Efektivitas Strategi Teka Teki Silang Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Di Sekolah Dasar Inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model SAVI efektif terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.
Rumusan Masalah
Rendahnya literasi dan minat membaca siswa Indonesia berdampak pada rendahnya kemampuan menulis siswa. Model Pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI)” yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan anak dalam memahami drama dan menulis teks drama antara anak yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran SAVI dengan anak yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoretis
Manfaat Praktis a. Bagi Guru
Bagi sekolah, penerapan model SAVI dapat meningkatkan keahlian guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan dapat meningkatkan mutu sekolah dengan memberikan kontribusi yang lebih baik dalam pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran SAVI, teori pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, keterampilan menulis, sastra, teori puisi dan pembelajaran menulis puisi menggunakan model SAVI.
Model Pembelajaran SAVI
Pembelajaran bahasa adalah proses pemberian rangsangan belajar bahasa kepada siswa dalam upaya mencapai kemahiran berbahasa.Kemampuan berbahasa dalam arti luas adalah kemampuan. Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar antara lain agar siswa dapat menikmati dan menggunakan karya sastra untuk mengembangkan kepribadiannya, memperluas wawasan hidupnya, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasanya.
Keterampilan Menulis a. Pengertian Menulis
Tujuan menulis bagi penulis adalah untuk menciptakan keindahan (estetika) dalam puisi, cerpen, atau novel. Kegiatan menulis dimaksudkan untuk dijual dan dikonsumsi oleh pembaca. Di luar tujuannya, menulis membawa banyak manfaat.
Sastra
Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan penulisan bergantung pada sudut pandang dan minat penulis agar sebuah tulisan dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Jika ada kegiatan menulis yang berkesinambungan maka manfaat menulis dapat diperoleh, salah satunya adalah berkembangnya prakarsa, imajinasi, kreatifitas dan keteraturan berpikir. Dalam penelitian ini fokusnya adalah pada sastra anak karena subjek penelitiannya adalah siswa sekolah dasar.
Menurut Henry Guntur Tarigan, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa produktif dan salah satu keterampilan berbahasa produktif dan ekspresif yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak lain secara tidak langsung dan tidak tatap muka. Pembelajaran sastra dimaknai sebagai pengajaran dan pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh berbagai pengalaman hidup, pengetahuan, kesadaran dan hiburan yang menyenangkan melalui berbagai teks sastra (Nurgiyantoro). Sementara itu, dalam Santosa, Sarumpaet berpendapat ada tiga ciri yang membedakan sastra anak dengan sastra dewasa.
Wardani dalam Ahmadi (1990) menyebutkan beberapa fungsi pengajaran apresiasi sastra, antara lain: melatih empat keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis); membantu dalam pengembangan kepribadian, membantu dalam pembentukan karakter; memberikan kenyamanan, keamanan dan kenikmatan melalui kehidupan manusia dalam karya fiksi, serta menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia, adat istiadat, agama dan budaya. Fungsi pendidikan sastra anak adalah memberikan banyak informasi tentang sesuatu, memberikan banyak pengetahuan, memberikan kreativitas atau keterampilan kepada anak, serta memberikan pendidikan moral kepada anak. Pengalaman berpuisi selalu terasa lebih dalam dan serius, karena puisi menjadikan seluruh bagiannya lebih tepat, lebih teratur, dan lebih sadar (Ahmadi Berdasarkan penjelasan di atas, maka sastra anak hendaknya sesuai dengan fungsinya, salah satunya adalah pelatihan empat keterampilan berbahasa.
Puisi
Artinya, anak-anak yang tinggal di sekitar pantai akan senang jika puisi yang mereka dapatkan bertemakan pantai. Puisi deskriptif adalah puisi seorang penyair yang mengungkapkan gagasannya dengan cara mendeskripsikan sesuatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa, pengalaman menarik yang pernah dialaminya. Diksi adalah kemampuan memilih kata secara tepat menurut tempat yang tepat dalam rangkaian kata yang serasi dan artistik, sehingga sesuai dengan makna puisi, baik secara denotatif maupun konotatif.
