• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Kewirausahaan

N/A
N/A
Yohanna Manalu

Academic year: 2024

Membagikan "Proposal Kewirausahaan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

SASUMU: SASHIMI SUMATERA UTARA DENGAN CITA RASA TRADISIONAL

OLEH KELOMPOK NANIMAS:

Dini Arianti Hasugian 200708041 Maria Ayustina Doke Ria 200708053 Raissa Ivanka Hutapea 200708063 Yosina Sitanggang 200708071

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTASS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2023

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan proposal kewirausahaan yang berjudul “Sasumu:

Sashimi Sumatera Utara dengan Cita Rasa Tradisional” dengan tepat waktu. Penulis berharap proposal ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca megenai produk kami.

Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Kewirausahaan dan kepada semua pihak yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan proposal ini.

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini.

Medan, 25 Oktober 2023

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ...v

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...3

1.3 Tujuan ...3

1.4 Manfaat ...3

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA...4

2.1 Gambaran Umum Produk ...4

2.2 Desain Logo ...4

2.3 Gambaran Sumber Bahan Baku ...4

2.4 Gambaran Sumber Daya dan Tenaga Kerja ...5

2.5 Potensi Pasar ...5

2.6 Analisis Kelayakan ...6

2.6.1 Penetapan Harga Jual ...6

(4)

iii

2.6.2 Pendapatan dan Keuntungan ...6

2.6.3 Break Even Point (BEP) ...7

2.6.4 Return on Investment (ROI) ...9

2.6.5 Payack Period (PBP) ...9

BAB III METODE PELAKSANAAN ...10

3.1 Lokasi Produksi ...10

3.2 Bahan dan Peralatan ...10

3.2.1 Bahan ...10

3.2.2 Peralatan ...11

3.3 Proses Produksi ...11

3.3.1 Survei Pasar dan Penentuan Target Pemasaran...11

3.3.2 Pembelian Bahan Baku dan Peralatan Produksi ...11

3.3.3 Pembuatan Produk...12

3.3.4 Pengemasan ...14

3.3.5 Pemasaran...15

DAFTAR PUSTAKA ...16

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Potensi Pasar Nani Mas Toba ...5

Tabel 2.2 Analisis SWOT Nani Mas Toba ...6

Tabel 2.3 Pendapatan dan Keuntungan ...6

Tabel 2.4 Arus Kas Nani Mas Toba ...7

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Nani Mas Toba ...4 Gambar 3.1 Kemasan Produk Nani Mas Toba ...15

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Industri pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berperan penting dalam pembangunan industri nasional dan pertumbuhan perekonomian keseluruhan.

Adanya perkembangan industri pangan nasional memunculkan tantangan pasar bebas berupa iklim persaingan yang semakin ketat, sehingga industri pangan dituntut untuk dapat menyediakan produk-produk pangan olahan yang menarik dengan mutu yang baik, bergizi, aman serta memiliki harga jual yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Salah satu industri pangan nasional adalah ikan kalengan. Ikan kalengan merupakan ikan olahan yang dikemas dalam kaleng banyak diproduksi didalam dan diluar negeri. Kelebihan pengemasan ikan dalam kaleng adalah praktis bagi para konsumen dalam memasaknya, dapat disimpan lebih lama dan dapat meminimalisir kontaminasi dari luar seperti bakteri dan mikroorganisme lainnya.

Masyarakat Sumatera yang merantau, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri, telah menyebabkan mereka merasa kehilangan kesempatan untuk menikmati makanan khas Sumatera. Salah satu makanan khas yang mereka rindukan adalah Naniura, namun karena keterbatasan waktu dan akses, mereka seringkali tidak dapat menikmatinya secara reguler.

Hal ini memberi peluang untuk menghadirkan solusi kreatif, yaitu Naniura dalam kaleng. Naniura dalam kaleng atau NaniMasToba menjadi alternatif yang praktis dan tahan lama bagi masyarakat Sumatera yang merantau. NaniMasToba dapat bertahan

(8)

2

hingga satu minggu dalam perjalanan, sehingga para pelancong dapat membawanya pulang ke daerah asal mereka tanpa harus khawatir tentang penyimpanan atau keawetan produk.

