1
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KELELAHAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI IGD
RSUD KARANGANYAR
Monica Yuzril Palupi1), Atiek Murharyati2), Wahyuningsih Safitri3)
1) Mahasiswa Prodi Keperawatan Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
2),3) Dosen Prodi Keperawatan Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta Email: [email protected]
ABSTRAK
Kelelahan kerja merupakan suatu kondisi melemahnya kegiatan, motivasi dan kelelahan fisik untuk melakukan kerja. Kelelahan kerja yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan berbagai permasalahan kerja yang fatal dan juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Salah satu faktor yang menyebabkan kelelahan kerja perawat salah satunya gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang kurang tepat digunakan oleh pemimpin menyebabkan kelelahan kerja perawat. Kelelahan pada perawat IGD dapat mengakibatkan emosi perawat yang tidak stabil dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi produktifitas perawat.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan deskirptif korelatif dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang digunakan 31 responden perawat pelaksana di IGD RSUD Karanganyar, menggunakan teknik non probability sampling dengan metode total sampling. Instrument pada penelitian ini yaitu kuesioner gaya kepemimpinan dan kuesioner kelelahan kerja (KAUPK2). Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan Spearmen Rank.
Hasil dari penelitian yang didapat yaitu p-value = 0,001 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kelelahan kerja perawat pelaksana di IGD RSUD Karanganyar. Kelelahan kerja pada perawat di IGD harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
Kata Kunci : Kelelahan, gaya kepemimpinan, perawat Daftar Pustaka: 27 (2012-2022)
2
UNDERGRADUATE DEGREE IN NURSING STUDY PROGRAM FACULTY OF HEALTH SCIENCES KUSUMA HUSADA UNIVERSITY OF SURAKARTA 2022
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEADERSHIP STYLE OF THE HEAD NURSE AND THE WORK FATIGUE OF NURSES IN THE
EMERGENCY ROOM OF RSUD KARANGAYAR
Monica Yuzril Palupi1), Atiek Murharyati2), Wahyuningsih Safitri3)
1) Student of Undergraduate Degree in Nursing Study Program of Faculty of Health Sciences of Kusuma Husada University of Surakarta
2),3)Lecturer of Undergraduate Degree in Nursing Study Program of Faculty of
Health Sciences of Kusuma Husada University of Surakarta E-mail:[email protected]
ABSTRACT
Work fatigue is a condition of weakening activities, motivation and physical fatigue to do work. Work fatigue that is not immediately overcome can cause various fatal work problems and it can lead to work accidents. One of the factors that cause work fatigue of nurses is leadership style. Inappropriate leadership style used by the head nurse causes work fatigue of nurses. The work fatigue of nurses in Emergency Room can make unstable nurses' emotions and can indirectly affect nurse productivity.
This type of research was quantitative using a descriptive correlative research design with a Cross Sectional approach. The sample used was 31 respondents of nurses in the Emergency Room of RSUD Karanganyar and used a non-probability sampling technique with a total sampling method. In this study, the instruments used were the leadership style questionnaire and the work fatigue questionnaire (KAUPK2). In this study, the data were analyzed by using Spearmen Rank.
The results of the research obtained were p-value = 0.001 < 0.05, so it can be concluded that there was a relationship between the leadership style of the head nurse and the work fatigue of nurses in the Emergency Room of RSUD Karanganyar. Work fatigue of nurses in the Emergency Room must be overcome immediately because it can lead to work accidents.
Keywords: Fatigue, leadership style, nurse Bibliography: 27 (2012-2022)
3 PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan pelayanan Kesehatan yang menyediakan pelayan rawat inap, rawat jalan dan instalasi gawat darurat (Rusdi et al., 2019).
