• Tidak ada hasil yang ditemukan

program studi sarjana keperawatan dan profesi ners

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "program studi sarjana keperawatan dan profesi ners"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2021

GAMBARAN PERILAKU CARING PERAWAT PADA PASIEN COVID-19 DI RUANG ISOLASI RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

WONOGIRI

Alfina Kartikasari1) Wahyu Rima Agustin2) Lalu M. Panji Azali3)

1) Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Kusuma Husada Surakarta

2,3) Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Kusuma Husada Surakarta

[email protected] ABSTRAK

Caring merupakan sentral praktik keperawatan dari pelayanan secara komprehensif dan holistik, serta membantu memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi pasien.

Masalah utama yang dihadapi perawat adalah pasien dengan Covid-19, dimana kondisi pasien membutuhkan perawatan khusus. Perawatan khusus pada pasien yang terindikasi penyakit dan tidak memungkinkan melaksanakan isolasi diri. Penatalaksanaannya untuk meningkatkan kepuasan pasien akan pelayanan yang telah diberikan oleh perawat dengan teknik pendekatan sepuluh carative caring humanistic dan altruistic.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain riset deskriptif. Teknik sampel menggunakan survey penyebar kuesioner, dengan Jumlah sampel 31 responden.

pengumpulan data menggunakan data dari sepuluh carative faktor Jean Watson.

Hasil penelitian mengenai perilaku caring perawat pada pasien Covid-19 di ruang isolasi didapatkan hasil terdapat 27 responden (87.1%) yang berperilaku caring, dan sisanya 4 responden (12.9%) tidak berperilaku caring. Sedangkan pada humanistic and altruistic, 30 responden (96.8%) perawat memiliki perilaku caring dan yang tidak caring 1 responden (3,2%) dan yang menanamkan keyakinan dan harapan, 29 responden (93.5%) perawat memiliki perilaku caring dan yang tidak caring 2 responden (6,5%).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik pendekatan sepuluh carative caring humanistic dan altruistic menunjukkan pelayanan yang humanis terlihat dari peningkatan perilaku caring yang dilakukan perawat kepada pasien tanpa melihat perbedaan karakteristik serta sifat rasa empati terhadap pasien di wilayah kerja Ruang isolasi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

Kata Kunci : Perilaku Caring, Covid-19 Daftar Pustaka : 41 (2010 – 2021)

(2)

2

NURSING UNDERGRADUATE STUDY PROGRAM AND NERS PROFESSION FACULTY OF HEALTH SCIENCES UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2021

DESCRIPTION OF NURSE CARING BEHAVIOR IN COVID-19 PATIENTS IN ISOLATION ROOM OF RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

WONOGIRI

Alfina Kartikasari1) Wahyu Rima Agustin2) Lalu M. Panji Azali3)

1) Student of Nursing Undergraduate Study Program and Ners Profession, University of Kusuma Husada Surakarta

2,3) Lecturers of Nursing Undergraduate Study Program and Ners Profession, University of Kusuma Husada Surakarta

ABSTRACT

Caring is central to the nursing practice of comprehensive and holistic care and assist to provide comfort and rest for patients. The main problem for nurses is patients with Covid-19 who require special care and do not allow self-isolation. The management to increase patient satisfaction with provided services by nurses are Ten Carative Caring Humanistic and Altruistic approaches.

This type of research was quantitative with a descriptive design. The sampling technique applied a questionnaire survey with 31 respondents. Its data collection used Ten Carative Factors of Jean Watson.

The research on the nurses caring behavior for Covid-19 patients in the isolation room obtained 27 respondents (87.1%) with caring behavior and four respondents (12.9%) without caring behavior. In the humanistic and altruistic, 30 respondents (96.8%) nurses had caring behavior, and one respondent (3.2%) was without caring behavior.

Nurses who addressed confidence and optimism presented 29 respondents (93.5%) with caring behavior and two respondents (6.5%) without caring behavior.

This study concluded that techniques of Ten Carative Caring Humanistic and Altruistic Approaches revealed humanistic service. It could be recognized from the caring behavior improvement of nurses to patients without examining differences in the characteristics and nature of patients' empathy in the isolation room at RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso of Wonogiri.

Keywords: Caring Behavior, Covid-19.

Bibliography: 41 (2010 – 2021).