Bahan baku utama dari NaniMasToba ini adalah ikan mas, salah satu sumber daya alam yang melimpah di Sumatera Utara. Ikan mas memiliki kualitas dan rasa yang sangat istimewa ketika diolah menjadi produk kalengan. Kualitas ini menjadikan produk NaniMasToba memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran.

Dengan berkembangnya produksi NaniMasToba, para nelayan di Sumatera Utara menjadi penerima manfaat utama. Meningkatnya permintaan akan ikan mas sebagai bahan baku untuk produk NaniMasToba ini telah meningkatkan perekonomian setempat. Hal ini menciptakan lapangan kerja baru, memungkinkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut, dan meningkatkan pendapatan bagi komunitas nelayan.

Selain itu, juga memberikan dorongan ekonomi bagi perusahaan-perusahaan lokal yang terlibat dalam pengolahan ikan mas menjadi produk NaniMasToba.

Dengan kata lain, NaniMasToba tidak hanya memenuhi kebutuhan kuliner dan kenangan para wisatawan serta warga Sumatera yang merantau, tetapi juga memberikan dampak positif secara ekonomi dengan memajukan komunitas lokal dan menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan. Hal ini membuat NaniMasToba menjadi solusi yang berdampak besar bagi berbagai pihak di Sumatera Utara.

(9)

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana menghasilkan produk makanan kaleng dari ikan mas sebagai inovasi potensi lokal Sumatera Utara?

1.3 Tujuan

Tujuan dari proposal ini adalah untuk menghasilkan produk ikan kaleng dari ikan mas danau Toba dengan merek NaniMasToba sebagai salah satu inovasi berbasis potensi lokal Sumatera Utara.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari proposal ini adalah meningkatkan kemampuan berwirausaha terkhusus bagi pelaksana. Selain itu, melalui inovasi produk ini diharapkan meningkatkan kesadaran budaya Batak di kalangan masyarakat luas melalui cita rasa Naniura yang autentik. Serta meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat setempat.

(10)

4 BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Gambaran Umum Produk

Produk yang akan dibuat adalah ikan kalengan. Ikan kaleng adalah salah satu produk hasil pengawetan dan pengolahan ikan yang telah disterilisasi dan dikemas dalam kaleng. jenis ikan yang dibuat dalam produk ini pun berbeda dari jenis ikan kalengan lainnya yang pada umumnya jenis ikan laut, namun kini merupakan jenis ikan tawar. produk ini juga dibuat sebagai salah satu bentuk kearifan lokal budaya yang ada di indonesia yaitu budaya suku Batak Toba dan dikemas dengan sangat efisien agar orang-orang asli suku batak Toba dan orang lain yang berada di luar daerah Sumatera Utara turut serta dapat merasakannya.

2.2 Desain Logo

Gambar 2.1 Logo Nani Mas Toba 2.3 Gambaran Sumber Bahan Baku

Bahan baku utama ikan kalengan ini adalah kaleng dan ikan air tawar yaitu ikan Mas. Ikan mas ini sendiri merupakan spesies ikan yang banyak terdapat di danau Toba

(11)

5

sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat Batak Toba. Adapun bahan pembantu dalam pengalengan adalah air, garam, asam jungga, jeruk nipis, andaliman, kemiri, lengkuas, kunyit, kecombrang, bawang merah, bawang putih, dan cabai merah.

2.4 Gambaran Sumber Daya dan Tenaga Kerja

Proses produksi NaniMasToba (Naniura kalengan) ini dilakukan oleh empat orang mahasiswa Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan masyarakat sekitar Danau Toba. Masyarakat sekitar Danau Toba akan membantu dalam mendapatkan ikan Mas segar sebagai bahan utama dari ikan kalengan ini. Selain itu proses pembuatan dari produk ini akan dipantau ataupun melibatkan orang Batak asli yang mengetahui resep Naniura agar cita rasa aslinya tidak hilang.

2.5 Potensi Pasar

Untuk potensi pasar NaniMasToba ini, kami menguraikan profil target pasar dengan tabel dibawah ini:

Tabel 2.1

Potensi Pasar Nani Mas Toba

Segmentasi Demografis

Usia 18-55 tahun

Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan Segmentasi Geografis -Masyarakat Medan

-Wisatawan Domestik -Wisatawan Internasional

Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan usaha kami, perlu dilakukan telaah mengenai kondisi internal dan eksternal dari usaha yang akan kami jalankan. Berikut ini

(12)

6

adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) NaniMasToba (Naniura kalengan).

Tabel 2.2

Analisis SWOT Nani Mas Toba Strength - Produk dibuat dari Ikan Mas danau Toba

- Produk dibuat dalam bentuk kalengan dan packaging yang unik sehingga memiliki nilai estetika yang mampu

meningkatkan nilai jualnya.

Weakness - Produk kami tergolong baru sehingga belum memiliki citra di pasaran

Opportunity - Bahan baku utama adalah Ikan Mas yang diambil langsung dari danau Toba

- Pemanfaatan media sosial sebagai akses pemasaran produk Threat - Telah ada produk kompetitor ikan kalengan dengan merek

yang telah dikenal masyarakat 2.6 Analisis Kelayakan

2.6.1 Penetapan Harga Jual

Harga NaniMasToba kami ditetapkan berdasarkan perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan dan dipertimbangkan terhadap harga produk di pasar. Harga jual untuk 1 kaleng NaniMasToba adalah Rp 75.000.

2.6.2 Pendapatan dan Keuntungan

Pendapatan dan keuntungan produk NaniMasToba dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.3

Pendapatan dan Keuntungan Produksi 1 Kaleng NinaMasToba

(13)

7

Harga Pokok Produksi (HPP) Rp60.8720

Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp75.000

Produksi NinamasToba dalam 1 Tahun

Satu kali Produksi = 100 Kaleng NinaMasToba

Dalam 1 Tahun 20 kali Produksi = 2000 Kaleng NinaMasToba

Biaya Produksi dalam 1 Tahun Rp121.743.340

Omset dalam 1 Tahun Rp150.000.000

Laba dalam 1 Tahun Rp28.256.6600

Tabel 2.4

Arus Kas Nani Mas Toba

2.6.3 Break Even Point (BEP)

Kegunaan dari menghitung BEP adalah untuk mengetahui kapan hasil usaha yang dilakukan mencapai titik impas. Perhitungan BEP adalah sebagai berikut:

Break Even Point Produksi = Biaya Tetap Produksi/ (Harga Jual per Unit-Biaya Variabel per Unit)

(14)

8

=

4.553.000 :(75.000 - 15.675)

=

4.553.000 : 59.325

=

76,74673409

=

77

Artinya usaha Nani Mas Toba kalengan ini akan mengalami titik impas dalam satu tahun ketika memproduksi 77 kotak dalam satu bulan.

Break Even Point Harga =

Biaya Tetap Produksi/ Margin Kontribusi per unit x Harga per Unit

=

4.553.000 :(75.000 - 15.675) x 75.000

=

4.553.000 : 59.325 (75.000)

=

76,74673409 . (75.000)

=

77 . (75.000)

= 5.775.000

Jadi, perusahaan harus mencapai penjualan sebanyak Rp 5.775.000 agar mencapai BEP (tidak untung dan tidak rugi) dalam sebulan.

(15)

9

2.6.4 Return on Investment (ROI) Return on Investment =

(Keuntungan : Total biaya produksi) x 100%

=

(28.256.660 : 121.743.340) x 100%

=

24%

Artinya dari biaya produksi Rp 121.743.340,- yang dikeluarkan akan diperoleh keuntungan 24%, sehingga harus lebih besar lagi kemampuan usaha Nani Mas Toba Kalengan untuk mengembalikan modal.

2.6.5 Payack Period (PBP) Payback Period (PBB) =

Total Biaya Produksi : Keuntungan

=

121.743.340 : 28.256.660

=

4,3

Artinya, modal usaha Nani Mas Toba akan kembali dalam jangka waktu 4 tahun 6 bulan

(16)

10 BAB III

METODE PELAKSANAAN 3.1 Lokasi Produksi

Lokasi yang menjadi pusat produksi berada di wilayah Samosir.

3.2 Bahan dan Peralatan 3.2.1 Bahan

Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan Naniura yaitu sebagai berikut:

1. Ikan mas segar 2. Andaliman

3. Asam jungga atau jeruk nipis 4. Kemiri

5. Lengkuas 6. Kunyit 7. Bunga rias 8. Bawang merah 9. Bawang putih 10. Cabe merah 11. Bawang 12. Kencur 13. Jahe 14. Garam

(17)

11

3.2.2 Peralatan

Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan Naniura, yaitu:

1. Pisau

2. Papan pemotong

3. Mangkuk besar (untuk merendam ikan) 3.3 Proses Produksi

3.3.1 Survei Pasar dan Penentuan Target Pemasaran

Survei pasar dilakukan untuk mengetahui tingkat kebutuhan konsumen terhadap produk NaniMasToba. Survei pasar juga meliputi pengamatan produk-produk sejenis yang sudah beredar di pasar sehingga ditentukan strategi pemasaran yang efektif.

Adapun target pemasaran NaniMasToba adalah orang-orang yang merantau keluar Sumatera Utara, wisatawan domestik, dan wisatawan internasional.

3.3.2 Pembelian Bahan Baku dan Peralatan Produksi

Ikan mas yang merupakan salah satu produk unggulan dari Samosir, akan kami peroleh dari daerah tersebut. Selanjutnya, proses pengolahan dan pengalengan ikan mas ini akan kami jalankan dalam kolaborasi dengan sebuah perusahan terkemuka yang beroperasi di Kawasan Medan Sunggal. Kerjasama ini merupakan langkah strategi dalam upaya kami untuk meningkatkan kualitas dan distribusi produk NaniMasToba kami ke pasar yang lebih luas, serta memberikan manfaat ekonomi bagi komunitas di dua wilayah ini.

(18)

12

3.3.3 Pembuatan Produk

Penanganan bahan baku mentah ikan sebelum diolah dapat diberi garam dan es.

Pemberian garam memiliki tujuan sebagai pengawet pada ikan saat jarak ikan ditangkap dengan proses pengalengan tidak jauh. Selain itu, pemberian es juga dapat mengawetkan ikan dengan sederhana dan mudah apabila ikan akan disimpan lebih lama sebelum proses pengalengan. Es yang digunakan juga harus memenuhi persyaratan air minum agar terbebas dari kontaminasi. Ikan harus dicuci bersih dan disortir sebelum ke proses selanjutnya. Pada penyimpanan ikan, suhu rendah dapat ditentukan sampai 0°C, jika suhu lebih rendah dapat mengakibatkan slow freezing pada permukaan ikan (Muchtadi, 1995 dikutip dalam Vatria 2006). Pencucian ikan dapat menggunakan rotary drum untuk membersihkan darah maupun sisik yang masih menempel pada ikan. Proses pencucian ikan lebih baik jika menggunakan air mengalir dan menggunakan air yang telah memenuhi persyaratan air minum. Pada ikan yang masih terdapat sisa-sisa isi perut harus secepatnya dibersihkan dan dipisahkan. Proses pengisian ikan dalam kaleng juga harus sepadat mungkin agar tidak mudah rusak saat terjadi goncangan saat pendistribusian yang mungkin akan mempengaruhi kualitas mutu produk. Kemudian proses penambahan medium atau bumbu untuk NaniMasToba. Penambahan garam juga memberikan cita rasa asin dan dapat sebagai pengawet alami karena garam memiliki ion Cl Yang memiliki sifat sebagai racun untuk mikroba dan dapat memperpanjang umur simpan pada produk olahan. Sedangkan bawang putih digunakan untuk penyedap rasa.

Bawang putih memiliki kandungan zat kimia allicin yang bersifat antimikroba serta

(19)

13

memberikan aroma. Sifat antimikroba pada bawang putih juga dapat memperpanjang umur simpan pada produk olahan (Thalib, 2019).

Tahap selanjutnya adalah pengisian ikan dalam kaleng harus seragam agar memiliki rongga udara (headspace) yang seragam yaitu kira-kira 3-4,5 mm dari bibir kaleng. Dalam head space pada kaleng terdapat oksigen, karbondioksida serta hidrogen dibawah 1% dan selebihnya nitrogen. Jika terdapat penyimpangan terhadap standar tersebut, maka dapat terjadi perubahan abnormal pada produk kaleng tersebut karena aktivitas mikroba, korosi pada kaleng ataupun kerusakan pada produk (Winarno, 1994 dikutip dalam Vatria 2006). Kemudian proses pemvakuman/penghampaan udara pada kaleng bertujuan agar sebagian besar oksigen dan gas lain harus dihilangkan.

