Jepi Anggari, 2021, Judul skripsi Nim “Pengaruh KURANGNYA GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN DI DESA PAGAR DEWA KECAMATAN SELEBAR KOTA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gizi buruk terhadap perkembangan motorik anak 2-3 tahun di Desa Pagar Dewa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu.
Latar Belakang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 1-3 tahun. Analisis status gizi terhadap perkembangan motorik anak prasekolah” Jurnal Ilmiah Multi Sains Vol.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti bermaksud untuk mengkaji dengan judul ini “ PENGARUH Defisiensi GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN DI DESA PAGAR DEWA KEC. Penelitian : Pengaruh Gizi Buruk Terhadap Perkembangan Motorik Anak Usia 2-3 Tahun Di Kecamatan Pagar Dewa Kec.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengertian Gizi
Pada akhir abad ke-19, Attwater termasuk ilmuwan Amerika pertama yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan ilmu gizi. Pada awal abad ke-20, ilmu gizi semakin berkembang dengan banyaknya penelitian yang dilakukan mengenai pertukaran energi dan sifat-sifat makanan pokok.
Unsur-Unsur Gizi
Vitamin merupakan zat organik kompleks yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sangat sedikit dan harus diperoleh dari luar tubuh, karena tubuh tidak dapat mensintesis atau membentuknya sendiri. Makromineral merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah cukup banyak, sedangkan mikromineral merupakan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
Pengertian Anak Kurang Gizi
Malnutrisi pada usia muda dapat mempengaruhi perkembangan mental, sehingga kemampuan berpikir, otak mencapai bentuk maksimalnya pada usia 2 tahun. Besarnya permasalahan anak yang menderita gizi buruk disebabkan oleh berbagai faktor yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator Anak Kurang Gizi
Anak usia dini mempunyai ruang lingkup yang sangat berharga dibandingkan usia-usia selanjutnya, karena perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa. Anak usia dini (AUD) adalah anak usia 0 sampai 6 tahun yang melewati masa bayi, balita, dan prasekolah. Pada setiap masa yang dilalui anak usia dini akan terlihat perkembangannya yang berbeda-beda antara masa bayi, balita, dan prasekolah.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Gesell dan rekan-rekannya, Ames dan Llg, mengemukakan bahwa kemajuan perkembangan anak tidak hanya terjadi secara bertahap, tetapi juga beberapa tahapan tersebut mempunyai ciri-ciri. Perkembangan terjadi pada daerah proksimal (gerakan kasar) kemudian berkembang ke bagian distal seperti jari-jari tangan yang mempunyai kemampuan motorik halus (pola proximodistal). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Dini Ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak.
Prinsip-Prinsip Perkembangan
Tahapan Motorik Anak
Perkembangan motorik kasar pada anak usia dini bertujuan untuk mengenalkan gerak kasar, melatih gerak kasar, meningkatkan keterampilan manajemen, pengendalian gerak dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan dan pola hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan fisik anak yang kuat dan cakap. 48 Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik-fisik pada anak usia dini antara lain faktor makanan, faktor rangsangan, kesiapan fisik, jenis kelamin dan faktor budaya. Cara mengoptimalkan perkembangan motorik kasar anak usia dini adalah melalui kegiatan bermain seperti bermain bola, menari, bermain perang, olah raga dan senam. Keterampilan motorik halus merupakan keterampilan yang memerlukan kemampuan mengendalikan otot-otot kecil atau halus agar berhasil melakukan keterampilan.
Problematika Perkembangan Motorik pada Anak Usia Dini
Selain itu, mereka biasanya kesulitan mengontrol gerakan anggota tubuhnya sehingga ketika melakukan suatu gerakan, mereka terkesan ragu-ragu dan canggung untuk melakukannya. Salah satu perkembangan motorik kasar pada anak usia dini yang patut diperhatikan adalah kemampuan bereaksi lebih cepat, koordinasi tangan-mata yang lebih baik, ketangkasan, dan kesadaran tubuh secara keseluruhan. Anak usia dini sangat senang menggambar dengan menggambar mereka dapat mengekspresikan segala sesuatu yang mereka lihat dalam bentuk gambar walaupun gambar yang mereka hasilkan masih berupa coretan sederhana.
