PROPOSAL RENCANA USAHA PEMBESARAN IKAN LELE (Clarias sp) DENGAN KOLAM TERPAL DI BANJARBARU, KALIMANTAN
SELATAN
Disusun Oleh :
MUHAMMAD TEGAR ALIF SUHARDI / 54184112389
PROGRAM DIPLOMA IV
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
JAKARTA 2022
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Ikan lele menjadi salah satu komoditas air tawar yang kini mulai digemari dan permintaannya di berbagai daerah semakin meningkat terutama bagi masyarakat Kalimantan Selatan yang semula tidak mengkonsumsi ikan lele. Kota Banjarbaru dengan komposisi masyarakatnya yang plural menjadi pioner dalam mempopulerkan ikan lele termasuk dalam hal budidayanya.
Sebagai gambaran, saat ini produksi ikan lele di Provinsi Kalimantan Selatan sekitar 60 – 70 ton/tahun. Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi sumberdaya perairan yang dapat dimanfaatkan untuk usaha perikanan, yakni seluas 20.000 km2 untuk perikanan laut dan 10.595,35 km2 untuk perikanan darat.
Selain itu, permintaan ikan lele juga relatif tinggi dan semakin meningkat, peningkatan permintaan ikan lele berasal dari sekitar 25.000 pedagang warung pecel lele, dan rumah makan yang menyediakan menu olahan ikan lele . Selain itu ikan lele memiliki banyak manfaat dengan kandungan gizi yang tinggi dan merupakan komoditas ikan air tawar yang mudah berkembang biak, pertumbuhannya cepat,toleran terhadap mutu air yang kurang baik dan relatif tahan terhadap penyakit.. Kandungan nutrisi yang dimiliki ikan lele antara lain Kalori 217, Protein 26.7g, Karbohidrat: 0.0g, Total Fat: 11.5g, Fiber: 0.0g, Excellent sumber Selenium (20.7mcg) dan Vitamin B12 (4mcg). Sumber yang baik Kalium (459mg), dan Niacin (3.6mg).
Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan Leusin dan Lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot.
Kolam terpal merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan terutama dikarenakan kegiatan pembesaran dilakukan di daerah perkotaan yang menyebabkan lahan cenderung lebih sempit sehingga perlu dicari
alternatif yang dapat memanfaatkan lahan yang sempit namun juga bisa dipindah-pindah.
Atas dasar diatas maka perlu dilakukan usaha budidaya lele di daerah Mandiangin, Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan untuk mendukung kebutuhan bahan pangan pokok yang memiliki gizi dan manfaat tinggi bagi konsumen. Selain itu ikan lele memili harga yang tidak mahal, sehingga seluruh kalangan masyarakat di sekitaran Mandiangin dapat mengonsumsi ikan lele.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya perencanaan usaha ini adalah :
1) Memenuhi permintaan pasar terhadap permintaan ikan lele yang tinggi
2) Membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat umum yang ingin bekerjasama dengan kami.
3) Menjadi sebuah usaha yang mampu meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha
4) Memberikan produk ikan lele yang berkualitas baik 1.3. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini adalah kegiatan pengelolaan bibit ikan lele yang dipelihara sebaik mungkin di Mandiangin untuk menghasilkan ikan lele yang berkualitas hingga berukuran ikan konsumsi agar kemudian dapat didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
‘
2. Pembahasan
2.1. Analisis SWOT Pembesaran Ikan Lele Di Banjarbaru
Strength Weakness
Bahan Baku berupa bibit lele yang mudah di dapat dan mudah dalam hal pembudidayaanya
Kualitas hasil panen baik
Permintaan pasar yang tinggi dan kurangnya pembudidayaan ikan lele di desa papringan dan sekitarnya
Harga yang ditawarkan kompetitif dan terjangkau
Belum memproduksi olahan ikan lele
Penentuan harga dasar yang bisa mencakup seluruh lapisan masyarakat
Kerugian jika musim hujan tiba, air kolam akan naik dan lele akan keluar dari kolam, sehingga dibutuhkan sirkulasi kolam yang baik.
Opportunities Threats
Tidak ada UKM pembudidaya ikan lele di sekitar Mandiangin
Permintaan pasar yang tinggi dari berbagai daerah
Munculnya pesaing yang menggunakan bahan baku yang sama
Persaingan harga pasar setelah muncul pesaing baru
Krisis ekonomi global yang dapat memperburuk pendapatan
2.2. Waktu Dan Tempat
Usaha budidaya pembesaran ikan lele ini akan dilakukan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Lele akan dipelihara secara berkala dan berkelanjutan selama ±4 bulan/Siklus di mana satu akan digunakan untuk persiapan lahan, wadah, dan media dan masa pemeliharaan selama 3 bulan.
2.3. Target Produksi
No Parameter Satuan Jumlah
1 DOC Hari 90
2 Padat Tebar ekor/m2 250
3 FCR 1,5
4 SR % 83
5 Biomassa Ton 0,6
6 ABW G 250
2.4. Proyeksi Keuangan Proyeksi Keuangan
Modal usaha didapat dari:
a. Modal pribadi
b. Pinjaman dari teman-teman, keluarga dan investor
3. Analisis Usaha
Untuk menganalisa suatu usaha perlu menentukan biaya produksi yaitu biaya tetap (investasi) dan biaya variabel (operasional). Biaya produksi merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk melakukan usaha. Biaya tetap merupakan biaya yang penggunaanya tidak habis dalam satu musim produksi, sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang habis dalam satu musim produksi atau biaya yang dapat berubah tergantung kuantitas produksi.
Analisis finansial sangat dibutuhkan dalam usaha apapun untuk mengetahui tingkat efisiensi, serta tingkat keberhasilan usaha dan layak tidaknya usaha tersebut untuk dijalankan.
Tabel 1. Biaya Tetap
Biaya Tetap No Nama
Barang/Kebutuhan
Kuantitas Satuan Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1 Sewa Tanah 3 Tahun Rp 600.000.- Rp 1.800.000,- 2 Pembuatan kolam :
Batu bata 850 Buah Rp 500,- Rp 425.000,-
Semen 2 Karung Rp 68.000,- Rp 136.000,-
Pasir 1 Bak Rp 160.000,- Rp 160.000,-
Kapur 1 Karung Rp 8.000,- Rp 8.000,- Terpal 4(3x4 m) Buah Rp 75.000,- Rp 300.000,- Tukang 1 Orang Rp 50.000,- Rp 50.000,-
3 Pralon 2 Buah Rp 23.000,- Rp 46.000,-
4 Jaring 4 Buah Rp 45.000,- Rp 180.000,-
5 Ember 5 Buah Rp 18.000,- Rp 90.000,-
6 Timbangan 1 Buah Rp 400.000,- Rp 400.000,-
7 Bambu 4 Buah Rp 12.000,- Rp 48.000,-
8 Drigen 10 Buah Rp 30.000,- Rp 300.000,-
9 Paku 2 Kg Rp 5.000,- Rp 10.000,-
10 Pemberian Gaji Karyawan
3 Bulan Rp 300.000,- Rp 900.000,-
Jumlah Rp 4.263.000,-
Biaya Variabel No Nama
Barang/Kebutuhan Kuantitas Satuan Harga Satuan
(Rp) Jumlah (Rp)
1 Pembelian Bibit 3000 Ekor Rp 150,- Rp 450.000,-
2 Pakan 10 Karung Rp 250.000,- Rp 2.500.000,-
3 Obat-obatan/vaksin 2 Botol Rp 20.000,- Rp 40.000,-
4 Biaya Panen Rp 50.000,- Rp 50.000,-
Jumlah Rp 2.040.000,-
Biaya Transportasi No Nama
Barang/Kebutuhan
Kuantitas Satuan Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1 Biaya Transportasi 3 Bulan Rp 100.000,- Rp 300.000,- 2 Biaya Lain-lain 3 Bulan Rp 20.000,- Rp 60.000,-
Jumlah Rp 360.000,-
3.1. Analisis Biaya Investasi
Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
= (Rp 2.463.000) + (Rp 4.290.000 + Rp 360.000) = Rp.
5.393.000 7.113.000 +
HPP (Harga Pokok Penjualan)
HPP =
=
= Rp. 2.157 per ekor
2500 menunjukan estimasi jumlah lele dengan target SR 83% dari 3000 ekor, karena lele merupakan karnivora dan dalam pembudidayaan tak jarang ditemukan banyaknya kanibalisme, ikan lele yang menjadi mangsa ikan lele lain.
Harga per ekor adalah Rp.3.000, untuk 4 ekor sama dengan 1 kg ikan lele sehingga 1 kg ikan lele akan kami jual dengan harga Rp.15.000.
3.2. Total Penerimaan (TR)
Total Penerimaan = Harga (P) x Jumlah Produksi (Q)
= Rp 14.000,00 x 625
= Rp 8.750.000
3.3.Pendapatan
Pendapatan = Penerimaan (TR) – Biaya Total (TC)
= Rp 7.500.000 – Rp 5.393.000 6.303.000
= Rp 1.107.000 1.197.000 3.4.R/C Ratio (Nilai Kelayakan Suatu Usaha)
R/C Ratio = TotalTotalBiayaPenerimaanProduksi
=
= 1,39> 1
B/C Ratio =
=
= 0,39> 0
Analisis R/C Ratio merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu unit usaha mengalami kerugian, impas atau untung.
Analisis R/C Ratio merupakan analisis yang membagi antara penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Jika hasil yang diperoleh lebih besar dari satu maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan, jika diperoleh sama dengan satu maka usaha tersebut impas, dan apabila yang diperoleh kurang dari satu maka usaha tersebut mengalami kerugian. Perhitungan analisis R/C Ratio diatas diperoleh bahwa nilai R/C Ratio sebesar 1,39 Nilai tersebut lebih dari satu, maka usaha pembudidayaan ikan lele kami layak untuk dijalankan karena mendapatkan keuntungan.
3.5.Analisis Break Event Point (balik modal)
BEP = Keuntungan bersih 1 bulan x berapa kali produksi dalam 1 bulan
< x 2) x 2 bulan 5.393.000 < 8428.000
Dalam waktu 2 bulan atau 3-4 kali panen, maka Break Event Point modal awal kami akan kembali. Ini yang menjadi penguat untuk tetap membuka usaha ini.
3.6.Analisis Payback Period Usaha
Payback period (PP) adalah suatu cara yang ditujukan pada pelunasan biaya investasi oleh keuntungan atau dengan kata lain waktu yang diperoleh untuk mengembalikan modal yang ditanam. PP dapat dihitung dengan;
PP = 0,7. Artinya, dibutuhkan 8 bulan agar biaya investasi dapat kembali.
Referensi
Kementrian Kelautan Perikanan, 2019. Profil Peluang Investasi dan Potensi Usaha Provinsi Kalsel Tahun 2019. Kalimantan Selatan.