• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi: Teknik Perikanan Tangkap

N/A
N/A
Muhammad Ayyub

Academic year: 2024

Membagikan "Program Studi: Teknik Perikanan Tangkap "

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)Nama. : Muhammad Ilyas. NIT. : 21.1.11.017. Program Studi: Teknik Perikanan Tangkap. ANALISIS AIATEM PROPULASI DAN MESIN BANTU DI KAPAL PERIKANAN. 1. Sistem Propulasi Kapal • Jelaskan Prinsip Kerja Sistem Propulasi Kapal Perikanan Sistem propulsi kapal perikanan umumnya menggunakan mesin diesel yang menggerakkan satu atau lebih baling-baling (propeller) di bawah air. Mesin diesel ini mengubah energi panas dari pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanis, yang kemudian digunakan untuk memutar propeller dan mendorong kapal. Sistem ini memungkinkan kapal perikanan untuk bergerak maju, mundur, atau berbelok sesuai kebutuhan selama operasi penangkapan ikan. • Identifikasi dan deskripsikan komponen-komponen utama dalam sistem propulsi 1.. Mesin Diesel: •. Fungsi: Mengubah energi panas dari pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanis.. •. Deskripsi: Mesin diesel merupakan komponen utama yang menyediakan daya untuk menggerakkan kapal. Mesin ini bekerja dengan prinsip pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar untuk menghasilkan tenaga.. 2. Baling-Baling (Propeller): •. Fungsi: Mendorong kapal maju dengan memanfaatkan daya yang dihasilkan oleh mesin.. 1. (2) •. Deskripsi: Propeller berputar di bawah air dan menghasilkan gaya dorong yang menggerakkan kapal. Desain dan ukuran. propeller. dapat bervariasi tergantung pada jenis kapal dan kebutuhan spesifik. 3. Gardan (Shaft): •. Fungsi: Menghubungkan mesin diesel dengan propeller untuk mentransfer energi mekanis.. •. Deskripsi: Gardan adalah poros yang menghubungkan keluaran mesin diesel dengan propeller. Ini bertugas mentransfer putaran dari mesin ke propeller sehingga kapal dapat bergerak.. 4. Generator (Generator Set): •. Fungsi: Menghasilkan listrik untuk sistem elektrikal kapal.. •. Deskripsi: Sistem propulsi kadang-kadang dilengkapi dengan generator yang menggunakan energi dari mesin diesel untuk menghasilkan listrik. Listrik ini digunakan untuk menyuplai daya ke peralatan elektrikal di kapal.. 5. Sistem Bahan Bakar: •. Fungsi: Menyimpan dan mengalirkan bahan bakar ke mesin.. •. Deskripsi: Termasuk tangki bahan bakar, pompa bahan bakar, dan sistem pengaturan bahan bakar. Sistem ini memastikan pasokan bahan bakar yang tepat ke mesin untuk pembakaran yang efisien.. 6. Sistem Pendingin: •. Fungsi : Mendinginkan mesin diesel agar tetap beroperasi pada suhu yang optimal.. •. Deskripsi. : Sistem ini menggunakan air laut atau pendingin. tertentu untuk menghindari overheat pada mesin diesel selama operasi. 7. Kontrol Sistem Propulsi: •. Fungsi: Mengontrol kecepatan dan arah kapal.. •. Deskripsi: Sistem ini mencakup throttle (pengatur gas), kontrol gigi (untuk kapal dengan gigi berbeda), dan sistem navigasi untuk memastikan kapal dapat dikendalikan dengan tepat.. 2. (3) Komponen-komponen ini bekerja sama untuk memastikan propulsi kapal perikanan beroperasi dengan efisien dan dapat dikendalikan sesuai kebutuhan. • Diskusikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis sistem propulsi pada kapal perikanan: Pemilihan jenis sistem propulsi pada kapal perikanan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang melibatkan pertimbangan teknis, ekonomi, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis sistem propulsi pada kapal perikanan: a. Kebutuhan Operasional: 1. Kecepatan: Jika kapal perikanan membutuhkan kecepatan tinggi untuk mengejar ikan atau mencapai area penangkapan, jenis sistem propulsi yang mampu memberikan daya dan kecepatan yang diperlukan akan dipilih. 2. Manuverabilitas:. Sistem. propulsi. yang. memungkinkan. manuver yang cepat dan presisi dapat menjadi pertimbangan penting, terutama dalam situasi tangkap ikan yang dinamis b. Efisiensi Energi: 1. Konsumsi Bahan Bakar: Kapal perikanan sering beroperasi dalam waktu yang lama di laut, sehingga efisiensi bahan bakar menjadi faktor kritis. Sistem propulsi yang efisien dapat membantu mengurangi biaya operasional dan dampak lingkungan. 2. Daya Propulsi: Pemilihan jenis mesin atau sistem propulsi harus mempertimbangkan daya yang cukup untuk menjalankan kapal dengan efisien. c. Biaya Operasional dan Investasi: 1. Biaya Awal: Investasi awal untuk membeli dan menginstal sistem propulsi merupakan faktor penting. Pemilik kapal harus mempertimbangkan biaya pembelian dan instalasi relatif terhadap anggaran yang tersedia.. 3. (4) 2. Biaya Operasional: Biaya operasional sepanjang umur pakai kapal, termasuk perawatan rutin, perbaikan, dan bahan bakar, harus dihitung dengan cermat. d. Ketersediaan Bahan Bakar dan Ketersediaan Teknologi: 1. Bahan Bakar Alternatif: Pilihan bahan bakar, termasuk kemungkinan penggunaan bahan bakar alternatif seperti LNG (Gas Alam Cair) atau bahan bakar ramah lingkungan lainnya, dapat mempengaruhi pilihan sistem propulsi. 2. Ketersediaan Teknologi: Teknologi propulsi yang tersedia dan diterapkan di pasar juga dapat memengaruhi keputusan, karena teknologi. terbaru. mungkin. lebih. efisien. atau. ramah. lingkungan. e. Regulasi Lingkungan: 1. Emissi Gas Buang: Regulasi terkait emisi gas buang dapat mempengaruhi pemilihan sistem propulsi. Pemilik kapal harus mematuhi standar emisi yang berlaku dan mungkin memilih sistem yang lebih ramah lingkungan. 