• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

ILMAYANTI AMRI NPM: 11060102

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015 ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

ILMAYANTI AMRI NPM: 11060102

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015 ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

ILMAYANTI AMRI NPM: 11060102

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

Pelaksanaan Kunjungan Rumah dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik di SMAN 5 Padang

Oleh:

Ilmayanti Amri (11060102)

Student Guidence and Counseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research conducted because of several reasons: the absence of the learners, coming late and went truant during the lesson. The aim of this research was to describe the implementation of home visits in gaining learners’ learning motivation.This research is descriptive qualitative research, the key informants were two counseling teachers and the additional informants were two students and their parents who have been visited through home visit. The data collected through the interview guidelines and documentation study with data analysis namely data reduction, data presentation, and verification. The results of the study were: 1) the planning was done, counseling teacher determines in advance the learners who require a home visit and prepare the administrative requirements to be presented to learners’ family such as recap of the attendance of the learners. 2) the implementation of home visit was carried out by counseling teachers, the counseling teachers met with the family and passed on the information related to the problems of the learners 3) the evaluations conducted by counseling teachers was by doing data comparison which was obtained previously and the data obtained from the learners’

parents 4) the analysis of the evaluation results conducted by counseling teachers was to consider the results of these evaluations to conduct appropriate follow-up to the learners. 5) the follow-up was carried out in order to monitor the presence of the learners and provide individual and group counseling. 6) the result of home visit was reported by the counseling teachers directly to the advisor teacher of the learners and the deputy. The results of this study were recommended to the learners and their parents in order to boost learners’ motivation to study.

Key Words: Home Visit, Learning Motivation

PENDAHULUAN

Kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling terdiri dari berbagai jenis layanan dan juga kegiatan pendukung. Jenis layanan konseling terdiri dari, layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling kelompok, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layanan mediasi.

Sementara untuk mendukung kegiatan layanan ini diperlukan kegiatan pendukung diantaranya, aplikasi instrumentasi, himpunan data, kunjungan rumah, konferensi kasus, alih tangan kasus, dan tampilan kepustakaan. Sehingga dapat membantu meningkatkan minat serta mutu belajar peserta didik.

Penanganan permasalahan peserta didik sering kali memerlukan pemahaman yang lebih jauh tentang suasana rumah dan keluarga peserta didik, untuk itu perlu dilakukan kunjungan rumah. Kunjungan

rumah tidak perlu dilakukan untuk seluruh peserta didik, hanya untuk peserta didik yang permasalahannya menyangkut dengan kadar yang cukup kuat peranan rumah atau orangtua saja yang memerlukan kunjungan rumah, (Prayitno dan Amti, (2013: 324).

Sedangkan menurut Tohirin, (2011: 241) kunjungan rumah dilakukan apabila data peserta didik untuk kepentingan pelayanan bimbingan dan konseling belum atau tidak diperoleh melalui wawancara dan angket.

Menurut Sukardi, dkk, (2008: 91) kunjungan rumah meliputi 2 (dua) tujuan, yang pertama untuk memperoleh berbagai keterangan (data) yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan peserta didik, yang kedua untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan peserta didik.

Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan kunjungan rumah ialah fungsi pemahaman dan pengentasan. Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan keterangan tentang berbagai hal

1

(3)

yang besar kemungkinan ada sangkut pautnya dengan permasalahan peserta didik.

Data/keterangan ini meliputi: 1). Kondisi rumah tangga dan orangtua, 2). Fasilitas belajar yang ada dirumah, 3). Hubungan antar anggota keluarga, 4). Sikap dan kebiasaan peserta didik di rumah, 5).

Berbagai pendapat orangtua dan anggota keluarga lainnya terhadap peserta didik, 6).

Komitmen orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan peserta didik dan pengentasan masalah peserta didik.

Menurut Sukardi, (2008: 91)

“Kunjungan rumah yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan ke rumahnya”.

Berdasarkan literatur dari teori yang penulis baca kunjungan rumah merupakan kegiatan pendukung yang dilakukan untuk memperoleh informasi menyangkut dengan kondisi lingkungan keluarga peserta didik yang dapat berdampak kepada perkembangan peserta didik dan minat peserta didik dalam belajar. Dengan kunjungan rumah guru BK nantinya akan memperoleh data mengenai kondisi rumah peserta didik, fasilitas belajar yang ada di rumah, sikap serta kebiasaan peserta didik di rumah. Dari data tersebut maka dapat diperoleh hasil penyebab dari kurangnya minat belajar peserta didik di sekolah, sehingga mengakibatkan peserta didik sering bolos, malas belajar dan datang terlambat.

