• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Hibah Bersaing - Repository Universitas Tadulako

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Proposal Hibah Bersaing - Repository Universitas Tadulako"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

Produk bawang goreng Sulawesi Tengah merupakan salah satu produk hortikultura unggulan yang berpotensi menjadi komoditas ekspor, namun ketersediaan bahan baku dari bawang merah varietas Lembah Palu baik dari segi kuantitas, kualitas dan kontinuitas menjadi yang utama. permasalahan dalam perkembangan industri bawang goreng. Hal ini disebabkan penerapan sistem budidaya yang kurang optimal karena tidak mengikuti standar Good Agricultural Practice (GAP), sehingga produktivitas masih rendah, baik yang khusus dikembangkan pada kondisi agroekosistem kering maupun di lahan persawahan. Penelitian III. Tahapan yang dilakukan pada tahun 2015 ini bertujuan untuk mencari rekomendasi umur panen, lama penyimpanan umbi dan cara penyimpanan umbi yang benar sehingga dapat menjadi acuan pengembangan bawang merah lembah palu.

Penelitian Tahap III (2015) melakukan percobaan dengan tujuan: (1) menguji kriteria kematangan fisiologis dan umur panen terhadap kapasitas tumbuh, viabilitas dan vigor benih bawang merah 'dalhammer', dan (2) menguji metode dan lama penyimpanan benih bawang merah 'dalhammer'. tingkat perkecambahan, vigor dan viabilitas benih bawang merah lembah palu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan rancangan faktorial (dua faktor) dengan tiga ulangan. Indikator hasil penelitian tahap III ini adalah rekomendasi kriteria panen dan umur panen terbaik untuk menghasilkan bawang merah 'Valley Hammer' kualitas terbaik sebagai sumber benih, serta cara dan lama penyimpanan 'Valley Hammer' terbaik. bawang merah untuk menghasilkan benih yang bermutu, yang merupakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan dan hasil bawang merah yang tinggi.

Selanjutnya pada tahun ketiga (terakhir) akan dihasilkan output berupa Buku Panduan Umum Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) untuk pengembangan sistem budidaya bawang merah lembah palu. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan pada Seminar Nasional Masyarakat Hortikultura (Perhorti) yang dilaksanakan pada bulan September 2015.

PENDAHULUAN

Keanekaragaman bawang merah di Lembah Palu toleran terhadap kondisi kelembaban tanah rendah (50% RH) dan kondisi kelembaban tanah tinggi (>100% RH) (Muhammad-Ansar et al., 2012). Panduan Penelitian Dalam Rangka Penyiapan Sistem Budidaya GAP (Good Agricultural Practice) Varietas Bawang Merah di Lembah Palu. Uji coba teknologi pengelolaan air dan irigasi pada budidaya bawang merah varietas Lembah Palu pada lahan kering.

Uji Coba Teknologi Modifikasi Lingkungan Mikro pada Areal Tanam Bawang Merah Lembah Palu di Sawah. Diagram Alir (Fishbone) sistem kegiatan penelitian penyusunan GAP (Good Agricultural Practice) sistem budidaya bawang merah varietas 'palu lembah' (bahan baku bawang goreng) di Sulawesi Tengah. Pengaruh umur panen umbi terhadap waktu berkecambah dan nilai penyusutan umbi bawang merah lembah palu.

Namun faktor terpisahnya umur panen dan lama penyimpanan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap berat kering benih bawang merah asal Lembah Palu. Pengaruh lama penyimpanan benih terhadap waktu berkecambah dan nilai penyusutan umbi bawang merah.

