• Tidak ada hasil yang ditemukan

program studi keperawatan program diploma tiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "program studi keperawatan program diploma tiga"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN POST OPERASI HERNIA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN

AMAN NYAMAN : NYERI

Agustina Nabilawati¹, Noor Fitriyani²

Mahasiswa¹, Dosen² Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Universitas Kusuma Husada Surakarta

Email : [email protected]

ABSTRAK

Hernia merupakan suatu rongga yang menonjol keluar melalui defek maupun bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Nyeri merupakan masalah utama dalam perawatan paska operasi. Nyeri merupakan suatu sensasi yang timbul bila terjadi kerusakan jaringan. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien post operasi Hernia dalam pemenuhan kebutuhan aman nyaman : nyeri. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien dengan post operasi hernia inguinalis dengan tingkat persepsi nyeri akut di RSUD Karangangnyar. Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien post operasi hernia inguinalis dalam pemenuhan kebutuhan aman nyaman dengan nyeri akut yang dilakukan tindakan keperawatan aromaterapi lemon dengan durasi 30 menit 1 hari sekali selama 3 hari berturut-turut menggunakan pengukuran nyeri dengan NRS. Didapatkan hasil terjadi penurunan tingkat persepsi nyeri dari nyeri sedang (6) menjadi nyeri ringan (3). Rekomendasi tindakan aromaterapi lemon efektif dilakukan pada pasien post operasi hernia dengan masalah keperawatan nyeri akut.

Kata kunci : Aromaterapi Lemon, Penurunan Nyeri, Post Operasi Hernia Referensi : 98 (2010-2021)

(2)

NURSING STUDY PROGRAM OF DIPLOMA 3 PROGRAMS FACULTY OF HEALTH SCIENCES UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022

NURSING CARE FOR POSTOPERATIVE HERNIA PATIENTS IN FULFILLMENT OF SAFE AND COMFORTABLE NEEDS: PAIN

Agustina Nabilawati¹, Noor Fitriyani²

Student1, Lecturer2 of Nursing Study Program of Diploma 3 Programs, University of Kusuma Husada Surakarta

Email: [email protected]

ABSTRACT

A hernia is a protrusion due to the expulsion of organs through a weakened part.

Pain is a primary problem in postoperative care. Pain is a sensation that appears when tissue damage occurs. The study aimed to identify the description of nursing care for patients with postoperative hernia in meeting the needs of safe and comfortable: pain. This type of research was descriptive with a case study approach. The subject was a patient with Postoperative Inguinal Hernia with an acute pain perception level at Karangangnyar Hospital. The nursing care management for patients with Postoperative Inguinal Hernia in meeting the needs of safe and comfortable from acute pain had implemented nursing actions of lemon aromatherapy for 30 minutes once a day for three consecutive days using NRS pain measurements. The study obtained a reduced level of pain perception from moderate pain (6) to mild (3). The study recommends lemon aromatherapy measures for Postoperative Hernia patients with acute pain problems.

Keywords : Lemon Aromatherapy, Pain Reduction, Postoperative Hernia.

Bibliography : 98 (2010-2021).

(3)

1 PENDAHULUAN

Hernia merupakan suatu rongga yang menonjol keluar melalui defek maupun bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan (Umi, Dewi, Nuning, 2020). Tindakan invasif pembedahan dilakukan jika hernia tidak dapat kembali ketempat semula secara manual ( Muttaqin & Sari, 2016). Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hernia antara lain mengangkat beban berat, sembelit kronis (mengejan saat defekasi), batuk kronis, mengejan pada saat miksi, kehamilan (Handayani & Riyan, 2021).

Hernia jika tidak segera ditangani akan menimbulkan perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dikembalikan lagi (Suryanti, 2017).

Nyeri merupakan perasaan yang tidak nyaman serta bersifat subjektif dimana hanya penderita saja yang dapat merasakannya (Djamal dkk. 2015).