Jadi, Kunjungan Rumah merupakan suatu kegiatan pendukung dalam Bimbingan dan Konseling yang mana adanya kerjasama antara orangtua dengan guru BK agar diperoleh data atau keterangan mengenai permasalahan peserta didik yang kemungkinan ada sangkut pautnya dengan kondisi atau permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik, baik dari segi minat belajar ataupun dari segi tingkahlaku peserta didik itu sendiri.

Menurut Tohirin, (2011: 249)

“pelaksanaan kunjungan rumah melalui beberapa tahap, yaitu; 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) evaluasi, 4) analisis hasil evaluasi, 5) tindak lanjut, 6) laporan”.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar peserta didik, Djamarah, (2002: 133) peserta didik yang berminat

dalam belajar akan mempelajari dengan sungguh-sungguh pelajaran tersebut, karena adanya daya tarik bagi peserta didik.

Sedangkan menurut Dalyono, (2007: 235) minat peserta didik terhadap pelajaran dapat dilihat dari cara peserta didik mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, dan memperhatikan saat belajar.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu dorongan yang ada pada diri seseorang yang akan menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, sehingga ia memilih suatu objek yang menguntungkan, menyenangkan, sehingga menimbulkan kepuasan tersendiri.

Pada sekolah ditemukan peserta didik yang keluar sebelum jam pulang, serta main di warnet saat proses belajar berlangsung bahkan makan di kantin saat proses belajar berlangsung. Oleh karena itu dibutuhkan penyelesaian masalah terhadap peserta didik yang mengalami masalah tersebut. Hal ini diperkuat dengan hasil observasi yang penulis lakukan di SMA Negeri 5 Padang selama PPLBK Sekolah, pada bulan September sampai bulan Desember 2014 bahwa adanya peserta didik yang memanjat pagar saat terlambat, yang absen sampai 7 (tujuh) hari berturut-turut, cabut saat proses belajar, menanggis saat datang ke sekolah karena adanya konflik dengan orangtua, makan pagi di kantin belakang sekolah saat guru menerangkan pelajaran, meribut saat guru menerangkan pelajaran, adanya peserta didik yang tidur didalam kelas saat belajar, banyaknya peserta didik yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, masih adanya peserta didik yang meminjam alat-alat tulis dan buku pelajaran dengan teman saat belajar, dan saat diberikan tugas oleh guru adanya peserta didik yang menunggu jawaban dari temannya. Jika dibiarkan seperti itu terus maka bukan hanya kepada peserta didik, namun kepada orangtua dan pihak sekolah juga akan berdampak buruk. Dimana peserta didik akan tinggal kelas, sedangkan bagi orangtua peserta didik akan merasa kecewa dan pihak sekolah akan merasa malu serta dapat mencemarkan nama baik sekolah.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan di atas maka fokus penelitian ini adalah pelaksanaan kunjungan rumah dalam meningkatkan minat belajar

(4)

peserta didik di SMA Negeri 5 Padang.

Sedangkan rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan kunjungan rumah dalam meningkatkan minat belajar peserta didik di SMA Negeri 5 Padang?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah dalam meningkatkan minat belajar peserta didik di SMA Negeri 5 Padang. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak nantinya antara lain bagi:

1. Guru BK

Sebagai bahan masukan bagi guru BK di sekolah dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling khususnya kegiatan kunjungan rumah, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

2. Kepala sekolah

Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah, agar bisa memotivasi guru BK dalam melaksanakan kegiatan kunjungan rumah.

3. Pengelola program studi

Agar dapat mempersiapkan mahasiswa bimbingan dan konseling dengan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah Wawasan Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.

4. Peneliti

Agar mempunyai wawasan tentang pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah dalam meningkatkan minat belajar peserta didik.

5. Peneliti selanjutnya

Agar dapat sebagai bahan acuan bagi penelitian lain terutama yang meneliti bidang bimbingan dan konseling khususnya tentang kegiatan kunjungan rumah.

6. Orangtua

Agar dapat lebih fokus dalam memperhatikan kebutuhan serta kondisi peserta didik.