TINJANUAN PUSTAKA

Konsep GAP (Good Agricultural Practice)

Aspek Agronomi Tanaman Bawang Merah

Bawang Merah Varietas Lembah Palu

Vigor Benih

Peranan Air Bagi Tanaman Bawang Merah

Peranan Unsur Hara bagi Tanaman Bawang Merah

Peranan Pupuk Organik

Roadmap Penelitian Bawang Merah Varietas Lembah Palu

METODE PENELITIAN

  • Pelaksanaan Penelitian
  • Topik Percobaan Tahap III
  • Parameter Pengamatan
  • Analisis Data

Pada tahun 2014 (Hibah Unggulan Pendidikan Tinggi Tahap II), dilakukan penelitian dengan topik sebagai berikut: (1) Uji coba teknologi pemupukan spesifik lokasi pada varietas Lembah Palu pada areal penanaman bawang merah dalam kondisi tertentu. Penelitian II. fase dengan topik: Pengujian pemupukan spesifik lokasi untuk pengembangan bawang merah 'Lembah Palu'. Mutu benih fisiologis yang terdiri atas: kadar air umbi, kapasitas tumbuh dan laju pertumbuhan benih bawang merah 'pallet valley'.

Untuk menguji metode dan lama penyimpanan benih terhadap kapasitas pertumbuhan benih Bawang Merah varietas Lembah Palu. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan umur panen umbi dan lama penyimpanan umbi tidak berpengaruh nyata terhadap perkecambahan benih bawang merah valley hammer. Demikian pula lama penyimpanan umbi tidak berpengaruh nyata terhadap perkecambahan, namun waktu panen mempunyai pengaruh nyata terhadap perkecambahan benih bawang merah 'valley hammer'.

Rata-rata daya berkecambah, berat kering biji dan nilai penyusutan umbi pada perlakuan umur panen umbi bawang merah 'Lugina Palu'. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi perlakuan umur panen umbi dan lama penyimpanan umbi, serta faktor tunggal umur panen tidak berpengaruh nyata terhadap lama perkecambahan benih bawang bombay 'valley hammer'.' . . Gambar 1 menunjukkan bahwa umur panen umbi akan mempengaruhi waktu perkecambahan dan nilai penyusutan umbi bawang bombay 'valley hammer'.

Sebaliknya, semakin lamanya waktu panen akan mengakibatkan bertambahnya waktu perkecambahan bawang merah lembah palu, baik yang relatif sama maupun tidak berbeda. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi umur panen umbi dan lama penyimpanan umbi tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering bibit bawang merah Lembah Palu umur 14 hari setelah tanam. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa interaksi umur panen umbi dan lama penyimpanan umbi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai penyusutan bawang merah 'dalhammer'.

Penyusutan umbi bawang merah 'valley hammer' ditemukan paling kecil atau paling sedikit pada penyimpanan jangka panjang 30 jam (6,60. Rata-rata waktu berkecambah, laju perkecambahan, berat kering benih dan nilai kehilangan benih pada penyimpanan jangka panjang. Gambar 2 menunjukkan, waktu penyimpanan tersebut jumlah umbi akan mempengaruhi waktu berkecambah dan nilai penyusutan umbi bawang merah Lembah Palu.

Berdasarkan analisis ragam terlihat bahwa interaksi umur panen dan lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap vigor dan viabilitas umbi bawang merah. Interaksi antara umur panen dan lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap vigor dan viabilitas umbi bawang merah lembah palu, namun terdapat kecenderungan lama penyimpanan 60 hari pascapanen dan lama panen 75 hari pascapanen. , sehingga waktu perkecambahan lebih cepat.

HASIL DAN PEMBAHSAN

Daya Kecambah

Hasil uji BNJ α 0,05 (Tabel 1) menunjukkan umur panen umbi 60-65 hari setelah tanam menghasilkan daya kecambah umbi bawang merah 'valley hammer' yang lebih tinggi dan berbeda nyata dengan umur panen 75 hari setelah tanam, namun tidak berbeda nyata dengan umur panen 65 hari setelah tanam. . Benih yang berkualitas tidak lepas dari viabilitas dan vigor yang tinggi, dan salah satu faktor yang menentukan viabilitas dan vigor benih adalah waktu panen yang tepat dimana benih mencapai kematangan fisiologis (Hasanuddin dkk, 2012). Keterangan : Angka mean yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ α sebesar 0,05.