Imajinasi adalah suatu kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi seperti melihat, mendengar dan merasakan (Waluyo, 2004: 78). Kata konkrit adalah penggunaan kata-kata yang dapat mewakili suatu pengertian yang konkrit dengan memilih kata-kata yang spesifik, bukan kata-kata yang bersifat umum. Badriyah dalam Faisal, dkk (2009) berpendapat bahwa langkah-langkah menulis puisi dalam upaya meningkatkan apresiasi sastra anak sekolah dasar secara produktif adalah sebagai berikut.
Carilah kata/frasa yang intensitas keindahan dan maknanya kurang kuat dan gantikan dengan kata-kata yang lebih indah (konotatif) dan imajinatif, misalnya angin, hitam diganti angin, pekat/gelap. Susunan kata dapat mengungkapkan dan membangkitkan gambaran (penglihatan/pendengaran/perasaan) serta dapat memperindah puisi. Pemilihan kata sesuai dengan isi lagu dan penggunaan kata cukup tepat, namun tidak dapat menyempurnakan lagu.
Kerangka Pikir
Kerangka Pikir
Hipotesis Penelitian
Hipotesis Nol (Ho): Model SAVI tidak lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD di SD Inpres Be’lang Wilayah Bantaeng. Hipotesis Kinerja (Ha): Model SAVI lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD di SD Inpres Be’lang Wilayah Bantaeng.
Desain Penelitian
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi cara siswa menulis puisi dengan pengaruh model SAVI. Keterampilan menulis puisi yaitu siswa mampu mengarang dengan baik dengan 5 aspek yang perlu diperhatikan yaitu: daya imajinasi, konsistensi diksi, penggunaan rima, makna dan penggunaan kata konkrit.
Populasi dan Sampel 1. Populasi
Sampel adalah bagian dari jumlah dan ciri-ciri yang dimiliki populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi dalam penelitian. Pretest dilakukan sebelum penerapan model SAVI, sedangkan posttest dilakukan setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan penerapan model SAVI.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Dalam analisis ini peneliti menentukan tingkat kompetensi siswa dalam menguasai materi pembelajaran sesuai dengan prosedur yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2003) yaitu. Md = selisih rata-rata antara pretest dan posttest X1 = nilai belajar sebelum perlakuan (pretest) Hipotesisnya adalah sebagai berikut: a) Carilah harga “Md” dengan menggunakan rumus. Md = selisih rata-rata antara pretest dan posttest X1 = nilai belajar sebelum diberikan perlakuan (pretest) X2 = nilai belajar setelah diberi perlakuan (posttest). x2d = jumlah simpangan kuadrat N = subjek dalam sampel.
Jika t dihitung maka H 0 ditolak dan H 1 diterima yang berarti penggunaan model SAVI berpengaruh terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V SD Inpres Be’lang. Jika t t hitung maka H 0 diterima dan H 1 diterima yang berarti penggunaan model SAVI tidak berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Inpres Be’lang Kabupaten Bantaeng. Menarik kesimpulan apakah penggunaan model SAVI berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Inpres Be’lang Kabupaten Bantaeng.
Hasil Penelitian
- Deskripsi Hasil Pretest Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Be’lang Kabupaten Bantaeng sebelum Diterapkan Model SAVI
- Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Inpres Be’lang setelah diterapkan model SAVI
- Pengaruh Penerapan Model SAVI pada Siswa Kelas V SD Inpres Be’lang Kabupaten Bantaeng
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa Kelas V SD Inpres Be'lang Kabupaten Bantaeng sebelum penerapan model SAVI yaitu 56. Berdasarkan data yang tertera pada Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap pretest dengan menggunakan tes berkategori sangat rendah yaitu 4%, rendah 60%, sedang 36%, tinggi 0%. Deskripsi hasil belajar bahasa Indonesia (posttest) siswa SD Inpres Be'lang Kelas V setelah diterapkan model SAVI. Be'lang Inpres setelah model SAVI diterapkan.
Untuk mengetahui mean (rata-rata) nilai post-test siswa kelas V SD Inpres Be'lang Kabupaten Bantaeng. Dari data perhitungan di atas, rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Be’lang setelah diterapkan model SAVI adalah 79,4 dari skor ideal 100. Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap pre test dengan menggunakan tes berkategori sangat rendah yaitu 0%, rendah 0%, sedang 32%, tinggi 44%.