Kunjungan rumah dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis evaluasi, tindak lanjut, dan laporan. Menurut Tohirin (2011: 249) pelaksanaan kunjungan rumah terdiri dari;

a. Perencanaan

Tohirin (2011: 249) tahap perencanaan terdiri dari:

1) Menetapkan kasus dan peserta didik yang memerlukan kunjungan rumah 2) Meyakinkan peserta didik tentang

pentingnya kunjungan rumah

3) Menyiapkan data atau informasi pokok yang perlu dikomunikasikan kepada keluarga

4) Menetapkan materi kunjungan rumah atau data yang perlu diungkap dan peranan masing-masing anggota keluarga yang akan ditemui.

5) Menyiapkan kelengkapan administrasi

b. Pelaksanaan

Tohirin (2011: 249) tahap pelaksanaan yang harus dilakukan oleh guru BK adalah:

1) Mengkomunikasikan kegiatan kunjungan rumah kepada berbagai pihak yang terkait.

2) Melakukan kegiatan kunjungan rumah dengan melakukan kegiatan:

(a) bertemu orangtua atau wali peserta didik atau anggota keluarga lainnya, (b) membahas permasalahan peserta didik, (c) melengkapi data, (d) mengembangkan komitmen orangtua atau wali peserta didik atau anggota keluarga lainnya, (e) menyelenggarakan konseling keluarga apabila memungkinkan, (f) merekam dan menyimpulkan hasil kegiatan.

c. Evaluasi

Menurut Tohirin (2011: 250) tahap evaluasi yang harus dilakukan oleh guru BK adalah:

1) Mengevaluasi proses pelaksanaan kunjungan rumah

2) Mengevaluasi kelengkapan dan keakuratan hasil kunjungan rumah, serta komitmen orangtua atau wali atau anggota keluarga lain

3) Mengevaluasi penggunaan data hasil kunjungan rumah dalam pengentasan masalah klien.

d. Analisis hasil evaluasi

Pada tahap ini melakukan analisis terhadap efektifitas penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap pemecahan kasus peserta didik. Data peserta didik yang telah dievaluasi akan memberikan keterangan meyangkut masalah peserta

(5)

didik, hal ini akan memberikan kemudahan dalam tindak lanjut yang akan dilakukan guru BK terhadap pemecahan masalah peserta didik itu sendiri.

e. Tindak lanjut

Pada tahap ini yang harus dilakukan oleh guru BK adalah:

1) Mempertimbangkan apakah diperlukan kunjungan rumah ulang atau lanjutan

2) Mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan menggunakan data hasil kunjungan rumah yang lebih lengkap atau akurat.

Kegiatan kunjungan rumah lanjutan dilakukan jika masih diperlukan dan untuk mengetahui lebih lanjut tindakan apa yang akan dilakukan terhadap peserta didik dalam pemecahan masalahannya.

f. Laporan

Apabila sudah diketahui atau diperoleh data lengkap dan akurat, maka yang harus dilakukan oleh guru BK adalah:

1) Menyusun laporan kegiatan kunjungan rumah

2) Menyampaikan laporan

kepadaberbagai pihak yang terkait 3) Mendokumentasikan laporan

kunjungan rumah.

Pelaporan merupakan tahap akhir dalam kegiatan kunjungan rumah.

Laporan kunjungan rumah disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan peserta didik seperti kepala sekolah, wali kelas atau kepada pihak-pihak terkait lainnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bemaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2012:6).

Lokasi pada penelitian ini adalah di SMA Negeri 5 Padang terhadap guru BK yang telah melakukan kegiatan kunjungan

rumah dan kepada peserta didik yang telah diberikan kegiatan kunjungan rumah. Untuk menentukan informan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling, karena peneliti merujuk kepada pendapat Martono (2012: 79) bahwa “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Informan kunci dari penelitian ini adalah guru BK yang sudah melaksanakan kegiatan kunjungan rumah. Sedangkan informan tambahan dari penelitian ini adalah peserta didik dan orangtua yang sudah melaksanakan kegiatan kunjungan rumah.

Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dan studi dokumentasi. Dalam analisis data kualitatif ada tiga langkah yang perlu digunakan dalam penelitian ini, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/Verification.

