Tracking study adalah studi pelacakan yang dilakukan terhadap lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan umpan balik dari calon untuk kepentingan evaluasi hasil pendidikan tinggi serta peningkatan mutu dan penjaminan mutu perguruan tinggi. Tracer Study merupakan bagian penting dari keberadaan perguruan tinggi dalam upaya mengkaji korelasi dan kecocokan antara mutu lulusan di dunia kerja dengan layanan pembelajaran yang ditawarkan. Tracer Study UHAMKA menggunakan metode survei untuk alumni dua tahun setelah lulus dan untuk pengguna.
Dalam rangka optimalisasi peran dan fungsi tersebut, UHAMKA secara berkesinambungan telah melaksanakan kegiatan Tracer study sejak tahun 2015. Melalui kegiatan Tracer study ini akan tersedia berbagai informasi yang bermanfaat untuk evaluasi proses dan hasil kegiatan Perguruan Tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tersebut adalah dengan menjaring umpan balik dari alumni melalui kegiatan studi lanjutan.
Konkretnya, mata kuliah Akuntansi melakukan studi trace element yang relevan dengan visi, misi, tujuan dan kompetensi program. Hasil pelaksanaan tracer survey yang dilakukan oleh UHAMKA pada tahun 2019, tingkat partisipasi alumni (response rate) dinilai tidak signifikan, untuk lulusan tahun 2016 tingkat partisipasinya adalah 15.
KAJIAN PUSTAKA
Tracer study menjadi semakin penting karena dapat memberikan berbagai informasi kunci bagi perkembangan perguruan tinggi yang melaksanakan tracer study. Pelaksanaan tracer study di perguruan tinggi tidak lain karena perguruan tinggi membutuhkan umpan balik dari alumni dalam upayanya memperbaiki sistem dan manajemen pendidikan. Kesinambungan, sistematisasi dan standarisasi dalam pelaksanaan tracer study menjadi salah satu ciri perguruan tinggi di negara maju.
Lebih lanjut, Scomburg (2009) menjelaskan bahwa tracer research pada hakekatnya memegang peranan penting dalam pengembangan perguruan tinggi, seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Berdasarkan grafik tersebut, semakin terlihat jelas bahwa pelaksanaan tracer study merupakan bagian penting dari proses akademik yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi untuk mendapatkan data yang akurat mengenai kualitas lulusan dan dunia kerja. Secara lebih spesifik, hubungan antara pentingnya Tracer study dengan perguruan tinggi dapat dilihat pada diagram di bawah ini (Schomburg 2011).
Melihat grafik tersebut terlihat bahwa Tracer study merupakan keterkaitan antara layanan pendidikan tinggi dengan kebutuhan sumber daya manusia masyarakat. Dengan kata lain, trace element study berperan penting dalam menjaga keberlangsungan dan eksistensi perguruan tinggi di masyarakat.
METODE PENELITIAN
Seluruh hasil yang diperoleh dari proses pelaksanaan Tracer survey digunakan sebagai database untuk evaluasi program layanan dan peningkatan penjaminan mutu pendidikan tinggi, peningkatan layanan karir alumni, serta informasi pemasaran pendidikan perguruan tinggi. Hasil tracking karir Alumni melalui Tracer survey juga dapat digunakan untuk melihat apakah kebijakan layanan pendidikan sudah sesuai (termasuk mata kuliah yang ditawarkan, model evaluasi yang diselesaikan, bentuk penguatan akademik lainnya) dengan dunia kerja yang ditawarkan di pasar tenaga kerja.
Populasi dan Sampel Penelitian
Model yang digunakan adalah Sequential Explanatory, yaitu pengumpulan dan analisis data kuantitatif dilanjutkan dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif. Pengumpulan data secara kuantitatif dilakukan dengan teknik survei, kemudian untuk mempertajam analisis datanya menggunakan deskriptif kualitatif.
Tahapan Pelaksanaan Tracer study 1. Pengembangan Konsep Dan Instrumen
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
Dari total Alumni yang menjawab Kuesioner Tracer Study, sebanyak 33 Alumni atau dapat dikatakan 100% Alumni menjawab Kuesioner Tracer Study.
