Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2022
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA ANAK REMAJA
¹Nopi Prihastuti, ²Maula Mar'atus S. S.Kep., Ns., M.Kep
¹Mahasiswa Prodi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
Email: [email protected]
²Dosen Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta Email: maula.mar'[email protected]
ABSTRAK
Tahap dari perkembangan keluarga yang ke lima yaitu keluarga anak remaja.
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 17 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Merokok adalah menghisap bahan-bahan berbahaya bagi tubuh. Merokok didefinisikan sebagai aktivitas membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik secara langsung maupun menggunakan pipa. Pendidikan dan pengetahuan merupakan faktor tidak langsung dalam perilaku seseorang. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi adalah dengan melakukan edukasi melalui pendidikan kesehatan melalui media video. Tujuan studi kasus ini adalah meningkatkan tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok.
Metode pengambilan kasus ini adalah dengan metode studi kasus. Pengelolaan asuhan keperawatan keluarga ini dilakukan selama 4 kali kunjungan. Hasil studi kasus setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan melalui media video dengan hasil post test dan pre test dengan kuesioner menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi melalui pendidikan kesehatan dengan media video efektif meningkatkan pengetahuan remaja.
Edukasi melalui pendidikan kesehatan dengan media video pada keluarga anak remaja dapat menjadi program dari Puskesmas.
Kata kunci: Tahap Perkembangan Remaja, Pengetahuan, Sikap, Bahaya Merokok.
Associate’s Degree in Nursing Study Program Faculty of Health Sciences Kusuma Husada University of
Surakarta 2022
FAMILY NURSING CARE AT THE STAGE TEENAGE FAMILY DEVELOPMENT
¹Nopi Prihastuti, ²Maula Mar'atus S. S.Kep., Ns., M.Kep
¹Student of Associate’s Degree in Nursing Study Program of Faculty of Health Sciences of Kusuma Husada University of Surakarta
Email: [email protected]
²Lecturer of Associate’s Degree in Nursing Study program of Kusuma Husada University of Surakarta
Email: maula.mar'[email protected] ABSTRACT
The fifth stage of family development is the family of adolescent children. This stage begins when the first child is 17 years old, the fifth stage of the cycle or journey of family life begins. Smoking is the inhalation of substances that are harmful to the body. Smoking is defined as the activity of burning tobacco which is then smoked, either directly or using a pipe. Education and knowledge are indirect factors in a person's behavior. Actions that can be taken to overcome this are by conducting education through health education by using video media. The purpose of this case study is to increase the level of knowledge and attitudes of adolescents about the dangers of smoking. The method of taking this case is the case study method. The management of family nursing care was carried out for 4 visits. The results of the case study after health education actions were carried out through video media with post test and pre test results with questionnaires showed an increase in knowledge and attitudes about the dangers of smoking. These results indicate that the provision of education through health education by video media is effective in increasing adolescent knowledge. Health Education through video media for the families of adolescent children can be a program from the Community Health Center.
Keywords: Adolescent Development Stage, Knowledge, Attitude, Dangers of Smoking.
PENDAHULUAN
Merokok adalah menghisap bahan- bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Merokok didefinisikan sebagai aktivitas membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik langsung menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang di sekitarnya (Widiansyah, 2014). Rokok merupakan hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Alhamda &
sriani, 2015). Rokok merupakan silinder yang terbuat dari kertas dengan panjang antara 70 sampai 120 mm, berisi daun tembakau yang telah dicacah. Cara menyalakan rokok dengan dibakar disalah satu ujungnya setelah itu dihirup melalui mulut dengan ujung yang lain (Heryani, 2014).
Berdasarkan data WHO (2017) jumlah prevalensi merokok penduduk didunia sebanyak (80,8%) yang mengonsumsi tembakau. Sedangkan di Indonesia prevalensi merokok pada tahun 2015 menjadi 29,3% dan berubah menjadi 35,5% pada tahun 2018. Hal ini di buktikan dengan meningkatnya prevalensi merokok pada populasi usia 10-18 tahun yakni sebesar 1,9% dari tahun 2015 (7,2%) ke tahun 2018 (9,1%) berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Prevalensi di daerah Jawa Tengah yaitu sebesar 28,11% pada tahun 2018 (Dartanto,2018).
Faktor-faktor yang mem- pengaruhi kebiasaan merokok adalah tekanan teman sebaya, berteman dengan perokok usia muda, status sosial ekonomi rendah, mempunyai orang tua yang merokok, saudara kandung, lingkungan sekolah (guru) yang merokok dan tidak
percaya bahwa merokok mengganggu kesehatan. Oleh sebab itu dilakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap bahaya merokok (Setiyanto, 2013).
Pendidikan kesehatan diharapkan dapat menambah pengetahuan remaja tentang bahaya rokok bagi kesehatan sehingga dapat menghentikan kebiasaan remaja merokok dan menghindari rokok bagi yang belum pernah mengonsumsinya, promosi kesehatan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah perokok di kalangan remaja (Bachtiar, 2015).