Menurut World Helath Organization (WHO) tahun 2018 memperkirakan 45.000 penduduk dunia saat ini yang menderita hernia. Dengan perbandingan 90,2% pada pria dan 9,8

% pada wanita. Berdasarkan Data Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2015 menyatakan hernia menempati urutan ke-8 dengan jumlah kasus 18.145 kasus, yang dimana 15.051 kasus diantarnya terjadi pada laki-laki dan 3.094 terjadi pada perempuan (Depkes RI 2018). Di RSUD Karanganyar pasien post operasi hernia pada tahun 2020 sejumlah 135 orang, serta pada tahun 2021 di bulan Januari sampai Oktober pasien post operasi hernia sejumlah 49 orang. Menurut penelitian Anggraeni (2018) usia 56-65 tahun merupakan usia yang sangat rentan dengan penyakit hernia dikarenakan oleh penuruna organ

serta resiko pekerjaan mengangkat beban berat.

Indikasi dilakukan operasi hernia yaitu jika hernia tidak dapat kembali ketempat semula dengan terapi konservatif ( Muttaqin & Sari, 2016).

Post Operasi merupakan fase dimana telah dilakukannya tindakan operasi dari mulai dilakukan tindakan pembedahan hingga dipindahkan ke bangsal pemulihan sampai dengan pemeriksaan selanjutnya (Agustin, Mira, Iceu, 2020).

Post operasi menimbulkan terputusnya jaringan kulit akibat insisi pembedahan pada dinding perut yang sehingga mengakibatkan rasa nyeri . Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan maupun yang berpotensi rusak atau yang digambarkan seperti adanya kerusakan jaringan (Bekti, 2019).

Nyeri adalah pengalaman individu yang diekspresikan secara berbeda beda (Rustianawati, Sri, Rizka. 2013). Nyeri post operasi merupakan sensasi nyeri akut dari pandangan terapis maupun fisiologis, pembedahan yang dilakukan berefek samping pada rusaknya jaringan lokal yang mengakibatkan lepasnya histamin, serotonin, bradikinin, menghasilkan rangsangan bahaya serta ujung saraf bebas terjadi iritasi dan nosiseptor. Serotinin, bradikinin, serta histamin merangsang reseptor metabolit asam arakidonat (Nurul, 2020).

Manajemen nyeri dapat diberikan terapi non farmakologi dan terapi farmakologi. Terapi non farmakologi yang berfungsi sebagai menurunkan tingkat nyeri adalah memberikan aromaterapi, terapi musik, serta relaksasi benson. Aromaterapi merupakan prosedur non farmakologi digunakannya minyak essensial yang

(4)

bertujuan untuk menurunkan tingkat nyeri hingga menurunkan kecemasan (Aris, Eka, 2020). Untuk terapi farmakologi terhadap pasien post operasi hernia yaitu dengan menggunakan obat anti inflamasi non- steroid (NSAIDs) kebanyakan digunakan untuk mengontrol nyeri post operasi, jenis obat NSAID semacam keterolak bisa secara ampuh mengendalikan rasa nyeri post operasi ringan dan sedang. Obat keterolak sudah dipakai untuk anti nyeri post operasi di koalisi dengan opioid. Sudah banyak penelitian yang melaporkan keterolak seampuh meredipine sebagai anti nyeri setelah menjalani operasi.

Dibalik manfaatnyaa yang sangat baik, namun ada beberapa efek samping keterolak yaitu masalah gastrointestinal, nefrotoksisitas, koagulopati (Javaherforooshzadeh, et al, 2020).

Manajemen nyeri yang digunakan penulis untuk menurunkan intensitas nyeri yaitu tindakan aromaterapi lemon.

Aroma Terapi merupakan tindakan yang mengacu pada penggunaan terapeutik atau obat dari minyak essensial yang dirup dengan indra penciuman, berkaitan dengan manfaat aromaterapi, mayoritas penelitian memfokuskan penggunaannya agar mengelola menurunan nyeri, kecemasan, depresi, ketegangan otot, gangguan tidur, serta mual (Lauwsen , Dwiana, 2019).