2. Perlindungan Lingkungan: Faktor-faktor seperti dampak suara terhadap kehidupan laut dan perlindungan lingkungan juga dapat mempengaruhi pemilihan jenis sistem propulsi. f. Keandalan dan Ketersediaan Suku Cadang: 1. Keandalan: Keandalan sistem propulsi sangat penting untuk operasi yang lancar dan aman. Keandalan mesin atau sistem propulsi dapat meminimalkan risiko pemadaman dan gangguan operasional lainnya. 2. Ketersediaan Suku Cadang: Ketersediaan suku cadang yang cepat dan terjangkau juga memainkan peran penting dalam pemilihan sistem propulsi. Dalam prakteknya, pemilihan jenis sistem propulsi pada kapal perikanan sering kali merupakan kombinasi dari pertimbangan-pertimbangan ini, dan keputusan akhir seringkali bergantung pada kebutuhan spesifik dan prioritas pemilik kapal.. 4. (5) 2. Mesin Diesel 2 Langkah dan 4 Langkah • Jelaskan perbedaan utama antara mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah Mesin diesel 2-langkah dan 4-langkah merupakan dua jenis mesin pembakaran dalam yang memiliki perbedaan dalam siklus kerja dan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus pembakaran. Berikut adalah perbedaan utama antara mesin diesel 2-langkah dan 4-langkah: 1. Mesin Diesel 2-Langkah: a. Siklus Kerja: • Langkah Pengisian dan Kompresi: Langkah ini terjadi bersamaan. Udara disedot ke dalam silinder dan dikompresi oleh piston saat piston bergerak naik. • Langkah Pembakaran dan Pendorongan: Setelah dicapai titik kompresi tertinggi, bahan bakar disemprotkan dan terbakar secara spontan. Pada saat yang sama, piston turun karena tekanan gas hasil pembakaran. • Pembuangan: Saat piston bergerak ke atas kembali, gas buang dikeluarkan dari silinder. b. Tenaga: Mesin 2-langkah memberikan satu putaran engkol untuk setiap langkah piston, sehingga menghasilkan tenaga pada setiap putaran. c. Sistem Oli Campur: Pada mesin diesel 2-langkah, sering kali diperlukan sistem oli campur, di mana oli dicampur langsung dengan bahan bakar untuk memberikan pelumasan pada bagian-bagian bergerak. d. Konstruksi Sederhana: Mesin diesel 2-langkah cenderung lebih sederhana dan memiliki lebih sedikit komponen dibandingkan dengan mesin 4-langkah. 2. Mesin Diesel 4-Langkah: a. Siklus Kerja: • Langkah Pengisian: Udara disedot ke dalam silinder saat piston bergerak turun.. 5. (6) • Langkah Kompresi: Udara dikompresi oleh piston saat piston bergerak naik. • Langkah Pembakaran: Bahan bakar disemprotkan dan terbakar secara terkontrol saat piston mencapai titik kompresi tertinggi. • Langkah Pembuangan: Piston bergerak turun lagi untuk mengeluarkan gas buang dari silinder. b. Tenaga: Mesin 4-langkah memberikan satu putaran engkol untuk dua langkah piston, sehingga menghasilkan tenaga pada setiap dua putaran. c. Sistem Oli Terpisah: Pada mesin diesel 4-langkah, biasanya terdapat sistem oli terpisah yang menyediakan pelumasan untuk komponen bergerak. d. Efisiensi: Mesin diesel 4-langkah cenderung lebih efisien karena siklus kerjanya memberikan lebih banyak waktu untuk proses pengisian dan pembakaran yang terkontrol. e. Emisi Gas Buang: Mesin 4-langkah cenderung menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah karena adanya langkah pembuangan terpisah. Pilihan antara mesin diesel 2-langkah dan 4-langkah tergantung pada aplikasi dan kebutuhan spesifik. Mesin diesel 4-langkah umumnya digunakan pada kendaraan bermotor dan mesin dengan kebutuhan efisiensi tinggi, sementara mesin diesel 2-langkah lebih umum digunakan pada aplikasi khusus atau di lingkungan industri tertentu • Diskusikan kelebihan dan kekurangan masing-masing tipe mesin diesel 1. Mesin Diesel Konvensional: a. Kelebihan: • Efisiensi termal yang tinggi: Mesin diesel konvensional cenderung memiliki efisiensi termal yang lebih tinggi dibandingkan dengan mesin bensin karena rasio kompresi yang lebih tinggi. • Konsumsi bahan bakar yang lebih rendah: Diesel memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi daripada bensin, sehingga mesin diesel dapat memberikan efisiensi konsumsi bahan bakar yang lebih baik. 6. (7) • Torsi tinggi: Mesin diesel biasanya memberikan torsi yang lebih tinggi pada putaran mesin rendah, membuatnya cocok untuk aplikasi yang memerlukan daya tarik dan kerja berat. b.. Kekurangan: • Tingkat emisi NOx yang tinggi: Mesin diesel konvensional dapat menghasilkan emisi nitrogen oksida (NOx) yang tinggi, yang dapat berkontribusi terhadap polusi udara. • Suara dan getaran: Mesin diesel seringkali lebih berisik dan menghasilkan getaran lebih banyak dibandingkan dengan mesin bensin.. 2. Mesin Diesel Turbocharged: a. Kelebihan: •. Kinerja tinggi: Turbocharger meningkatkan aliran udara ke dalam mesin, meningkatkan efisiensi pembakaran dan daya mesin.. •. Efisiensi bahan bakar yang lebih baik: Turbocharging dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dengan meningkatkan rasio udara-bahan bakar.. b. Kekurangan: •. Peningkatan kompleksitas: Penambahan sistem turbocharging meningkatkan kompleksitas mesin dan kebutuhan perawatan.. 3. Mesin Diesel Common Rail: a. Kelebihan: •. Kontrol. injeksi. yang. presisi:. Sistem. common. rail. memungkinkan injeksi bahan bakar yang sangat presisi, meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi emisi. •. Efisiensi bahan bakar yang tinggi: Dengan kontrol injeksi yang canggih, mesin common rail dapat memberikan efisiensi bahan bakar yang tinggi.. b. Kekurangan: •. Biaya produksi yang tinggi: Mesin common rail cenderung lebih mahal dalam hal biaya produksi dan perawatan.. 7. (8) 4. Mesin Diesel Direct Injection: a. Kelebihan: •. Efisiensi pembakaran: Injeksi langsung memungkinkan bahan bakar disemprotkan langsung. ke. dalam. ruang bakar,. meningkatkan efisiensi pembakaran. b. Kekurangan: •. Peningkatan keausan injektor: Injektor langsung sering mengalami tekanan dan suhu yang tinggi, yang dapat menyebabkan keausan lebih cepat.. Setiap tipe mesin diesel memiliki aplikasi dan kegunaannya masing-masing, dan pemilihan tipe mesin tergantung pada kebutuhan spesifik penggunaan. Sebagai contoh, mesin diesel konvensional mungkin lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan torsi tinggi, sementara mesin common rail dapat memberikan kontrol dan efisiensi pembakaran yang lebih baik. • Berikan contoh aplikasi praktis dari mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah pada kapal perikanan. Mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah digunakan secara luas pada kapal perikanan untuk menggerakkan mesin utama atau mesin propulsi. Berikut adalah contoh aplikasi praktis dari kedua jenis mesin ini: 1. Mesin Diesel 2 Langkah pada Kapal Perikanan: a. Kelebihan: •. Lebih sederhana dan ringan.. •. Tidak memerlukan katup penghisap, sehingga mengurangi kompleksitas.. •. Siklus kerja yang lebih singkat, cocok untuk aplikasi yang membutuhkan tenaga cepat.. b. Contoh Aplikasi: •. Kapal perikanan kecil atau perahu nelayan yang beroperasi di perairan dangkal.. 8. (9) •. Peralatan penangkapan ikan seperti pancing tonda atau alat tangkap lain yang digerakkan oleh mesin kecil.. 2. Mesin Diesel 4 Langkah pada Kapal Perikanan: a. Kelebihan: •. Lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar dan emisi.. •. Torsi yang lebih baik pada putaran mesin rendah.. •. Lebih cocok untuk kapal perikanan besar dengan kecepatan dan beban berat.. b. Contoh Aplikasi: •. Kapal penangkap ikan besar atau kapal perikanan industri yang membutuhkan daya dorong tinggi dan kecepatan yang dapat diandalkan.. •. Kapal penelitian perikanan yang memerlukan kestabilan operasional dan efisiensi bahan bakar.. Kedua jenis mesin memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, dan pemilihan antara mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah tergantung pada kebutuhan spesifik kapal, kondisi operasional, dan faktor ekonomi. Mesin diesel 4 langkah cenderung lebih umum digunakan pada kapal perikanan modern karena efisiensinya yang lebih tinggi dan emisi yang lebih rendah. 3. Unjuk Kerja Mesin Diesel • Gambarkan siklus kerja mesin diesel 2 langkah: Sebelumnya, perlu diingat bahwa mesin diesel umumnya terbagi menjadi dua jenis utama: mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah. Mesin diesel 2 langkah kurang umum dibandingkan dengan mesin diesel 4 langkah karena memiliki kelemahan tertentu, seperti efisiensi yang lebih rendah dan emisi yang lebih tinggi Berikut adalah gambaran siklus kerja mesin diesel 2 langkah: 1. Langkah Penarikan (Intake/Induction): •. Piston bergerak dari posisi atas menuju bawah.. •. Katup masuk (inlet) terbuka, dan bahan bakar dicampur udara disedot ke dalam silinder.. 9. (10) •. Piston menciptakan volume yang lebih besar di dalam silinder.. 2. Langkah Kompresi (Compression): •. Piston bergerak dari bawah ke atas.. •. Katup masuk tertutup, menciptakan kompresi pada campuran udarabahan bakar.. •. Saat. piston. mencapai. puncak. langkah. kompresi,. injektor. menyemprotkan bahan bakar langsung ke dalam silinder yang sangat terkompresi. 3. Langkah Pembakaran (Combustion): •. Bahan bakar yang disemprotkan langsung terbakar karena suhu tinggi dan tekanan tinggi di dalam silinder.. •. Terjadi pelepasan energi yang menyebabkan tekanan bertambah secara tiba-tiba, mendorong piston turun.. 4. Langkah Ekspansi (Power/Expansion): •. Tekanan tinggi dari hasil pembakaran mendorong piston ke bawah.. •. Energi dari langkah ini digunakan untuk melakukan kerja mekanis pada poros engkol.. 5. Langkah Pembuangan (Exhaust): •. Piston bergerak dari bawah ke atas lagi.. •. Katup buang (exhaust) terbuka, dan gas pembakaran sisa dikeluarkan dari silinder.. •. Piston menciptakan volume yang lebih besar di dalam silinder untuk mempersiapkan langkah penarikan berikutnya.. Siklus ini terdiri dari lima langkah dan hanya memerlukan satu putaran poros engkol untuk menyelesaikan satu siklus kerja. Mesin diesel 2 langkah biasanya lebih sederhana dari segi konstruksi dibandingkan dengan mesin diesel 4 langkah. Meskipun demikian, mereka memiliki kelemahan dalam hal efisiensi dan emisi yang membuat mesin diesel 4 langkah lebih umum digunakan di sebagian besar aplikasi modern.. 10. (11) • Diskusikan faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi mesin diesel 4 langkah Efisiensi mesin diesel 4 langkah dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang dapat memengaruhi kinerja dan konsumsi bahan bakar. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi efisiensi mesin diesel 4 langkah: 1. Rasio Kompresi: Rasio kompresi mengukur perbandingan antara volume terbesar dan terkecil di dalam silinder. Semakin tinggi rasio kompresi, semakin efisien mesin diesel, karena tekanan udara yang lebih tinggi dapat meningkatkan efisiensi termal. 2. Sistem Injeksi Bahan Bakar: Sistem injeksi bahan bakar yang canggih dan presisi dapat meningkatkan efisiensi pembakaran. Injeksi langsung bahan bakar pada titik yang tepat dan dengan pola semprotan yang baik dapat meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi emisi. 3. Sistem Pemasukan Udara (Air Intake System): Desain sistem pemasukan udara yang baik dapat meningkatkan aliran udara ke dalam silinder, yang dapat meningkatkan pembakaran dan efisiensi. 4. Pengaturan Katup (Valve Timing): Pengaturan katup yang tepat dapat memastikan bahwa udara masuk dan gas buang dikelola dengan baik. Penggunaan teknologi variabel seperti VVT (Variable Valve Timing) dapat meningkatkan efisiensi mesin pada berbagai kecepatan dan beban. 5. Peningkatan Suhu Pembakaran (Higher Combustion Temperature): Suhu pembakaran yang lebih tinggi dapat meningkatkan efisiensi termal mesin. Namun, perlu diperhatikan agar tidak melebihi batas yang aman untuk menghindari kerusakan pada komponen mesin. 6. Rekuperasi Panas (Heat Recovery):. 11. (12) Sistem rekuperasi panas, seperti penukar panas atau turbin pembangkit listrik, dapat meningkatkan efisiensi dengan memanfaatkan panas buangan yang sebelumnya terbuang. 7. Material dan Desain Piston dan Silinder: Penggunaan material yang ringan dan kuat untuk piston dan silinder, serta desain yang mengoptimalkan perpindahan panas, dapat meningkatkan efisiensi dan kinerja mesin. 8. Sistem Pendinginan: Sistem pendinginan yang efisien dapat mencegah overheating dan memastikan bahwa mesin beroperasi pada suhu yang optimal untuk efisiensi termal. 9. Penggunaan Turbocharger atau Supercharger: Penggunaan turbocharger atau supercharger dapat meningkatkan jumlah udara yang masuk ke silinder, yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran. 10. Pemeliharaan yang Teratur: Pemeliharaan yang teratur, seperti penggantian filter udara dan bahan bakar, dapat memastikan bahwa mesin beroperasi pada tingkat efisiensi yang optimal. Keseluruhan, kombinasi dari faktor-faktor ini dapat memiliki dampak signifikan pada efisiensi mesin diesel 4 langkah. Perkembangan teknologi dan inovasi terus mendorong peningkatan efisiensi di dalam industri otomotif dan mesin.. 12. (13) • Bandingkan unjuk kerja mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah dalam konteks aplikasi di kapal perikanan. Mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah memiliki karakteristik dan keunggulan yang berbeda, tergantung pada kebutuhan spesifik aplikasinya. Dalam konteks aplikasi di kapal perikanan, berikut adalah perbandingan unjuk kerja keduanya: 1. Mesin Diesel 2 Langkah: a. Keunggulan: • Sederhana dan Ringan: Mesin diesel 2 langkah umumnya lebih sederhana dan ringan dibandingkan dengan mesin diesel 4 langkah. Ini dapat menjadi keuntungan untuk kapal perikanan yang mungkin memiliki keterbatasan ruang dan memerlukan instalasi yang lebih ringan. • Lebih Mudah dalam Perawatan: Mesin diesel 2 langkah memiliki konstruksi yang lebih sederhana, sehingga memerlukan perawatan yang lebih sedikit dan lebih mudah. Ini dapat menjadi keuntungan penting di lingkungan maritim yang keras. • Lebih Tahan Terhadap Pembebanan Variabel: Mesin diesel 2 langkah cenderung lebih tahan terhadap variasi beban yang cepat, yang bisa berguna dalam aplikasi seperti kapal perikanan yang mungkin mengalami fluktuasi beban yang signifikan. b. Keterbatasan: • Emisi Tinggi: Mesin diesel 2 langkah cenderung menghasilkan emisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mesin diesel 4 langkah. Hal ini dapat menjadi masalah penting dalam lingkungan laut yang memerlukan kepatuhan terhadap regulasi emisi yang ketat. • Efisiensi Termal Rendah: Mesin diesel 2 langkah biasanya memiliki efisiensi termal yang lebih rendah dibandingkan dengan mesin diesel 4 langkah, yang berarti dapat menggunakan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan daya yang sama.. 13. (14) 2. Mesin Diesel 4 Langkah: a. Keunggulan: • Efisiensi dan Emisi Lebih Baik: Mesin diesel 4 langkah umumnya memiliki efisiensi termal yang lebih tinggi dan menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan mesin diesel 2 langkah. Ini menjadi penting dalam konteks regulasi lingkungan yang semakin ketat. • Kinerja yang Stabil: Mesin diesel 4 langkah cenderung memberikan kinerja yang lebih stabil dan tenang, yang bisa menjadi faktor penting untuk kenyamanan awak kapal dan mengoptimalkan efisiensi operasional. • Pemakaian Bahan Bakar yang Lebih Efisien: Mesin diesel 4 langkah biasanya lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar, yang dapat menjadi pertimbangan kritis dalam operasi perikanan yang memerlukan penghematan biaya operasional. b. Keterbatasan: • Kompleksitas dan Berat: Mesin diesel 4 langkah umumnya lebih kompleks dan berat dibandingkan dengan mesin diesel 2 langkah. Ini dapat menjadi kendala dalam kapal perikanan di mana ruang dan bobot merupakan faktor penting. • Memerlukan Perawatan yang Lebih Cermat: Mesin diesel 4 langkah memiliki lebih banyak komponen dan persyaratan perawatan yang lebih cermat, yang dapat meningkatkan kompleksitas pemeliharaan di lingkungan laut. Kesimpulan: Pemilihan antara mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah untuk aplikasi kapal perikanan bergantung pada berbagai faktor seperti ruang yang tersedia, bobot, fluktuasi beban, regulasi emisi, dan kebutuhan efisiensi bahan bakar. Mesin diesel 4 langkah umumnya lebih disukai dalam lingkungan maritim modern karena keunggulannya dalam efisiensi dan emisi, meskipun mesin diesel 2 langkah. 14. (15) mungkin masih dipertimbangkan dalam kasus-kasus tertentu yang menghargai sederhananya dan toleransi terhadap fluktuasi beban. 4. Generator Listrik di Kapal • Jelaskan prinsip kerja generator listrik di kapal perikanan. Generator listrik di kapal perikanan berfungsi sebagai sumber daya listrik untuk mendukung berbagai kebutuhan listrik di kapal, termasuk penerangan, peralatan elektronik, sistem navigasi, dan peralatan produksi perikanan. Prinsip kerja generator listrik di kapal perikanan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Penggerak Utama (Prime Mover): Generator listrik di kapal umumnya digerakkan oleh suatu penggerak utama, yang dapat berupa mesin diesel, mesin bensin, mesin gas, atau mesin lainnya. Mesin ini bertugas mengubah energi kimia (bahan bakar) menjadi energi mekanis. 