Media video adalah alat yang dapat membantu menstimulasi indra pendengar dan penglihatan pada waktu proses penyampaian promosi kesehatan.
media video sangat membantu dalam menyampaikan pesan karena semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pengertian dan pengetahuan yang diperoleh. Media video visual merupakan jenis Media pembelajaran yang memiliki unsur lengkap karena kombinasi kan audio, visual, dan gerak ( Dartanto, 2018)
Berdasarkan penelitian Kurniati, Widiatutik, & Suwarni, (2020) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok antara sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media video. Media Video efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok. Penggunaan media audiovisual (video) yang dapat dilihat dan diamati, dengan gambar yang menarik serta tulisan dan suara yang mudah dimengerti sehingga lebih efisien agar dapat meningkatkan pengetahuan.
Berdasarkan penelitian ini penulis tertarik untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan keluarga pada tahap
perkembangan keluarga usia remaja dengan masalah bahaya merokok.
METODOLOGI
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan studi kasus. Subyek dalam studi kasus ini adalah remaja yang sudah pernah merokok. Tindakan yang dilakukan pada studi kasus ini yaitu pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok yang dilakukan selama 4 kali kunjungan rumah. Studi kasus ini dilaksanakan pada 24-27 Januari 2022 di wilayah Puskesmas Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi kasus ini dilakukan pada An. R usia 17 tahun. Hasil studi kasus didapatkan data subyektif : An. R mengatakan belum pernah mendapat pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok, An. R mengatakan belum mengetahui sepenuhnya tentang bahaya merokok, data obyektif : An. R tampak bingung ketika diberi pertanyaan tentang bahaya merokok, An. R tampak batuk- batuk, An. R mengetahui bahaya merokok tetapi tetap merokok.
Hasil analisa pada klien An. R yaitu didapatkan diagnosis keperawatan defisit pengetahun tentang bahaya merokok berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan menunjukkan perilaku yang tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru, menjalani pemeriksaan yang tidak tepat (D.0111).
Intervensi keperawatan pada An.
R yaitu edukasi kesehatan (I.12383 ).
Intervensi tersebut meliputi identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan, Jelaskan faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan, Ajarkan perilaku hidup sehat. Tujuan dari
intervensi tersebut yaitu tingkat pengetahuan meningkat dengan kriteria hasil Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang bahaya merokok meningkat.
Pada studi kasus ini, penulis menekankan pada intervensi pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok.
Pendidikan kesehatan diharapkan dapat menambah pengetahuan remaja tentang bahaya rokok bagi kesehatan sehingga dapat menghentikan kebiasaan remaja merokok dan menghindari rokok bagi yang belum pernah mengonsumsinya, promosi kesehatan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah perokok di kalangan remaja (Bachtiar, 2015). Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok.
Setelah dilakukan implementasi keperawatan pada An. R dengan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok selama 4 kali kunjungan rumah didapatkan hasil tingkat pengetahuan dan sikap meningkat.
Hasil evaluasi pada An. R yaitu setelah dilakukan intervensi selama 4 kali kunjungan maka didapatkan hasil berupa subyektif : An. R mengatakan belum pernah mendapat pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok, An. R mengatakan belum mengetahui sepenuhnya tentang bahaya merokok.
Obyektif : An. R tampak bingung ketika diberi pertanyaan tentang bahaya merokok, An. R tampak batuk-batuk, An. R mengetahui bahaya merokok tetapi tetap merokok. Assesment: masalah keperawatan defisit pengetahuan tentang bahaya merokok teratasi sebagian.
Planning : informasikan bahaya merokok dan dampak merokok, anjurkan melakukan kegiatan positif dan banyak olahraga.
Hasil studi kasus tersebut sesuai Kurniati, Widiatutik, & Suwarni, (2020) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok antara sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media video. Media Video efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok. Dengan demikian, hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok.
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan pengelolaan asuham keperawatan pada An. R dengan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok selama 4 kali kunjungan rumah menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan pengetahuan dan sikap pada An. R .
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah merokok. Rekomendasi tindakan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok.
DAFTAR PUSTAKA
Alhamda, S. dan Sriani, Y. (2015). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: Deepublish. Aliansi Pengendalian Tembakau Indonesia (APTI). 2013. Peta Jalan Pengendalian Produk Tembakau Indonesia. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018).Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Bahtiar M.Y, dkk. (2015). Perbedaan Pengetahuan Pada Pendidikan
Kesehatan Metode Ceramah Dengan Media Video Dan Metode Ceramah Dengan Media Leaflet.
Jurnal Kesehatan. Universitas Muhamadiyah Surakarta. Depkes RI. (2010). Pedoman.
Dartanto.(2018). Bahaya Merokok.
Jakarta: Sarana Bangun Pustaka.
Heryani. (2014). Kumpulan Undang- Undang Dan Pemerintahan Republik Indonesia Kusus Kesehatan. Jakarta :CV. Trans Info Media.
Kurniati, Widiatutik, & Suwarni. (2020).
Efektivitas Media Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Pada Anak Sekolah Menengah Pertama. Jurnal kesehatan.
Universitas Muhammadiyah Pontianak. Pedoman.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi I.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi I. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Keperawatan Indonesia: Definisi Kriteria Hasil, Edisi I. Jakarta: DPP PPNI.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
(2015). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2015.
Setiyanto, R. (2013). Faktor-Faktor Penyebab Merokok. Bandung: Alfa Beta.
WHO .(2017). Survei Prevalensi dan Perilaku Merokok Pegawai Depkes RI. Badan Litbang Kesehatan RI.
Jakarta .
Widiansyah. (2014). Tembakau dan Prevalensi Konsumsi di Indonesia.
Jakarta