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan bagian terpenting dalam suatu rumah sakit, yaitu sebagai pintu masuk bagi setiap pelayanan yang beroperasi selama 24 jam (Puspitasari et al., 2021). Instalasi gawat darurat (IGD) merupakan bagian dari rumah sakit dan menjadi tujuan pertama bagi pasien gawat darurat untuk segera mendapatkan pertolongan pertama (Hijriahni, 2017).
Merurut penelitian yang dilakukan Wu et al. (2020) mengungkapkan bahwa perawat gawat darurat berada dalam tingkat kelelahan yang tinggi kelelahan perawat tersebut berasal dari kelelahan fisik.
Kepemimpinan didefinisikan secara umum berarti proses yang melibatkan kedudukan seseorang berpegaruh dalam suatu kelompok, dalam pengaturan mencapai tujuan yang mencerminkan visi bersama (Jodar et al., 2016). Menurut Kartono, 2016 gaya kepemempinan berfokus pada kemampuan pemimpin dalam mengambil keputusan, kemampuan pemimpin dalam memotivasi bawahanya, kemampuan berkomunikasi dengan bawahanya, kemampuan pemimpin dalam mengendalikan bawahanya dan kemampuan pemimpin dalam mengambil keputusan (Padauleng, 2019).
Teori kepemimpinan yang ditunjukan bahwa dengan berjalanya waktu telah berkembang, menghadirkan model gaya kepemimpinan yang berbeda dari waktu ke waktu, karena orang dan keadaan waktu telah berubah (Specchia et al., 2021). Beberapa dampak yang muncul dari gaya kepemimpinan yang kurang tepat digunakan oleh pemimpin adalah kelelahan kerja perawat, stress kerja,
ataupun burnout yang tinggi (Due et al., 2020).
Kelelahan kerja merupakan suatu kondisi melemahnya kegiatan, motivasi dan kelelahan fisik untuk melakukan kerja. kelelahan kerja tidak dapat didefinisikan tetapi dapat dirasakan sehingga penentuan kelelahan kerja dapat diketahui secara subjektif berdasarkan perasaan yang dialami tenaga kerja (Maharja, 2015). Kelelahan kerja yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan berbagai permasalahan kerja yang fatal dan juga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja (Rhamdani & Wartono, 2019). Dampak dari kelelahan kerja perawat yaitu dapat memberikan kualitas pelayanan yang buruk, kesalahan pengobatan, dan mengalami kecelakaan kerja (Thompson, 2019).
Ditemukan prevalensi kelelahan yang terjadi pada perawat di luar negeri sebesar 91,9%. Sebuah penelitian di Iran terdapat 43,4% perawat mengalami kelelahan. Menurut hasil survei PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) didapatkan 50,9% perawat yang bekerja di empat provinsi di Indonesia mengalami kelelahan (Hermawan &
Tarigan, 2021). Data menurut International Labour Organization (ILO), 2013 menyebutkan bahwa di dunia setiap tahun terdapat sebanyak 2 juta pekerja meninggal dunia akibat dari kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan, terlihat dari 58.155 sampel, 32,8% diantaranya sekitar 18.828 sampel menderita kelelahan (Rahmawati & Afandi, 2019).
Keperawatan gawat darurat merupakan pelayanan yang melintasi semua spesifikasi tersebut, dan termasuk pelayanan perawatan yang meliputi kelahiran, kematian, pencegah injuri, kesehatan wanita, penyakit dan penyelamatan kehidupan dan penyelamatan anggota tubuh (ENA, 2018). Perawat gawat darurat yang
4 berada di garis depan sistem perawatan
kesehatan yang menuntut bertanggung jawab secara signifikan atas perawatan pasien gawat darurat. Perawat gawat isyang menyaksikan morbiditas dan mortalitas yang mengkhawatirkan setiap hari dapat mengalami masalah kesehatan fisik dan mental yang merugikan, seperti kelelahan, depresi, dan burnout (Ma et al., 2022).