Tindakan pemberian aromaterapi lemon yang bertujuan untuk menurunkan intensitas nyeri yaitu dengan metode inhalasi, dengan menggunakan kapas yang telah diberi 5 tetes minyak essensial lemon kemudian menganjurkan pasien menghirupnya selama 30 menit. Kontraindikasi tindakan pemberian aromaterapi lemon yaitu tidak mempunyai alergi terhadap aromaterapi khususnya aromaterapi

lemon. Limonene adalah zat utama dalam senyawa kimia pada jeruk sehingga prostagladin menjadi terhambat dan mengakibatkan berkurangnya rasa nyeri (Cholifah, &

dkk, 2016).

Penelitian Kadri, Salvita (2020) menyatakan bahwa pemberian aromaterapi lemon dapat menurunkan tingkat nyeri pada pasien post laparatomi, menunjukkan sebelum diberikan aromaterapi lemon adalah 5,20 (nyeri sedang), setelah diberikan aroma terapi lemon menjadi 4,50 (nyeri sedang) selisih skala nyeri pre test dengan post test adalah 0,70. Hal yang sama dengan penelitian Rahmayanti, Raihan, Nurhayati (2018) mengenai pengaruh aromaterapi lemon terhadap penurunan skala nyeri pasien post operasi laparatomi diketahui sebelum diberikan tindakan aromaterapi lemon adalah nyeri terendah 4 dan nyeri tertinggi 6, setelah diberikan tindakan aromaterapi lemon adalah nyeri terendah 3 dan nyeri tertinggi 5 pada pasien post laparatomi. Penelitian Manurung, Era (2019) mengenai pengaruh aromaterapi lemon terhadap penurunan intensitas nyeri post sectio caesarea menunjukkan sebelum diberikan aromaterapi lemon sebayak 30 orang mengalami peningkatan nyeri (100%), setelah diberikan aromaterapi lemon yang mengalami penurunan nyeri sebanyak 25 orang (83,33%). Penelitian Kusumaningrum, Fathima (2018) mengenai pemberian aromaterapi lemon terhadap penurunan intensitas nyeri post appendiktomi menunjukkan sebelum diberikan aromaterapi lemon adalah skala 5 (nyeri sedang) dan sesudah diberikan aromaterapi lemon adalah skala 3 (nyeri sedang).

(5)

3 Berdasarkan dari uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan studi kasus terkait manajemen nyeri dengan pemberian aromaterapi lemon pada pasien post operasi hernia terhadap pememenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman maka penulis tertarik untuk melaksanakan pengelolaan Karya Tulis Ilmiah pemberian aromaterapi lemon pada pasien post operasi hernia di RSUD Karanganyar.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus. Subjek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah satu pasien post operasi hernia dengan kesadaran composmentis serta mampu berkomunikasi verbal, bersedia menjadi subjek studi kasus, tidak mempunyai alergi terhadap aromaterapi lemon, pasien post operasi hari pertama 6 jam setelah operasi, pasien yang mengeluh nyeri dengan intensitas nyeri tingkat sedang sampai ringan di ruang Cempaka 2 RSUD Karanganyar.

Tindakan yang dilakukan pada studi kasus ini yaitu pemberian aromaterapi lemon dilakukan sehari sekali selama 3 hari berturut-turut dengan durasi waktu 30 menit. Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 19-21 Januari 2022 di bangsal Cempaka 2 RSUD Karanganyar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi kasus ini dipilih 1 pasien sebagai subjek studi sesuai dengan kriteria yang ditentukan yaitu satu pasien dengan post operasi hernia hari pertama dengan kesadaran composmentis, pasien kooperatif dan tidak mempunyai gangguan berkomunikasi, tidak mempunyai gangguan pada penciuman, bersedia

menjadi subjek studi kasus, pasien yang mengeluh nyeri karena post operasi hernia dengan intensitas nyeri tingakat ringan sampai sedang. Post operasi hernia mempunyai gangguan pada sistem pencernaan. Subjek bernama Tn.