Jenis Kelamin
Sumber Biaya Kuliah
Tingkat Kompetensi Alumni
Diantara berbagai poin penilaian kompetensi Alumni, secara kumulatif tingkat kompetensi yang dikuasai oleh Alumni D3 Akuntansi UHAMKA tahun 2016 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa kompetensi manajemen waktu dan kompetensi kerjasama tim memiliki nilai tertinggi yaitu 1,12. Dari seluruh asesmen tingkat kompetensi yang dikuasai Alumni D3 Akuntansi UHAMKA 2016 rata-rata asesmennya adalah 0,99.
Selain itu, tingkat kompetensi kumulatif lulusan Alumni D3 Akuntansi UHAMKA tahun 2017 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar di atas menunjukkan bahwa kompetensi bekerja secara mandiri, bekerja dalam tim, bekerja dengan orang-orang dari budaya yang berbeda dan kemampuan bertanggung jawab memiliki skor tertinggi 1,70. Dari seluruh penilaian tingkat kompetensi yang dikuasai oleh Alumni D3 Akuntansi UHAMKA, lulusan tahun 2017 rata-rata memiliki penilaian 1,63.
Kumulatif tingkat kompetensi yang dikuasai lulusan Alumni D3 Akuntansi UHAMKA tahun 2018 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kompetensi dengan skor tertinggi adalah loyalitas, keterampilan internet, rasa tanggung jawab dan kemampuan untuk terus belajar, yaitu sebesar 1,12. Dari seluruh penilaian tingkat kompetensi yang telah dikuasai oleh Alumni D3 Akuntansi UHAMKA, lulusan tahun 2017 rata-rata penilaiannya adalah 1,00.
Aspek Pembelajaran
Secara umum penilaian alumni D3 Akuntansi UHAMKA terhadap aspek pembelajaran cukup baik. Hal ini membuktikan bahwa D3 Akuntansi UHAMKA telah membekali mereka dengan aspek pembelajaran magang. Sedangkan item dengan skor rata-rata terendah adalah aspek pembelajaran demonstrasi dan partisipasi dalam proyek penelitian.
Kontribusi Program Studi D3 Akuntansi UHAMKA Dalam Peningkatan Kompetensi Alumni
Sertifikasi Kompetensi Bagi Alumni
Dari alumni tersebut, 53% berharap agar instansi/perusahaan tempat mereka bekerja mensyaratkan alumni memiliki sertifikat kompetensi dengan kategori tinggi. Sementara itu, 47% alumni berharap instansi/perusahaan tempat mereka bekerja menginginkan alumni memiliki sertifikat bukti kepemilikan kompetensi dalam kategori sedang. Terdapat 56% alumni yang berharap agar instansi/perusahaan tempat mereka bekerja mensyaratkan alumni memiliki Sertifikat Kepemilikan Bukti Kompetensi dengan kategori Sedang.
Sedangkan 33% alumni yang berharap lembaga/perusahaan tempat mereka bekerja menginginkan alumni memiliki bukti kompetensi, sertifikat hak milik dalam kategori sedang. Dan 11% alumni yang berharap agar instansi/perusahaan tempatnya bekerja mensyaratkan alumni memiliki bukti kualifikasi di kategori bawah.
Pencarian Pekerjaan
Hal ini menandakan banyak alumni yang mencari kerja setelah lulus, karena banyak instansi yang memiliki persyaratan berupa ijazah atau ijazah kelulusan saat melamar. Alumni mencari pekerjaan sebelum lulus, rata-rata waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan kurang dari 3 bulan. Untuk alumni yang mencari pekerjaan setelah lulus, rata-rata waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan adalah 3 bulan hingga kurang dari 6 bulan.
Baik bagi alumni yang mencari pekerjaan sebelum lulus maupun setelah lulus, rata-rata waktu menunggu pekerjaan kurang dari 3 bulan.
Jumlah Instansi Yang Dilamar
Jumlah Instansi Yang Merespon
Dari lamaran yang masuk, ada 5 alumni yang memilih lebih dari 5 perusahaan atau institusi penanggap. Di antara lamaran yang masuk, ada alumni yang memilih 3 perusahaan atau institusi yang merespon, 3 alumni. 1 Perusahaan/Perusahaan/Perusahaan 2 Perusahaan/Perusahaan/Perusahaan 3 Perusahaan/Perusahaan/Perusahaan 4 Perusahaan/Perusahaan/Perusahaan 5 Perusahaan/Perusahaan/Perusahaan Lebih dari 5 Perusahaan/Perusahaan/Perusahaan.
