlas demi keluarga besar dan anak-anak saya”73 . Sikap saya terhadap poligami adalah sebagai istri pertama saya belum menerima poligami dari suami saya. Sampai saat ini saya masih belum bisa menerima suami saya yang berpoligami dan juga saat ini saya masih belum menerima istri kedua dari suami saya.

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya menerima suami saya ingin berpoligami dan saya tidak keberatan jika suami saya mau berpoligami, asalkan suami saya harus bisa memberikan penghasilan yang adil bagi saya dan anak-anak saya.” 83. Menurut saya, kebutuhan yang suami saya berikan kepada istri pertama dan saya adalah adil.” 89. Mengenai komunikasi, sampai saat ini saya belum banyak berkomunikasi dengan istri kedua suami saya.

Karena sekarang suami saya bekerja di luar kota dan saya tidak pernah mengizinkan suami saya melakukan poligami.”101. Setelah menerima bahwa suami saya ingin menikah lagi, saya pun menjalin komunikasi yang baik dengan istri kedua suami saya. Dan sampai saat ini, istri kedua dari suami saya menerima anak-anak saya dan memperlakukan anak-anak saya dengan baik.”103.

Dia (istri kedua) baik padaku dan anak-anaknya dan aku menerimanya dengan baik sebagai istri kedua suamiku." 105. Karena aku mengizinkannya dulu, karena terpaksa, kalau tidak suamiku akan marah padaku." 109.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Informan Penelitian

Kondisi Psikologis Istri Bersedia di Poligami

Pemaksaan ini biasa dilakukan demi kepentingan anak-anaknya, menghindari pencemaran nama baik dan juga agar suami tetap bisa menghidupi istri pertama dan anak-anaknya. Mengapa saya mengijinkan suami saya menikah lagi karena saya harus melakukannya daripada suami saya marah jika dia tidak mengizinkan dan saya menyerah karena saya ingat saya mempunyai 3 anak dan mereka masih kecil mereka masih membutuhkan banyak uang untuk mereka. pendidikan dan masa depan. Saya melihat bahwa suami saya adalah orang yang bertanggung jawab dan kehidupan ekonomi suami saya cukup untuk membuat saya yakin bahwa suami saya dapat memperlakukan istrinya dengan adil.

Saya berbisnis dalam keseharian saya, jadi saya tidak terlalu memikirkan suami saya yang beristri dua, saya rela berpoligami karena untuk menghindari fitnah dari masyarakat yang akan menimbulkan gejolak di rumah saya dan saya tidak takut kalau-kalau suamiku melakukan poligami. Alasan kenapa aku ingin berpoligami karena aku tidak ingin bercerai karena disini aku masih membutuhkan nafkah suamiku untuk anak-anakku terutama biaya sekolah anak-anakku dan juga anak-anakku masih membutuhkan seorang ayah dan juga aku masih mempunyai rasa sayang pada suamiku jadi aku tidak tidak ingin berpisah dengan suamiku meski dia poligami. Saya menjalaninya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan agar rumah tangga saya tidak hancur dan terutama saya mohon agar suami saya bersikap adil pada kedua belah pihak antara saya dan istri kedua walaupun poligami itu menyakitkan.”75

Selain itu, laki-laki yang melakukan poligami juga harus mempertimbangkan perasaan istri dan anak yang menerimanya. Meski begitu, ya, saya membiarkan suami saya menikah lagi karena terpaksa, daripada suami saya marah jika tidak menikah. Ditambah lagi kebutuhan dukungan fisik dan mental yang diberikan suami saya sama sekali tidak adil, suami saya lebih condong ke istri kedua dan pembagian waktu lebih sering ke istri kedua.”87.

Saya dapat melihat bahwa suami saya adalah orang yang bertanggung jawab dan kehidupan finansial suami saya berkecukupan, sehingga saya merasa yakin bahwa suami saya dapat mendekati istri-istrinya. Suami saya menikah lagi karena cukup menghidupi istri lebih dari satu dan kurangnya perhatian serta kasih sayang saya membuat suami saya ingin menikah lagi. Saya terpaksa menerima poligami oleh suami saya karena ketika suami saya menikah dengan istri keduanya saya tidak mengetahui posisinya karena suami saya tidak memberi izin.

Suami saya melakukan poligami karena suami saya banyak bekerja di luar rumah, sehingga mungkin dia sering bertemu dengan istri keduanya saat dia sedang bekerja. Tapi daripada dibicarakan masyarakat tentang suami saya yang masih suka dekat dengan perempuan lain, saya tidak peduli jika dia ingin berpoligami lagi.”93. Saya menyambutnya dengan baik, saya juga mengenalkannya dengan baik kepada anak-anak saya.

Sejauh ini perilaku saya baik-baik saja. Saya mengizinkan suami saya melakukan poligami karena saya yakin suami saya bisa bertanggung jawab.”111.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada sebagian perempuan yang perilakunya tidak berubah setelah dipoligami oleh suaminya. Namun ada juga wanita yang pendiam, mudah bergaul, dan menyibukkan diri agar tidak terlalu terbebani karena suaminya mempunyai istri kedua. Poligami tidak lepas dari kondisi psikologis perempuan yang berbeda-beda, yang menunjukkan adanya perbedaan sikap terhadap poligami.

Konsep perkawinan antara satu laki-laki dan lebih dari satu perempuan disebut poligami. Ada seorang wanita yang tidak subur dan dipastikan setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, para ahli berpendapat dia tidak bisa hamil. Dibutuhkan adaptasi dan keikhlasan untuk menerima poligami.Dari hasil observasi di lapangan, banyak perbedaan pendapat antara perempuan yang berpoligami dalam kesediaannya untuk hidup membujang atau laki-laki yang melakukan poligami.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada para informan, terdapat beberapa perbedaan sikap yang diungkapkan mereka pasca mengalami poligami. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada para informan, mereka mengatakan bahwa mereka merasa sedih, sakit hati bahkan terpukul ketika mengetahui suaminya ingin melakukan poligami. Terlebih lagi bagi istri yang berpoligami karena ketaatannya kepada suaminya sehingga bersedia melakukan poligami dan poligami adalah takdir yang di tetapkan oleh Allah SWT.

Adanya keinginan cinta tanpa adanya keinginan untuk berbagi dengan wanita lain, rasa cemburu juga seringkali dipicu oleh ketidakadilan suami dalam membagi hak istri, dimana suami membagi secara berbeda antara istri yang satu dengan istri yang lain. Kesabaran istri yang berpoligami dapat dikelompokkan menjadi dua alasan, yaitu alasan duniawi dan alasan ukhrowi. Perbedaan tersebut sesuai dengan pemahaman dan kenyataan yang terjadi pada istri yang berpoligami dan pelaku poligami.

Sebagai istri pertama ia merasa harus menerima poligami karena poligami bisa menyakitkan dan menimbulkan pertengkaran serta merusak keluarga, namun istri pertama dengan ikhlas menerima bahwa poligami memungkinkan keluarga hidup rukun meski ada sebagian yang tidak suka dengan kehadiran poligami. wanita lainnya. Perasaan malu terhadap lingkungan sekitar terkait pernikahan poligami terkadang muncul dalam hati para istri yang berpoligami.

PENUTUP

Saran

Bagi akademisi, penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan tentang konseling Islam dan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pernikahan dini secara keseluruhan memiliki dampak psikologis pada pasangan muda.