PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Kekurangan dari penempatan berita online mengenai kebijakan sistem pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perbedaan kerangka pemberitaan online kebijakan sistem pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada website Detik.com dan Kompas.com.
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Bagaimana perancangan berita online tentang kebijakan sistem pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada situs berita Kompas.com. Apa perbedaan perancangan berita online tentang kebijakan sistem pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada situs berita Detik.com dan Kompas.com.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
Berita
Berita langsung ini biasa juga disebut berita olah raga, yaitu berita yang ditujukan secara pribadi oleh penulisnya. Jika suatu peristiwa sudah ada sejak lama atau sudah tidak lagi menjadi sorotan, maka tidak bisa disebut berita langsung.
Portal Berita Daring Kompas.com dan Detik.com
Kompas.com dapat menyajikan berita dan informasi harian kepada pengguna di tempat-tempat yang sulit dijangkau. Seperti halnya Kompas.com, Detik.com juga merupakan portal berita online yang menyediakan berita berbasis web.
Media Daring
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media massa cetak merupakan jenis media massa modern yang pertama kali diciptakan untuk memandu opini masyarakat pada tahun 1920-an. Media massa online jenis ini dapat diakses melalui jaringan internet dan dapat dikelola oleh perorangan, tidak harus oleh perusahaan.
Kebijakan Kemendikbud
Ada peristiwa yang diberitakan, ada yang tidak diberitakan, ada aspek yang ditonjolkan dan ada aspek yang dihilangkan.
Sistem Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19
Sebagai pelengkap, jika materi pembelajaran berbasis web diadaptasi untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas. Sebagai penggantinya jika materi pembelajaran Internet diubah untuk memindahkan materi pembelajaran yang diperoleh siswa di kelas.
Analisis Wacana
Materi pembelajaran internet diubah menjadi bahan remedial atau obat bagi siswa yang dapat mengikuti latihan pembelajaran tradisional. Aminuddin berpendapat bahwa wacana merupakan totalitas unsur-unsur yang membangun perwujudan paparan bahasa dalam peristiwa komunikasi. Analisis wacana merupakan ilmu yang mengkaji pengorganisasian wacana di atas tataran kalimat atau klausa, baik lisan seperti percakapan maupun tulisan seperti teks tulis.
Analisis wacana kritis menganalisis, dengan melihat suatu fenomena, apakah suatu struktur sosial dapat diubah atau diperbaiki. Fokus utama analisis wacana kritis adalah pencarian ketidakadilan sosial, bahaya, penderitaan, prasangka, konflik, manipulasi, dan pencarian jalan keluar dari konflik. Objek analisis wacana kritis adalah seluruh sumber data, yang dapat berupa foto, dokumen, makalah diskusi, debat parlemen, pidato, kartun, surat kabar atau sumber media lainnya, termasuk wacana politik dan iklan.
Dalam analisis wacana kritis tidak hanya berhenti pada objeknya saja, namun juga melihat konteks wacana lain yang dapat mempengaruhi ekspresi perlawanan dalam sebuah wacana.
Analisis Pembingkaian Robert N. Entman
Mulyana menyatakan analisis framing tepat digunakan untuk menganalisis wacana sosial budaya, khususnya ideologi media. Analisis framing dapat digunakan untuk mengetahui siapa dalang yang mengendalikan kelompok dan siapa yang memegang kekuasaan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis framing adalah suatu analisis yang subjek kajiannya adalah teks dari media massa melalui analisis pesan-pesan yang tersirat.
Analisis framing dilakukan untuk melihat cara pandang media terhadap isu yang diberitakan, khususnya di bidang sosial, politik, dan budaya di masyarakat. Analisis framing juga mengacu pada publikasi definisi, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan keadaan pikiran tertentu atas peristiwa yang dibicarakan. Unsur kedua inilah yang digunakan untuk memetakan siapa saja yang dianggap sebagai pelaku suatu peristiwa.
Dengan kata lain, penetapan sumber permasalahan ini memperjelas siapa yang dianggap sebagai pelaku dan siapa yang menjadi korban dalam permasalahan tersebut.
Telaah Pustaka
Syam menggunakan media Tempo.com dan Republika.co.id, serta objek kajian yang dianalisis berbeda. Pemberitaan Hubungan Jokowi dengan Megawati di Media Kompas.Com, Republika.Co.Id dan Tempo.co: Analisis Framing Robert. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pemberitaan tentang hubungan Jokowi dan Megawati di portal Kompas.com, Republika.co.id, dan Tempo.co.
Jika penelitian sebelumnya menggunakan media online Tempo.co, Republika.co.id dan Kompas.com, maka peneliti hanya menggunakan dua media online yaitu Kompas.com dan Detik.com. Sedangkan objeknya juga berbeda yaitu pemberitaan tentang hubungan Jokowi dan Megawati di media online Tempo.co, Republika.co.id, dan Kompas.com, peneliti menggunakan pemberitaan pro dan kontra kebijakan Menteri Nadiem Makarim terkait online. sistem pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 di media. Kompas.com dan Detik.com. Analisis framing Robert Entman pada pemberitaan konflik KPK vs Polri di Vivanews.Co.Id dan Detiknews.Com.
Tujuan kajian ini adalah untuk menentukan persepsi terhadap portal Vivanews.co.id dan Detik.com melalui analisis pembingkaian.
Kerangka Berpikir
Analisis framing berita online terhadap kebijakan sistem pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada situs berita Detik.com. Analisis framing berita online terhadap kebijakan sistem pembelajaran online pada masa pandemi Covid-19 yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada situs berita Kompas.com. Carilah perbedaan pemberitaan online tentang kebijakan sistem pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada situs berita Detik.com dan Kompas.com.
