• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM "

Copied!
101
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Analisis Tas’ir Praktek Jual Beli Melon Dengan Sistem Pemotongan (Studi Kasus Di Bojoe Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidrap)”, sehingga sub permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah. Bagaimana praktek jual beli melon dengan sistem miring di Bojoe Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidenreng Rappang. Bagaimana analisis Tas'ir terhadap praktik jual beli melon dengan sistem tebang di Bojoe Kecamatan Watang Pulu Kecamatan Sidenreng Rappang.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teori

  • Teori Tas’ir
  • Teori Keadilan
  • Teori Akad
  • Teori Maslahat

Kata tas'ir berasal dari kata sa'ara-yas'aru-sa'ran yang artinya menuju cahaya. Secara etimologis kata at-tas'ir sama dengan kata as-si'r (harga) yang berarti penetapan harga. Oleh karena itu tas‘îr secara bahasa berarti taqdîr sebagai si‘ri (penetapan/penetapan harga).14.

Secara bahasa Tas’ir sama dengan si’r yaitu menetapkan atau menentukan harga.15 Bisa juga dikatakan bahwa al-si’r adalah harga dasar (Price Rate) yang berlaku di kalangan pedagang.16. Dinyatakan bahwa tujuan tas’ir untuk kemaslahatan adalah untuk menunjukkan pentingnya tas’ir dalam mencegah keburukan. Lebih lanjut Ibnu Urfah al-Maliki sebagaimana dikutip Fathi al-Duraini menyatakan bahwa tas'ir adalah.

Takrifan ini menjelaskan bahawa leverage berlaku secara amnya kepada semua barangan yang dijual yang bertujuan untuk mengaut keuntungan dengan tidak menindas peniaga dan pembeli. Menurut Syaikh Zakarih Al-Anshari (ulama syafiyyah) menurutnya, kesannya ialah perintah wali (penguasa) kepada peserta pasar, supaya mereka tidak menjual barangnya kecuali dengan harga tertentu. Menurut Hanefijah, pengaruh dibenarkan apabila berlaku kenaikan harga barang, di mana kenaikan itu melebihi had kewajaran.

Bentuk tas'ir yang kedua ialah menghadkan peniaga dengan harga tertentu supaya tidak boleh menjual melebihi harga yang telah ditetapkan. Menurut Syafi'iyah, dibolehkan berlaku pada musim kemarau atau ketika orang memerlukan. Menurut Hanabilah, antaranya Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim mewajibkan tas'ir apabila keadilan telah terjamin di antara manusia, seperti melakukan pembelian dengan harga tertentu dan melarang mereka menaikkan harga suatu barang.

Ibn Taimiyyah dalam al-Hisbah menjelaskan pendapat Hanabilah tentang at-tas'ir: Penguasa tidak boleh menetapkan harga bagi manusia kecuali yang berkaitan dengan kepentingan umum. Jika peniaga menjual dengan harga yang tinggi sedangkan pemerintah tidak dapat melindungi hak orang Islam kecuali dengan al-tas'ir, maka pemerintah boleh menetapkan harga selepas berunding dengan ahli ekonomi. Ibnu Qayyim berkata: al-tas'ir di sini ialah menegakkan keadilan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah.

Munaqasyah pada dalil hadis yang tidak boleh melakukan tas'ir: Penolakan Rasulullah SAW untuk mematok harga pada hadis di atas tidak menunjukkan larangan mutlak terhadap tas'ir oleh Rasulullah SAW. Dalil mazhab pertama terbantahkan, yaitu dari hadis di atas terlihat bahwa Rasulullah SAW menolak tas'ir karena bersifat kezaliman.

Kerangka Konseptual

Penelitian ini berfokus pada praktik jual beli buah melon dengan sistem tebang dengan menggunakan analisis tas’ir. Praktek Jual Beli Melon Dengan Sistem Tebas di Bojoe Kecamatan Watang Pulu Kecamatan Sidenreng Rappang. Sistem miring Sidenreng Rappang menjadi pilihan yang digunakan petani melon miring Bojoe.

Praktek jual beli dengan sistem tebang diawali dengan pihak pemotong mendatangi petani untuk melihat lahan perkebunan melon, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan harga. Jika dibedah menggunakan teori keadilan, maka jual beli melon dengan sistem tebas dapat dijelaskan sebagai berikut. Setelah memperhatikan ketiga hal tersebut, saya dapat menentukan harga beli melon dengan sistem tebas.”58.

Praktek jual beli melon dengan sistem tebas bisa dikatakan lebih menguntungkan bagi para penebang. Dalam praktek jual beli melon dengan sistem tebang, terdapat kontrak antara petani dan penebang, yaitu kesepakatan mengenai harga pembelian hasil panen melon. Ma'qud Alaih dalam praktek jual beli sistem tebas adalah melon karena yang menjadi obyek akad adalah obyeknya.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa praktik jual beli melon dengan sistem tebang terjadi di Kecamatan Bojoe. Praktek jual beli melon dengan sistem tebas merupakan akad yang sah, karena dilakukan dengan asas like for like dan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Analisis Tas'ir Terhadap Praktek Jual Beli Melon Dengan Sistem Tebas Di Bojoe Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidenreng Rappang.