(3)

3

PENDAHULUAN

Caring adalah tindakan nyata dari care yang menunjukan suatu rasa kepedulian.

Caring sebagai bentuk memberikan perhatian kepada orang lain, berpusat kepada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya status kesehatan yang memburuk, memberi perhatian dan menghormati orang lain (Nursalam, 2014).

Perilaku caring perawat juga harus diterapkan perawat pada pasien dengan Covid-19, dimana kondisi pasien membutuhkan perlakuan khusus.

Perawatan di rumah sakit akan selektif dilakukan pada pasien yang memang betul-betul terindikasi penyakit dan tidak memungkinkan melaksanakan isolasi diri (Yustisia, 2020).

Pasien Covid-19 membutuhkan asuhan keperawatan yang tidak biasa atau lebih khusus dari pasien umum lainnya, karena pasien ini termasuk pasien infeksius dan penularannya sangat cepat. Karena penularan virus corona yang sangat cepat inilah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona sebagai pandemi. Status pandemi atau epidemi global menandakan bahwa penyebaran Covid-19 berlangsung sangat cepat hingga hampir tak ada negara di dunia yang dapat memastikan diri terhindar dari virus corona (Widiyani, 2020).

Coronavirus 19 (Covid-19) telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO, 2020). Coronavirus adalah zoonosis atau virus yang ditularkan antara hewan dan manusia. Virus dan penyakit ini diketahui berawal di kota Wuhan, Cina sejak Desember 2019. Per tanggal 21 Maret 2020, jumlah kasus penyakit ini mencapai angka 275,469 jiwa yang tersebar di 166 negara, termasuk

Indonesia. Tingkat kejadian kasus Covid - 19 di indonesia 1,562,868 dan di provensi jawa tengah 171.870 ( 11,1%) ter tanggal 7 april 2021 (KPCPN 2021).

Penatalaksanaannya untuk meningkatkan kepuasan pasien akan pelayanan yang telah diberikan oleh perawat dengan teknik pendekatan sepuluh carative caring humanistic dan altruistic. Contoh pendekatannya seperti mendengarkan keluhan pasien dengan perhatian, kemudian menanamkan keyakinan dan harapan seperti perawat memberikan dukungan kepada pasien covid-19 memberikan motivasi kepada pasien covid-19 agar sembuh (Firmansyah, 2019).

Penelitian lain dari Yustisia, dkk (2020) dengan judul Adaptasi Perilaku Caring Perawat Pada Pasien Covid-19 Di Ruang Isolasi menunjukkan hasil penelitian di dapatkan, semua partisipan telah menerapkan aspek caring yaitu sikap peduli, bertanggung jawab, ramah, sikap tenang, sabar, selalu siap sedia, memberi motivasi, sikap empati terhadap pasien Covid-19 dan keluarga, walaupun ada rasa khawatir dan cemas dalam diri partisipan.

Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Wonogiri di dapatkan data kasus positif pertama bulan maret 2020 sampai 9 april jumlah positif Covid sebanyak 2252 dengan jumlah penderita meninggal sebanyak 177 orang. Puncak kasus tertinggi berada di bulan januari 2021 dalam satu bulan mencapai 521 kasus positif dan mendapatkan data mengenai caring perawat dengan menanyakan kepada salah satu perawat bahwa perawat di ruang isolasi belum semua berperilaku caring dikarenakan ada rasa takut akan tertularnya virus, yang

(4)

4

secara tidak langsung sedikit mengganggu

perilaku caring perawat terhadap pasien.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah gambaran perilaku caring perawat pada pasien Covid-19.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja ruang isolasi RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri selama bulan juli 2021. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain riset deskriptif menggunakan teknik survey dengan menyebar kuesioner. Sampel pada penelitian ini adalah 31 responden perawat.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Kuesioner perilaku Caring perawat yang sesuai 10 karatif caring menurut jean watson yang berfokus pada pasien covid yang di uji pakar dan validitas reliabilitas sendiri oleh peneliti. Merupakan bentuk memberikan perhatian kepada orang lain, berpusat kepada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya status kesehatan yang memburuk, memberi perhatian dan menghormati orang lain

Analisis data dalam penelitian ini meliputi Analisis univariat yaitu bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Analisa Univariat ini menggunakan distribusi frekuensi: (usia, pendidikan, jenis kelamin) gambaran perilaku caring perawat pada pasien Covid-19 di ruang isolasi dan perilaku caring perawat berdasarkan 10 karatif caring jean watson.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah :

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (n=31)

Karakteristik Responden

Frekuensi (n)

Presenta se (%)

Remaja Akhir 3 9.7

Dewasa Awal 21 67.7

Dewasa Akhir 7 22.6

Diploma 3 24 77.4

Profesi Ners 7 22.6

Laki-Laki 4 12.9

Perempuan 27 87.1

Total 31 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui distribusi frekuensi usia responden lebih banyak adalah dewasa awal (26-35th) yaitu 21 responden (67.7%). Sebagian besar responden berpendidikan di jenjang diploma 3 yaitu 24 responden (77.4%) dan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan 27 responden (87.1%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui distribusi frekuensi usia responden lebih banyak adalah dewasa awal (26-35 th) yaitu 21 responden (67.7%). Dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa, usia ini merupakan masa produktif yang ditandai dengan peran dan tanggung jawab yang makin besar, mereka akan lebih mandiri dan segala upaya akan dilakukan agar tidak bergantung lagi kepada orang lain (Putri, 2019). Sebuah studi yang pernah dilakukan oleh (Anggoro, dkk 2018) menyatakan bahwa usia sangat mempengaruhi kinerja perawat dalam berperilaku , dimana semakin tua usia maka akan semakin bertanggung jawab pula dalam menjalankan pekerjaan.

Walaupun usia akan mempengaruhi hasil dari pendewasaan seseorang, namun tidak selamanya semua orang akan memiliki yang tinggi. Seperti penelitian yang

(5)

5

dilakukan oleh (Demur 2019) yang

menunjukan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan perilaku perawat.

Pendidikan rata-rata responden sebagian besar sebagian besar adalah jenjang diploma 3 yaitu 24 responden (77.4%) dan mayoritas sudah menerapkan perilaku . Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Mutianingrum, 2015) yang menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden yang memiliki pendidikan terakhir D3 keperawatan memiliki perilaku yang baik. Kualitas pelayanan kesehatan sangat berkaitan erat dengan kualitas tenaga perawat,itu sendiri, karena tenaga perawat memiliki kedudukan yang penting dalam menghasilkan kualitas pekayanan kesehatan dirumah sakit.

Perawat memberikan pelayanan keperawatan berdasarkan pendekatan biopsikososial - spiritual, dilaksanakan 24 jam secara berkesinambungan, perawat dikatakan berkualitas apabila mampu memberi pelayanan yang sesuai dengan standart profesi keperawatan dan dapat diterima oleh pasiennya (Lestari, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh (Anggoro, dkk 2018) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku perawat. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Demur 2019) yang menunjukan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku perawat.

Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Asmuji 2018) yang menunjukan hasil bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap perilaku , perawat yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki kapasitas kerja yang baik pula dalam berperilaku .

Dalam penelitian ini sebagian besar responden berpendidikan terakhir D3 dan sudah berperilaku , hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 5. Perawat pelaksana harus terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan berkelompok yang direncanakan sesuai dengan standar asuhan keperawatan, mampu menerima tanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan asuhan keperawatan professional, sesuai dengan lingkup praktik dan hukum/ peraturan perundangan. Memiliki kampuan berkomunikasi dengan pasien maupun rekan kerja, pemberi dan pengelola asuhan keperawatan dan menjadi anggota tim peneliti.

Tabel 2.

Perilaku Caring Perawat (n=31)

Frekuensi(n) Presentase (%)

Caring 27 87.1

Tidak Caring

4 12.9

Total 31 100.0

Berdasarkan tabel 2 perilaku caring perawat pada pasien Covid-19 di ruang isolasi didapatkan hasil terdapat perilaku caring pada 27 responden (87.1%), sisanya tidak caring 4 responden (12.9%).

Hal ini ditemukan caring paling banyak di karatif Humanistic and altruistic dan pada usia dewasa awal (26-35th) karena memang responden paling banyak di bangsal isolasi adalah berada diusia tersebut dan mayoritas berjenis kelamin perempuan, peneliti berpendapat bahwa hal ini dikarenakan perempuan memiliki minat yang lebih besar menjadi seorang tenaga kesehatan dibandingkan dengan laki-laki.

