• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Kebidanan (S1) dan Pendidikan Profesi Bidan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Program Studi Kebidanan (S1) dan Pendidikan Profesi Bidan"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

PROFIL PROGRAM STUDI

Profil Lulusan

Mampu memberikan pelayanan kebidanan esensial yang komprehensif, profesional dan humanis sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dan etika profesi dalam pelayanan kesehatan serta mengembangkan pendekatan komplementer yang sejalan dengan perkembangan ilmu kebidanan. Bidan mampu secara mandiri mengambil keputusan dan penyelesaian permasalahan berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, kreatif dan strategis dalam asuhan kebidanan pada individu, keluarga dan masyarakat. Bidan mampu menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana dengan menambahkan pelayanan komplementer menggunakan sumber daya yang tersedia.

Mampu berkomunikasi secara efektif dan manusiawi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan baik dengan klien saat bekerja dalam kelompok kerja maupun dengan mitra kerja sama lintas sektoral. Mampu melakukan pengelolaan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi (tim) dan rujukan profesional kepada individu, keluarga, dan masyarakat.

Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Lulusan pada Program Studi Profesi Bidan

P-1 menguasai teori terapan ilmu kebidanan dan praktek asuhan kebidanan selama siklus. P-2 Penguasaan teori terapan ekologi manusia, ilmu perilaku dan budaya, ilmu biomedis, biologi reproduksi dan perkembangan terkait asuhan kebidanan; (ekologi manusia, ilmu sosial dan perilaku, ilmu biomedis, biologi reproduksi dan perkembangan). P-6 Penguasaan teori penerapan komunikasi efektif, pendidikan kesehatan, promosi dan konseling kesehatan serta pemanfaatan teknologi dan sistem informasi dalam pelayanan kebidanan.

KK-1 Mampu memberikan asuhan kebidanan secara holistik, komprehensif dan berkelanjutan yang didukung oleh kemampuan rasionalisasi secara kritis, reflektif dan klinis dengan memperhatikan filosofi, keragaman budaya, kepercayaan, sosial ekonomi, keunikan individu, sesuai dengan ruang lingkup praktik kebidanan, termasuk pelayanan pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, anak prasekolah, kesehatan reproduksi (remaja, wanita usia subur dan perimenopause) serta pelayanan keluarga berencana. KK-3 Mampu melakukan deteksi dini dengan didukung kemampuan berpikir kritis dan rasionalisasi klinis sesuai ruang lingkup pelayanan obstetrik KK-4 Mampu melakukan konsultasi, kolaborasi, refleksi, advokasi, negosiasi dan kolaborasi serta rujukan interprofesional dalam penatalaksanaan kasus obstetri ke meningkatkan mutu pelayanan obstetri dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. KK-6 Mampu memberikan pelayanan kontrasepsi yang alami, sederhana, hormonal dan jangka panjang (IUD dan AKBK) serta konseling kontrasepsi yang solid sesuai standar dan memperhatikan aspek budaya lokal.

KK-9 Mampu memberikan pelayanan komplementer obstetri yang tepat pada masa remaja, prakonsepsi, hamil, nifas, nifas, bayi, balita, dan pramenopause dengan melibatkan keluarga dan masyarakat sesuai dengan norma, etika, nilai, tugas, tanggung jawab, dan wewenang bidan. KK-12 Mampu melakukan penatalaksanaan obstetri komunitas, meliputi negosiasi, advokasi, dan upaya kolaborasi antarprofesional dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.