Menurut studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Karanganyar pada tanggal 21-22 Desember 2021 didapatkan hasil wawancara terhadap 5 perawat yang berjaga mengatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi kerja perawat. Kepala ruang sering kali tidak berdiskusi terlebih dahulu dan lebih sering mengambil keputusan, kepala ruang biasanya menyemangati perawat pelaksana agar kinerja perawat pelaksana menjadi memuaskan akan tetapi kepala ruang sering memarahi perawat pelaksana jika melakukan kesalahan kecil dan kurang bisa mengontol emosinya. Dari wawancara yang di dapat 50% perawat mengalami kelelahan kerja yang disebabkan oleh tuntutan dari pekerjaan.
Dari wawancara yang sudah dilakukan 4 dari 5 perawat mengalami tanda gejala kelelahan kerja seperti pelemahan motivasi, pelemahan kegiatan, dan kelelahan fisik yang dirasakan perawat seperti lelah berpikir, lelah seluruh badan, menjadi gugup, sulit berkonsentrasi. Untuk itu diperlukan pemahaman gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap kelelahan kerja perawat pelaksana di IGD.
Tujuan dari penelitian untuk mengetahui adakah hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kelelahan kerja perawat pelaksana di IGD RSUD Karanganyar.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD Karanganyar pada bulan Mei-Juni 2022.
Jenis penelitian ini kuantitatif, metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ada 31 responden yaitu perawat pelaksana di IGD RSUD Karanganyar. Cara pengambilan sampel digunakan peneliti yaitu non probabilily sampling dengan total sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dimana sampel yang diambil berjumlah sama dengan populasi (Sugiyono, 2014).
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner gaya kepemimpinan yang di adopsi oleh peneliti sebelumnya (Padauleng, 2019) dan kuesioner kelelahan kerja (KAUPK2) yang diadopsi dari peneliti sebelumnya (Hastuti, 2021). Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Rank Spearman. Penelitian ini telah dinyatakan layak etik dengan nomor etik 676/UKH.L.02/EC/V/2022.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia (n=31)
Mean Median Sd Min Max Usia 32,97 30,00 8,015 24 47 (Data primer, 2022)
karakteristik responden berdasarkan usia diketuhui bahwa usia minimal 24 tahun, maximum 47 tahun dengan nilai rata-rata 32,97 tahun, median 30,00 tahun dan standar deviasi 8,015.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tenggor, Pondaag, and Hamel (2019) dimana diperoleh umur paling banyak perawat yaitu 26-35 tahun dimana diperoleh 32 responden, pada kategori umur muda juga terdapat responden yang juga mengalami kelelahan kerja.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada penelitain , responden tersebut memiliki pola tidur yang kurang baik dan juga kebiasaan yang menghabiskan waktu hingga larut malam setelah pulang kerja jadi dapat dinyatakan ada hubungan yang lemah
5 antara umur dengan kelelahan kerja pada
perawat. (Tenggor et al., 2019).
Tabel 2. Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin (n=31)
Jenis Kelamin Frekuensi %
Laki-laki 9 29,0
Perempuan 22 71,0
Total 31 100,0
(Data primer, 2022)
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 22 responden (71,0%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hijriahni (2017) yang mengatakan bahwa hasil dari penelitiannya membuktikan bahwa perawat perempuan (76,0%) lebih banyak dari pada perawat laki- laki(24,0%). Pada umumnya memang rumah sakit lebih didominasi oleh wanita karena pekerjaannya yang membutuhkan ketelatenan dan ketelitian, selain itu seorang tenaga kerja perempuan selain bekerja di luar rumah mereka juga menjadi ibu rumah tangga yang dibebani oleh tugas-tugas rumah tangga yang tidak sedikit dan membutuhkan tenaga yang membedakan kelelahan antara tenaga kerja perempuan dan laki-laki.
Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologi setiap bulan didalam mekanisme tubuhnya, sehingga akan mempengaruhi kondisi fisiknya. Hal ini menyebabkan tingkat kelelahan wanita lebih besar dari pada laki-laki Hal ini bisa disebabkan karna wanita akan mengalami siklus biologi setiap bulan didalam mekanisme tubuhnya, sehingga akan mempengaruhi kondisi fisiknya dan itu akan mempengaruhi kinerja nya (Tarwakal, 2014).
Tabel 3. Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan (n=31)
Pendidikan Frekuensi %
D3 18 58,1
S1 13 41,9
Total 31 100,0
(Data primer, 2022)
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas dari respoden berpendidikan D3 keperawatan sebanyak 18 responden (58,1%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gannika dan Buanasasi (2019), dengan sebagian besar responden perempuan sebanyak 49 responden (80,3 %). Hal ini mungkin dikarenakan pekerjaan sebagai seorang perawat yaitu pekerjaan yang mengemukakan pelayanan, dan lebih cocok dilakukan oleh perempuan, sehingga banyak diminati oleh perempuan dari pada laki-laki.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pratiwi and Setyawan (2017) Mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir D3 Keperawatan yaitu sebesar 53 (65,4%) responden.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas responden pada jenjang pendidikan terakhir mengalami kelelahan kerja dalam kategori sedang.
Tabel 4. Distribusi karakteristik responden berdasarkan masa kerja (n=31)
Masa kerja Frekuensi %
<10 20 64,5
10-20 9 29,0
>20 2 6,5
Total 31 31
(Data primer, 2022)
Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar masa kerja responden adalah <10 tahun dengan jumlah responden sebanyak 20 responden (64,5%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gannika dan Buanasasi (2019) yang membahas tentang gaya kepemimpinan dengan kinerja kerja perawat dengan hasil yang di dapatkan pada penelitian tersebut Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diketahui responden berpendidikan D3 sebanyak 39 responden (63,9%) dan responden berpendidikan S1 sebanyak 22 responden
6 (36,1%). Berdasarkan tingkat pendidikan
menunjukan bahwa sebagian besar perawat memiliki tingkat pendidikan D3 keperawatan.
Didapat hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati and Solikhah (2012) hasil tertinggi perawat yang tergolong dalam masa kerja <6 tahun berjumlah 37 orang dengan persentase 46,25%. Pada masa kerja tersebut perawat masih tergolong dalam kategori kurang berpengalaman atau kurang mampu dalam bekerja, sehingga tingkat kinerja menjadi tidak baik atau rendah maka pada penelitian ini menunjukan ada hubungan antara kelelahan kerja dengan kinerja perawat di bangsal rawat inap Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap.
Tabel 5. Distribusi frekuensi gaya kepemimpinan kepala ruang
Gaya
kepemimpinan
Frekuensi %
Baik 30 96,8
Buruk 1 3,2
Total 31 100,0
(Data primer, 2022)
Gambaran gaya kepemimpinan kepala ruang dalam penelitian ini memperoleh data bahwa 96,8% perawat pelaksana memiliki persepsi bahwa kepala ruang memiliki gaya kepemimpinan yang baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pujiastuti (2021) hasil penelitian yang didapatkan distribusi frekuensi gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan mayoritas responden memilih gaya kepemimpinan kepala ruangan dalam kategori baik sebanyak 47 orang (78,3%). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah, Wahyuni, and Widjasena (2016) dengan hasil bahwa gaya kepemimpinan kepala ruangan berada pada kategori baik sebanyak 13 orang (50,0%). Berdasarkan dari penelitian diatas nahwa gaya kepemimpinann kepala ruangan terjalin
dengan baik jika komunikasi antara atasan dan bawahan terjalin dengan baik, dan kepala ruang mempunya peran dalam mengambil keputusan yang telah di rundingkan bersama- sama bawahan, hubungan pemimpin dan bawahan merupakan sebuah interaksi antara pemimpin dan bawahan dapat menciptakan lingkungan yang dapat memotivasi seseorang.