Jika Tabel 8 dihubungkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil belajar siswa yang ditentukan peneliti yaitu jika jumlah siswa mencapai atau melebihi nilai KKM maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara siswa kelas V SD Inpres Be’lang Kabupaten Gowa memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar klasikal karena siswa yang tuntas 100% ≥ 75%. Pengaruh penerapan model SAVI pada siswa kelas V SD Inpres Be'lang Kabupaten Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu “terdapat pengaruh penerapan model SAVI terhadap keterampilan menulis puisi pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Inpres Be’lang Kabupaten Bantaeng”, maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah Uji, teknik statistik inferensial yaitu menggunakan uji-t.
Pembahasan
Hasil analisis di atas menunjukkan keefektifan penerapan model SAVI pada keterampilan menulis puisi sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan. Berdasarkan hasil observasi terdapat perubahan pada diri siswa yaitu pada awal kegiatan pembelajaran terdapat beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain seperti bersikap acuh tak acuh pada saat proses pembelajaran. Terlihat pada pertemuan pertama, sebanyak 4 siswa melakukan aktivitas lain, sedangkan hanya 1 siswa yang melakukan aktivitas lain pada kegiatan pembelajaran pada pertemuan terakhir.
Hasil observasi menunjukkan bahwa banyak siswa yang memberikan respon ketika ditanya dan siswa dengan sukarela menyampaikan permasalahan faktual. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan ada. Kesimpulan yang lebih rinci mengenai penerapan model SAVI terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Inpres BE'lang Kabupaten Bantaeng adalah.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Inpres Be’lang Kabupaten Bantaeng sebelum penerapan model SAVI termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum model SAVI memberikan dampak terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Inpres Be’lang Kabupaten Bantaeng dilihat dari persentase manfaatnya masing-masing sangat baik. tinggi yaitu 24%, tinggi 32%, sedang 33,33%, rendah 0,00% dan sangat rendah dengan persentase 0,00%. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model SAVI berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi, setelah diperoleh t hitung = 9,95 dan t tabel = 1,71 diperoleh hasil t hitung > t .
Saran
Fitriani, Pengaruh model SAVI terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran bahasa kelas V sekolah dasar. Penjara, Harnio Asrin Lumban. 2013. Pengaruh Penerapan Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI) DALAM Penulisan Teks Report. Sapti, Mujiyen dan Supaherwati 2011. Eksperimen pembelajaran matematika menggunakan pendekatan SAVI dan pendekatan konvensional dilihat dari.
Yulianitha, NI Luh Devi. Pengaruh Model Pembelajaran SAVI Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Gugus V Kecamatan Sukasada.
StandarKompetensi
StandarKompetensi
Indikator Menyebutkan unsur-unsur yang terdapat dalam puisi
Tujuan Pembelajaran
Karakter yang Diharapkan
- Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran Pertemuan 1
Guru menyampaikan materi pelajaran atau tujuan pembelajaran yang akan dibahas dan menguraikan kegiatan yang akan dilakukan. Guru mengajak siswa melakukan observasi di luar kelas dengan diberikan lembar kerja berupa angket untuk menulis puisi bertema “Lingkungan Sekolah”. Siswa menuliskan apa yang dilihat dan diamatinya selama observasi pada lembar kerja yang disediakan secara individu (Auditori, Visualisasi, Intelektual).
Setelah kembali ke kelas, siswa dan guru berdiskusi tentang apa yang telah mereka lihat dan temukan. Bersama siswa, guru membuat rangkuman atau kesimpulan mengenai materi yang dipelajari hari ini. Tulislah puisi bebas berdasarkan tema yang dipilih, dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan menarik.
Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Kelas V Inpres
Analisis skor Pre-test dan Post-Test
Menentukan/Mencari harga ∑x 2 d
Jadi,∑x 2 d=1426
Menentukan harga t Tabel
Dokumentasi Penelitian
RIWAYAT HIDUP