STANDAR KOMETENSI BIDAN

Komponen Kompetensi Profesi Bidan

  • Stase Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK)
  • Stase Asuhan Kebidanan pada Pra Nikah dan Pra Konsepsi
  • Stase Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
  • Stase Asuhan Kebidanan pada Persalinan
  • Stase Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
  • Stase Asuhan Kebidanan pada Nifas
  • Stase Asuhan Kebidanan pada Bayi, Anak, Balita, dan Anak Prasekolah
  • Stase KB dan Pelayanan Kontrasepsi
  • Asuhan pada Remaja dan Perimenopause
  • Asuhan Kebidanan Komunitas
  • Manajemen Pelayanan Kebidanan
  • Continuity of Care
  • Komplementer Kebidanan

Mampu memberikan pelayanan obstetri pranikah dan prakonsepsi secara holistik, komprehensif dan berkelanjutan, didukung oleh pemikiran kritis, rasionalisasi klinis dan keterampilan reflektif. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan secara holistik, komprehensif dan berkelanjutan, didukung oleh kemampuan berpikir kritis, rasionalisasi klinis dan reflektif. Mampu memberikan pelayanan obstetrik pada masa persalinan yang holistik, komprehensif dan berkesinambungan, didukung oleh kemampuan rasionalisasi secara kritis, klinis dan reflektif.

Mampu memberikan asuhan kebidanan di BBL secara holistik, komprehensif dan konsisten yang didukung oleh kemampuan berpikir kritis, rasionalisasi klinis dan reflektif. Mampu memberikan asuhan kebidanan pasca melahirkan secara holistik, komprehensif dan konsisten yang didukung oleh kemampuan berpikir kritis, rasionalisasi klinis dan reflektif. Mampu memberikan asuhan kebidanan dalam pelayanan keluarga berencana dan kontrasepsi secara holistik, komprehensif dan berkelanjutan yang didukung oleh kemampuan berpikir kritis, klinis dan rasional dan reflektif.

Mampu memberikan asuhan kebidanan remaja dan perimenopause secara holistik, komprehensif dan berkelanjutan yang didukung oleh kemampuan berpikir kritis, merasionalisasi secara klinis dan reflektif. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan BBL secara holistik, komprehensif dan berkesinambungan didukung oleh kemampuan berpikir kritis, rasionalisasi klinis dan refleksi 2.

PANDUAN PELAKSANAAN PROFESI BIDAN

  • Tujuan
    • Tujuan Umum
    • Tujuan Khusus
  • Sasaran dan Tempat Praktik
    • Sasaran
    • Tempat
  • Syarat Mengikuti Praktik
  • Pembimbing
    • Dosen Pembimbing Klinik
    • Preseptor Klinik
  • Kewajiban Mahasiswa
  • Metode dan Strategi Pembelajaran Klinik
    • Pembekalan Pelaksanaan Profesi Bidan
    • Petunjuk Pelaksanaan

Seluruh mahasiswa mata kuliah Profesi Bidan STIKes Medistra Indonesia telah memenuhi syarat untuk melanjutkan pelatihan pada tahap profesi. Praktek klinis bidan tahap profesi dilaksanakan di tempat praktek yang ditentukan oleh program studi berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama (MoU) dengan tempat praktek. Guru tetap pada program studi kebidanan STIKes Medistra Indonesia yang ditunjuk sebagai pemberi bimbingan, yang dibagikan oleh ketua program studi dan ditetapkan dengan keputusan ketua STIKes.

Tujuan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa dengan menghubungkan teori yang dipelajari dari referensi (evidence based) dengan kondisi yang ada pada saat praktek. Pada pembelajaran level ini fungsinya memberikan kesempatan untuk menyajikan hasil pengolahan kasus yang telah dipelajari selama implementasi level tersebut. Pemantauan praktis diperlukan untuk memantau kompetensi peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan demi pencapaian kompetensi.

Dokumentasi kebidanan dibuat sesuai dengan target kompetensi yang telah dibuat dan harus dicapai pada setiap tahapannya. Metode evaluasi ini digunakan untuk menilai keterampilan prosedural mahasiswa berdasarkan observasi langsung oleh Dosen Klinis dan pembimbing klinis. Sebelum wisuda, mahasiswa diharapkan melaporkan seluruh lembar penilaian Mini-CEX yang telah diselesaikan kepada admin Prodi.

