• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM "

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Perilaku Pedagang Sayur di Pasar Induk Pinrang (Analisis Etika Bisnis Islam), (Parepare: IAIN Parepare, 2020).

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat menjadi sumber dan menambah kekayaan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam menunjang dunia akademik. Memberikan gambaran kepada para pedagang mengenai pelaksanaan jual beli jagung yang sesuai dengan etika bisnis Islam dan diharapkan dengan adanya penelitian ini para pedagang benar-benar beradaptasi dengan etika bisnis Islam yang telah ditetapkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teori

Menukar sesuatu berarti menukarkan harta benda dengan harta benda, termasuk menukarkan harta benda dengan mata uang, yang dapat disebut dengan jual beli. Secara istilah, menurut mazhab Hanafiyah, jual beli adalah pertukaran harta (mal) dengan harta dengan menggunakan cara-cara tertentu. Jual beli sebagai sarana gotong royong antar manusia mempunyai landasan yang kuat dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi yang antara lain berbicara tentang jual beli: 18 seperti dalam Q.S.

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah SWT memperbolehkan kita berdagang atau jual beli secara halal. Namun Allah SWT dengan tegas melarang atau mengharamkan jual beli yang mengandung unsur riba, seperti melakukan penipuan atau tipu daya yang dapat menimbulkan kerugian bagi pihak lain. 17 Dimyauddin Djuwaini “Pengantar Fiqih Muamalah” (Yogyakarta: Pustaka Belajar), hal. C. Rukun dan Syarat Sah Jual Beli 1) Rukun jual beli.

Pengertian jual beli, terdapat beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama, menurut ulama Hanafi rukun jual beli hanya ada satu yaitu ijab dan kabul yang menandakan bahagianya pertukaran barang, baik perkataan maupun perbuatan. 20 Pilar jual beli itu ada tiga, yaitu. Para ahli fiqih sepakat bahwa orang yang mengadakan perjanjian jual beli harus memenuhi syarat-syarat, yaitu; Jual beli yang dilakukan oleh anak kecil yang belum berakal dan orang gila adalah tidak sah.

Jual beli terlindungi dari cacat seperti tidak diketahui kriteria barang yang diperjualbelikan, jenis, kualitas, jumlah harganya tidak jelas, jual beli tidak mengandung unsur kewajiban, penipuan, kerusakan dan adanya keadaan lain yang merugikan. jual beli. Barang tidak bergerak dapat diperiksa oleh pembeli setelah pengurusan dokumen selesai sesuai dengan urf (adat istiadat) setempat. 23.20. a) Kesucian, dalam Islam tidak ada transaksi jual beli barang najis, seperti bangkai, babi, dan lain sebagainya.

Kualitas produk merupakan hal yang penting dan harus terjamin oleh setiap pedagang, jika suatu barang yang diproduksi mampu bersaing dipasaran maka akan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Merupakan tradisi buruk sebagian masyarakat Arab yaitu tidak jujur ​​atau berbohong dalam menjual barangnya, calon pembeli tidak diberitahu mengenai barang yang cacat. Muhakala adalah jual beli atau penukaran gandum yang belum dipanen dengan gandum giling atau penyewaan tanah dengan imbalan gandum.

Tinjauan Konseptual

Bahkan, dalam suatu riwayat, Rasulullah memberikan harga belinya, dan berapa keuntungan yang akan diberikan konsumen, sepenuhnya diserahkan kepada konsumen.

Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini kami mengkaji sistem jual beli di Rampusa Lembang Kabupaten Pinrang berdasarkan etika bisnis Islam. Pedagang dalam menjalankan usahanya menggunakan praktek jual beli yang ada di Rampusa kecamatan Lembang kabupaten Pinrang, yang diperjualbelikan adalah jagung yang dibeli pedagang dari petani jagung. Harga yang digunakan pedagang jagung di Rampusa disesuaikan dengan harga jagung di tempat mereka menjual dan mengumpulkan jagung.