HASIL PENELITIAN

Hasil dari penelitian dalam pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan oleh guru BK adalah:

a. Perencanaan

Bahwa dalam merencanakan kegiatan kunjungan rumah guru BK harus menentukan terlebih dahulu peserta didik yang memerlukan kegiatan kunjungan rumah. Dimana peserta didik yang memerlukan kegiatan kunjungan rumah yaitu peserta didik yang sering absen lebih dari tiga hari berturut-turut, cabut saat belajar, dan juga yang terlambat datang ke sekolah sehingga minatnya di dalam belajar rendah. Dalam perencanaan ini guru BK mempersipakan data yang akan disampaikan kepada pihak keluarga yang mana data tersebut terdiri dari hasil wawancara dengan wali kelas, teman dekat peserta didik, absensi peserta didik sendiri dan juga format kunjungan rumah yang nantinya akan ditanda tangani oleh orangtua peserta didik, dan tidak lupa nilai ulangan peserta didik sebagai bukti yang akan disampaikan kepada orangtua. Sejalan dengan pendapat Tohirin (2011: 249) bahwa dalam perencanaan guru BK harus menetapkan kasus dan peserta didik yang memerlukan kegiatan kunjungan rumah, lalu meyakinkan peserta didik, menyiapkan data dan informasi serta materi yang akan

(6)

disampaikan kepada pihak keluarga nantinya. Jika guru BK melakukan perencanaan ini dengan baik maka akan berdampak kepada pihak-pihak yang terkait seperti peserta didik, orangtua dan pihak sekolah.

Penetapan peserta didik dalam kunjungan rumah akan dapat membantu dalam mengentaskan permasalahan peserta didik, dan orangtuapun akan mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik serta dapat membantu dalam penyelesaiannya.

Sedangkan bagi pihak sekolah akan berdampak kepada nama baik sekolah karena layanan tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Namun jika sebaliknya, dalam pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah guru BK tidak melakukan perencanaan maka juga akan berdampak kepada pihak-pihak terkait.

b. Pelaksanaan

Guru BK harus memiliki seni tersendiri dalam melaksanakan kegiatan kunjungan rumah. Dipertegas oleh W.S Winkell (2004: 302) bahwa pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang baik dengan orangtua peserta didik, dan untuk dapat berkomunikasi secara baik itu membutuhkan seni tersendiri. Dalam kegiatan kunjungan rumah guru BK akan menyampaikan permasalahan peserta didik dengan jelas kepada orangtua, agar tidak ada kesalahpahaman dengan orangtua maka harus bisa berkomunikasi yang baik dengan orangtua. Karena dengan kegiatan kunjungan rumah ini akan mendapat informasi yang tidak terduga dari pihak keluarga.

Pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah dilakukan guru BK diawali dengan memperkenalkan diri dan tujuan serta maksud ke datangan. Kemudian mengisi data yang harus dilengkapi oleh orangtua, barulah menceritakan permasalahan peserta didik secara rinci dan memperlihatkan data yang telah dipersiapkan sebelum kegiatan kunjungan rumah dilakukan. Dalam melaksanakan kegiatan kunjungan rumah guru BK membantu orangtua untuk

mencari solusi dari permasalahan peserta didik.

Sejalan dengan pendapat Tohirin (2011: 249) bahwa dalam pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah guru BK bertemu dengan orangtua peserta didik, membahasa masalah peserta didik, melengkapi data, serta mengembangkan komitmen keluarga dan menyimpulkan hasil dari kegiatan kunjungan rumah tersebut.

Tahap ini guru BK harus mampu menjelaskan permasalahan peserta didik dan mengembangkan komitmen orangtua dengan baik agar dapat membantu menyelesaikan masalah peserta didik.

Dimana dampak terhadap peserta didik dari tahap ini adalah, peserta didik dapat memahami masalahnya dengan baik dan dampak buruk bagi dirinya, sehingga peserta didik berusaha untuk berubah, sedangkan orangtua akan dapat mengetahui permasalahan peserta didik secara jelas saat berada di sekolah dan dapat membantu peserta didik dan pihak sekolah dalam mengentaskan masalah peserta didik. Namun jika sebaliknya, guru BK tidak mampu menjelaskan permasalahan peserta didik dengan baik kepada pihak keluarga maka akan menimbulkan persepsi yang salah serta kesalahpahaman dari orangtua mengenai masalah peserta, dan peserta didik pun tidak akan berubah dan akan tetap bolos, cabut dan terlambat datang ke sekolah.

c. Mengevaluasi

Kegiatan mengevaluasi proses pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah diperlukan agar diketahui apakah kegiatan yang sudah dilakukan sesuai dengan yang seharusnya dan sesuai dengan prosedur yang telah ada. Agar kesalahan yang telah terjadi tidak terulang lagi untuk kegiatan selanjutnya.

Mengevaluasi kegiatan kunjungan rumah dapat dilakukan dengan cara melihat kembali data yang diperoleh sebelumnya dengan data yang diperoleh dari orangtua. Karena data yang didapat dari orangtua dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membantu peserta didik.

Pada tahap ini guru BK harus melakukan kegiatan evaluasi karena dari sinilah guru BK dapat melihat tingkat

(7)

keberhasilan dalam kegiatan kunjungan rumah dan mempermudah dalam pengentasan masalah peserta didik. Guru BK melakukan evaluasi dengan membandingkan hasil yang di peroleh sebelumnya dari wali kelas, teman dekat dan observasi saat mengajar dengan hasil yang di peroleh dari orangtua peserta didik. Kegiatan evaluasi yang baik akan berdampak kepada peserta didik, karena dapat membantu peserta didik dan mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik dengan baik sehingga minatnya di dalam belajar meningkat.

Kegiatan evaluasi yang baik akan berdampak kepada peserta didik, karena dapat membantu peserta didik dan mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik dengan baik sehingga minatnya di dalam belajar meningkat.

Namun jika guru BK tidak melakukan tahap ini dengan baik maka akan berdampak pada pengentasan masalah peserta didik. Di mana peserta didik tidak akan mengalami perubahan yang di inginkan malah akan tetep bolos, cabut dan terlambat.

d. Menganalisis Hasil Evaluasi

Menganalisis hasil evaluasi sangatlah penting. Karena di sinilah kita bertindak selanjutnya. Apakah memberikan tindak lanjut, dengan melakukan kegiatan kunjungan ulang atau memberikan kegiatan pendukung lainnya. Sesuai dengan pendapat Tohirin (2011: 250) tahap analisis hasil evaluasi ini merupakan tahap untuk melakukan analisis terhadap efektifitas penggunaan hasil kunjungan rumah dalam membantu pemecahan masalah peserta didik, dan memberi kemudahan dalam memberikan tindak lanjut.

Menganalisis hasil evaluasi yang dilakukan guru BK dengan cara melihat hasil dari kegiatan kunjungan rumah dan data yang diperoleh sebelumnya. Apakah data yang diperoleh itu sama atau jauh berbeda. Setelah melakukan analisis hasil evaluasi barulah guru BK dapat menentukan layanan apa yang akan diberikan. Karena layanan selanjutnya atau tindak lanjut yang dilakukan akan dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalahnya dan dapat meningkatkan minatnya di dalam belajar.

Jika, bantuan yang diberikan tidak sesuai dengan permasalahan dan hasil analisis hasil evaluasi maka permasalahan peserta didik tidak akan terentaskan dengan baik. Dan kegiatan kunjungan rumah tidak ada artinya dalam menyelesaikan permasalahan peserta didik dan meningkatkan minat belajar peserta didik.

e. Tindak Lanjut

Tindak lanjut yang dilakukan guru BK dengan memantau kehadiran peserta didik dapat membantu peserta didik untuk rajin datang ke sekolah dan menumbuhkan minatnya dalam belajar.

Peserta didik yang sudah melakukan kegiatan kunjungan rumah dapat berubah meskipun tidak secara drastis tapi, sudah mulai tidak ada catatan kasusnya, dan kehadirannya sudah mulai mencapai 75% meskipun belum mencapai sempurna. Namun sudah ada perubahan dari yang sebelumnya. seperti yang peneliti temukan dari hasil wawancara dengan orangtua, bahwa peserta didik yang sudah melakukan kegiatan kunjungan rumah sudah memperlihatkan perubahan dengan sudah mulai membuat tugas atau PR di rumah serta tidak adanya surat panggilan dan berita dari pihak sekolah mengenai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.

Berdasarkan penjelasan di atas, hasil dari tindak lanjut yang diberikan guru BK kepada peserta didik sudah dapat membantu peserta didik.

Pemberian tindak lanjut yang sesuai dengan permasalahan peserta didik akan berdampak positif bagi peserta didik, di mana minat peserta didik di dalam belajar akan dapat meningkat, sedangkan orangtua akan merasa senang dan kekhawatiran akan anaknya tinggal kelas menjadi berkurang. Namun jika sebaliknya, pemberian tindak lanjut ini tidak sesuai dengan permasalahan peserta didik, maka juga akan berdampak kepada peserta didik dan pihak lainnya.

Dampak ini akan terlihat jelas kepada peserta didik, di mana peserta didik tidak akan dapat berubah seperti yang diharapkan, serta peserta didik akan merasa kegiatan yang dilakukan guru BK tidak ada artinya atau manfaatnya bagi dirinya.

(8)

f. Pelaporan

Pelaporan hasil kunjungan rumah yang dilakukan guru BK berupa format hasil kunjungan rumah yang telah dilakukan. Hasil kunjungan rumah akan di laporkan kepada wali kelas, wakil kesiswaan dan kepala sekolah. Sesuai dengan pendapat Tohirin (2011: 251) bahwa laporan hasil kunjungan rumah disampaikan kepada pihak terkait seperti kepala sekolah, wali kelas, dan pihak terkait lainnya. Guru BK melaporkan hasil kegiatan kunjungan rumah kepada wali kelas dengan mengatakannya secara langsung serta memperlihatkan format kunjungan rumah yang telah diisi dan ditanda tangani oleh orangtua peserta didik. Dengan demikian wali kelas mengetahui dengan jelas apa yang menyebabkan peserta didik sering bolos, cabut, serta terlambat datang ke sekolah sehingga minatnya di dalam belajar menurun.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian kajian tentang pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah dalam meningkatkan minat belajar peserta didik di SMAN 5 Padang, sebagai berikut : 1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan guru BK dalam meningkatkan minat belajar peserta didik adalah dengan menentukan peserta didik yang memerlukan kegiatan kunjungan rumah dan mencari informasi mengenai peserta didik. Kemudian memanggil peserta didik tersebut ke ruang BK untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait dengan permasalahannya. Guru BK juga mengkomunikasikan rencana kegiatan tersebut ke berbagai pihak terkait.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah dalam meningkatkan minat belajar peserta didik yang sering absen, cabut, dan terlambat datang ke sekolah, adalah dengan menjelaskan secara langsung kepada orangtua mengenai permasalahan peserta didik dengan memperlihatkan data yang sudah disiapkan untuk disampaikan kepada orangtua, seperti absensi, dan buku kasus peserta didik.

Dalam pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah guru BK juga membangun

komitmen dari orangtua agar dapat membantu menyelesaikan masalah peserta didik.

3. Evaluasi

Bentuk evaluasi yang dilakukan guru BK dalam melakukan kegiatan kunjungan rumah yaitu dengan melakukan pengamatan. Di mana guru BK mengamati serta membandingkan hasil informasi yang diperoleh sebelumnya dengan hasil dari orangtua.

4. Analisis Hasil Evaluasi

Bentuk analisis hasil evaluasi yang dilakukan guru BK adalah dengan melihat kehadiran peserta didik melalui absensi kelas, dan mempertimbangkan layanan apa yang pantas diberikan,agar permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dapat terentaskan dan minatnya dalam belajar dapat meningkat setelah kegiatan tersebut dilakukan.

5. Tindak Lanjut

Bentuk tindak lanjut yang dilakukan guru BK adalah dengan memantau kehadiran peserta didik, dan memberikan layanan konseling perorangan serta mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan BK yang dapat menumbuhkan minat belajarnya.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut:

1. Guru BK, agar dapat melaksanakan kegiatan pendukung sesuai dengan prosedurnya.

2. Peserta didik, agar dapat lebih bisa meningkatkan minatnya di dalam belajar, dan jangan sering bolos ataupun cabut.

3. Kepala sekolah, agar selalu dapat mendukung kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan oleh guru BK.

4. Orangtua, agar dapat lebih memperhatikan anaknya dan jangan menjaga jarak dari anak.

5. Pengelola program studi bimbingan dan konseling, agar dapat mempersiapkan mahasiswa bimbingan dan konseling serta mengembangkan ilmu pengetahuan tentang pelayanan BK.

6. Peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian tentang kegiatan

(9)

kunjungan rumah dengan variabel yang berbeda.

KEPUSTAKAAN

Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Martono, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Prayitno dan Erman Amti. 2013. Dasar- dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno. 2004. Aplikasi Instrumentasi.

Padang: UNP.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Winkel, W.S. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.

Yogyakarta:Media Abadi.

Referensi

Dokumen terkait

Samevatting Die definisie van dissipelskap, soos wat dit na aanleiding van teksgedeeltes in die Skrif, asook vanuit die teologiese werke geformuleer is, kan soos volg verwoord word: