PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESIONAL - PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1) PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESIONAL - PROGRAM STUDI KEDOKTERAN (S1). Modul ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa pada saat proses pembelajaran akademik pada mata kuliah Farmasi Komunitas. Diharapkan para pendidik dapat memanfaatkan modul ini dengan sebaik-baiknya selama proses belajar mengajar.
Bacalah bagian pendahuluan ini dengan seksama hingga Anda memahami secara pasti apa, mengapa dan bagaimana mempelajari modul ini. Membaca modul ini secara rutin, dimulai dari kegiatan pembelajaran, mengikuti materi yang dibahas dan mencari kata-kata yang dianggap baru. Apabila penilaian menunjukkan bahwa Anda mampu menjawab dengan benar dan sistematis, maka Anda telah menyelesaikan kegiatan pembelajaran pada modul ini.
Pada bagian pertama modul ini mahasiswa diharapkan memahami peranan apoteker dan perannya sebagai pemimpin di apotek, pengertian apotek sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan dan memahami konsep ilmu manajemen. Jika pasien yakin dan percaya bahwa mereka akan mendapatkan produk dan layanan dengan kualitas yang baik dibandingkan dengan harganya, mereka pasti akan terus membeli produk dan layanan yang Anda berikan.
Pelayanan Residensial (Home Care)
Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, apoteker harus memberikan edukasi jika masyarakat ingin mengobati dirinya sendiri (self-medication) khususnya penyakit ringan dengan memilih obat yang tepat dan apoteker harus berperan aktif dalam promosi dan edukasi.
LATIHAN
DAFTAR PUSTAKA
MANAJEMEN
Anda tidak dapat menerapkan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari tanpa memahami apa itu manajemen.
MANAJEMEN MENURUT PARA AHLI
ILMU MANAJEMEN
Administrasi bisnis secara umum dapat diartikan sebagai pengetahuan yang sistematis, memungkinkan organisasi Anda berkolaborasi sesuai dengan struktur kegiatan tersebut. Dikatakan pula bahwa ilmu manajemen merupakan salah satu cara agar suatu organisasi bisnis dapat berhasil dalam melaksanakan dan mengelola rencana, membangun organisasi dan mengarahkannya.
PERENC ANAAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Mencatat dan melaporkan kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi, alat kesehatan dan bahan kesehatan habis pakai, termasuk perencanaan kebutuhan, pembelian, penerimaan, pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian, pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan kesehatan habis pakai.
ADMINISTRASI KEUANGAN
ADMINISTRASI PENGHAPUSAN
LELANG UMUM: pemilihan barang/jasa yang dilakukan secara umum dengan pemberitaan luas melalui media umum dan papan pengumuman resmi. PENAWARAN TERBATAS: Jika pemasok barang/jasa diyakini memiliki keterbatasan kemampuan dalam melaksanakannya (untuk pekerjaan yang kompleks). Apabila cara lelang sulit dilaksanakan atau tidak menjamin tercapainya tujuan, maka dilakukan dengan membandingkan penawaran beberapa pemasok barang/jasa yang memenuhi persyaratan dengan penawaran harga atau persyaratan teknis dan harga, serta negosiasi yang kompetitif. baik teknis maupun harga, dilakukan agar diperoleh harga yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.
Yaitu pembelian barang/jasa yang penyedia barang/jasanya ditentukan oleh kepala kantor/satuan kerja/pimpinan proyek/bagian proyek/pejabat yang disamakan/ditunjuk. Pembelian barang/jasa yang memenuhi persyaratan hanya 1 (satu) peserta setelah pelaksanaan Pelelangan; atau. Rumah Sakit/Apotek memproduksi sendiri obat, alat kesehatan, dan perbekalan lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan.
Obat-obatan tidak tersedia di pasaran atau dalam formula khusus rumah sakit 3. Sumbangan pada dasarnya bukanlah suatu sistem perolehan barang, melainkan merupakan penerimaan barang atau jasa dalam bentuk sumbangan. untuk kebutuhan jangka pendek, modal terbatas, ED singkat, lokasi supplier terjangkau). pengadaan dalam jumlah besar, antisipasi kenaikan harga, diskon untuk pembelian dalam jumlah besar). dari pemasok yang dititipkan, untuk produk baru) 6. membeli dalam jumlah kecil dari apotek lain, atau dari pemasok dengan bekerja sama dengan apotek lain, untuk obat yang mahal). Pada bab III mahasiswa akan mengenal sistem metode yang digunakan dalam inventarisasi barang yaitu metode analisis ABC dan metode vendor. Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa mampu menggunakan berbagai sistem inventarisasi untuk menganalisis pola konsumsi dan jumlah total konsumsi semua jenis obat.
METODA ABC
- PELAYANAN OBAT TUNAI DENGAN RESEP DOKTER
 - PELAYANAN OBAT KREDIT DENGAN RESEP DOKTER
 
Penetapan standar pelayanan kefarmasian di apotek bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien. Penanganan obat dan perbekalan kesehatan yang dilakukan di Apotek sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, meliputi: perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pelayanan. Metode just in time dilakukan pada saat obat dibutuhkan dan obat tersedia di apotek dalam jumlah terbatas.
Di apotek, perencanaan pembelian perbekalan farmasi seperti obat dan alat kesehatan dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai obat yang akan dipesan. Pembelian perbekalan farmasi di apotek dilakukan oleh unit pembelian, meliputi pembelian obat bebas, obat bebas dalam jumlah terbatas, obat keras tertentu, narkotika dan psikotropika, serta alat kesehatan. Pembelian barang dapat dilakukan di Apotek lain terdekat, tergantung jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan, tanpa kelebihan stok di Apotek.
Barang dagangan yang tidak sesuai dengan invoice harus dikembalikan untuk mencegah praktik penyalahgunaan narkoba oleh sebagian pelanggan. Perbekalan farmasi yang diterima kemudian disimpan di toko obat sesuai urutan abjad yang tersedia di apotek, sehingga terlebih dahulu diisi berkas inventaris yang memuatnya. Penyimpanan barang di apotek dilakukan dengan sistem FIFO (first in first out) dan FEFO (first expired first out).
Sistem ini digunakan agar peredaran barang di apotek terpantau dengan baik sehingga meminimalisir jumlah obat yang mendekati tanggal kadaluarsa. Resep obat kuat, psikotropika, dan narkotika disimpan di apotek minimal 3 tahun kemudian dimusnahkan (dibakar atau dengan cara lain). Penerapan Standar Kefarmasian di Apotek hendaknya didukung oleh tersedianya sumber daya kefarmasian yang berorientasi pada keselamatan pasien.
Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien. Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilakukan evaluasi terhadap mutu pelayanan kefarmasian. Pemberian pelayanan kefarmasian di apotek harus menjamin tersedianya sediaan farmasi, alat kesehatan, dan obat-obatan yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau. bahan jaminan medis habis pakai. CARA MENENTUKAN HARGA OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI APOTIK DAN CARA MENGHITUNG PAJAK DI APOTIK.
PPN di apotek dikenakan atas dasar penyerahan Barang Kena Pajak dalam daerah pabean oleh pengusaha. Proses PDCA dalam rangka pelayanan kefarmasian di apotek dapat dilakukan dengan langkah-langkah khusus sebagai berikut. Untuk keberhasilan penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, diperlukan komitmen dan kerjasama seluruh pihak.
Aspek teknis yang dimaksud disini adalah kondisi fisik dan peralatan yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di apotek.