2. Generasi Energi Mekanis: Penggerak utama menghasilkan energi mekanis melalui perpindahan atau pembakaran bahan bakar. Energinya kemudian ditransfer ke generator listrik. 3. Konversi Energi Mekanis ke Energi Listrik: Energi mekanis dari penggerak utama disalurkan ke dalam generator listrik. Generator menggunakan prinsip elektromagnetik Faraday untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. 4. Prinsip Induksi Elektromagnetik: Generator listrik umumnya berbasis pada prinsip induksi elektromagnetik. Ketika kawat konduktor bergerak melalui medan magnet yang ada di dalam generator, gaya elektromagnetik dihasilkan sesuai dengan hukum Faraday. Ini menghasilkan arus listrik dalam kawat konduktor. 5. Pengaturan Tegangan dan Arus: Sistem pengaturan tegangan dan arus di dalam generator membantu mengontrol dan mempertahankan output listrik pada tingkat yang diinginkan. Ini melibatkan regulator tegangan dan regulator arus.. 15. (16) 6. Penggunaan Wadah Pembangkit Listrik (AVR): Automatic Voltage Regulator (AVR) adalah bagian penting dari generator yang mengontrol tegangan output. Ketika beban berubah, AVR menyesuaikan tegangan untuk mempertahankan tingkat yang konstan. 7. Pemindahan Energi Listrik: Energi listrik yang dihasilkan oleh generator kemudian dialirkan melalui sistem distribusi listrik di kapal, yang dapat mencakup panel listrik, kabel, dan perangkat lainnya. 8. Penggunaan dan Pemantauan: Listrik yang dihasilkan oleh generator digunakan untuk memberdayakan berbagai peralatan dan sistem di kapal, seperti penerangan, peralatan elektronik, dan sistem navigasi. Sistem pemantauan secara teratur memantau kondisi generator untuk memastikan kinerja yang optimal dan mendeteksi potensi masalah. 9. Perawatan dan Pemeliharaan: Generator listrik memerlukan perawatan dan pemeliharaan rutin untuk memastikan operasionalitas yang baik. Ini termasuk pemeriksaan rutin, penggantian suku cadang yang aus, dan perawatan preventif lainnya. Dengan prinsip ini, generator listrik di kapal perikanan dapat menyediakan daya listrik yang stabil dan andal untuk mendukung berbagai aktivitas di kapal, membantu operasional harian, dan menjaga keamanan serta keberlanjutan operasi kapal perikanan. • Sebutkan dan diskusikan komponen utama dalam generator Listrik Generator listrik adalah perangkat yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik melalui prinsip induksi elektromagnetik. Berikut adalah beberapa komponen utama dalam generator listrik: 1. Rotor (Armature): Rotor, juga dikenal sebagai armature, merupakan bagian dari generator yang berputar dan mengalami gerakan rotasional. Pada rotor, terdapat kumparan kawat yang dipotong oleh medan magnet. Gerakan rotasional rotor menghasilkan aliran fluks magnetik yang berubah, menyebabkan 16. (17) terjadinya gaya elektromagnetik (EMF) atau tegangan listrik di dalam kumparan kawat. 2. Stator: Stator adalah bagian generator yang diam dan berfungsi sebagai tempat tetap bagi kumparan-kumparan kawat. Stator menghasilkan medan magnet yang stabil untuk memotong kumparan rotor, sehingga menghasilkan aliran listrik dalam kumparan tersebut. 3. Kumparan (Coil): Kumparan-kumparan kawat pada rotor dan stator adalah komponen penting dalam generator. Ketika rotor berputar di dalam medan magnet yang dihasilkan oleh stator, terjadi perubahan fluks magnetik yang memicu aliran listrik dalam kumparan. Jumlah dan susunan kumparan mempengaruhi karakteristik output generator. 4. Kutub (Poles): Kutub-kutub pada stator adalah area di mana medan magnet dihasilkan. Kutub-kutub ini dapat dibuat menggunakan material magnet permanen atau dengan menggunakan elektromagnet yang diaktivasi oleh arus listrik. Jumlah kutub dan desainnya mempengaruhi frekuensi dan karakteristik tegangan keluaran generator. 5. Kutub Penghasil (Exciter): Exciter adalah bagian generator yang bertanggung jawab untuk memberikan arus listrik awal ke elektromagnet pada kutub stator, sehingga menghasilkan medan magnet yang diperlukan. Exciter bisa berupa generator kecil yang terpasang pada poros generator utama atau sistem eksitasi statis yang menggunakan elektronika. 6. Kolektor (Commutator) atau Penyearah (Rectifier): Pada generator DC (arus searah), commutator berfungsi sebagai perangkat yang memutuskan dan mengalihkan arus listrik yang dihasilkan oleh kumparan rotor. Pada generator AC (arus bolak-balik), kolektor tidak diperlukan karena arus listrik dihasilkan secara langsung. 7. Regulator Tegangan (Voltage Regulator):. 17. (18) Regulator tegangan mengendalikan tegangan output generator. Regulator tegangan memastikan bahwa tegangan keluaran generator tetap dalam batas yang diinginkan, terlepas dari perubahan beban atau kecepatan rotor. 8. Bearing dan Seal: Bearing digunakan untuk mendukung poros rotor dan poros stator agar dapat berputar dengan bebas dan tanpa gesekan berlebihan. Seal melindungi komponen internal dari masuknya air atau debu yang dapat merusak generator. 9. Cooling System (Sistem Pendinginan): Generator menghasilkan panas selama operasi. Sistem pendinginan digunakan untuk menjaga suhu generator tetap dalam batas aman dan mencegah overheat. Sistem pendinginan dapat berupa kipas atau sistem pendingin cairan. 10. Panel Kontrol (Control Panel): Panel kontrol menyediakan antarmuka untuk mengontrol dan memantau kinerja generator. Ini termasuk pemantauan tegangan, arus, dan suhu, serta kontrol untuk mengatur daya atau mematikan generator. Setiap komponen ini berperan penting dalam menciptakan sumber listrik yang andal dan stabil dalam generator. Keberhasilan operasi generator tergantung pada desain, pemilihan material, dan pemeliharaan yang tepat. • Gambarkan aplikasi generator listrik dalam menyediakan daya untuk berbagai peralatan di kapal. Generator listrik di kapal memiliki peran kritis dalam menyediakan daya untuk berbagai peralatan yang diperlukan selama operasi kapal. Berikut adalah beberapa aplikasi generator listrik di kapal dan peralatan yang mendapatkan manfaat dari daya yang dihasilkannya: 1. Penerangan Kapal: Lampu penerangan di seluruh kapal mengandalkan listrik dari generator untuk memberikan pencahayaan yang diperlukan pada malam hari atau di dalam ruangan. 18. (19) 2. Sistem Navigasi: Peralatan navigasi seperti radar, GPS, sonar, dan peralatan komunikasi satelit memerlukan daya listrik untuk beroperasi. Generator menyediakan daya untuk memastikan fungsi yang optimal dari sistem navigasi ini. 3. Alat Komunikasi: Peralatan komunikasi, termasuk radio dan perangkat komunikasi satelit, memerlukan sumber daya listrik yang andal untuk memastikan komunikasi yang efektif antar kapal atau dengan pangkalan darat. 4. Peralatan Elektronik: Berbagai peralatan elektronik di kapal, seperti komputer, monitor, printer, dan perangkat elektronik lainnya, bergantung pada daya listrik dari generator untuk berfungsi. 5. Peralatan Produksi Perikanan: Kapal perikanan seringkali dilengkapi dengan peralatan produksi seperti pabrik es, alat pemrosesan ikan, dan sistem penyimpanan dingin yang semuanya membutuhkan daya listrik yang stabil dan dapat diandalkan. 6. Alat Pengawas dan Kontrol: Generator menyediakan daya untuk sistem pengawas dan kontrol yang digunakan untuk memantau berbagai parameter kapal seperti suhu mesin, tekanan air, dan tingkat bahan bakar. 7. Pompa Air dan Pompa Bahan Bakar: Pompa air dan pompa bahan bakar di kapal bergantung pada daya listrik dari generator untuk memastikan aliran yang konsisten dan keandalan operasionalnya. 8. Perangkat Kemananan: Sistem keamanan kapal, seperti kamera pengawas, sistem deteksi asap, dan sistem alarm, memerlukan daya listrik untuk beroperasi dan melindungi kapal serta awaknya. 9. Pompa Pembilas (Bilge Pump): Pompa pembilas atau bilge pump digunakan untuk memompa air yang masuk ke kapal dan menjaga kapal tetap kering. Daya listrik dari generator digunakan untuk mengoperasikan pompa ini.. 19. (20) 10. Perangkat Pemanas dan Pendingin: Sistem pemanas dan pendingin di kabin atau ruang mesin juga memerlukan daya listrik. Generator menyediakan sumber daya untuk menjaga kondisi suhu yang nyaman. 11. Sistem Penyaringan Air Laut: Kapal perikanan mungkin memerlukan sistem penyaringan air laut untuk memastikan pasokan air bersih. Generator menyediakan daya untuk sistem ini. 12. Pembebanan Umum: Pembebanan umum lainnya seperti kulkas, freezer, dan peralatan rumah tangga lainnya juga membutuhkan daya listrik yang dapat diandalkan dari generator. Dengan menyediakan daya listrik untuk berbagai peralatan di kapal, generator memainkan peran penting dalam mendukung operasi harian dan keberlanjutan kapal perikanan. Kinerja yang handal dari generator adalah kunci bagi efisiensi dan keamanan operasional kapal. 5. Jenis-Jenis Mesin Bantu Penangkapan Ikan dan Peralatan Kamar Mesin • Identifikasi dan jelaskan fungsi dari tiga jenis mesin bantu penangkapan ikan yang umum digunakan Mesin bantu penangkapan ikan adalah peralatan yang digunakan dalam industri perikanan untuk membantu proses penangkapan ikan. Berikut adalah tiga jenis mesin bantu penangkapan ikan yang umum digunakan beserta fungsi masingmasing: 1. Pukat Tarik (Trawl Nets): Fungsi: Pukat tarik adalah jaring besar yang ditarik oleh kapal melalui air. Jaring ini memiliki sayap atau kantong di kedua ujungnya dan dilengkapi dengan rangkaian mulut untuk menangkap ikan. Pukat tarik digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang hidup di lapisan air atas atau tengah. Ada berbagai jenis pukat tarik, termasuk pukat udang, pukat pelagis, dan sebagainya, yang dirancang untuk menangkap spesies tertentu. 2. Rumpon (Fish Aggregating Device/FAD): Fungsi:Rumpon adalah struktur apung yang ditempatkan di laut untuk menarik ikan dan menciptakan zona penangkapan yang lebih produktif. Rumpon biasanya terbuat dari bahan-bahan seperti bambu, kayu, atau plastik, dan dapat memiliki lampu yang menyala di malam hari untuk menarik ikan pelagis yang cenderung berkumpul di sekitar rumpon. Kapal. 20. (21) penangkap ikan kemudian dapat menangkap ikan yang berkumpul di sekitar rumpon. 3. Alat Pemancing Jala (Longline Fishing Gear): Fungsi:Alat pemancing jala adalah tali panjang yang dipegang oleh pelampung dan dilengkapi dengan rangkaian mata kail yang dipasang pada interval tertentu. Alat ini dapat mencakup ratusan hingga ribuan mata kail, tergantung pada ukuran dan jenisnya. Alat pemancing jala digunakan untuk menangkap ikan secara target, terutama ikan pelagis seperti tuna dan hiu. Peralatan ini dibiarkan mengapung di laut untuk beberapa waktu sebelum diangkat kembali, dan ikan yang tertangkap diperiksa pada setiap mata kail. Mesin bantu penangkapan ikan ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi penangkapan ikan dan mendukung keberlanjutan perikanan. Meskipun memberikan keuntungan dalam hal produksi, penggunaan beberapa mesin bantu penangkapan ikan juga menimbulkan tantangan terkait dengan dampak terhadap ekosistem laut dan populasi ikan. Oleh karena itu, penggunaan mesin bantu penangkapan ikan perlu diatur dan diawasi secara ketat untuk memastikan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. • Diskusikan peran pompa-pompa kapal, Oily Water Separator (OWS), dan Fuel Oil (FO) Purifier di kamar mesin kapal perikanan Kamar mesin kapal perikanan adalah salah satu bagian utama kapal di mana berbagai peralatan dan sistem penting terletak untuk menjalankan dan mendukung operasi kapal. Berikut adalah diskusi tentang peran pompa-pompa kapal, Oily Water Separator (OWS), dan Fuel Oil (FO) Purifier di kamar mesin kapal perikanan: 1. Pompa-Pompa Kapal: • Fungsi: Pompa-pompa kapal memiliki peran kritis dalam mentransfer fluida di dalam kapal. Beberapa jenis pompa yang umum digunakan di kamar mesin kapal meliputi pompa bahan bakar, pompa air laut, pompa air tawar, dan pompa pelumas. • Peran Spesifik: -. Pompa bahan bakar: Memompa bahan bakar dari tangki ke mesin kapal.. -. Pompa air laut: Mengalirkan air laut ke mesin untuk pendinginan.. -. Pompa air tawar: Menyediakan air tawar untuk keperluan mesin dan awak kapal.. -. Pompa pelumas: Memompa minyak pelumas ke komponen mesin yang memerlukan pelumasan.. 21. (22) 2. Oily Water Separator (OWS): • Fungsi: -. Oily Water Separator (OWS) adalah sistem yang dirancang untuk memisahkan air dari minyak dan partikel-partikel padat di dalam air limbah kapal, sehingga air yang dibuang ke laut memenuhi regulasi kebersihan lingkungan. • Peran Spesifik: -. Memisahkan minyak dan partikel dari air limbah.. -. Memastikan bahwa air yang dibuang dari kapal memenuhi standar kebersihan dan regulasi lingkungan. 3. Fuel Oil (FO) Purifier: • Fungsi: -. Fuel Oil (FO) Purifier atau centrifuge adalah peralatan yang digunakan untuk membersihkan dan memisahkan minyak bakar dari kotoran dan partikel padat lainnya. Ini membantu meningkatkan kualitas bahan bakar dan mengurangi risiko kerusakan pada mesin kapal. • Peran Spesifik: -. Memisahkan partikel padat dari bahan bakar.. -. Membersihkan minyak bakar sebelum disuplai ke mesin.. -. Mencegah kerusakan pada komponen mesin yang disebabkan oleh partikel padat dalam bahan bakar. Kesimpulan: Pompa-pompa kapal, Oily Water Separator (OWS), dan Fuel Oil (FO) Purifier memiliki peran kritis dalam menjaga operasional dan keberlanjutan kapal perikanan. Pompa-pompa mentransfer cairan penting di dalam kapal, sementara OWS dan Fuel Oil Purifier membantu menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kualitas bahan bakar, yang pada gilirannya berkontribusi pada efisiensi dan keandalan mesin kapal. Penting untuk merawat dan menjaga peralatan ini agar tetap berfungsi dengan optimal selama operasi di laut. • Gambarkan skenario penggunaan peralatan kamar mesin dalam situasi penangkapan ikan tertentu. Mari kita gambarkan skenario penggunaan peralatan kamar mesin dalam situasi penangkapan ikan tertentu. Pertimbangkan skenario penangkapan ikan menggunakan pukat hela (trawl net) di laut dalam: Skenario Penangkapan Ikan dengan Pukat Hela di Laut Dalam: 1. Persiapan Sebelum Penangkapan: • Sebelum memulai penangkapan, awak kapal melakukan persiapan di kamar mesin. Mereka memastikan bahwa semua sistem mesin dan peralatan berfungsi dengan baik. 22. (23) •. Peralatan kamar mesin yang diperiksa meliputi pompa bahan bakar, pompa air laut, sistem pendinginan mesin, dan sistem pelumasan. 2. Memulai Mesin Kapal: • Mesin kapal dinyalakan untuk memberikan daya pada sistem propulsi kapal. Pompa bahan bakar memastikan pasokan bahan bakar yang cukup ke mesin untuk mendukung operasi penangkapan. 3. Pemberian Daya pada Pompa-Pompa: • Pompa air laut diaktifkan untuk menyediakan air laut yang diperlukan untuk pendinginan mesin dan peralatan penangkapan, seperti pemutar kantong pukat hela. 4. Aktivitas Penangkapan Ikan: • Kapal berlayar ke lokasi penangkapan yang ditargetkan. Begitu mencapai lokasi, pukat hela diterjunkan ke laut dan ditarik oleh kapal dengan bantuan sistem hidraulis. • Pompa bahan bakar bekerja secara optimal untuk memastikan kinerja mesin dan sistem propulsi selama operasi penangkapan. Pemantauan suhu mesin dan tekanan minyak dilakukan secara teratur. 5. Penanganan Hasil Tangkapan: • Setelah pukat hela ditarik kembali ke kapal, hasil tangkapan diolah di kamar mesin. Ini mencakup pemisahan dan penyortiran ikan dari hasil tangkapan yang tidak diinginkan atau tidak diizinkan (by-catch). • Oily Water Separator (OWS) digunakan untuk memisahkan minyak dari air limbah yang dihasilkan selama proses penanganan ikan. 6. Pemeliharaan dan Persiapan Kembali: • Setelah penangkapan selesai, awak kapal melakukan pemeliharaan rutin di kamar mesin. Ini melibatkan pemeriksaan dan perawatan peralatan, penggantian suku cadang yang aus, dan persiapan kembali untuk operasi penangkapan berikutnya. Kesimpulan: Dalam skenario penangkapan ikan dengan pukat hela di laut dalam, kamar mesin memainkan peran penting dalam menjaga kinerja mesin dan sistem peralatan penangkapan. Pompa-pompa kapal, sistem pendinginan, dan peralatan pemisah seperti Oily Water Separator (OWS) berkontribusi pada kelancaran operasi penangkapan dan pemrosesan hasil tangkapan. Pemeliharaan dan perawatan kamar mesin juga menjadi faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan operasi kapal perikanan.. 23. (24) 6. Kesimpulan • Ringkas hasil analisis Anda tentang sistem propulsi, mesin diesel, unjuk kerja, generator listrik, dan mesin bantu penangkapan ikan Berikut adalah ringkasan hasil analisis untuk beberapa aspek terkait di kamar mesin kapal perikanan: 1. Sistem Propulsi: • Sistem propulsi kapal adalah elemen kunci yang menentukan kecepatan dan kemampuan manuver kapal. • Sistem propulsi dapat berupa mesin diesel dalam konfigurasi konvensional atau dapat melibatkan teknologi propulsi listrik atau hibrida untuk efisiensi lebih besar. 2. Mesin Diesel: • Mesin diesel merupakan mesin pembakaran dalam yang umum digunakan sebagai penggerak utama di kapal perikanan. • Mesin diesel mengekstrak energi dari pembakaran bahan bakar diesel dan mengubahnya menjadi energi mekanis untuk menggerakkan propulsi kapal. 