Keberadaan oksigen dalam produk dapat menimbulkan reaksi dengan bahan pangan sehingga akan berpengaruh terhadap mutu nilai gizi serta umur simpan produk tersebut (Muchtadi, 1995 dikutip dalam Vatria 2006). Tahap berikutnya adalah sterilisasi yang bertujuan untuk menginaktifkan mikroba 130 yang dapat menyebabkan proses pembusukan pada produk pangan. Ikan merupakan makanan yang memiliki pH diatas 4,5 yang berarti berasam rendah sehingga produk ikan perlu proses pemanasan lebih kuat jika dibandingkan dengan produk pangan yang memiliki pH asam tinggi. Pada umumnya, sterilisasi pada ikan menggunakan kisaran suhu 116-121oC. Setelah proses sterilisasi, maka diperlukan proses pendinginan agar tidak terjadi over cooking. Proses pendinginan dapat melalui cara seperti pendinginan dengan udara atau pendinginan dengan air. Pendinginan produk kaleng dengan udara dapat beresiko terjadi over cooking, dan kemungkinan kaleng berkarat karena kotoran yang menempel, dan

(20)

14

perubahan daging ikan karena banyak air yang keluar. Sedangkan jika pendinginan produk kaleng dalam air, tidak akan terjadi hal-hal tersebut. Tahap terakhir adalah penyimpanan dengan menempatkan kaleng dalam posisi terbalik pada suhu kamar agar mengetahui terdapat kebocoran kaleng atau tidak

Proses pengalengan pada ikan merupakan cara pengawetan dan pengolahan dengan menggunakan suhu sterilisasi (110°C–121°C) yang bertujuan agar produk tidak mengalami proses pembusukan. Perlakuan panas pada bahan pangan yang memiliki pH rendah digunakan untuk mematikan sejumlah besar bakteri Clostridium botulinum pada bahan pangan yang mampu menghasilkan racun (toksin) mematikan dan kadang – kadang tanpa adanya ciri-ciri penggembungan wadah atau perubahan kenampakan secara nyata. Clostridium botulinum merupakan salah satu bakteri yang mudah tumbuh dan berkembang dengan baik pada substrat atau produk – produk makanan yang memiliki pH kisaran 4,6 – 7,5 sehingga tingkat keasaman (pH) suatu produk memiliki peranan penting pada pertumbuhan bakteri patogen (Vatria, 2006). Sehingga proses sterilisasi dapat meningkatkan tingkat keamanan pangan suatu produk dan juga umur simpannya.

3.3.4 Pengemasan

NaniMasToba, produk ikan mas unggulan kami, dikemas dalam kemasan yang informatif dalam bentuk kaleng. Pada setiap kemasan produk menemukan informasi lengkap mengenai komposisi produk dan manfaat yang diberikan ketika mengkonsumsinya. Kami juga ingin menyampaikan informasi dengan sentuhan khusus, sehingga setiap kemasan menghadirkan satu kosakata bahasa Jepang yang memperkaya

(21)

15

pengetahuan bahasa Jepang. Kami percaya bahwa selain memberikan kualitas yang terbaik dalam produk kami, kami juga dapat memperkaya pengalaman belanja Anda dengan menambahkan elemen budaya dan bahasa.

Gambar 3.1

Kemasan Produk Nani Mas Toba 3.3.5 Pemasaran

Kami akan memanfaatkan platform sosial media seperti Instagram untuk mengenalkan NaniMasToba, makanan khas dari Sumatera Utara, serta bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam upaya promosi. Di samping itu, kolaborasi kami juga akan melibatkan toko-toko pusat oleh-oleh di Sumatera Utara, yang akan membantu kami menjual produk kami kepada masyarakat dengan lebih luas dan mudah diakses. Dengan langkah-langkah ini, kami berharap dapat memperluas jangkauan dan menarik minat lebih banyak orang untuk menikmati kelezatan makanan tradisional dari daerah ini.

(22)

16

DAFTAR PUSTAKA

Muchtadi, D. 1995. Teknologi dan Mutu Makanan Kaleng. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Thalib, M. 2019. Pengaruh Penambahan Bahan Tambahan Pangan dalam Pengolahan Sayur-Sayuran Menjadi Produk Saus Tomat. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Agrokompleks 2(1): 78 – 85.

Vatria, B. 2006. Pengolahan Ikan Bandeng (Chanos chanos) tanpa duri. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Rekayasa.

Gambar

Gambar 2.1   Logo Nani Mas Toba  2.3 Gambaran Sumber Bahan Baku

Referensi

Dokumen terkait