(6)

6

Dalam penelitian ini mayoritas perawat

sudah memberikan caring terhadap pasien isolasi covid 19. Salah satu faktor yang mempengaruhi perawat dalam melaksanakan caring ialah faktor Pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi perawat untuk membangun perilaku caring. (Rahaya & Sulistiawati, 2018).

Pendidikan seorang perawat yang semakin tinggi maka akan semakin mempermudahkan perawat dalam menerima dan mengembangkan ilmu pengetahuannya (Asmuji, 2018). Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang perawat maka semakin tinggi pula kecerdasan emsoionalnya. Dengan kecerdasan emosional yang lebih baik, maka perawat akan mengutamakn sisi humanis di dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Pelayanan yang humanis ini akan terlihat dari peningkatan perilaku caring yang dilakukan perawat kepada pasien tanpa melihat perbedaan karakteristik pasien (Kristiawan & I Komang, 2020).

Tabel 3. Perilaku Perawat Berdasarkan Jean Watson (n=31)

Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui dari 31 responden yang menilai perilaku

caring perawat didapatkan hasil pada faktor humanistic and altruistic 30 responden ber perilaku caring (96.8%), faktor menanamkan keyakinan dan harapan 29 responden berperilaku caring (93.5%), faktor mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan oranglain 27 responden berperilaku caring (87.1%), faktor membina pengaruh saling percaya dan saling membantu 27 responden berperilaku caring (87.1%), faktor meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif 29 responden berperilaku caring (93.5%), faktor pemecahan masalah yang sistematis dalam mengambil keputusan 27 responden berperilaku caring (87.1%), faktor meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar yang transpersonal 26 responden berperilaku caring (83.9%), faktor menyediakan lingkungan yang mendukung , melindungi, dan memperbaiki mental, sosiokultural, dan spiritual 27 responden berperilaku caring (87.1%), faktor membantu dalam pemenuhan kebutuhan 27 responden berperilaku caring (87.1%), dan terakhir faktor mengijinkan untuk terbuka pada eksistensial fenomonological 26 responden berperilaku caring (83.9%).

Hasil penelitian menunjukan bahwa didapatkan perilaku paling banyak terdapat pada karatif sistim nilai humanistik dan altruistic (96.8%). Nilai- nilai humanistik dan altruistik dalam perawat dilambangkan melalui penilaian terhadap pandangan diri seseorang, kepercayaan, interaksi dengan berbagai kebudayaan dan pengalaman pribadi (Watson, 2012 dalam Firmansyah (2019).

Disini berari perawat telah merasa puas dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan tuntunan nilai-nilai kemanusian, perawat sudah memberikan kebaikan,

(7)

7

kasih sayang serta membuka diri dalam

melakukan tindakan asuhan keperawatan.

Hal ini dapat dilihat pada pertanyaan no. 4 yaitu perawat menghormati pasien Covid 19 sebagai sesama. Seorang pasien yang pada masa sehat terbiasa hidup tanpa batasan, namun setelah menderita Covid 19 harus di isolasi, dan dibatasi atau bahkan tidak boleh berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Dengan memberikan pelayanan dengan tetap menghormati pasien, pasien akan merasa tetap dimanusiakan.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Amalia 2016) yang menunjukan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara Humanistic dengan kepuasan pasien. Dengan tercapainya sistim nilai humanistik dan altruistic ini selain perawat merasa puas dalam memberikan pelayanan, diharapkan pasien juga merasa puas akan pelayanan yang telah diberikan oleh perawat. Hal ini juga berdampak pada proses penyembuhan klien, karena klien akan merasa nyaman saat mendapatkan pelayanan dari perawat.

Sikap perawat akan menciptakan suasana akrab dan dekat dalam hubungan interpersonal dengan perawat, sehingga klien bebas mengungkapkan keluhan (Yustisia, dkk, 2020).

Soft skill yang penting dimiliki oleh seorang perawat dalam proses pelayanan keperawatan Humanistic adalah sifat empati. Kecerdasan sosial dan emosional didalam empati memiliki peranan penting dalam kehidupan seseorang. Dari sisi hubungan sosial, empati menjadi komponen signifikan untuk menjalin ikatan sosial anta rindividu. Penumbuhan perasaan empati bisa dilakukan dengan kegiatan berbagi perhatian dalam kehidupan dengan orang lain. Empati itu sendiri merupakan kunci untuk mencapai

kesuksesan terkait dengan hubungan antar manusia di masyarakat (Amalia, 2016).

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian menunjukkan perawat caring 27 responden perawat dan yang tidak caring 4 perawat di Wilayah Kerja ruang isolasi covid-19 Rsud Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan :

1. Setelah adanya penelitian ini diharapkan Rumah Sakit dapat dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan perilaku perawat terhadap pasien covid- 19.

2. Diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan menambah pengetahuan dan pengembangan ilmu keperawatan, terutama mengenai perilaku . Penelitian ini dapat diaplikasikan di dalam dunia pendidikan dalam mendalami ilmu keperawatan

3. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang gambaran perilaku perawat pada pasien covid-19 . dapat di kembangkan lebih lanjut untuk menghubungkan semua factor agar bias lebih berkembang , menggunakan intervensi lain yang mampu meningkatkan kualitas sehingga hasil peneliti dapat membantu meningkatkan ilmu keperawatan

4. Hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan menambah pengetahuan dan pengembangan ilmu keperawatan, terutama mengenai perilaku pada pasien covid.

(8)

8

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro. 2018. hubungan karakteristik perawat dengan perilaku caring

Asmuji, A., dkk (2018) Implementation of discharge planning in hospital inpatient room by nurses. Jurnal Ners. Vol. 13 No 1 April 2018.

P.106-113

http://dx.doi.org/10.20473/jn.v1 3i1.5942

Firmansyah, Cecep Solehudin dkk. 2019.

Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson di Ruang Rawat Inap. Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 4 No. 1 (Februari 2019) ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-

3275 (online) DOI

h_ps://doi.org/10.22146/jkesvo.

40957. https://journal.ugm .ac.id/jkesvo/article/view/40957

%29. Diakses pada 11 Agustus 2021

Demur, 2018. Beban kerja dan motivasidengan perilaku caring .Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 6 (2) 2019: 164-176

Mulyaningsih. 2013. Peningkatan Perilaku Caring Melalui Kemampuan Berpikir

Kritis Perawat. Jurnal Managemen Keperawatan .

Volume 1, No. 2.

https://jurnal.unimus.ac.id/index .php/JMK/article/view/1005.

Diakses pada 6 September 2021

Notoadmodjo. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV.Alfabeta

Nursalam. (2013). Metode penelitian, &

Fallis, A.Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. 2013.

Watson, Jean. 2014. Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson di Ruang Rawat Inap.

[email protected] WHO, 2019. World Health Organization :

corona viruses Disease (Covid- 19).

https://www.who.int/emergencie s/diseases/novel-coronavirus- 2019. Diakses pada 3 juli 2021

Yustisia, Nova dkk. 2020. Adaptasi

Perilaku Caring Perawat Pada Pasien Covid-19 Di Ruang Isolasi. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, Volume 08, Nomor 02, Oktober 2020; 117-127 P ISSN : 2460-4550 E ISSN :

2720-958X DOI :

http://jurnal.umb.ac.id/index.

php/keperawatan

/article/view/105. Diakses

pada 3 September 2021

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sam Ratulangi Manado, dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa yang memiliki kategori

Hasil analisis didapatkan tajam penglihatan post operasi teknik ICCE semua responden memiliki visus buruk sebanyak 11 responden (100%), post operasi teknik ECCE,

Menurut penelitian Agustini et al., 2020 di dapatkan hasil bahwa ketidaksiapan pertolongan pertama syncope pada siswa Palang Merah Remaja disebabkan oleh persepsi yang kurang tepat

Hubungan etos kerja dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Kabupaten Karanganyar Variabel P Value R Etos kerja 0,000 0,706 kinerja perawat

1 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2020 Gambaran Tajam Penglihatan Post Operasi Katarak Di Rumah Sakit Mata Solo Nina

Saat berpacaran, responden mengaku telah melakukan berbagai perilaku seksual pranikah antara lain 82%, pernah melakukan ciuman, 62% pernah melakukan petting, 10,2% pernah melakukan

Hasil penelitian pre test dan post test didapatkan hasil tingkat pengetahuan mengenai bahaya merokok sebelum diberikan pendidikan kesehatan tingkat pengetahuan baik sebanyak 1

Hal ini sejalan dengan penelitian Oxyandi dan Endayni, 2020 menyatakan bahwa komunikasi SBAR efektif dalam peningkatan mutu saat timbang terima yang bermanfaat membantu perawat dalam