Berdasarkan informasi wawancara diatas dapat diketahui bahwa penentuan harga pada saat jual beli melon menggunakan sistem tebang di Kecamatan Bojoe. Oleh karena itu berdasarkan fakta di atas dapat disimpulkan bahwa praktek jual beli melon dengan sistem tebang menguntungkan kedua belah pihak, tanpa ada pihak yang merasa dirugikan. Terlebih lagi, jual beli melon dengan sistem tebas menguntungkan kedua belah pihak.

Kerangka Pikir

Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data primer berupa wawancara dengan para pemotong atau pembeli melon di Bojoe Kecamatan Watang Pulu Kab. Praktek jual beli melon marak di wilayah Bojoe, Kecamatan Watang Pulu, Kecamatan Sidenreng Rappang, karena banyak warga yang menanam melon yang dimanfaatkan warga untuk mata pencahariannya. Sistem tebang ini digunakan oleh seluruh petani melon di Bojoe karena mereka yakin hasil panen melonnya akan lebih mudah dan cepat terjual.

Sistem tebang ini memudahkan dalam menjual hasil panen karena para pemotong mendatangi kami untuk melihat lahan melon yang kami tanam.” 53. Sistem tebang ini menguntungkan pihak pemotongan karena kami membeli melon dari petani dalam jumlah besar kemudian saya menjualnya dalam kiloan. Harga yang ditetapkan di awal perjanjian tidak bisa berubah meski panen melon banyak.

Salah satu kelemahan sistem miring adalah terkadang terjadi kesenjangan dan ketidakadilan terhadap petani dalam pembayaran harga beli melon pada saat pelunasan. Petani melon di Bojoe masih memilih menggunakan sistem tebang karena akan menyulitkan jika petani harus mendatangkan sendiri hasil panennya. Selain itu, keuntungan yang diperoleh petani juga sebanding dengan biaya yang dikeluarkan produsen topi wanita.

Selain itu, sistem pemotongan ini juga memberikan keuntungan baik bagi petani melon maupun mesin pemotong. Akad yang dilakukan juga didasarkan pada asas kesepakatan bersama antara penjual dan pembeli, sehingga sistem tebas ini dapat digunakan dalam praktik jual beli melon. Bagi petani melon, adanya mesin potong yang membeli hasil panen melon dalam jumlah besar dapat memudahkan petani dalam menjualnya.

Penentuan harga pembelian buah melon juga dilakukan melalui perundingan hingga sampai pada harga yang disepakati sehingga tidak tercapai kesepakatan. Praktek jual beli melon dengan sistem tebang di Bojoe diawali dengan datangnya tukang potong untuk melihat tanaman melon kemudian menentukan harga dengan mempertimbangkan tiga hal yaitu luas lahan, perkiraan jumlah panen dan kualitas. dari melon. Petani dan pemanen melon melakukan negosiasi harga untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

Teknik Pengumpulan dan Pengelohan Data

Uji Keabsahan Data

Teknik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis tas’ir terhadap praktik jual beli buah melon dengan system

PENUTUP

Saran

Bagi petani melon harus selalu merawat buah melonnya dengan baik hingga tiba waktu panen agar buah yang dihasilkan melimpah dan berkualitas. Bagi yang memotong melon atau pembeli melon, sebelum memotong melon yang sudah layak panen harus melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada petani agar ketika sisa pembayaran sudah dibayar kedua belah pihak sudah berada di obyek dan pembayaran dilakukan sesuai dengan ketentuan. perjanjian sebelumnya. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Durian di Dusun Melinsun, Desa Sejahtera, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Pemikiran Ushul Fiqh Al-Ghazali Tentang Al-Maslahah Al-Murlahan (Studi Eksplorasi Kitab al-Mustashfa min 'Ilmi al-Ushul Karya Al-Ghazali)". Analisis Hukum Islam dalam Praktek Jual Beli dengan menggunakan Sistem Tebas, Jurnal Hukum Islam, Ekonomi dan Bisnis Vol."Review Hukum Islam tentang Praktek Jual Beli Sistem Tebas (Studi Kasus di Desa Mlaten Kabupaten Demak)".

Gambar 9. ( Wawancara dengan Bapak Ruslan selaku penebas/pembeli buah melon)
Gambar 9. ( Wawancara dengan Bapak Ruslan selaku penebas/pembeli buah melon)

Gambar

Gambar 9. ( Wawancara dengan Bapak Ruslan selaku penebas/pembeli buah melon)

Referensi

Dokumen terkait

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi

Pada saat khatib duduk di antara dua khutbah, Bilal mengumandangkan shalawat berikut ini: Allâhumma shalli wa sallim, wa zid wa an’im wa tafaddlal wa bârik, bi jalâlika wa kamâlika