Hasil dari kuesioner gaya kepemipinan kepala ruang di IGD RSUD Karanganyar didapatkan hasil yang baik karena sebagian besar hasil data responden menunjukan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan di RSUD Karanyanyar baik dilakukan di ruang IGD RSUD Karanganyar.
Tabel 6. Distribusi frekuensi kelelahan kerja perawat
Kelelahan Kerja Frekuensi %
Tidak lelah 13 41,9
Lelah 16 51,6
Sangat lelah 2 6,5
Total 31 100,0
(Data primer, 2022)
Hasil dari penelitian ini diketahui kelelahan kerja perawat pelaksana di IGD sebagian besar mengalami kelelahan kerja dengan kategori lelah (51,6%).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Baroka, Pondaag, dan Hamel (2019) yang mendapatkan hasil bahwa hasil penelitian yang di lakukan pada 63 responden Di Ruang Irina C RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado distribusi responden untuk kelelahan kerja terbanyak yaitu lelah 41 responden (65.1%), hal tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor penyebab muculnya kelelahan kerja dan kurangnya cara untuk mengtasinya.
Bagi perawat pelaksana yang mengalami kelelahan kerja maupun yang tidak mengalami kelelahan sebaiknya menjaga waktu istirahat yang cukup agar dapat melanjutkan pekerjaannya dengan
7 baik dan dapat meningkatkan
produktivitas kerja dan dapat memanfaatkan waktu istirahat sebaik mungkin, dan bisa mengatur sendiri waktu istirahat dan waktu tidur untuk meminimalisir terjadinya kelelahan kerja dan kepada perawat shift malam agar mampu beradaptasi dimalam hari dengan memanfaatkan waktu senggang untuk istirahat dan dapat melakukan refreshing pada saat libur atu berolahraga secara teratur dan juga relaksasi (Dewi et al., 2016).
Tabel 7. Uji Spearmen Rank antara gaya kepemimpinan dengan kelelahan kerja (n=31)
Variabel r p-value
Gaya kepemimpinan dengan kelelahan kerja
0,581 0,001 Ket : Uji korelasi *Spearman nilai p < 0,05
( Data Primer, 2022)
Berdasarkan uji Rank Spearman di dapatkan hasil yaitu 0,001 < 0,05 dengan nilai korelasi sebesar 0,581 yang artinya ada kekuatan korelasi kuat. Maka dapat dikatakan adanya hubungan bermakna antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kelelahan perawat pelaksana di IGD RSUD Karanganyar. Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi atau situasional akan berdampak pada bawahan menjadi lebih semangat dalam menjalankan tugas serta kewajibannya dan akan meningkatkan kemampuan bawahan dalam bekerja (Fajriyah & Prasetya, 2016).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fajriyah dan Prasetya (2016) dengan adanya gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi maka karyawan akan lebih semangat dalam menjalankan tugas serta kewajibannya dan akan meningkatkan kemampuan karyawan dalam bekerja.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan kerja yang pertama ada jenis kelamin, berdasarkan penelitian yang diakukan di IGD RSUD
karanganyar jenis kelamin perawat perempuan berjumlah 22 orang (71,0%) lebih banyak daripada perawat yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 9 orang (29,0).
Menurut peneliti gaya kepemimpinan yang dapat memotivasi, mengontrol emosinya dan bawahan, berkomunikasi dengan baik kepada perawat dan dapat mengambil keputusan yang tepat dapat mengurangi rasa lelah yang dirasakan oleh perawat pelaksana. Hasil dari keputusan yang didapat gaya kepemimpinan yang digunakan di RSUD karanganyar sudah baik tetapi masih ada sebagian responden ada yang masih mengalami kelelahan kerja karena adanya faktor jenis kelamin yang mayoritas perempuan dengan tenaga kerja perempuan relatif kurang dibanding laki-laki.
KESIMPULAN
1. Karakteristik responden penelitian berdasarkan usia yang didapatkan rata-rata dengan usia 39,57 tahun, penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 22 responden (71%), berdasarkan dengan tingkat pendidikan sebagian besar berpendidikan D3 Keperawataan sebanyak 18 responden (58,1%) dan masa kerja dari responden paling banyak <10 tahun 20 responden (64,5%).
2. Hasil dari penelitian didapatkan sebagian besar responden beranggapan gaya kepemimpinan yang digunakan baik jumlah 30 responden (96,8%).
3. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari sebagian besar responden mengalami lelah ada 16 responden (51,6%).
4. Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kelelahan kerja perawat pelaksana di IGD RSUD Karangayar dengan nilai
8 p value 0,001<0,05.
SARAN
1. Bagi Rumah sakit
Bagi RSUD Karanganyar, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan persepsi perawat dalam mengatasi kelelahan kerja dengan memberikan reward seperti pemberian aromaterapi dan refresing bagi perawat dan motivasi kerja perawat agar semangat dalam menjalankan kewajiban kerja dan tidak mudah lelah.
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang pentingnya mengatasi kelelahan kerja agar dapat mencegah mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang sama dengan variabel yang lain misalnya seperti motivasi, beban kerja, pengaruh atasan atau kepala ruang atau variabel yang belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya dengan cakupan yang lebih luas dan dapat memberikan tindakan yang dapat mengatasi lelah seperti pemberian aroma terapi atau refreshing kepada perawat.
4. Bagi peneliti
Penelitian ini menjadi referensi peneliti dalam meningkatkan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kelelahan kerja perawat pelaksana agar berguna bagi kepentingan perawat dengan memanfaatkan waktu senggang untuk istirahat dan dapat melakukan refreshing pada saat libur atau berolahraga secara teratur dan juga relaksasi.
DAFTAR PUSTAKA
Baroka, S., Pondaag, L., & Hamel, R.
(2017). Hubungan Kelelahan Kerja
Perawat Dengan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruangan Irina C Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. E- Journal Keperawatan e-Kp Volume 5 No 1, Febuari 2017, 5(1), 1–8.
Dewi, A. C., Surono, A., & Sutomo, A.
H. (2016). Stres kerja , usia , dan lama layanan dengan kelelahan kerja pada perawat di rumah sakit jiwa Grhasia Yogyakarta.
Due, M. B., Nursalam, N., & Wahyudi, A. S. (2020). Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Burnout Syndrome dan Kinerja.
Fundamental and Management Nursing Journal, 3(1), 8–14.
ENA, E. N. A. (2018). Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy (edisi Indo). Elsevier.
Fajriyah, S., & Prasetya, R. J. I. (2016).
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ( Studi Kasus Pada PT . Bank Central Asia , Tbk . Cabang Utama Cikarang, Jawa Barat). Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 1(3), 1–10.
Fatimah, R., Wahyuni, I., & Widjasena,
B. (2016). Pengaruh
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Harapan Anda Tegal. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(Juli), 5–
24.
Gannika, L., & Buanasasi, A. (2019).
Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Gmim Pancaran Kasih Manado. Jurnal Keperawatan, 7(1), 1–8.
https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.2 5216
9 Hastuti, S. D. (2021). Hubungan Jenis
Kelamin, Masa Kerja, Status Gizi, Shift Kerja, dan Durasi Waktu Tidur dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat”.
Hermawan, A., & Tarigan, D. A. (2021).
Hubungan antara Beban Kerja Berat, Stres Kerja Tinggi, dan Status Gizi Tidak Normal dengan Mutu Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RS Graha Kenari Cileungsi Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Dan Kebinanan, 10(1), 1–15.
Hijriahni, N. (2017). Analisis Tingkat Kelelahan Kerja Perawat Di Ruang Ugd Rsp Unhas Dan Rsup Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar (Vol. 93, Issue I).
