• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2021

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM TYPHOID DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

(TERMOREGULASI)

Shella Tri Pitaloka1, Dian Nur Wulanningrum, S.Kep.,Ns.,M.Kep2

1Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Universitas Kusuma Husada

Shellatp24@gmail.com

2Dosen Prodi Sarjana Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta diannwulan@gmail.com

ABSTRAK

Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran pencernaan yang mengenai saluran pencernaan disebabkan oleh bakteri salmonella typhi, dengan tanda dan gejala demam lebih dari satu minggu, menggigil, gangguan pada pencernaan, dan suhu tubuh meningkat > 37,5⁰C dialami saat sore hari. Angka kejadian demam typhoid sering terjadi pada anak-anak khususnya anak prasekolah, anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun. Salah satu tindakan yang bisa menurunkan demam typhoid pada anak adalah kompres lidah buaya (aloevera). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kompres lidah buaya (aloevera) dapat menurunkan suhu tubuh anak dengan demam typhoid.

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan intervensi kepada respon demam typhoid dirumah sakit. Hasil dari penelitian ini adalah kompres lidah buaya (aloevera) dapat menurunkan suhu tubuh anak prasekolah yang mengalami demam typhoid dirumah sakit.

Kata Kunci : Demam Typhoid, Anak Prasekolah, Kompres Lidah Buaya (Aloevera).

(2)

Nursing Study Program Diploma Three Faculty of Health Sciences University of Kusuma Husada Surakarta 2021

NURSING OF CHILD WITH TYPHOID FEVER IN THE FULFILLMENT OF THE NEED FOR SAFETY AND COMFORT (TERMOREGULATION)

Shella Tri Pitaloka1, Dian Nur Wulanningrum, S.Kep.,Ns.,M.Kep2

1 Student of Nursing Study Program Diploma Three University of Kusuma Husada

Shellatp24@gmail.com

2 Lecturer of Nursing Study Program Bachelor in University of Kusuma Husada Surakarta

diannwulan@gmail.com

ABSTRACT

Typhoid fever is an acute infectious disease affecting the digestive tract that affects the digestive tract caused by the bacterium Salmonella typhi, with signs and symptoms of fever for more than one week, chills, digestive disorders, and increased body temperature > 37.5⁰C experienced in the afternoon. The incidence of typhoid fever often occurs in children, especially preschool children, preschool children are children aged between 3-6 years. One of the actions that can reduce typhoid fever in children is aloe vera (aloevera) compresses. The purpose of this study is to know whether aloe vera (aloevera) compresses can reduce the body temperature of children with typhoid fever. The method used in this study was to intervene in the response to typhoid fever in the hospital. The result of this study is that aloe vera (aloevera) compresses can reduce the body temperature of preschool children who have typhoid fever in the hospital.

Key words: Typhoid Fever, Preschool Children, Aloe Vera Compress (Aloevera).

(3)

LATAR BELAKANG

Demam adalah gejala suatu penyakit dengan keadaan suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya. Suhu tubuh lebih tinggi disebabkan oleh kondisi luar atau tubuh membuat lebih banyak panas daripada yang dikeluarkan oleh tubuh (Astuti dkk, 2017). Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran pencernaan disebabkan oleh bakteri salmonella typhi dengan tanda dan gejala demam lebih dari satu minggu, menggigil, gangguan pada pencernaan, sakit kepala atau pusing, dan suhu tubuh meningkat >37,5⁰C (Rahmatillah, 2015). Bakteri salmonella typhi berupa hasil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar, tidak berspora dan mempunyai tiga macam antigen. Anak mudah terserang demam typhoid karena daya tahan tubuhnya yang lemah, sehingga dengan sangat mudah terkena bakteri (Lestari, 2016).

Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun, pada masa ini anak-anak senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka memiliki kekuatan. Anak

prasekolah memiliki ciri-ciri sosial yang bersosialisasi dengan orang sekitarnya, emosional yang cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka, kognitif yang sebagian besar senang berbicara dengan temannya atau

kelompoknya. Tingkat

perkembangan dan karakteristik anak usia pra sekolah adalah sangatr egosentris, anak juga mempunyai perasaan takut pada ketidaktahuannya sehingga anak perlu tahu tentang apa yang akan terjadi padanya (Potss &

Mandeleco, 2012).

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2018 penyakit demam typhoid terdapat 13 juta orang didunia, dengan presentase kematian yang cukup tinggi yaitu 33%. Dan sekitar 65 juta anak-anak mengalami demam typhoid di Asia Tenggara dan Asia Selatan, berdasarkan Kementrian Kesehatan RI tahun 2017 di Indonesia anak prasekolah mengalami demam typhoid sebanyak 22,70%. Sedangkan di Jawa Tengah sekitar 91% terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun (Dinkes Jawa Tengah, 2015). Anak yang mengalami demam typhoid dapat disebabkan dari infeksi,

(4)

lingkungan, sistem imun yang rendah, feses, urine, makanan/

minuman yang terkontaminasi, formalitas dan lain sebagainya (Lestari, 2016).

Upaya untuk mengatasi demam typhoid dapat dilakukan dengan cara terapi farmakologis dan terapi nonfarmakologis. Terapi farmakologis yaitu dengan cara memberikan obat paracetamol sedangkan terapi non farmakologis yaitu dengan cara memberikan kompres lidah buaya ( Barus, 2020).

Lidah buaya merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat. Tanaman lidah buaya merupakan tanaman Liliacea yang mempunyai sejumlah spesies yang berbeda. Jenis lidah buaya yang digunakan sebagai tanaman obat yaitu lidah buaya atau aloevera barbadensis. Lidah buaya juga mempunyai banyak khasiat, salah satunya sebagai antibakteri (Suyati dkk, 2017).

Jenis kompres lidah buaya yang digunakan adalah Aloevera Barbadensis Miller dengan lebar ± 6 cm dan panjang ± 11 cm. Cara

penggunaannya yaitu lidah buaya dipotong dengan ukuran 5 x 15 cm kemudian dicuci dengan air mengalir dengan sedikit tambahan garam untuk menghilangkan lendir yang ada pada lidah buaya tersebut. Pemberian kompres lidah buaya dilakukan selama 15 menit, dan dilakukan pengukuran suhu sebelum dan sesudah pemberian kompres menggunakan termometer digital yang diletakkan pada area axila (Astuti dkk, 2017).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penyusunan kasus keperawatan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak dengan Demam Typhoid dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman (Termoregulasi)”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Studi kasus ini digunakan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan

(5)

asuhan keperawatan anak pada anak usia prasekolah yang mengalami demam typhoid dirumah sakit.

Tempat dan waktu penelitian studi kasus dilakukan diruang Cempaka RST dr. Asmir Salatiga. Pengambilan kasus dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2021 sampai dengan 27 Februari 2021 selama 3 kali pertemuan. Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi suhu dan nadi (blue red).

HASIL DAN PEMBAHASAN Studi kasus ini dipilih satu orang sebagai subjek studi kasus yaitu sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Subjek berusia 3 tahun 10 bulan, beragama islam, dan belum sekolah. Subjek masuk diruang perawatan pada tanggal 18 Februari 2021, dengan alasan masuk ibu pasien mengatakan anaknya sudah demam 2 hari dan kejang 1x selama ±3 menit, disertai mual dan muntah 1x, ibu pasien juga mengatakan jika anaknya tidak nafsu makan. Hasil dari lembar observasi suhu nadi atau blue red adalah tinggi, suhu 38,7⁰C nadi 104 x/menit dengan data objektif akral

teraba hangat, terlihat pucat, lemas dan bibir kering.