Dari pernyataan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pedagang dalam memberikan harga jagung di Rampus berbeda dengan harga jagung di daerah lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan petani jagung, peneliti menemukan bahwa pada saat jual beli jagung oleh pedagang di Rampusa, pedagang jagung melakukan pembayaran tidak langsung dalam artian pedagang akan membayar petani setelah jagung dipanen. dijual kembali oleh pedagang. Sarana yang digunakan pedagang jagung di Rampusa adalah mobil, tas, dan mesin pengolah jagung (daros).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pedagang jagung di Rampusa adalah keuangan, pendidikan dan fasilitas. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, maka dapat dipahami dari penjelasan diatas bahwa perilaku pedagang jagung di Rampusa Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang tidak sesuai dengan asas keseimbangan atau keadilan yaitu menyangkut pengambilan. keuntungan yang besar, sehingga sebagian petani merasa dirugikan dengan hal ini. Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan bahwa pedagang jagung di Rampusa memberikan kebebasan kepada petani jagung namun tidak demikian dengan pedagang.

Setelah diteliti, peneliti menemukan bahwa perilaku pedagang di Rampusa sudah sesuai dengan prinsip kebenaran; kebijakan. Berdasarkan beberapa pembahasan revisi etika bisnis Islam mengenai perilaku pedagang jagung di Rampusa, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku pedagang jagung di Rampusa Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang masih belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. bisnis. etika. Perilaku pedagang jagung di Rampus yang tidak sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam adalah prinsip persatuan, prinsip keseimbangan dan sebagainya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pedagang jagung dalam perdagangan di Rampusa Kabupaten Lembang dan Pinrang adalah perekonomian, pendidikan dan fasilitas. Perilaku pedagang jagung di Rampusa Kecamatan Lembang dan Kabupaten Pinrang masih belum sepenuhnya sejalan dengan prinsip etika bisnis Islam. Perilaku pedagang jagung di Rampus yang tidak sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam adalah prinsip kesatuan (Unity), prinsip keseimbangan (Equilibrium), dan yang sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam adalah asas kehendak bebas (Free Will), asas tanggung jawab (Responsibility) dan asas kebenaran; kebijakan (ihsan.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Rampusa merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Pinrang Utara, tepatnya di Kecamatan Betteng, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Rampusa mempunyai jumlah penduduk sebanyak 526 jiwa, dimana jumlah laki-laki sebanyak 279 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 247 jiwa.

Fokus Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Penelitian ini juga menggunakan data-data yang berasal dari berbagai sumber seperti skripsi, tesis, jurnal dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah penelitian sebagai bahan pendukung penelitian.

Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dokumentasi adalah catatan peristiwa masa lalu yang berupa tulisan, gambar, atau karya monumental seseorang. Dokumentasi merupakan pelengkap observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.52.

Uji Keabsahan Data

Jika ada beberapa orang atau lebih yang sepakat maka dikatakan objektif.56 Dalam melakukan uji kepastian data, peneliti menguji keabsahan data dari berbagai sumber, yaitu informasi yang berbeda-beda, dalam hal ini pedagang jagung dan petani jagung di Rampusa, untuk meminta informasi mengenai kebenaran data yang diperoleh di lapangan. Namun, ia baru berdagang jagung sekitar lima tahun terakhir atau pada tahun 2017 menjadi salah satu pesaing di bidang perdagangan jagung di Rampusa. Walaupun para pedagang memberikan harga yang berbeda-beda berdasarkan harga Jagung di tempat pengumpulan di masing-masing daerah, namun hal ini juga terjadi di Rampusa dan daerah lainnya, seperti penetapan harga Jagung di Pao, salah satu daerah di Lembang yang lokasinya dekat dengan Jagung. Hal ini menyebabkan para pedagang mematok harga lebih tinggi dibandingkan harga jagung yang berlaku di Rampusa.