3. Unjuk Kerja: • Unjuk kerja mesin diesel dan sistem propulsi sangat penting untuk efisiensi operasional kapal. • Aspek-aspek seperti efisiensi termal, daya keluaran, dan kemampuan merespons perubahan beban menjadi fokus dalam penilaian unjuk kerja. 4. Generator Listrik: • Generator listrik berfungsi sebagai sumber daya listrik untuk mendukung berbagai peralatan di kapal, termasuk sistem propulsi, peralatan kamar mesin, dan peralatan penangkapan ikan. • Generator mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dan memastikan pasokan daya yang stabil. 5. Mesin Bantu Penangkapan Ikan: • Mesin bantu penangkapan ikan, seperti pukat hela, jala raksasa, dan alat pemancing jala, memiliki peran khusus dalam proses penangkapan ikan. • Mesin ini membutuhkan daya listrik yang dihasilkan oleh generator dan juga memanfaatkan sistem hidraulis dan mekanis. Kesimpulan: Sistem propulsi, mesin diesel, unjuk kerja, generator listrik, dan mesin bantu penangkapan ikan merupakan komponen-komponen krusial dalam kamar mesin kapal perikanan. Pengoptimalan dan pemeliharaan yang baik dari berbagai sistem ini penting untuk efisiensi operasional, keberlanjutan, dan kinerja yang handal selama operasi kapal di laut. Integrasi teknologi baru, pemantauan yang cermat, dan. 24. (25) kepatuhan terhadap regulasi lingkungan juga menjadi faktor-faktor penting dalam pengelolaan kamar mesin kapal perikanan • Berikan saran atau rekomendasi untuk peningkatan efisiensi dan keberlanjutan permesinan kapal perikanan Peningkatan efisiensi dan keberlanjutan permesinan kapal perikanan dapat dilakukan melalui serangkaian tindakan dan peningkatan teknologi. Berikut adalah beberapa saran atau rekomendasi untuk mencapai tujuan tersebut: 1. Penggunaan Teknologi Propulsi yang Lebih Efisien: Memilih sistem propulsi yang lebih efisien energi, seperti teknologi propulsi listrik atau hibrida, untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi. 2. Optimalkan Performa Mesin Diesel: Menjaga dan memelihara mesin diesel secara rutin untuk memastikan performa yang optimal. Pemeliharaan yang baik dapat meningkatkan efisiensi dan umur mesin. 3. Pemantauan Konsumsi Bahan Bakar: Mengimplementasikan sistem pemantauan konsumsi bahan bakar untuk mengidentifikasi pola konsumsi bahan bakar dan mengidentifikasi area-area yang dapat dioptimalkan. 4. Penerapan Teknologi Penghemat Energi: Menggunakan teknologi penghemat energi, seperti teknologi propulsi variabel, penyesuaian otomatis beban mesin, dan sistem pengelolaan energi cerdas untuk meminimalkan konsumsi bahan bakar. 5. Perbaikan Desain Kapal: Merancang atau memodifikasi desain kapal untuk mengurangi hambatan hidrodinamis, meningkatkan aerodinamika, dan mengoptimalkan distribusi bobot agar mencapai efisiensi perjalanan yang lebih baik. 6. Penggunaan Bahan Bakar yang Lebih Ramah Lingkungan: Mengganti bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang lebih bersih, seperti bahan bakar biodiesel atau LNG (gas alam cair), untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. 7. Implementasi Sistem Penanganan Energi Terbarukan: Mengintegrasikan sistem penanganan energi terbarukan seperti panel surya atau turbin angin di kapal untuk menyediakan sumber daya tambahan dan mengurangi ketergantungan pada mesin diesel. 8. Penggunaan Peralatan Penangkapan Ikan yang Ramah Lingkungan: Mengadopsi teknologi peralatan penangkapan ikan yang lebih selektif untuk mengurangi by-catch dan meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem laut.. 25. (26) 9. Pelatihan dan Kesadaran Awak Kapal: Memberikan pelatihan kepada awak kapal tentang praktik-praktik terbaik dalam operasi kapal yang efisien dan berkelanjutan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi sumber daya laut. 10. Kepatuhan pada Regulasi Lingkungan: Memastikan kepatuhan penuh terhadap regulasi lingkungan dan keamanan maritim untuk memastikan operasi kapal yang berkelanjutan dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Melalui kombinasi dari rekomendasi-rekomendasi ini, kapal perikanan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi dampak lingkungan, mendukung keberlanjutan sektor perikanan, dan memastikan keberlanjutan sumber daya laut. 26. (27)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa: (1) penilaian unjuk kerja media pembelajaran interaktif dasar dan pengukuran listrik diperoleh rerata nilai 100

Terkait dengan daerah lokasi penangkapan ikan hasil analisis berdasarkan persentase jawaban responden (nelayan) pada grafik di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

ELEKTRONIKA KOMUNIKASI MESIN-MESIN LISTRIK ELEKTRONIKA DAYA TEKNIK TEGANGAN TINGGI PENGUKURAN SISTEM TENAGA PROTEKSI SISTEM TENAGA PROTEKSI TEGANGAN LEBIH. Kode Mata Kuliah : UTN

Dilihat dari hasil analisis besarnya Rentabilitas pada usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap pancing ulur di Desa Kema III menunjukan bahwa usaha tersebut adalah

Hasil analisis data kegagalan mesin tidak evektif dalam perbaikan mesin sehingga perlu di lakukanya perubahan perawatan/pemeliharaan untuk mesin genset 03 adalah

Hasil analisis Regresi Linier Berganda menunjukkan bahwa dari keempat Variabel yakni perbekalan, hari kerja efektif, jumlah trip penangkapan dan jenis alat tangkap

ENMR600003 - TUGAS MERANCANG KAPAL 3 3 sks Tujuan Pembelajaran : Memahami menghitung dan memonitoring sistem permesinan dan perancangan kapal Silabus : pemilihan mesin dan alat bantu

Fakultas / Prodi : Teknik Mesin Judul Skripsi : RANCANG BANGUN ENGINE SEBAGAI PENGGERAK UTAMA PROTOTIPE MOBIL LISTRIK Skripsi yang bersangkutan di atas telah melalui proses cek