Setelah menyelesaikan ujian Mini-CEX, penguji harus memberikan nilai yang tertera pada lembar nilai. Kasus yang digunakan adalah kasus yang dipimpin siswa yang mengevaluasi hasil diskusi, analisis dan penyelesaian rencana perawatan yang telah selesai. Siswa tidak menguasai salah satu dari 4 poin berikut: 1. Efektivitas 2. Efektivitas 3. Kesesuaian pemeriksaan dengan masalah kesehatan 4. Kemampuan menjelaskan kepada klien Siswa menguasai 1-2 dari 4 poin berikut: 1. Efektivitas 2. Efektivitas 3 Kesesuaian pemeriksaan dengan masalah kesehatan 4. Kemampuan menjelaskan kepada klien Siswa menguasai 3 dari 4 poin berikut: 1. Efektivitas 2. Efektivitas 3. Tinjauan kepatuhan masalah kesehatan 4. Kemampuan menjelaskan kepada klien. Mahasiswa menguasai seluruh poin berikut: 1. Efektivitas 2. Efektivitas 3. Kesesuaian pemeriksaan dengan masalah kesehatan 4. Kemampuan menjelaskan kepada klien.

Siswa tidak menguasai salah satu dari 4 poin berikut: 1. Kemampuan membuat Learning Event Unit (SAP) berdasarkan kebutuhan. 2. Kemampuan memberikan KIE dan nasehat bila diperlukan. 3. Kemampuan mengevaluasi pemahaman klien. 4. Kemampuan menggunakan media yang tepat. Siswa menguasai 1-2 dari 4 poin berikut: 1. Kemampuan membuat Learning Event Unit (SAP) berdasarkan kebutuhan 2. Kemampuan memberikan KIE dan saran sesuai kebutuhan 3. Kemampuan mengevaluasi pemahaman klien 4. Kemampuan menggunakan media yang tepat Siswa Kuasai 3 dari 4 poin berikut: 1. Kemampuan membuat Learning Event Unit (SAP) berdasarkan kebutuhan 2. Kemampuan memberikan KIE dan konseling berdasarkan kebutuhan 3. Kemampuan mengevaluasi pemahaman klien 4. Kemampuan menggunakan media yang tepat. Mahasiswamenguasai semuapoinberikut: 1.Kemampuan membuatSatuanAcara Pembelajaran(SAP) sesuaikebutuhan 2.Kemampuan memberikanKIEdan konselingsesuai kebutuhan 3.Kemampuan mengealuasipemahaman klien 4.Kemampuan menggunakanmediayang sesuai anisasi/ ensiMahasiswatidakmenguasai sat upundari4poinberikut: 1.Keruntutantindakan 2.Keefektifanmelakukan tindakan 3.Keefektifan menggunakan alat 4.Krea aktivitas.

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN

Evaluasi Praktik

  • Dokumentasi Kebidanan
  • DOPS (Direct Observastion od Prosedural Skill)
  • Mini-CEX
  • Penyuluhan
  • Jurnal...................................................................................Error! Bookmark not defined
  • Seminar Kasus

Penerapan DOPS dilakukan dengan menggunakan pasien nyata, prosedur pasien langsung, dan lokasi yang sesuai untuk pelaksanaan prosedur yang akan diuji. Mini-Cex merupakan penilaian berdasarkan hasil observasi langsung terhadap kinerja siswa saat berinteraksi dengan pasien di lingkungan klinis nyata. Penilaian yang dilakukan dalam Mini-CEX adalah: anamnesis, pemeriksaan fisik terfokus, merangkum hasil pemeriksaan, dan membuat rencana pengelolaan pasien.

Waktu yang diperlukan dalam penilaian dengan metode ini disesuaikan dengan interaksi antara pelajar dan pasien, dilanjutkan dengan pemberian umpan balik oleh pemeriksa. Siswa meminta izin ujian dari guru klinik yang ditugaskan untuk menguji Mini-CEX setidaknya 3 hari sebelum ujian. Mini-Cex harus dijalankan setidaknya sekali dalam setiap tahap, dan Anda harus lulus ujian.

Penguji adalah pembimbing klinis/pengawas klinis yang ditunjuk berdasarkan keputusan/perintah dan bertanggung jawab atas seluruh aktivitas dan pencapaian kompetensi mahasiswa yang dibekali dengan baik di bidang olah raga. Penguji wajib mengikuti ujian Mini-CEX jika diminta oleh mahasiswa sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah memberikan penilaian, penguji memberikan tanggapan dan masukan yang membangun (termasuk hal-hal yang berjalan dengan baik dan hal-hal yang perlu perbaikan selama ujian) secara lisan atau tertulis pada formulir yang telah disediakan.

Pelaksanaan konseling terhadap seorang pasien atau sekelompok pasien harus disaksikan oleh pembimbing klinis, pembimbing klinis, manajer setempat dan seluruh mahasiswa yang terlibat di atas panggung. Laporan ini dibuat untuk melaporkan pengalaman praktik siswa mengenai kesenjangan kasus dengan pengetahuan yang diperoleh siswa sebelumnya. Mahasiswa harus mampu melakukan analisis secara kritis dengan memasukkan berbagai teori yang telah ditemukan dalam buku atau jurnal.

Ini adalah bentuk ujian di mana kemampuan analitis siswa dinilai dan diuji dengan menggunakan studi kasus terkelola. Pertanyaan yang diajukan dalam asesmen ini mencakup kasus-kasus yang sebaiknya ditangani oleh Bidan sesuai dengan kompetensi Bidan.

Tata Tertib Mahasiswa dalam Melaksanakan Praktik

Jika terjadi pelanggaran maka wajib ganti amalan sama saja dengan mangkir tanpa penjelasan, dan wajib ganti amalan selama 2 hari absen. Mahasiswa wajib menaati peraturan yang berlaku di Rumah Sakit, RB, BPS/tempat praktek dan Program Studi Profesi Bidan STIKes Kedokteran Indonesia. Apabila terjadi pelanggaran terhadap aturan, akan dikenakan sanksi sesuai aturan yang berlaku. Kesalahan prosedur tindakan dengan kriteria : a.Merusak/mengancam nyawa pasien b. Ada unsur kelalaian c. Ada unsur ketidakjujuran untuk menutupi kesalahan dan/ketidakmampuan d. Tidak ada komunikasi dengan CI/agen ketika terjadi kesalahan.

Mahasiswa secara umum mampu melakukan tindakan asuhan kebidanan secara sistematis dan kompeten serta belum melengkapi dokumentasi asuhan kebidanan Siswa telah menguasai 1-2 dari 3 butir berikut: 1. Mendemonstrasikan kedalaman penilaian asuhan kebidanan 2. Merumuskan diagnosis kebidanan yang sesuai dengan hasil analisa 3. Menentukan perencanaan berdasarkan diagnosa kebidanan yang sesuai dengan kondisi pasien 4. Merumuskan perencanaan dan kriteria hasil yang sesuai dengan teori dan kondisi pasien 5. Mampu merumuskan tindakan pelaksanaan yang sesuai dengan data yang ada 6. Mampu menulis dokumentasi asuhan kebidanan yang sesuai berdasarkan hasil pelaksanaan. RUBRIK PENILAIAN Spesifikasi MINI-CEX Weight Assessment 1234 Keterampilan Siswa dapat memfasilitasi klien untuk menceritakan riwayat kesehatannya, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kurang efektif dan tepat untuk memperoleh informasi yang akurat dan memadai, serta memberikan jawaban yang kurang dapat menerima feedback verbal/non-verbal. Siswa dapat memfasilitasi klien untuk menceritakan riwayat kesehatannya, mampu mengajukan pertanyaan yang efektif dan tepat untuk memperoleh informasi yang akurat dan memadai, namun memberikan respons yang tidak tepat terhadap umpan balik verbal/nonverbal.