Indikator Pencapaian Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik Halus Anak Usia 2-3 Tahun Halus Anak Usia 2-3 Tahun
Teori Anak Kurang Gizi Akan Berpengaruh Terhadap Motorik Anak Anak
Pengertian Keluarga
Di dalam keluarga inilah interaksi pendidikan pertama dan utama bagi anak akan berlangsung, yang akan menjadi landasan bagi pendidikan selanjutnya.55 Anak-anak sejak bayi hingga usia sekolah mempunyai satu lingkungan yaitu keluarga. Ayah sebagai suami, istri dan anak mempunyai peranan sebagai pencari nafkah, pendidik pelindung dan rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota kelompok sosialnya dan sebagai anggota masyarakat. dari lingkungannya. Sebaliknya jika nutrisi yang diterima sejak dalam kandungan ibu tidak tercukupi, maka anak akan mengalami pertumbuhan terhambat seperti penurunan berat badan, pertumbuhan otak terhambat, dan anemia pada saat bayi baru lahir.
Kajian Penelitian Terdahulu
Menurut Junita Pemi Pasapan (2016) dengan judul “Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik Pada Balita 1-3 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomuut Kota Manado” Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan hubungan perkembangan motorik dengan status gizi (BB/U) anak usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado. Motorik Kasar pada Anak Usia 1-3 Tahun di Desa Bitung Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan” e-journal keperatan Vol 4 No 2 Juli 2016.
Kerangka Berpikir
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa perilaku lisan dan tulisan orang yang diamati. Penelitian ini disebut juga penelitian survei, yaitu suatu metode formal untuk memperoleh informasi melalui wawancara pribadi dan observasi terhadap subjek penelitian. Lokasi penelitian dalam penelitian ini berada di Desa Pagar Dewa Kecamatan Rt 20, Rt 24 dan Rt 50 seluas Kota Bengkulu.
Subyek Dan Informan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung kepada Puskesmas, Kepala Unit Kelurahan dan orang tua di Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Kota Bengkulu dan mengambil informan sebanyak 5 orang sebagai informan penelitian.
Sumber Data
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari sumber primer atau sumber asli yang memberikan informasi atau data yang diperlukan, misalnya dari orang tua (ayah dan ibu), anak yang mempunyai anak gizi buruk, dan orang yang tidak mempunyai anak gizi buruk. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data lain atau data tambahan yang diperoleh dari tokoh masyarakat (RT, Rw, Lurah), petugas puskesma, data tersebut digunakan sebagai pelengkap data primer. Data yang digunakan berupa literatur, laporan penelitian, rangkuman ilmiah dan bahan bacaan lain yang dapat memberikan informasi dalam penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Sehubungan dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti melakukan observasi terhadap anak gizi buruk di Kecamatan Pagar Dewa, seluas Kota Bengkulu. 69 Sugiono, “Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif serta Penelitian dan Pengembangan” (Penerbit: Alfabeta, 2008), hal. 65. foto hasil wawancara diperoleh dan diambil) jenis data yang dikumpulkan penelitian melalui teknik dokumentasi ini adalah data sekunder, data sekunder adalah data yang sudah ada atau data yang sudah tersedia. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data anak gizi buruk di Kelurahan Pagar Dewa dan data lain yang merupakan dokumen yang berkaitan dengan penelitian di Kelurahan Pagar Dewa Kabupaten Kota Bengkulu.
Teknik Keabsahan Data
Uji kredibilitas dengan cara pengecekan data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, dengan cara memperoleh data dengan wawancara kemudian pengecekan dengan observasi, dokumentasi. Untuk menguji kredibilitas data, wawancara, observasi atau teknik lainnya dapat dilakukan pada waktu yang berbeda-beda hingga ditemukan keamanan datanya. Jadi penelitian yang akan dilakukan peneliti akan menggunakan uji keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber, teknik dan juga waktu.