Menurut dari data hasil pengkajian peneliti mengangkat diagnosa keperawatan yaitu hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh 38,7⁰C, Nadi 104 x/menit, akral teraba hangat, tampak pucat dan lemas dan dibuktikan dilembar observasi suhu nadi tinggi. Setelah melakukan pengkajian awal terkait dengan masalah keperawatan hipertermia kemudian dilakukan tindakan keperawatan yaitu kompres lidah buaya. Tindakan ini dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh pasien, kompres lidah buaya dilakukan selama 6 kali dalam 3 hari dengan waktu kurang lebih 15 menit.

Perlengkapan untuk melakukan kompres lidah buaya adalah lidah buaya yang sudah dibersihkan, bengkok, termometer digital, dan tissue. Sebelum diberikan tindakan kompres lidah buaya pasien terlebih dahulu diukur suhu tubuhnya menggunakan alat termometer digital dan ditulis dilembar observasi suhu nadi.

(6)

Hasil studi kasus pada anak dengan demam typhoid setelah dilakukan intervensi keperawatan kompres lidah buaya pada hari pertama sampai hari ketiga menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh. Didapatkan hasil evaluasi bahwa suhu tubuh pasien sudah normal yaitu 36,5⁰C dan nadi 84 x/menit, akral teraba hangat, terlihat tidak pucat dan lemas. Menurut peneliti bahwa adanya pengaruh pemberian kompres lidah buaya pada anak prasekolah yang mengalami demam typhoid.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Hasil evaluasi pada anak dengan demam typhoid setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan kompres lidah buaya dari hari pertama sampai hari ketiga terdapat penurunan suhu tubuh disetiap harinya. Kompres lidah buaya dapat menurunkan suhu tubuh seberas 0,7⁰C – 0,8⁰C.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberi saran yang diharapkan bermanfaat antara lain:

a. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien anak prasekolah atau usia 3-6 tahun seoptimal mungkin dan tetap memperhatikan psikososial pada anak.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan bimbingan secara optimal, dapat meningkatkan mutu dalam

pembelajaran untuk

menghasilkan perawat-perawat yang profesional.

c. Bagi Perawat

Diharapkan memberikan pelayanan yang tepat dan melakukan pendekatan terlebih dahulu pada anak untuk mendapatkan kepercayaan anak sehingga anak tidak ketakutan saat menjalani perawatan.

d. Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat

menggunakan dan

memanfaatkan waktu seefektif

(7)

mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan anak pada pasien secara optimal di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, S. Cd., dkk. (2017).

Aloevera Barbadensis Miller as an Alternative Treatment for Children With Fever. Belitung Nursing Journal, 3(5).

Barus, D.T., & Boangmanalu, E.M. (2020). Efektivitas Intervensi Kompres Aloevera terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Fever di Puskesmas

Bahbiak Kota

Pematangsiantar Kec.

Siantar Marimbun. Jurnal Penelitian Keperawatan Medik, 3(1).

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015.

Semarang : Dinas Kesehatan Provnsi Jawa Tengah.

Kementrian Kesehatan RI.

(2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017 Fever pada Anak. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

Lestari, T. (2016). Asuhan Keperawatan Anak.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Potts, N. L & Mandleco, B. L.

(2012). Pediatric Nursing Caing for Children and their Families 3rd ed. New York : Delmar Cengage Learning.

Suyati, N.M dkk. (2017).

Efektivitas Antibakteri Ekstra Aloevera Terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli Secara In Vitri. Jurnal Kesehatan Andalas. 6(3).

World Health Organization.

(2018). Typhoid an Other Invasive Salmonellosisi : Vaccine-Preventable Diseases Surveillance Standars. Jenewa : WHO.

Referensi

Dokumen terkait

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022 PENGARUH EDUKASI TENTANG PENANGANAN KEJANG DEMAM DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2021 Pengaruh Terapi Meditasi Mindfulness Spiritual Islam Terhadap Perubahan