J berusia 60 tahun, alamat Jumantono, Karanganyar, beragama islam, status perkawinan sudah menikah, pendidikan terakhir SD, pekerjaan petani, diagnosa medis Post Operasi Hernia Inguinalis Lateralis Dextra, nomer RM 560xxx.

Pada pengkajian riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan dibawa ke RSUD Karanganyar dengan keluhan terdapat benjolan pada daerah selakangan kanan, 2 hari terakhir benjolan tidak menghilang dan semakin nyeri. Setelah dilakukan tindakan operasi dengan diagnosa medis post operasi Hernia Inguinalis Dextra pasien mengatakan nyeri pada area pembedahan perut bagian kanan bawah dengan skala nyeri 6. Pasien tampak lemas, pasien tampak meringis menahan nyeri, pasien tampak gelisah, pasien tampak memegangi lokasi nyeri.

Pengkajian tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 120/90 mmHg, Nadi : 80 x/ menit, pernafasan : 24 x/ menit.

Pasien mengatakan nyeri P = Pasien mengatakan nyeri karena post operasi hernia inguinalis, Q = Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk- tusuk, R = Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah kanan, S = Pasien mengatakan skala nyeri 6, T = Pasien mengatakan nyeri dirasakan terus menerus.

Pada pemeriksaan fisik abdomen : terdapat luka jahitan post operasi hernia inguinalis dextra sepanjang ± 8 cm, sayatan di perut bagian bawah sebelah kanan pada regio 7, warna luka sedikit kemerahan, auskultasi: bising usus 10x/menit, perkusi: hasil perkusi

(6)

timpani redup, palpasi :terdapat nyeri tekan pada perut. Berdasarkan hasil radiologi pada tanggal 18 Januari 2022 didapatkan hasil bahwa Tn. J terdapat benjolan di selakangan sebelah kanan.

Terapi medis yang diberikan pada Tn.J yaitu injeksi ketorolac 30mg/8 jam golongan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) yang berfungsi untuk meredakan nyeri setelah operasi.

Berdasarkan data dari pengkajian, penulis menegakkan diagnosa keperawatan Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencendera fisiologis (prosedur infeksi) dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri P = Pasien mengatakan nyeri karena post operasi hernia inguinalis, Q = Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk- tusuk, R = Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah kanan, S = Pasien mengatakan skala nyeri 6, T = Pasien mengatakan nyeri dirasakan terus menerus. Pasien tampak meringis menahan nyeri,pasien tampak memegangi lokasi nyeri, pasien tampak gelisah, pasien tampak lemas.

Intervensi ditegakkan berdasarkan diagnosa keperawatan sesuai dengan fokus studi kasus yang telah ditegakkan oleh penulis, maka tujuan keperawatan serta keriteria hasil sesuai berdasarkan SLKI dan SIKI. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam maka diharapkan masalah nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil Tingkat nyeri menurun (L.08066), keluhan nyeri menurun, meringis kesakitan menurun, kesulitan tidur menurun. Manajemen nyeri (I.08238) yatitu dengan melakukan Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intesitas nyeri, Identifikasi skala nyeri (menggunakan skala NRS), Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri aromaterapi

lemon selama 3 hari bertutut turut setiap harinya dilakukan 1 kali dengan durasi 30 menit dengan evalusi tindakan 15 menit menggunakan instrumen pengukuran NRS, Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri, dan pemberian analgetik ketorolac.

Pada studi kasus ini penulis menekankan pada intervensi aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon merupakan salah satu dari beberapa jenis terapi non farmakologis yang dapat menenangkan untuk sejumlah gangguan yang dialami seperti mengurangi gangguan kecemasan, mengurangi nyeri, kesulitan tidur (insomnia), serta mengurangi ketegangan (Mohammad, Nurul, 2018).

Setelah dilakukan implementasi keperawatan pada Tn.J dengan pemberian aromaterapi lemon sebanyak sekali sehari selama 3 hari bertutut-turut dengan durasi 30 menit didapatkan penurunan skala nyeri dari skala nyeri 6 menjadi skala nyeri 3.

Data tersebut dapat dilihat pada diagram 1.

Diagram 1. Penurunan Skala Nyeri Selama 3 Hari Sebelum dan

Setelah Dilakukan Aromaterapi Lemon

(7)

5 Setelah pemberian aromaterapi lemon terjadi penurunan skala nyeri karena mekanisme kerja aromaterapi lemon didalamnya terkandung limeone yang mengakibatkan sistem kerja prostagladin terhambat sehingga nyeri serta kecemasan bisa terhambat (Susi, Melania, Anita, 2018). Aromaterapi lemon dapat dengan mudah ditemukan serta mempunyai kandungan limonene 66-80%, geranil asetat, nerol, nilanil asetat, α pinene 0,4-15%, α pinene 1- 4%, terpinene 6-14% serta myrcen.

Limonene adalah zat utama dalam senyawa kimia pada jeruk sehingga prostagladin menjadi terhambat dan mengakibatkan berkurangnya rasa nyeri (Cholifah, & dkk, 2016).

Hasil evaluasi pada pasien Tn.J yaitu setelah dilakukan intervensi selama 3 hari maka didapatkan hasil berupa Subjektif : pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri pada perut bagian bawah kanan karena luka jahitan operasi, P = Pasien mengatakan nyeri jauh lebih baik karena luka post operasi hernia inguinalis, Q = Pasien mengatakan nyeri sudah tidak tertusuk- tusuk, R = Pasien mengatakan masih terasa sedikit nyeri tetapi jauh lebih baik pada perut bagian bawah kanan, S = Pasien mengatakan skala nyeri 3, T = Pasien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul tetapi sudah jarang timbul rasa nyeri. Objektif : pasien tampak sudah bisa duduk, pasien tampak tidak menahan nyeri. Tanda-tanda vital : tekanan darah : 110/50 mmHg, Nadi : 86x/menit, Suhu : 36,5° C, Respirasi : 22x/menit, SpO2 : 98%. Assesment : Masalah nyeri akut sudah teratasi.

Planning : Hentikan intervensi.

Hasil studi kasus tersebut sesuai dengan penelitian Kadri, Salvita (2020) menyatakan bahwa pemberian aromaterapi lemon dapat menurunkan

tingkat nyeri pada pasien post laparatomi, menunjukkan sebelum diberikan aromaterapi lemon adalah 5,20 (nyeri sedang), setelah diberikan aroma terapi lemon menjadi 4,50 (nyeri sedang) selisih skala nyeri pre test dengan post test adalah 0,70. Hal yang sama dengan penelitian Rahmayanti, Raihan, Nurhayati (2018) mengenai pengaruh aromaterapi lemon terhadap penurunan skala nyeri pasien post operasi laparatomi diketahui sebelum diberikan tindakan aromaterapi lemon adalah nyeri terendah 4 dan nyeri tertinggi 6, setelah diberikan tindakan aromaterapi lemon adalah nyeri terendah 3 dan nyeri tertinggi 5 pada pasien post laparatomi. Penelitian Manurung, Era (2019) mengenai pengaruh aromaterapi lemon terhadap penurunan intensitas nyeri post sectio caesarea menunjukkan sebelum diberikan aromaterapi lemon sebayak 30 orang mengalami peningkatan nyeri (100%), setelah diberikan aromaterapi lemon yang mengalami penurunan nyeri sebanyak 25 orang (83,33%). Penelitian Kusumaningrum, Fathima (2018) mengenai pemberian aromaterapi lemon terhadap penurunan intensitas nyeri post appendiktomi menunjukkan sebelum diberikan aromaterapi lemon adalah skala 5 (nyeri sedang) dan sesudah diberikan aromaterapi lemon adalah skala 3 (nyeri sedang).