Siswa menguasai 1-2 dari 6 poin berikut: 1. Menunjukkan sikap menghargai 2. Menjaga keamanan dan kenyamanan pelanggan 3. Menunjukkan sikap empati 4. Mengembangkan sikap percaya 5. Menunjukkan sikap percaya diri kepercayaan diri 6. Menunjukkan perilaku etis Siswa memiliki 3-4 dari 6 poin berikut. 1. Menunjukkan sikap hormat 2. Peduli terhadap keselamatan dan kenyamanan klien 3. Menunjukkan sikap empati 4. Mengembangkan sikap percaya 5. Menunjukkan sikap percaya diri 6. Menunjukkan perilaku etis dalam pengambilan keputusan klinis dan keterampilan manajemen klien. Siswa belum menguasai satu pun dari 5 poin berikut: 1. Kemampuan membuat diagnosis yang tepat 2. Membuat prioritas yang sesuai dengan kebutuhan klien 3. Kemampuan membuat kriteria hasil 4. Membuat rencana yang tepat 5. Kemampuan menjelaskan alasan tindakan yang telah dilakukan menguasai 1-2 dari 5 poin berikut: 1. Kemampuan membuat diagnosis yang benar 2. Membuat prioritas yang sesuai dengan kebutuhan klien 3. Kemampuan membuat kriteria hasil 4. Membuat rencana 5. Kemampuan menjelaskan rasionalisasi tindakan Hasil 4. Membuat rencana yang tepat 5. Kemampuan menjelaskan rasionalisasi tindakan Siswa telah menguasai semua hal berikut: 1. Kemampuan membuat diagnosis yang tepat 2. Membuat prioritas yang sesuai dengan kebutuhan klien 3. Kemampuan membuat kriteria hasil 4. Membuat rencana yang tepat 5. Kemampuan menjelaskan rasionalisasi tindakan.

Siswa menguasai 1-2 dari 4 poin berikut: 1. Urutan tindakan 2. Efektivitas melakukan tindakan 3. Efektivitas penggunaan alat 4. Kreativitas Siswa menguasai 3 dari 4 poin berikut: 1. Urutan tindakan 2 .Efektifitas membawa tindakan keluar 3. Efektivitas penggunaan alat 4. Kreativitas. Siswa belum menguasai satu pun dari 8 poin berikut: 1. Kemampuan melakukan tindakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) 2. Kemampuan melakukan tindakan dengan aman (menjaga keselamatan klien) 3. Kemampuan mengatur tindakan sesuai rencana atau urutan tindakan Siswa menguasai 1-3 dari 8 poin berikut: 1. Kemampuan melakukan tindakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) 2. Kemampuan melakukan tindakan dengan aman (menjamin keselamatan) 3. Keterampilan mengatur tindakan sesuai rencana atau urutan. 4-5 dari 8 poin berikut: 1. Kemampuan melakukan tindakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) 2. Kemampuan melakukan tindakan dengan aman (menjamin keselamatan klien) 3. Kemampuan melakukan tindakan sesuai rencana atau urutan . mengelola tindakan sesuai rencana atau urutan Siswa menguasai 6-8 dari 8 poin berikut: 1. Kemampuan melakukan tindakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) 2. Kemampuan melakukan tindakan dengan aman (menjaga keselamatan klien) 3. Kemampuan untuk mengelola tindakan sesuai dengan rencana atau urutan. 4. Efektivitas/keberhasilan dalam mengambil tindakan 5. Efisiensi/penggunaan instrumen yang tepat 6. Keseimbangan manfaat dan risiko 7. Kesadaran akan keterbatasan diri dalam bertindak 4. Efektivitas/keberhasilan dalam mengambil tindakan 5. Efisiensi/penggunaan instrumen yang tepat 6. Keseimbangan antara manfaat dan risiko 7. Kesadaran akan keterbatasan diri dalam bertindak 4. Efektivitas/keberhasilan melakukan tindakan 5. Efisiensi/penggunaan instrumen yang tepat 6. Keseimbangan antara manfaat dan risiko 7. Kesadaran akan keterbatasan diri.

Sanksi Praktik Profesi

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah, Tenaga Kerja Terserap dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota di

Saya Yang Bertanda Tangan dibawah ini, Nama : Achmad Hanafi Zain NPM 1522110052 Fakultas : TEKNIK Program Studi : Strata 1 S1 Teknik Mesin Jenis Karya : SKRIPSI Demi