Jenis Penelitian
Waktu Penelitian
Sumber Data
Fokus Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Data utama dalam penelitian ini adalah wacana dalam pemberitaan di website Detik.Com dan Kompas.Com tentang kebijakan Nadiem Makarim mengenai sistem pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari jurnal terkait mengenai wacana, analisis bingkai Robert Entman dan penelitian kualitatif. Data sekunder juga dapat berupa skripsi, jurnal, dan artikel sebelumnya sebagai acuan dalam proses penelitian ini.
Studi literatur digunakan peneliti untuk mengumpulkan atau mengumpulkan data berupa informasi pada situs Kompas.Com dan Detik.Com terkait kebijakan Nadiem Makarim mengenai sistem pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Penelusuran data secara online ini dilakukan untuk memperoleh data tambahan bagi peneliti selain buku, tulisan, artikel, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian analisis framing.
Uji Keabsahan Data
Triangulasi metode merupakan suatu cara untuk menguji sah atau tidaknya suatu data dengan menggunakan suatu metode yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Sedangkan triangulasi waktu dilakukan berdasarkan kapan berita tersebut dimuat di portal Detik.com dan Kompas.com sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Teknik Analisis Data
Reduksi data merupakan teknik analisis data yang dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan. Pada tahap ini peneliti mengambil data-data yang diperlukan dan menyelaraskannya dengan pokok permasalahan yang diteliti. Setelah data direduksi, data-data yang ada disusun secara berurutan dan sistematis sehingga peneliti dapat mengkaji setiap item permasalahan.
Kesimpulan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data dan informasi baru yang belum pernah ada sebelumnya. Hal baru tersebut dapat berupa gambaran yang diperoleh setelah melakukan penelitian yang sebelumnya masih berupa dugaan dan hipotesis sementara.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Bingkai Detik.com dalam pemberitaan ini adalah pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, termasuk Indonesia. Konteks penyebab permasalahan dalam pemberitaan ini adalah adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan Inkuiri Nasional ditiadakan. Pembingkaian permasalahan Detik.com dalam pemberitaan ini adalah investigasi rumahan terhadap suatu program yang disiarkan oleh stasiun televisi.
Detik.com memberikan poin penting dalam pemberitaan tersebut berupa perlunya semangat gotong royong dan solidaritas dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kompas.com membingkai permasalahan pemberitaan ini dalam bentuk pembuatan program Belajar dari Rumah oleh TVRI. Kompas.com mengangkat pemberitaan tersebut dengan mengangkat topik penerbitan Kurikulum Darurat di masa pandemi Covid-19.
Kompas.com memaparkan permasalahan dalam pemberitaan tersebut berupa kurikulum darurat yang dibuat untuk lembaga pendidikan di masa pandemi Covid-19. Berita ini juga membahas tentang peningkatan dana Bantuan Operasional Sekolah (OSA) di masa pandemi Covid-19. Penyelesaian dalam berita ini adalah dengan upaya yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mencari bantuan keuangan di masa pandemi Covid-19.
Pembahasan
Dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang fokus pada pemberitaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tentang sistem pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 yang dimuat di portal Detik.com dan Kompas.com. Entman menemukan persamaan dan perbedaan cara pandang media Detik.com dan Kompas.com mengenai pemaparan berita terkait sistem pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Detik.com menyebutkan penyebab permasalahan tersebut karena pandemi Covid-19 yang berdasarkan data anggota Komisi X DPR RI.
Dalam pemberitaannya, Detik.com lebih fokus pada masukan dari anggota Komisi X DPR RI dan kebijakan yang telah diambil. Sedangkan nilai moral dari pemberitaan Detik.com adalah menerima kebijakan yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai langkah tepat dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19. Detik.com mendukung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dengan tidak menyebut kekurangan dari kebijakan yang dikeluarkannya.
Media Detik.com dan Kompas.com memiliki cara pandang yang berbeda dalam penyajian berita.
PENUTUP
Saran
34; Terapkan pembelajaran daring dari rumah bagi pelajar dan mahasiswa,” kata Nadiem dalam salah satu poin surat tersebut. Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program 'Belajar dari Rumah' di salah satu stasiun televisi nasional, dalam rangka memperluas akses platform pembelajaran daring bagi siswa agar dapat belajar maksimal di masa penyebaran virus Corona (COVID-19).34; Belajar dari rumah merupakan salah satu bentuk upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam membantu masyarakat pelaksanaan pendidikan bagi seluruh masyarakat pada masa darurat COVID-19, khususnya membantu penyandang disabilitas.
Hal itu diungkapkan Nadiem dalam telekonferensi peluncuran Program Belajar dari Rumah di Jakarta, Kamis (9/4). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menerbitkan Kurikulum Darurat di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, untuk bidang-bidang yang positif Covid-19, Kemendikbud menganjurkan siswa belajar dari rumah dan gurunya mengajar dari rumah.
KOMPAS.com - Untuk mengatasi keterbatasan akses jaringan internet dan juga materi pembelajaran online di masa wabah Covid-19, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim berkolaborasi dengan TVRI memulai program "Belajar dari Rumah". Program Belajar dari Rumah di TVRI merupakan respon Kemendikbud atas masukan Komisi X DPR RI pada Rapat Kerja tanggal 27 Maret 2020. 34; Acara Belajar dari Rumah akan mulai tayang pada Senin 13 April 2020 di TVRI mulai pukul 08.00 pagi,” jelas Nadiem.