PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimanakah kepentingan tafsiran kalimah nisja>n dan neglah dalam kehidupan menurut Wahbah al-Zuh{aili> dalam kitab tafsir al-Muni>r.
Batasan Masalah
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Kajian Pustaka
Risalah Ramaniar berjudul Lalai dalam al-Qur'an (An Analysis of QS. al-A'ra>f/7: 179) membahas dalam risalahnya tentang sifat lalai, sifat lalai dan kesan lalai dalam QS.
Metode Penelitian
Huraian pada peringkat ini menumpukan kepada ayat-ayat yang berkaitan dengan subjek kajian iaitu ayat-ayat bertema nisyan>n dan gaflah. Analisis pada peringkat ini adalah analisis terhadap pandangan Wahbah al-Zuh{aili> tentang nishan>n dan kecuaian yang diperolehi daripada pelbagai sumber yang ada.
Sistematika Pembahasan
Bab ketiga iaitu biografi Wahbah al-Zuh{aili> dan tafsi>r al-Muni>r yang perbincangannya menjelaskan tentang biografi Wahbah al-Zuh{aili>. Bab keempat berisi klasifikasi ayat-ayat nisja>n dan lalai berdasarkan Mekah dan Medaniyya, menjelaskan tafsir Wahbah al-Zuh{aili> tentang nisja>n dan lalai, perbezaan tafsiran nisja>n. dan kecuaian dalam tafsir al-Muni >r dan kecuaian dan kecuaian relevan dalam kehidupan.
NISYA<N DAN GAFLAH DALAM AL-QURA<N
Definisi Kata Gaflah
Atau mereka mendengar Al-Quran dengan serius sambil mempersendakannya apabila mereka mendapat peluang. Lihat juga: Tesis: 'Gina Dwi Minarti, Ghaflah dan Sahwan dalam Perspektif Al-Qura>n Wahbah Mustafa Al-Zuh{aili>.
Term Nisya>n dan Gaflah dalam al-Qura>n
- Term Gaflah dalam al-Qura>n
Perkataan nisya>n juga ditafsirkan sebagai sesuatu yang sia-sia dan dilupakan, maka ia mesti dilupakan, seperti kegelisahan Maryam ketika dia akan melahirkan Yesus. Al-Baqarah ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah.‛25 Perkataan nisjan>n juga digunakan dalam konteks mengingatkan manusia apabila mereka menyuruh atau mengajak berbuat kebaikan. لفغ (gafala) yang bermaksud tarquhu> wa saha> anhu yang bermaksud meninggalkannya dan melupakannya 27 Adapun istiqaqnya dalam kitab Mu'jam al-Mufahres li al-Fa>z{ al-Qura>n terdapat 35 perkataan. dan.
31 Sayyid Qutb, Tafsi>r fi Zilalil Qura>n, Di Bawah Naungan Al-Qur'an, Trans. Ara>f ]7[: 172, menjelaskan bahwa tujuan pengurangan Kitab Suci al-Qura>n dan penegasan Keesaan Allah antara lain untuk menutup kemungkinan protes orang-orang yang zalim terhadap Hari Kebangkitan.
Makna Nisya>n dan Gaflah Menurut Mufassir
- Makna Gaflah Menurut Mufassir
Menurut beliau dalam tafsirnya, nisya>n ialah sesuatu yang tidak ada makna dan dilupakan, iaitu sesuatu yang tidak diketahui, tidak disebut dan tidak diketahui. Maryam]19[: 23, perkataan lupa itu diumpamakan dengan haid, jika sudah dibuang dan dibuang, maka tidak dicari dan diingati lagi. Menurutnya dalam tafsirnya, gaflah ialah lupa kerana lemah daya ingatan dan kecerdasan seseorang.
Kelewatan mereka disebabkan oleh tiada ingatan yang datang kepada mereka seperti kehadiran ayat Al-Quran yang baru diturunkan dari Tuhan mereka, tetapi mereka dengan ikhlas mendengarnya semasa mereka bermain dan melakukan perkara yang sia-sia seperti kanak-kanak. Atau mereka dengan ikhlas mendengar Al-Quran sambil mengejeknya setiap kali mereka mendapat peluang untuk melakukannya.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Nisya>n dan Gaflah
Hari kelahiran seseorang untuk kelahiran yang kedua, pada hari itu umur orang tersebut akan berkurang dan seterusnya, sehingga hari perhitungan di akhirat semakin dekat, tetapi manusia tetap lalai. Selain karena kebiasaan yang sering dilakukan di atas, bisa juga terjadi akibat perilaku tidak sadar dari faktor sebelumnya. Sehingga semua faktor tersebut dapat membuat seseorang berperilaku lalai dan akan membuatnya melupakan kehidupan setelah kematian dan mengutamakan kehidupan duniawi yang akan merugikan dirinya sendiri.
Langkah-langkah Menghindari Nisya>n dan Gaflah
Karena orang yang selalu mengingat Allah akan mensucikan dan mensucikan hatinya sehingga terlalu terjaga dari perbuatan yang diharamkan Allah artinya menghadirkan sesuatu ke dalam hati atau secara lisan. Introspeksi diri bahwa kematian tidak peduli siapa yang akan menjemput baik tua maupun muda (QS. Al-Ara>f]7[: 34).
Dampak Nisya>n dan Gaflah dalam Kehidupan
Kemudian Kami menghukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka ke dalam laut, kerana mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami.46. Aku akan hapuskan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar. Ini adalah hukuman yang sangat berat bagi mereka, tetapi malangnya bagi mereka yang lalai itu, mereka tidak pernah menghiraukan.
Allah (swt) akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dan lalai, iaitu dengan pahala yang setimpal sebagaimana dalam firman-Nya, kemudian apabila mereka berpaling dari kebenaran, Allah memalingkan hati mereka. Telah diceritakan kepada kami oleh Abdullah bin Muawiyah Al Jumahi bahawa dia seorang yang soleh.
BIOGRAFI WAHBAH AL-ZUH{AILI< DAN TAFSIR
Latar Belakang Pendidikan dan Karir Akademis
Ia mulai belajar Al-Qur'an dan bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah di desanya, hingga tiba pada tahun 1946 M. Pada tahun 1952, H memperoleh tiga gelar yang kemudian dilanjutkan ke jenjang pasca sarjana di Universitas Kairo, yang diperolehnya dua gelar. tahun kemudian terlihat dan menang. gelar M.A. dengan tesis berjudul ‚al-Zira>'i al-Siya>sah al-Syar'iyyah wa al-Fiqh al-Isla>mi‛.9 Ia sangat suka belajar sehingga mengikuti beberapa perkuliahan secara bersamaan, masing-masing di Fakultas Bahasa Arab di Universitas Al-Azhar dan Fakultas Hukum di Universitas Ain Syam. Dengan judul disertasi ‚As|ar al-H{arb fi al-Fiqh al-Isla>mi: Dirasah Mukarenah Beina al-Maz|a>hib al-Samaniyeh wa al-Qanun al-Dauli al-Am‛ ( Pengaruh Perang dalam Fiqh Islam: Studi Perbandingan antara Delapan Mazhab dan Hukum Umum Internasional).
Motto hidupnya adalah, ‚Inna sirra al-naja>h fi al-haya>h ih{san as{-s{ilah billa>h 'azza wa jalla‛, (Sebenarnya rahasia sukses dalam hidup adalah meningkatkan relasi 11. Setelah memperoleh gelar doktor, selanjutnya beliau mengabdi sebagai dosen di almamaternya, fakultas Syari'ah Universitas Damaskus pada tahun 1963 M 12 Tidak lama kemudian diangkat sebagai asisten dosen pada tahun 1969 M, menjadi guru besar pada tahun 1975 M. Ia juga pernah menjadi dosen tamu di sejumlah universitas di negara Arab, seperti Fakultas Syariah dan Hukum dan Fakultas Pascasarjana Adab, Universitas Benghazi, Libya: di Universitas Khurtum, Universitas Umm Darman, Universitas Afrika, ketiganya di Sudan.13 Ia juga belajar di Universitas Emirat Arab.
Guru-Guru dan Murid-Murid
Wahbah al-Zuh{aili> bukan sahaja berperanan dalam bidang akademik, tetapi juga berperanan penting dalam masyarakat secara langsung di tanah airnya dan seterusnya. Beliau belajar bahasa Arab daripada Muhammad S{a>lih{ Farfu>r.15 Di Mesir beliau belajar dengan Mah{mud Sialtu>t (w. 1963 M), Muhammad Abu Zahrah, 'Ali Khafif, Muhammad al-Banna , Muhammad Zafzaf, Muhammad Salam Madkur, Farj al-Sanhuri, 'Abd Rahman Ta>j dan 'Isa>. Bagi memantapkan diri dalam bidang Fiqh Syafi'i, beliau juga belajar di bawah Jad al-Rabbu Ramadhan (w. 1994 M), Muhammad Hafiz Ghani dan Muhammad Abd Dayyin dan Mustafa Mujahid.
Seterusnya dalam bidang Ushul Fiqh, beliau juga belajar dengan Musthafa 'Abdul Khaliq dan anaknya Abdul Ghani Usman Marzuki, Zhawahiri al-Syafi'i dan Hasan Wahdan. 16 Muhammad Abdul Aziz, Analisis Pemikiran Abu Hanifah dan Wahbah al-Zuh{aili> tentang kewajipan zakat anak yang berpendapatan rendah, disertasi, (Lampung: UIN Raden Intan, 2019), hlm.
Karya-Karya Intelektual
Al-Tafs>r al-Waji>z merupakan ringkasan tafsir al-Muni>r, Darul Fikr, Damask Cet. Al-Qura>n al-Karim al-Binya>h al-Tasyiri'iyah wa Khas{a> je al-Had{ariyyah, Darul Fikr, Damask 1933 M. Al-Syar'iyyah al-Qira>>'a> t al-Mutawwatirah wa Atharuha> fi al-Rasm al-Qura>ni wa al-Ah{ka>m.
aq> ba> i Sir’ah and الأفقي و seziha> d> i ،. Al-Aq> ba> i Sir’iah and Asaba> Baha> رسمها Dinja Dr.
Deskripsi Tentang Tafsi>r al-Muni>r
Dalam mukaddimah, Wahbah al-Zuh{aili> mengatakan bahawa tujuan penulisan kitab tafsir al-Muni>r adalah untuk menyarankan umat Islam supaya berpegang kepada al-Quran secara ilmiah. Karena Al-Quran adalah hukum dasar bagi kehidupan manusia pada umumnya, dan bagi umat Islam khususnya. Oleh itu, Wahbah al-Zuh{aili> bukan sahaja menjelaskan hukum-hukum fiqh bagi pelbagai masalah yang wujud dalam pengertian sempit yang diketahui oleh fuqaha.
Akan tetapi beliau bermaksud menjelaskan hukum-hukum yang bersumber dari ayat-ayat Al-Qur'an dengan pengertian yang lebih luas yaitu lebih dalam dari sekedar pengertian umum, yang meliputi iman dan akhlak, manhaj dan perilaku, hukum umum dan manfaat yang kita pelajari dari ayat-ayat tersebut. al-Qur'an secara eksplisit (eksplisit) maupun implisit (implisit), baik dalam struktur sosial setiap masyarakat maju dan berkembang maupun dalam kehidupan pribadi setiap kehidupan manusia (tentang kesehatan, pekerjaan, pengetahuan, cita-cita, cita-cita, penderitaan dan dunia dan akhirat). Tafsir ini ditulis atas dasar keprihatinan Wahbah al-Zuh{aili terhadap pandangan banyak orang yang memojokkan tafsir klasik karena tidak bisa menawarkan solusi atas permasalahan modern, sementara para penafsir modern kerap memutarbalikkan tafsir ayat-ayat Alquran dengan dalih reformasi. .
Sumber Tafsir
Yang dimaksud ayat ini menjelaskan perbedaan karakter orang mukmin dan orang munafik. Maksud dari ayat ini adalah untuk melarang seseorang menjadi seperti orang-orang yang mengabaikan hak-hak Allah SWT. Makna kata lalai di sini adalah berpaling dari ayat-ayat Allah dan tidak menoleh sedikitpun, sehingga seolah-olah kita seperti orang lalai.
47 Depag RI, Al-Qura>n dan terjemahannya.., hlm.iaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Relevan ayat ini ialah Allah menyebut al-Quran sebagai mata hati bagi manusia, keterangan yang jelas bagi orang-orang yang beriman, sebagai petunjuk dan rahmat bagi mereka. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.
Metode dan Sistematika Penulisan Tafsir al-Munir