PENDAHULUAN
Latar belakang Masalah
Lembaga keuangan mikro merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang diatur oleh syari'at Islam yaitu muamalah 3 Keuangan mikro merupakan salah satu bentuk pembiayaan dalam bentuk akad jual beli (murahaba). Terkait permasalahan lembaga keuangan mikro khususnya di kota Bengkulu, Kemala Aman Microfinance (KAF) memiliki beberapa produk pembiayaan salah satunya berupa pinjaman (gadai).
Rumusan Masalah
Kompendium Hukum Dagang Syariah menjelaskan bahwa jika pemberi gadai lalai menyelamatkan dan/atau memelihara barang yang digadaikan sesuai dengan akad, ia dapat menuntut ganti rugi. Dari uraian masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Ta’widh di Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman Bengkulu dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syariah”.
Batasan Masalah
Namun pada kenyataannya di Kemala Aman Microfinance (KAF) ta'widh tidak dijelaskan di awal akad dan pihak pertama tidak mengetahui secara detail tentang ta'widh di Kemala Aman Microfinance (KAF).
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu
12 Nika Rahmawati, Praktek Santunan (Ta'widh) ved Pegadaian Syariah Kendal Permai (Perspektif DSN-MUI No. 46/DSNMUI/VIII/2004 Tentang Santunan (Ta'widh), (afhandling, Fakultas-Fakultetet Syariah, Universitas Islam Negeri Walisongo ) Semarang, 2019).
Metode Penelitian
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
- Waktu dan Lokasi Penelitian
- Subjek atau Informen Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
Kota Bengkulu meliputi direksi, komisaris dan kolektor, serta pihak nasabah yang terkait dengan masalah penelitian, terkait ta'widh di Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman. Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto dan data dokumentasi Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman di Kota Bengkulu.
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Ganti Rugi (Ta‟widh)
- Pengertian Ta‟widh
- Dasar Hukum Ta‟widh
- Pendapat Para Ulama Mengenai Ta‟widh
- Perbedaan Antara Ta‟widh, Ta‟zir, dan Sita Jaminan
Ayat ini menjelaskan bahwa kita sebagai orang beriman wajib memenuhi segala sesuatu yang telah kita janjikan atau setujui. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kita tidak boleh menyakiti orang lain (menjadi beban), dan jika ada orang yang masih berhutang kepada anda, maka jangan mempersulit, beri dia waktu lebih untuk melunasi hutangnya kepada anda. 2) Al-Hadits. Dalam hadits ini dijelaskan kepada kita bahwa jika ada seseorang yang berutang kepada kita, tuduhlah dengan sopan agar dia tidak merasa bersalah dan dapat memutuskan persaudaraan di antara kita.
Beberapa ulama membawa pernyataan tentang ta'widh Islam (kompensasi), sebagai berikut tentang: a) Pendapat Ibnu Qudamah di al Mughni, bahwa menunda pembayaran kewajiban dapat menyebabkan kerugian dan karena itu harus dihindari, katanya: "jika debitur ( debitur) bermaksud melakukan perjalanan, atau jika kreditur (kreditur) bermaksud kepada debitur (berjalan), perlu, karena ia (kreditur) akan menderita kerugian (dhrar) sebagai akibat dari keterlambatan (perolehan) miliknya. hak pada saat jatuh tempo Sementara itu, hilangnya keuntungan dan terjadinya kerugian yang tidak pasti di kemudian hari atau kerugian immaterial, menurut ketentuan hukum fikih p.
Secara umum pengertian ta’widh adalah menutupi kerugian yang timbul akibat pelanggaran atau kesalahan dengan ketentuan yang nyata yang dapat diperhitungkan secara jelas dengan upaya memperoleh pembayaran dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi (potensi kerugian) karena hilangnya kesempatan. .. Menurut hukum perdata ganti rugi harus menutup kerugian atas segala biaya yang nyata-nyata telah dikeluarkan oleh salah satu pihak, dan adanya kerugian karena rusaknya barang. Ta'zir adalah sanksi terhadap nasabah yang baik yang menunda pembayaran dengan sengaja atau tidak ada kemauan dan itikad baik untuk membayar utangnya.
Gadai (Rahn)
- Pengertian Gadai (Rahn)
- Dasar Hukum Gadai (Rahn)
- Rukun dan Syarat Gadai (Rahn)
- Prosedur Penaksiran Marhun
- Prosedur Pemberian Pinjaman Gadai (Rahn)
- Prosedur Berakhirnya Akad Gadai (Rahn)
Dalam pengertiannya, rahn adalah benda yang digadaikan, rahin adalah orang yang menggadaikan, sedangkan murtahin adalah orang yang meminjamkan. Gadai merupakan salah satu kategori perjanjian utang piutang, dimana atas itikad baik debitur, debitur menggadaikan barangnya sebagai jaminan atas utangnya. Barang jaminan tetap menjadi milik orang yang menggadaikan orang yang berutang, tetapi dikuasai oleh penerima gadai yang berutang kepadanya.
Akan tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan kewajibannya (hutangnya) dan bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah kamu (bersaksi) menyembunyikan persaksian itu, dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa. dalam hati, dan Allah lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan." Daripada hadis di atas dapat difahami bahawa bermallah dibolehkan walaupun dilakukan dengan orang bukan Islam dan ia juga harus menjadi cagaran, supaya tidak ada kebimbangan bagi mereka yang memberi pinjaman atau berhutang. Rahin ialah orang yang berikrar, murtahin ialah orang yang mengambil gadaian, marhun atau rahn ialah harta yang digadai untuk menjamin hutang dan marhun bih ialah hutang.
Expertyah menurut Hanafiah adalah kesanggupan jual beli, artinya barang siapa yang sah jual beli maka sah pula menggadaikan. Para ulama sepakat bahwa syarat marhun sama dengan syarat jual beli, artinya semua barang yang diperjualbelikan secara sah juga sah untuk digadaikan, syaratnya adalah barang yang digadaikan harus bernilai dan dapat dikabulkan. digunakan adalah menurut ketentuan hukum Islam, barang jaminan harus dapat dijual. dan nilainya sebanding dengan jumlah utang, jaminan harus jelas dan spesifik, jaminan tersebut sah dimiliki oleh debitur, jaminan tidak terikat dengan hak orang lain (yang bukan milik orang lain, baik sebagian atau seluruhnya), jaminan harus berupa aset. Harga guideline untuk keperluan penilaian ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi, kemudian ditentukan nilai estimasinya.
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Profil Kemala Aman Microfinance (KAF) Kota Bengkulu
Peraturan Pemerintah No. 89 Tahun 2014 tentang Suku Bunga Pinjaman atau Pendapatan Pembiayaan dan Cakupan Bidang Usaha Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor: 12/POJK.05/2014 tentang Izin Usaha dan Kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor: 14/POJK.05/2014 tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).45.
Pertanyaannya, tentu saja, mengapa beberapa lembaga keuangan mikro menggunakan badan hukum perseroan terbatas dan koperasi. Perseroan terbatas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)(b) memiliki paling sedikit 60% (enam puluh perseratus) saham milik Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau badan usaha milik desa/kelurahan. Sisa saham perseroan terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dimiliki oleh: Warga negara Indonesia; dan/atau koperasi.
Kepemilikan setiap warga negara Indonesia atas saham Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a paling banyak 20%. Berdasarkan ketentuan Pasal 5 UU Lembaga Keuangan Mikro di atas, sangat jelas bahwa bagi sekelompok orang yang ingin memulai usaha lembaga keuangan mikro secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah, maka badan hukum yang digunakan adalah badan hukum koperasi. . Produk Keuangan Mikro Kemala Aman (KAF) Kota Bengkulu Dalam hal produk tercatat dari OJK lembaga Kemala Aman.
Produk-Produk Kemala Aman Microfinance (KAF) Kota Bengkulu
Ta'widh di Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman Kota Bengkulu diutamakan melalui musyawarah atau kekeluargaan untuk mencari solusi terbaik dalam masalah ganti rugi. Ta'widh di lembaga Kemala Aman Microfinance (KAF) Kota Bengkulu dilakukan dalam bentuk uang atau barang dengan nominal yang sama, sesuai hasil diskusi dengan klien sebelumnya. Ta'widh pada Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman Kota Bengkulu sudah sesuai dengan kesepakatan nasabah, karena menggunakan prinsip musyawarah maka kompensasi dapat disesuaikan dengan permintaan nasabah.
Kajian hukum ekonomi syariah tentang pelaksanaan Ta'widh di Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman Kota Bengkulu Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman Kota Bengkulu. Demikian pula dalam bertransaksi di Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman di Kota Bengkulu harus memperhatikan apa yang menjadi aturan dalam bertransaksi. Dalam hal ini, lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman memberikan jaminan atas kerusakan barang yang digadaikan.
Bentuk pelaksanaan ta'widh pada Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman Kota Bengkulu adalah memberikan santunan yang diselesaikan melalui musyawarah. Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman menggantinya dalam bentuk nominal atau diganti dengan barang yang sama sesuai kesepakatan nasabah. Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman di Kota Bengkulu diharapkan mampu meningkatkan kinerja dalam hal perlindungan KPR.
Struktur Organisasi KAF Kota Bengkulu
- Rapat Anggota
- Dewan Komisaris
- Direksi
- Audit Internal/Sistem Pengendalian Intern
- Manager Pemasaran/Bagian Pemasaran
- Manager Operasional
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Ta‟widh Pada Lembaga Kemala Aman Microfinance
Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Mengenai Pelaksanaan Ta‟widh di
Hal ini menunjukkan bahwa lembaga KAF bertanggung jawab penuh atas jaminan (marhun) milik klien yang dipercayakan kepadanya dan bertanggung jawab untuk memenuhi perjanjian kontrak dalam Bukti Rahn (SBR). Dalam hal ini, lembaga keuangan akan menyelidiki Bukti Rahn (SBR) serta kerusakan yang ada dan setelah diyakini bahwa kerusakan terjadi karena kelalaian atau kesalahan lembaga keuangan, dilakukan penyelesaian tuntutan ganti rugi. keluar. secara kekeluargaan atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kompensasi dalam keluarga ini memiliki aspek atau manfaat yang lebih positif baik bagi nasabah maupun bagi lembaga keuangan.
Keuntungan bagi lembaga keuangan untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dapat semakin mempererat hubungannya dengan nasabah, sehingga nasabah biasanya akan merasa puas dengan cara penyelesaian secara kekeluargaan ini. Pembayaran uang kompensasi (ta'widh) pada prinsipnya sesuai dengan yang diatur dalam penyusunan undang-undang ekonomi syariah. Dengan itikad baik, lembaga keuangan akan selalu memuaskan nasabahnya, apalagi jika ada tuntutan ganti rugi atas barang yang rusak atau hilang.
Seperti diketahui, lembaga KAF telah mengasuransikan barang jaminan nasabah, sehingga lembaga KAF bertanggung jawab penuh atas barang jaminan nasabah. Tinjauan hukum ekonomi syariah tentang pelaksanaan ta'widh pada Lembaga Keuangan Mikro (KAF) Kemala Aman di Kota Bengkulu sudah sesuai karena kompilasi hukum ekonomi syariah pada Pasal 378 menjelaskan bahwa marhun dapat diganti dengan marhun lain berdasarkan kesepakatan para kedua belah pihak. Karena ta'widh yang dilakukan oleh lembaga KAF diketahui sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, maka ta'widh dapat berupa sejumlah uang atau barang sejenis, yang keputusannya dibuat atas kesepakatan bersama. .
PENUTUP
Simpulan
Saran
Antonio, Muhammad Syafi'i, Bank Syari'ah: Wacana Ulama dan Cendekiawan, Jakarta: Bank Indonesia dan Institut Tazkia, 2001. Darwis Harahap, "Produk Gadai Emas di Perbankan Syariah: Analisis Permasalahan Ekonomi", Jurnal Falah Manusia , jilid 5 angka 1, januar 2018. Pamonaran Manahaar, “Implementasi Gadai Islam (Rahn) Untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat di Indonesia”, Jurnal Dialogia Iuridica, jilid 10 angka 2, april 2019.
Surepno, “Studi Eksekusi Akad Rahn (Gadai Syariah) Pada Lembaga Keuangan Syariah”, Jurnal Tawazun, Volume 1 Nomor 2, September 2018. Syamsuar, Konsepsi Pegadaian Syariah “Analisis Barang Marhun/Gadai, Jurnal: At -Tasri', Vol.Purwandari, Yesi, Tinjauan Hukum Islam tentang Praktik Ta'widh dalam Akad Murabahah (Studi Kasus Produk KPR BTN Platinum iB Kantor Cabang BTN Syariah Semarang), Skripsi, Fakultas Syari'ah dan Hukum, Negeri Walisongo Universitas Islam Semarang, 2018.
Rahmawati, Nika, Praktek Kompensasi (Ta'widh) di Kendal Permai Sheria Pegadaian (Perspektif DSN-MUI No. Talitha, Inez Diandra, Penerapan Ta'widh dalam Pembiayaan Musyarakah pada Produk Pembiayaan Dana Bergulir di BANK Syariah Mandiri KCP Baros, The , Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Dunung Djati, Bandung, 2016.