Jodar, G., Gené, J., Hito, P. D., Osaba, M.
A. C., Luís, J., & Val, D. (2016).
Self-perception of leadership styles and behaviour in primary health care. International Journal,
16(572), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s12913- 016-1819-2
Kurniawati, D., & Solikhah. (2012).
Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit Islam Fatimah Kabupaten Cilacap. Kes Mas, 6(ISSN : 1978-0575), 162–232.
journal.uad.ac.id/index.php/KesMa s/article/download/1019/pdf Ma, H., Huang, S. Q., We, B., & Zhong,
Y. (2022). Compassion fatigue , burnout , compassion satisfaction and depression among emergency department physicians and nurses : a cross- - sectional study.
International Journal,
12(e055941), 1–6.
https://doi.org/10.1136/bmjopen- 2021-055941
Maharja, R. (2015). Analisis Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan Beban Kerja Fisik Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rsu Haji Surabaya. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health,
4(1), 93.
https://doi.org/10.20473/ijosh.v4i1.
2015.93-102
Padauleng, A. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Lurah Turikale Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. 1–9.
Pratiwi, D. A. D., & Setyawan, D. (2017).
Gambaran Tingkat Kelelahan Kerja Perawat di Ruang Perawatan Intenif. Jurnal Jurusan Keperawatan, 0(0), 1–8.
http://ejournal.s1.undip.ac.id/
Pujiastuti, M. (2021). Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Motivasi Kerja Perawat Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2020. Jurnal Darma Agung Husada, 8(1), 69–77.
http://jurnal.darmaagung.ac.id/inde x.php/darmaagunghusada/article/vi ew/954/780
Puspitasari, D. I., Suprayitno, E., &
Bustami, B. (2021). Tingkat Stres Kerja Perawat Instalasi Gawat Darurat pada Masa Pandemi Covid- 19. Wiraraja Medika : Jurnal Kesehatan, 11(1), 25–29.
https://doi.org/10.24929/fik.v11i1.
1350
Rahmawati, R., & Afandi, S. (2019).
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat Di RSUD Bangkinang Tahun 2019. Prepotif:Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Riau,
3(2), 41–45.
https://journal.universitaspahlawan .ac.id/index.php/prepotif/article/vie
10 w/478
Rhamdani, I., & Wartono, M. (2019).
Hubungan antara shift kerja, kelelahan kerja dengan stres kerja pada perawat. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 2(3), 104–110.
https://doi.org/10.18051/jbiomedke s.2019.v2.104-110
Rusdi, S., Wijayanti, A., & Mulyono, E.
(2019). Hubungan Beban Kerja dan Gaya Kepemimpinan dengan Tingkat Stres pada Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Handil Baru. Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan, 4(2).
Specchia, M. L., Cozzolino, M. R., Carini, E., Pilla, A. Di, Galletti, C., Ricciardi, W., & Damiani, G.
(2021). Leadership Styles and Nurses ’ Job Satisfaction . Results of a Systematic Review.
International Journal, 18(1552).
Sugiyono. (2014). Metodelogi penelitian pendidikn pendekatan kuantitatif,kualitatif,dsn R&D.
Alfabeta.
Tarwakal. (2014). Ergonomi Industri:
Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan Press.
Tenggor, D., Pondaag, L., & Hamel, R.
S. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Gmim Pancaran Kasih Manado.
Jurnal Keperawatan, 7(1), 1–9.
https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.2 4328
Thompson, B. J. (2019). Does work- induced fatigue accumulate across three compressed 12 hour shifts in hospital nurses and aides ? International Journal, 14(2), 1–15.
Wu, C., Ge, Y., Xu, C., Zhang, X., &
Lang, H. (2020). A correlation study of emergency department nurses’ fatigue, perceived stress, social support and self-efficacy in grade III A hospitals of Xi’an.
International Journal, 99(32), e21052.
https://doi.org/10.1097/MD.00000 00000021052