3.300 NOK, namun sebelum petani jagung menjual jagungnya kepada pedagang, terlebih dahulu pedagang telah menyampaikan kepada petani bahwa harga yang digunakan pedagang di Rampusa berbeda dengan harga di daerah lain. Harga jagung yang digunakan di Rampusa berbeda dengan daerah lain karena jalan menuju Rampusa kurang memadai dan jarak yang cukup jauh.62. Harga jagung di Rampusa tidak sama dengan harga jagung di daerah lain, namun sebagai pedagang sebelum membeli jagung dari petani, kami komunikasikan terlebih dahulu dan melakukan kesepakatan dengan petani untuk menentukan harga jagung per gantang. . .63.

Ternyata harga yang dipatok pedagang berbeda dengan harga di daerah Pao, harga jagung di Rampusa lebih murah, selisihnya Rp 50064. Setelah peneliti teliti, perilaku di Rampusa kecamatan Lembang, bukan di sesuai dengan perintah Allah SWT yang mengharuskan penyempurnaan takaran dalam menimbangnya, namun berbeda dengan perilaku para pedagang di Rampusa yang menimbang jagung dengan takaran. tidak sesuai dengan perintah Allah SWT yang mengharuskan penyempurnaan takaran dalam penimbangan. Selain pernyataan yang diungkapkan oleh pedagang jagung Kata, salah satu pedagang jagung di Rampusa juga mengatakan bahwa dengan menjadi pedagang jagung ia akan mendapatkan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kata, peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang mempengaruhi perilaku pedagang di Rampusa adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman bagaimana bertindak sesuai dengan syariat Islam, padahal pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam berbisnis. Perilaku pedagang jagung di Rampusa berdampak pada peningkatan perekonomian para pedagang, dari berbagai jenis barang yang dijual pedagang, jagung merupakan salah satu produk yang banyak menghasilkan keuntungan, misalnya saja jagung menjadi salah satu sumber pendapatan para petani di Rampusa. Namun setelah peneliti melakukan penelitian, ditemukan bahwa perilaku pedagang di Rampusa Kecamatan Lembanga Kabupaten Pinrang jika dilihat dari sudut pandang etika bisnis Islam tidak sesuai dengan prinsip persatuan, dimana pedagang menimbang atau mengukur jagung kepada petani tidak menaati perintah Allah SWT, dimana pedagang dalam menimbang dan.

Bentuk tanggung jawab yang dilakukan pedagang di Rampusa adalah memberikan informasi harga jagung kepada petani sebelum petani menjual jagungnya. Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan bahwa perilaku pedagang jagung sudah sesuai dengan prinsip tanggung jawab. Bentuk kejujuran yang dilakukan pedagang jagung di Rampusa adalah dalam harga dan transaksi, pedagang mentransfer harga sebelum petani menjual jagungnya ke pedagang, dalam bentuk transaksi juga tidak ada penipuan.

Perilaku pedagang dalam jual beli jagung di Rampusa berupa pemotongan banyak timbangan dan pemotongan di awal sebelum penimbangan dilakukan oleh pedagang jagung dan sebagian hasil timbangan tidak dihitung setiap kali menimbang, dengan cara memotong jagung. timbangan 5-10 kg per tumpukan dan mencari keuntungan berlebihan dalam hal ini bertentangan dengan prinsip etika bisnis Islam.

Tabel 4.1 data informan pedagang jagung
Tabel 4.1 data informan pedagang jagung

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Etika Bisnis Islam
Tabel 4.1 data informan pedagang jagung
Tabel 4.2 Data pedagang jagung  No   Nama   Potongan
Tabel 4.3 data informasi petani jagung di Rampusa

Referensi

Dokumen terkait

LIST OF ACRONYMS /ABBREVIATIONS DHET ENA HWSETA NDOH NQF RAN RPL SANC SAQA SETA WHO WP: PSET Department of Higher Education and Training Enrolled Nursing Auxiliaries Health and