• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Ilmu Al- Qur‟an dan Tafsir (IAT) Jurusan Ushuluddin dan Dakwah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Program Studi Ilmu Al- Qur‟an dan Tafsir (IAT) Jurusan Ushuluddin dan Dakwah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Larangan riba sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an didahului oleh bentuk-bentuk larangan lainnya yang dalam praktiknya merupakan praktik sosial ekonomi masyarakat terdahulu, yang secara luas menimbulkan dampak yang besar bagi masyarakat. Bagaimana konsep bunga menurut Sayyid Kut}b dalam tafsir Fi> Zila>lal-Qur'an. Apa persamaan dan perbedaan kepentingan penafsiran al-Mis}bah dan Fi> Zhila>l al-Qur'an.

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi dunia pendidikan dan mampu menyampaikan kajian baru kepada peneliti selanjutnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan teologis baru yang kokoh serta wawasan dan gaya berpikir terkini sehingga mampu menjelaskan konsep Al-Qur’an sebagaimana mestinya, tanpa adanya ketimpangan dalam penerapan hukum agama Islam. .

SistematikaPembahasan

Langkah pertama adalah memahami konsep riba secara umum dan mengetahui dalil-dalil sebagai landasan teori dalam Al-Qur'an dan hadis. Maka yang penulis kumpulkan adalah data dan literatur yang berkaitan dengan sejarah hidup kedua tokoh tersebut sebagai bahan dan pendekatan sejarah dalam penelitian ini. Langkah keempat adalah menganalisis secara cermat konsep riba dari sudut pandang kedua tokoh tersebut, sehingga dapat ditemukan persamaan dan perbedaan pendapat mengenai makna riba sebagai kajian perbandingan dalam penelitian ini.

PENDAHULUAN

BAB IV :PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA PENAFSIRAN QURAISH SHIHAB DAN SAYYID QUT{B TENTANG RIBA

PENUTUP

Karya karya M.Quraish Shihab

Pada tahun 1918, ia berhasil menyelesaikan pendidikan dasarnya. Pada tahun 1921, Sayyid Qut}b berangkat ke Kairo untuk melanjutkan pendidikan di madrasah Tsanawiyah. Semasa hidupnya, Sayyid Qut}b menghasilkan lebih dari dua puluh karya di berbagai bidang. Selama di penjara pada tahun 1954 hingga 1966, Sayyid Qut}b terus menghasilkan karya-karyanya.

Abdul Salam Arif, presiden Irak, meminta pemerintah Mesir membebaskan Sayyid Qut}b tanpa tuduhan.

Karya-karya Sayyid Qut}b

Tidak semua niat baik bisa diterima dengan baik. Hukuman yang diterimanya kali ini bahkan lebih berat dari seluruh hukuman yang diterima Sayyid Qut}b sebelumnya. Ia dan dua rekan seperjuangannya dijatuhi hukuman mati.36 Meskipun berbagai kelompok komunitas internasional mengkritik Mesir atas hukuman tersebut, Mesir tetap teguh pada pendiriannya. Al-At}yaf al-'Arba'ah, ditulis bersama saudara-saudaranya: Aminah, Muhammad dan Hamidah, terbit tahun 1945. T{ifl min al-Qoryah, berisi tentang gambaran desanya dan catatan tentang masa kecilnya di desa , diterbitkan pada tahun 1946.

Al-Madi>nah al-Manshu>rah, cerita khayal yang mirip dengan kisah Seribu Satu Malam, diterbitkan pada tahun 1946. Masha>hid al-Qiya>mah fi> al-Qur'an, bagian kedua perpustakaan baru seri al-Quran diterbitkan pada bulan April 1947.38. Rauz}at al-T{ifl, ditulis bersama Amina al-Said dan Yusuf Murad, diterbitkan dalam dua episode.

Al-'Adalah al-Ijtima>'iyyah fi> al-Islam, buku pertama Qut}b tentang pemikiran Islam, diterbitkan pada tahun 1949. Dira>sah al-Islamiyah, kompilasi berbagai artikel yang disusun oleh Muh}ib al-Din al-Kha>tib, terbit tahun 1953. Khasaish al-Tas}awwur al-Islami wa Mukawwimatuhu, bukunya yang mendalam membahas pembahasan ciri-ciri iman dan unsur-unsur dasarnya Al-Isla >m ue Mushkilat al- H {adharah.

Pengertian Riba Menurut Bahasa dan Istilah 1.Riba Menurut Bahasa dan Istilah

  • Macam-macam Riba

Manakala dalam riba, pemiutang tidak kisah untuk apa wang itu digunakan, jika digunakan untuk modal berniaga (perniagaan), pemiutang tidak kisah dan tidak bertanggungjawab sekiranya berlaku kerugian. Imam Ibn Rushid al Ma>lik berkata: Jika anda meneliti pelbagai sebab mengapa perniagaan diharamkan dalam Syariah, dan sebab-sebab tersebut berlaku untuk semua perniagaan, nescaya anda akan dapati sebab-sebab yang diringkaskan dalam empat perkara: a. Pemberi riba menggunakan wang mereka untuk memerintahkan orang lain menggunakannya dan cuba mengembalikannya dengan jumlah tambahan yang ditentukan oleh pemilik wang, contohnya dua puluh lima peratus daripada jumlah wang yang dipinjam.

Masalahnya siapa yang bisa menjamin bahwa usaha yang dijalankan orang itu akan menghasilkan keuntungan lebih dari dua puluh lima persen. Setiap orang, terutama yang beragama, mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi esok atau lusa, apakah suatu usaha untung atau rugi. Para ulama sepakat bahwa riba terbagi menjadi dua bagian, yaitu riba fad}l dan riba nasi'ah.

Ribafad adalah jual beli yang mengandung unsur riba pada barang sejenis dengan penambahan salah satu barang tersebut. Apabila yang diperdagangkan membeli dan menjual barang sejenis, maka barang yang ditimbang terlalu besar, barang yang diukur terlalu besar, dan barang yang diukur terlalu besar. Riba nasi’ah adalah mengutamakan pembayaran si pengangkut, mengutamakan suatu benda dibandingkan utang atas benda yang ditimbang atau ditimbang jenisnya berbeda atau berbeda dengan yang diukur dan ditimbang sejenisnya.

Contoh pembelian dan penjualan yang tidak diberi bobot seperti pembeli semangka untuk semangka dibayar dalam satu bulan.

Ayat-Ayat Riba dalam al-Qur ’ an

Artinya: “Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan) makanan yang baik-baik (yang dahulunya dihalalkan) dan karena mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan karena mereka memakan riba, padahal sebenarnya riba itu. telah diharamkan atas mereka, dan kerana mereka memakan harta manusia dengan jalan yang bathil. Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka siksa yang pedih." Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”.

Maksudnya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba hanya dapat berdiri seperti pendirian orang yang kemasukan syaitan kerana (tekanan) kebodohan. Syarat mereka adalah kerana mereka mengatakan (berpendapat) bahawa jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan dan mengharamkan jual beli. Kemudian dia berhenti, maka baginya apa yang telah berlalu dan urusannya di sisi Allah dan sesiapa yang kembali lagi, mereka adalah penghuni neraka selama-lamanya di dalamnya.

Allah akan menghapuskan riba dan melipatgandakan sedekah, dan Allah tidak menyukai orang-orang kafir dan berdosa." di sisi Allah.

Riba menurut para ulama

Sedangkan sedekah dengan mengharap keredhaan Allah tanpa mengharap pahala, oranglah yang melipat gandakan kebaikan. 59. Ayat ini merujuk kepada kekufuran orang-orang yang mengamalkan riba, bahkan kekufuran berganda-ganda seperti dalam perkataan kaffar. Dalam ayat sebelumnya diterangkan ancaman kepada orang-orang yang kufur dan selalu berbuat dosa, maka dalam ayat ini janji diberikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal soleh serta menunaikan sepenuhnya perintah Allah.

Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridhaan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang melipatgandakan hartanya (QS. al-Ru>m [30]:39). Maka hanya Allah yang melipatgandakan harta bagi orang yang membelanjakannya dengan tujuan untuk mendapat keredhaan dari Allah. Dia juga yang mengurangkan harta orang yang mengamalkan riba bertujuan untuk mendapatkan lebih daripada orang.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu berbahagia (AS. Yakni tidak ada ketaatan kepada Allah dan Rasul bagi orang-orang yang menerapkan sistem riba, maka datanglah perintah untuk bertanding. untuk memperoleh keampunan dan syurga yang luas disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.Ia juga menjelaskan sifat orang-orang yang bertakwa "iaitu mereka yang membelanjakan hartanya baik di waktu lapang mahupun di waktu susah".84.

Orang-orang yang beriman, mengerjakan amal soleh, mendirikan solat dan menunaikan zakat mendapat pahala dari Tuhan mereka. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak (meninggalkan sisa riba), ketahuilah bahawa Allah dan RasulNya akan memerangi kamu

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

Persamaan Antara Konsep Riba Menurut M. Quraish Shihab dan Sayyid Qut}b

Riwayat yang menyebutkan riba dikalikan pada masa turunnya Al-Qur'an, antara lain: dari Ibnu Zaid bahwa bapaknya menyatakan bahwa riba dikalikan pada masa turunnya Al-Qur'an pada masa Jahiliyah dan zaman binatang. Riba yang diharamkan oleh Allah SWT adalah yang diamalkan pada masa jahiliyah yaitu seseorang mempunyai hutang pada orang lain lalu pemberi pinjaman berkata kepadanya “itulah tambahan bagimu. Diriwayatkan dari Qatadah bahwa riba pada masa itu Zaman Jahiliyah adalah penjualan seseorang kepada orang lain dengan pembayaran sampai jangka waktu tertentu.

Namun teks tersebut bukanlah sebuah ayat, yakni sekadar menjelaskan jenis riba yang sering dilakukan pada masa turunnya ayat Al-Qur'an, yaitu pada masa Jahiliyah. Umat ​​Islam dilarang mengambil riba dalam bentuk apapun, larangan ini secara tegas tertuang dalam Al-Qur'an dan Hadits. Larangan riba yang terdapat dalam Al-Qur’an diberikan secara bertahap seperti halnya larangan khomer95, yaitu melalui empat tahap.

Quraish Shihabi memberikan pembahasan bahwa lazimnya Al-Qur’an memadukan sesuatu dengan lawannya yaitu bunga dengan zakat dan sedekah, sehingga perbandingan tersebut diharapkan dapat mengarahkan mereka untuk memilih yang terbaik, jika ayat yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan ancaman bagi orang-orang yang senantiasa kafir dan selalu berbuat maksiat, maka dalam ayat ini diberikan janji kepada orang-orang yang beriman, beramal shaleh dan mengeluarkan zakat senantiasa, menunaikan zakat dengan sempurna agar mereka mendapat pahala yang tidak hilang atau berkurang. Zakat juga mengatur bagi pemilik harta untuk menekan penggunaan harta pada aspek kemaslahatan, yaitu aspek yang sesuai dengan ketentuan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Berbeda dengan Sayyid Qut}b dalam Fi> Zila>lal-Qur'an yang dengan gamblang menerangkan ayat ini, orang yang bersalah dikritik dan diancam dengan sengat yang pedih di dunia dan di dunia.

Perlu digarisbawahi bahwa dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an, Quraish Shihab menekankan pada aspek kebahasaan101, yaitu menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan kata-kata, sehingga mudah dipahami maksud dan tujuan ayat-ayat tersebut. adalah. Sebagaimana diketahui bahwa Al-Qur'an merupakan sumber hukum sekaligus pedoman hidup semua manusia, dari masa lalu hingga masa depan, bahkan hingga tidak ada lagi kehidupan yang tersisa. Jadi Al-Qur'an tidak bisa dikalahkan. dalam konteks sosial apa pun dan kapan pun, sebagaimana ayat-ayat yang membahas riba yang digunakan dalam ilmu ekonomi perbankan hingga saat ini, padahal banyak pertentangan dan perbedaan.

KESIMPULAN

SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Erosional surfaces - saline and non-saline interfluves and plains below low hills and stripped margins; - low hills, stony rises and stripped surfaces marginal to other units, short