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan pengelolaan asukhan keperawatan pada pasien post operasi hernia dalam pemenuhan kebutuhan aman nyaman : nyeri dengan pemberian aromaterapi lemon sebanya sekali sehari selama 3 hari berturut-turut dengan durasi 30 menit menunjukkan bahwa terdapat penurunan skala nyeri pada pasien post operasi hernia. Hal

(8)

tersebut dibuktikan dengan terjadinya penurunan skala nyeri pada pasien Tn.J dengan diagnosa medis post operasi hernia dengan tindakan pemberian aromaterapi lemon sebanyak sekali sehari selama 3 hari beturut-turut dengan durasi 30 menit menunjukkan hasil sebelum tindakan aromaterpi lemon skala nyeri 6 dan setelah tindakan aromaterapi lemon skala nyeri 3.

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien post operasi hernia dalam pemenuhn kebutuhan aman nyaman : nyeri.

Rekomendasi tindakan aromaterapi lemon efektif untuk menurunkan skala nyeri pada pasien post operasi hernia.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, R.. Mira, T,K. Iceu, A,D,A., (2020). Gambaran Tingkat Cemas, Mobilisasi, dan Nyeri pada Ibu Post Sectio Sesarea di RSUD dr. Slamet Garut. Jurnal Ilmu Kesehatan Tunas Husada.

Anggraeni, R. (2018). Pengaruh Penyuluhan Manfaat Mobilisasi Dini Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Pasien Pasca Pembedahan Laparatomi.

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia.

Bekti Sulistyowati. (2019). Upaya Penurunan Nyeri Melalui Relaksai Genggam Jari Pada Asuhan Keperawatan Pasien Post Operasi Hernia.

Depkes. RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Cholifah, S. Abkar, R. Ismarwati.

(2016). Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Lemon Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan.

Djamal, R., Seft, R., & Jeavery, B.

(2015). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Fraktur Di Iriana A RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado.

Jurnal Keperawatan.

Handayani, Fitria & Riyan, Hardical.

(2021). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengn Kejadian Hernia Inguinal Di Ruang Perawatan Bedah RSUD. Prof.

Dr. HI. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jurnal Ilmu Kesehatan.

Kadri, H. Salvita, F. (2020). Pengaruh Terapi Lemon terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Post Operasi Laparatomi di Ruang Bedah RSUD Radem Mattaher Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi.

Kusumaningrum., Fathima. (2018).

Penerapan Pemberian Masase Aromaterapi Lemon Untuk Menurunkan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Apensiktomi Di RS Roemani Muhammadiyah Semarang.

Manurung, R. Era, N. (2019). Pengaruh Aroma Terapilemon Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesarea Di

(9)

7 Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2018. Jurnal Keperawatan IMELDA.

Mohammad,J. Endang, N,S. (2018).

Efektifitas Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Kecemasan Pada Lanjut Usia Di Unit Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma Umbulharjo Yogyakarta.

Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta.

Muttaqin, A, & Sari, K .(2016).

Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.

Nurul , A. (2020). Efektifitas Inhalasi Aromaterai Lavender (Lavendula Augustfolia) Dan Neroli (Citrus Aurantium) Terhadap Penurunan Nyeri Proses Persalinan. Jurnal Kebidanan.

Rahmayati, E. Raihan, H. Nurhayati.

(2018). Pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pasien Post Operasi Laparatomi. Jurnal Keperawatan.

Rustianawati, Y. Sri,K. Rizka, H.

(2013). Efektifitas Ambulasi Dini Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Laparatomi di RSUD Kudus.

Jurnal Keperawatan dan Kebidanan 4 (2).

Suryanti. (2017). Aplikasi Model Konsep Keperawatan Calista Roy Pada Tn. N Post Op Hernia Inguinalis Di Ruangan Safa RS.

Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu. Jurnal Unived.

Susi,S. Melania,W. Anita,L. (2018).

Pengaruh Aroma Terapi Lemon (Cytrus) terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi pada Mahasiswi di Universitas Respati Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta.

Umi, F., Dewi, H., & Nuning, N., (2020). Hubungan Tingkat Aktifitas Dengan Hernia Di RS Islam Arafah Rembang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan 11 (1), 140-144.

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai cara yang dapat digunakan untuk menyembuhkan luka robekan perineum yaitu dengan adanya perawatan luka, antioksida dan tindakan senam kegel pada ibu post partum.. Tindakan senam