Institusi Yang Mengundang Wawancara
Kesesuaian Antara Bidang Ilmu Dengan Pekerjaan
Selain itu, terdapat 1 alumni yang menunjukkan kesesuaian tingkat pendidikan dan bekerja pada tingkat yang lebih rendah dan 1 alumni yang menunjukkan tingkat kesesuaian pendidikan untuk pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi. Kesesuaian bidang studi dengan pekerjaan alumni lulusan D3 Akuntansi UHAMKA tahun 2017 dapat dilihat pada gambar 4.17. Kesesuaian bidang studi dengan pekerjaan alumni program D3 Akuntansi UHAMKA tahun 2018 dapat dilihat pada gambar 4.18.
Hal ini menegaskan bahwa mayoritas lulusan program studi D3 Akuntansi UHAMKA lebih memilih dan diterima bekerja di perusahaan swasta, hanya sebagian kecil yang memilih berwirausaha dan bekerja di organisasi nirlaba (Lembaga Swadaya Masyarakat).
Penghasilan
Dampak Pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Terhadap Integritas Gambar di bawah menunjukkan kontribusi pembekalan kompetensi di Prodi D3
Sekitar 44% lulusan menyatakan bahwa pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di UHAMKA berdampak pada memiliki integritas (etika, kejujuran, loyalitas, etos kerja dan sebagainya) dalam menekuni pekerjaan saat ini dalam kategori cukup. Dan 56% lulusan menyatakan bahwa pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di UHAMKA berdampak pada integritas (etika, kejujuran, loyalitas, etos kerja dan sebagainya) dalam menekuni pekerjaan saat ini dengan kategori tinggi.
Dampak Pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Terhadap Ketaatan Beribadah
Kemudian 53% menyatakan bahwa ada pengaruh promosi Al Islam dan Kemuhamediyahan terhadap keyakinan ibadah dan dakwah Islam dengan kategori tinggi. Kemudian 67% menyatakan bahwa terdapat pengaruh promosi Al Islam dan Kemuhammadiyhan terhadap ketaatan beribadah dan dakwah Islam dengan kategori tinggi.
Kesimpulan
Pada kategori pekerjaan alumni, sebagian besar alumni bekerja pada perusahaan swasta yaitu 6 orang untuk alumni 2016, 12 orang untuk alumni 2017 dan 6 orang untuk alumni 2018. Pada kategori Al Islam Kemuhammadiyahan, alumni 2016 merasakan dampak moderat AIK terhadap integritas Alumni adalah 78% dan tertinggi adalah 22%. Sedangkan alumni 2017 merasakan dampak AIK terhadap kepemilikan integritas yaitu sedang 60% dan tinggi 40%.
Selain itu, untuk alumni tahun 2018 merasakan pengaruh AIK terhadap kepemilikan integritas yaitu sedang sebesar 44% dan tinggi sebesar 56%. Dalam kehidupan kerohanian, alumni menyatakan bahwa promosi Al Islam dan Kemuhammadiyahan di UHAMKA berdampak pada ketaatan dalam ibadah dan dakwah Islam dalam kategori sedang untuk alumni 2016 dan 2017. Sedangkan alumni 2018 berdampak besar mengajarkan AIK tentang ketaatan dalam ibadah dan dakwah Islam.
Saran
Hal lain yang juga penting untuk dipertahankan dalam meningkatkan dan melatih kemampuan komunikasi mahasiswa adalah memberikan tanggung jawab dan kewenangan kepada setiap generasi untuk menyelenggarakan kegiatan akademik baik berupa seminar, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. Tahapan lobbying dengan narasumber, negosiasi dengan sponsor, kemudian sosialisasi ke masyarakat, menjalin relasi dengan alumni akan menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi mahasiswa dan meningkatkan kemampuan pengembangan diri mahasiswa. Studi Performance Tracking Lulusan Program Magister Ekonomi (MIE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.
Jurnal Internasional Pengembangan Pendidikan Mobilitas lulusan doktoral dari sub-Sahara Afrika dari universitas Afrika Selatan — Sebuah studi lacak. Tracer study: Kajian rekam jejak alumni dan respon stakeholder Jurusan Sains-Biologi Tadris, Syekh Nurjati Cirebon.