Teknik Analisis Data
Sejarah Singkat Kelurahan Pagar Dewa
Kecamatan Pagar Dewa merupakan salah satu dari enam kecamatan yang terletak di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu, jarak antara pusat pemerintahan kecamatan dengan Kecamatan Pagar Dewa kurang lebih 3,5 km. Secara khusus, profil Kecamatan Pagar Dewa yang merupakan kumpulan data kecamatan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pemanfaatan data. Selain itu, Kecamatan Pagar Dewa merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai potensi sebagai kawasan pengembangan pemukiman.
Penyajian Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian
Febriyani mengatakan, mereka sudah mengikuti program posyandu dan pola makannya selama hamil juga teratur, namun setelah anaknya berumur 3 bulan, anak tersebut sering jatuh sakit dan anak juga tidak mau makan nasi.”87. Ibu Felly Asyari mengatakan bahwa beliau pernah mengikuti program posyandu pada saat hari libur dan pada saat ibu hamil sering berkonsultasi ke bidan terdekat, namun pola makan ibu pada saat hamil tidak teratur, pada saat anak masih bayi ibu memberikan ASI. susu namun ibu juga memberikan susu formula sebagai pendamping menyusui saat anak ibu masih bayi. Saat masih bayi ia jarang sekali membawa anaknya ke posyandu dan pola makan anaknya juga tidak teratur, saat anaknya berumur 2 tahun ia sakit-sakitan dan harus dibawa ke RS, ternyata anaknya sakit-sakitan. usus karena sering makan di luar."94 .
Pembahasan
Hilman mengatakan, kesadaran orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu dan memantau kesehatan anaknya masih sangat kurang, selain itu pengetahuan orang tua tentang gizi bayi bergizi dan gizi seimbang pada anak dan ibu hamil masih sangat minim.”108 . Karena keterbatasan ekonomi dan juga rendahnya pengetahuan orang tua, anak-anak mereka mengalami gizi buruk. Selain itu, responden lain juga mengatakan bahwa anaknya mudah lesu dan tidak suka bermain dengan teman seusianya.
Interpretasi Hasil Penelitian
Dampak dari kekurangan gizi adalah anak akan mengalami keterlambatan tumbuh kembang, lemas dan kurang minat terhadap aktivitas disekitarnya, emosi yang melebihi batas usia normal, mudah tersinggung, murung, sangat gugup, penampilan tidak sehat seperti mata cerah, gigi berlubang, rentan terhadap penyakit. penyakit seperti infeksi, kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin dan kurangnya minat belajar. Gizi buruk adalah seorang anak akan mengalami pertumbuhan terhambat, lemah dan kurang minat terhadap aktivitas disekitarnya, emosi yang melebihi usia normalnya, mudah tersinggung, murung, sangat gugup, penampilan tidak sehat seperti mata cerah, gigi berlubang, mudah terserang penyakit seperti penyakit menular. , kekurangan kalori protein dan kurangnya minat belajar. Dampak gizi buruk terhadap perkembangan motorik anak usia 2-3 tahun di Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Wye Kota Bengkulu belum dapat dikatakan baik atau berperan karena masih terdapat anak yang mengalami gizi buruk.
PENUTUP
Kesimpulan
Kondisi rumah yang higienis dengan sanitasi yang buruk akan mempengaruhi kesehatan penghuni rumah terutama anak-anak. Namun rendahnya tingkat pendidikan membuat orang tua tidak mampu memberikan makanan bergizi bagi anaknya. Perilaku orang tua seringkali beranggapan bahwa dirinya mengetahui segalanya, sehingga tidak menyadari bahwa dirinya masih memerlukan bimbingan dari ahli medis dalam hal gizi dan kesehatan.
Saran-Saran
Merangsang perkembangan fisik motorik anak usia dini dengan pemberian gizi seimbang dalam perspektif Al Qur'an dan Hadist” Jurnal SAMAWAT Vol. https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+gizi+. pada+mesin+pengembangan&oq=#d=gs_qabs&u=%23p%3D8- SlEf5ovU4J. Analisis kebutuhan anak usia dini. Hubungan status gizi dengan tumbuh kembang anak usia 3-5 tahun di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Midanutta'lim Desa Mayangan Kec. Hubungan Asupan Makanan Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6 Sampai 18 Bulan Di Desa Pamulung Barat Kecamatan Pamulung.