Waktu Berkecambah

Menurunnya penyusutan umbi pada umur panen setelah 65 hari setelah tanam dari (13,7%) hingga terendah pada umur 75 hari setelah tanam (5,6%), disebabkan oleh proses pembesaran dan pengisian umbi dengan karbohidrat yang dihasilkan maksimal melalui fotosintesis. sehingga umbi menjadi lebih padat dan tebal. memperlambat penurunan bobot umbi.

Kecepatan Berkecambah

Pada proses pemasakan benih terjadi perubahan-perubahan tertentu pada sifat benih dan buah, antara lain perubahan ukuran benih, kadar air, berat kering, dan kekuatan benih.

Berat Kering Bibit

Nilai Susut Umbi

Cara penyimpanan umbi bawang merah secara tradisional yaitu dengan menggantungkannya pada para-para atau pada dinding luar rumah dapat menyebabkan penurunan bobot atau penurunan bobot umbi hingga 25%, namun penurunan bobot dapat dikurangi hingga 10-17%. dikendalikan oleh lingkungan, melalui pengaturan suhu dan kelembaban tempat penyimpanan (Syarief, 1992). Penyimpanan secara tradisional dapat mempertahankan kondisi bawang merah selama 6 (enam) bulan dengan penurunan bobot sekitar 25% (Sunarjono dan Soedomo, 1983). Waktu yang dibutuhkan umbi bawang merah untuk berkecambah lebih singkat yaitu 3,97 hari pada lama penyimpanan 60 hsp.

Sebaliknya nilai penyusutan umbi mengalami peningkatan pada lama penyimpanan benih terlama, tertinggi pada umur 60 hari setelah tanam yaitu 13,55%. Meningkatnya penyusutan umbi pada lama penyimpanan benih disebabkan oleh adanya proses respirasi yang terus menerus pada umbi sehingga mengubah cadangan karbohidrat pada umbi bawang merah. Meskipun benih yang belum mencapai kematangan fisiologis dapat berkecambah, namun vigor benih rendah dan daya kecambahnya lebih lemah dibandingkan benih yang telah mencapai kematangan fisiologis.

Benih yang mempunyai viabilitas dan vigor tinggi ditunjukkan dengan kemampuan tumbuh diatas 80% (Sutopo, 2002). Benih bawang merah bersifat higroskopis, sehingga benih akan rusak tergantung pada tingginya faktor kelembaban relatif dan suhu lingkungan tempat penyimpanan benih (Soemardi, 1992). Umur panen 60 hari setelah tanam menghasilkan daya berkecambah dan berat kering benih lebih tinggi dan berbeda nyata dengan umur panen 75 hari setelah tanam, namun tidak berbeda nyata dengan umur panen 65-70 hari setelah tanam.

Umur simpan 60 hsp menghasilkan waktu berkecambah lebih pendek (3,97 hari), daya berkecambah lebih tinggi (26,57% etmal), dengan nilai penyusutan umbi tertinggi (13,55%), namun memberikan bobot kering umbi terendah (1,89 g tanaman). ) -1). Pengaruh lama pemberian air dan dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Kajian pengaruh lama waktu pemberian air, bahan organik dan rhizobium terhadap fiksasi N, pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.

Pertumbuhan, hasil dan kualitas bawang merah pada ketinggian air dan ketinggian tanah yang berbeda. Wahyudi, 2013a. Modifikasi Lingkungan Mikro Menggunakan Penutup Plastik dan Mulsa untuk Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Lembah Palu di Agroekosistem Sawah. Wahyudi, 2013b Pengaruh Lama Waktu Pemberian Air Irigasi Kincir, Pupuk Organik dan Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Lembah Palu.

Rawatan penyimpanan mentol bawang merah dengan menyebarkannya di atas lantai kayu (kaedah petani).

Tabel 2.  Rata-rata  waktu kecambah, kecepatan berkecambah, berat kering bibit dan  nilai susut benih pada perlakuan lama simpan umbi bawang merah „lembah  palu‟
Tabel 2. Rata-rata waktu kecambah, kecepatan berkecambah, berat kering bibit dan nilai susut benih pada perlakuan lama simpan umbi bawang merah „lembah palu‟

KESIMPULAN

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait