• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENDIRIAN APOTEK DAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) “KATALYA PHARM”

N/A
N/A
Alya Tri Syafitri

Academic year: 2023

Membagikan "PROPOSAL PENDIRIAN APOTEK DAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) “KATALYA PHARM”"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Jalan K.H.M. Asyik, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Disusun oleh :

Alya Tri Syafitri 200101004

Dosen Pengampu : apt. Yopi Rikmasari, M. Sc

PALEMBANG

2023

(2)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Pendirian Apotek ... 3

BAB II TINJAUAN UMUM ... 4

2.1. Definisi Apotek ... 4

2.2. Dasar Hukum ... 4

2.3. Persyaratan Apotek... 6

2.3.1. Lokasi Apotek ... 6

2.3.2. Bangunan Apotek ... 7

2.3.3. Sarana dan Prasarana Apotek ... 7

2.3.4. Sumber Daya Alam ... 8

2.4.Prosedur Pengajuan Izin Apotek ... 10

BAB III STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) ... 13

3.1. Peluang Prospek Pemasaran ... 13

3.2. Modal ... 15

3.3. Rencana Anggaran Biaya dan Pendapatan pada Tahun I ... 18

3.3.1. Rencana Anggaran Biaya Tahun I ... 18

3.3.2. Proyeksi Pendapatan Tahun I ... 19

3.3.3. Proyeksi Laba ... 20

3.4. Penilaian Analisis Keuangan ... 20

BAB IV PENUTUP ... 22

(3)

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Peralatan Apotek Katalya Pharm ... 15 Tabel 2. Perlengkapan Apotek Katalya Pharm ... 15

(4)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Lokasi Pendirian Apotek Katalya Pharm ... 6 Gambar 2. Struktur Organisasi di Apotek ... 9 Gambar 3. Alur Prosedur Pengajuan Perizinan Apotek ... 10

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, perkembangan dalam bidang teknologi sudah semakin pesat. Sangat mudah bagi manusia untuk mengakses ilmu pengetahuan dan kebutuhan lainnya. Seiring dengan majunya perkembangan teknologi, bidang Kesehatan pun mengalami hal serupa.banyak ditemui penemuan obat - obat hasil sintesis parah ahli yang memberikan kontribusi di bidang kesehatan.

Untuk memperoleh obat – obatan ini, tentu perlunya pihak yang mendistribusikan dan menjual obat. Salah satu pemegang peranan penting dalam pendistribusian adalah dengan adanya resep yang ditulis oleh tenaga medis yang kemudian akan diberikan pada bidang farmasi. Pihak farmasi yang akan melakukan pengelolaan, analisis terhadap resep dan obat yang diresepkan sampai pada penyampaian informasi kepada pasien yang membutuhkan obat tersebut.

Apotek merupakan tempat penyaluran obat – obatan dan alat kesehatan yang umum kepada lingkungan masyarakat. Apotek merupakan perantara antara distributor dan konsumen atau pasien. Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, definisi apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaannya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit oriented).

Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotek adalah menyediakan obat – obatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan untuk fungsi unit bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan.

(6)

2

Sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, sebuah apotek harus dikelola oleh seorang apoteker yang professional. Dalam pengelolaan apotek, apoteker harus memiliki kemampuan untuk menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik antar tenaga kesehatan, mempunyai jiwa kepemimpinan, memiliki kemampuan pengelolaan SDM yang efektif, serta menjadi long life learner.

Perkembangan pelayanan kefarmasian telah bergeser dari product oriented menuju patient oriented. Sebagai konsekuensinya, apoteker dituntut untuk melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Interaksi tersebut dapat berupa pelaksanaan pemberian informasi, monitoring penggunaan obat dan mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik.

Dalam mendirikan apotek, seorang pendiri atau pengelola apotek perlu melakukan studi kelayakan (feasibility study). Adapun tujuan dari studi kelayakan antara lain memudahkan perencanaan, pelaksanaan pekerjaan, pengawasan, dan pengendalian serta menghindari risiko

kerugian. Dengan melakukan studi kelayakan sebelum mendirikan suatu apotek dapat memberikan manfaat kepada pendiri/pengelola apotek. Studi kelayakan dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan untuk mengambil peluang yang ada dan menghindari risiko kerugian yang mungkin akan terjadi pada proses pelaksanaan kegiatan di apotek. Perlu dilakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk menilai kelayakan dari bangunan apotek tersebut dibangun dengan mempertimbangkan keseluruhan aspek, yaitu analisis lingkungan eksternal dan analisis lingkungan internal (analisis SWOT) yang akan lebih memudahkan kita untuk mengetahui bagaimana kelangsungan hidup apotek yang akan kita bangun di masa yang akan datang.

(7)

1.2. Tujuan Pendirian Apotek

a. Menjadi tempat pengabdian profesi apoteker dan profesi lain yang menunjang bagi pelayanan apotek yang prima, optimal, dan bermutu.

b. Menjadi sarana farmasi yang menjadi tempat pelayanan obat bermutu bagi masyarakat.

c. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional dalam praktek pengobatan sendiri / swamedikasi.

d. Memberikan pelayanan yang cepat, aman, dan mudah bagi pelanggan yang membutuhkan obat dengan segera.

e. Memberikan konseling, informasi, dan edukasi kepada pasien untuk meningkatkan pemahaman pasien dan tercapainya pengobatan yang rasionnal.

f. Membuka kesempatan kerja bagi Masyarakat dan berupaya meningkatkan kesejahteraan karyawan.

(8)

4 BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

2.1. Definisi Apotek

Definisi apotek berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027/MENKES/SK/IX/2004 adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasiaan dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

2.2. Dasar Hukum

1. UU Obat Keras (St. No.419 tgl 22 Desember 1949)

2. UU 3 Th 1953 Tentang Pembukaan Apotek (Lembaran Negara Th 1953 No 18)

3. UU No 7 Th 1963 Tentang Farmasi (LN Th 1963 No. 81, Tambahan LN No2580)

4. UU No. 23 Th 1992 Tentang Kesehatan

5. (mencabut UU No 3 th 1953 dan UU No 7 th 1963) 6. UU No. 5 tahun 1997 Tentang Psikotropika

7. UU No. 22 tahun 1997 Tentang Narkotika

8. UU No. 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen 9. UU No. 29 Tahun 2004 Tentang: Praktik Kedokteran 10. UU No. 36 Th 2009 Tentang : Kesehatan

11. (mencabut UU 23 th 1992)

12. PP No. 20 Tahun 1962 Tentang Lafal Sumpah/JanjiApoteker 13. PP No. 26 tahun 1965 Tentang Apotik

14. PP No. 25 tahun 1980 Tentang Perubahan atas PP No. 26 tahun 1965 Tentang Apotik

15. PP No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan

(9)

16. PP No. 72 tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

17. PP No.51 tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian

18. Reglement D.V.G. (St. 1882 No.97, sebagaimana diubah terakhir menurut St.1949 No.228) Tentang Menjalankan Peracikan Obat 19. Permenkes No.28/Menkes/PER/I/1978 Tentang Penyimpanan

Narkotika

20. Permenkes No.26/Menkes/Per/I/1981 Tentang Pengelolaan dan Perizinan Apotik

21. Permenkes No.244/Menkes/Per/V/1990 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik

22. Permenkes No. 918/ Menkes/Per/X/1993 Tentang Pedagang Besar Farmasi

23. Permenkes No. 919/ Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat Yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep

24. Permenkes No. 922/ Menkes/Per/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik

25. Permenkes No. 924/ Menkes/Per/X/1993 Tentang Daftar OWA No.2 26. Permenkes No. 925/ Menkes/Per/X/1993 Tentang Daftar Perubahan

Golongan Obat No. 1

27. Permenkes No. 688/Menkes/PER/VII/1997 Tentang Peredaran Psikotropika

28. Permenkes No. 284 Tahun 2007 Tentang Apotek Rakyat

29. Permenkes No. 1148/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi

30. Permenkes No 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi Ijin Kerja, Ijin Praktek Tenaga Kefarmasian

(10)

6

2.3. Persyaratan Apotek

2.3.1. Lokasi

Aspek ini mencakup posisi pembangunan apotek, bentuk fisik bangunan, dan sarana prasarana yang akan menunjang pelayanan kefarmasian di apotek tersebut.

Untuk lokasi apotek harus memperhatikan akses masyarakat untuk mendapatka pelayanan kefarmasian, hal ini sesuai dengan PERMENKES RI No 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek pada pasal 5. Apotek ini direncanakan akan dibangun di Jalan K.H.M. Asyik, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Lokasi pendirian apotek ini dapat dikatakan lokasi yang cukup strategis karengan berada pada lingkungan masyarakat yang cukup ramai. Disekitaran tempat pendirian apotek ini juga terdapat klinik kesehatan dan beberapa praktik dokter mandiri sehingga memungkinkan bagi pasien untuk membeli obat – obatan disini yang membuat lokasi apotek ini semakin menjanjikan di masa depan.

Gambar 1. Peta Lokasi Pendirian Apotek Katalya Pharm

(11)

2.3.2. Bangunan

Menurut PERMENKES No. 9 Tahun 2017 Tentang Apotek sesuai dengan pasal 6 yaitu bahwa bangunan apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang disabilitas, anak – anak, dan orang lanjut usia.

Bangunan ini juga harus bersifat secara permanen, hal ini dapat diartikan bahwa bangunan dapar merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis. Bangunan yang digunakan merupakan bangunan pribadi yang tetap dimasukkan ke dalam beban biaya ke dalam rencana pengeluaran yang diperlukan kedepannya.

2.3.3. Sarana dan Prasarana

Menurut PERMENKES No. 9 Tahun 2017 Tentang Apotek pada bagian keempat mengenai sarana, prasarana, dan peralatan dijelaskan bahwa bangunan apotek paling sedikit harus memiliki sarana ruang yang berfungsi untuk :

a. Penerimaan resep

b. Pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)

c. Penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan d. Konseling

e. Penyimpanan sediaan farmasi dan alat Kesehatan f. Arsip

Prasarana apotek paling sedikit terdiri atas : a. Instalasi air bersih

b. Instalas listrik

(12)

8

c. Sistem tata udara

d. System proteksi kebakaran 2.3.4. Sumber Daya Manusia

Salah satu syarat dalam pendirian apotek sesuai dengan PERMENKES No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek dijelaskan bahwa Apoteker pemegang SIA (Surat Izin Apotek) dalam menyelenggarakan apotek dapat dibantu oleh apoteker lain / apoteker pendamping, tenaga teknis kefarmasian da/atau tenaga administrasi yang diperlukan. Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang dimaksud adalah yang sudah memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sesuai dengan PERMENKES No. 73 Tahun 2016 bahwa seorang apoteker harus menjalan peran yaitu :

1. Pemberi layanan

Apoteker harus bisa berinteraksi dengan pasien dalam memberi pelayanan Kesehatan.

2. Pengambil keputusan

Apoteker harus bisa mengambil keputusan secara efektif dan efisien.

3. Komunikator

Apoteker harus bisa berkomunikasi dengan baik, baik kepada pasien maupun rekan sejawat di dunia Kesehatan.

4. Pemimpin

Apoteker harus bisa berjiwa kepemimpinan, diharapkan dapat mengambil keputusan secara bijak.

5. Pengelola

Apoteker harus mampu mengelola semua bidang, baik sumber daya manusia, anggaran, informasi, dll.

(13)

6. Long life learner

Apoteker harus senantiasa belajar, dalam artian harus selalu menambah ilmu pengetahuan seiring dengan perkembangan zaman. Apoteker harus mengikuti kemajuan teknologi dan informasi.

7. Researcher

Apoteker harus berprinsip ilmiah dalam mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan dunia farmasi.

Dapat disimpulkan bahwa pemilihan sumber daya manusia harus teliti sebagai calon pegawai sehingga akan mendapatkan karyawan yang sesuai standar kualitasnya. Perencanaan perekrutan karyawan pada apotek adalah dengan merekrut 4 orang karyawan dengan susunan sebagai berikut :

1. Apoteker pengelola apotek : 1 orang 2. Asisten apoteker / TTK : 4 orang

Gambar 2. Struktur Organisasi di Apotek

Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah :

1. Jam kerja (apotek ini akan menerapkan sistem dua shift per hari. Shift pertama dimulai pada jam 08.00 – 15.00 WIB dan shift kedua dimulai pada jam 15.00 – 22.00 WIB).

2. Dana modal yang tersedia

(14)

10

3. Sumber daya manusia merupakan human capital, oleh karena itu dalam pendirian apotek ini akan menciptakan keunggulan yang kompetitif sehingga pasien / pelanggan akan merasakan kepuasan yang seara tidak langsung akan meningkatkan profit

4. Pendapatan apotek.

2.4. Prosedur Pengajuan Izin Apotek

Sesuai dengan peraturan KEMENKES RI No.

1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, ada beberapa langkah dalam mengajukan perizinan suatu apotek seperti berikut :

Gambar 3. Alur Prosedur Pengajuan Perizinan Apotek

Adapun proses pengajuan izin penyelenggaraan apotek yang diurus di kantor DPMPTSP daerah setempat dalam hal ini adalah kantor DPMPTSP Palembang memiliki alur SOP dalam proses pelayanan izin penyelenggaraan apotek yang dapat dijadikan acuan dalam perencanaan waktu yang dibutuhkan dalam proses pengajuan izin apotek yang akan didirikan. SOP pelayanan izin penyelenggaraan apotek ini merupakan panduan tata cara yang akan dilakukan oleh instansi pemerintahan, sehingga pemilik apotek dapat melakukan protes bila ada pelayanan atau

(15)

alur pelayanan yang tidak sesuai dengan SOP yang berlaku. Apoteker pengelola apotek (APA) atau orang yang ingin mengajukan izin penyelenggaraan apotek perlu menyiapkan berkas-berkas persyaratan yang telah ditentutkan, seperti :

1. Diajukan oleh Apoteker yang telah memiliki Surat Ijin Apoteker (SIA).

2. Pas photo 3x4 cm sebanyak 3 (tiga) lembar.

3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.

4. Fotokopi NIB, Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).

5. Fotokopi Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) dan ijin tenaga teknis kefarmasian minimal 2 orang.

6. Denah ruangan.

7. Status bangunan/ bukti kepemilikan (sewa/hak milik).

8. Daftar peralatan apotek dan daftar tenaga asisten kefarmasian (AA) minimal 2 orang.

9. Surat pernyataan bersedia sebagai penanggung jawab apotek dan tidak sebagai penanggung jawab apotek lain

10. Melampirkan rekomendasi dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Palembang.

11. Nama Apotek harus sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia dan tidak boleh sama dengan nama Apotek yang telah ada dan masih berlaku.

12. Surat perjanjian kerja sama antara Pemilik Sarana Apotek (PSA) dan Apoteker Pengelola Apotek (Akta Notaris).

13. Rekomendasi dari Pimpinan Puskesmas wilayah setempat (Untuk Praktik Mandiri).

Persyaratan diatas merupakan persyaratan yang harus dilampirkan untuk pengajuan perizinan apotek ke kantor DPMPTSP Kota Palembang.

Persyaratan ini akan menjadi pertimbangan dalam mencari apoteker yang

(16)

12

akan diajak kerja sama dalam menjalankan sebuah apotek oleh pemilik sarana apotek (PSA).

(17)

13 BAB III

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)

3.1. Peluang Prospek Pemasaran

Melihalokasi apotek yang strategis dan memperhatikan pola pengobatan mandiri Masyarakat (swamedikasi), lalu dekat dengan pusat pelayanan kesehatan dan pusat-pusat keramaian menjadikan potensi pasar apotek ini cukup menjajikan. Maka pendirian apotek ini mempunyai prospek pemasaran yang bagus karena :

a. Kepadatan penduduk yang tinggi sebab merupakan daerah pemukiman penduduk

b. Letak apotek yang strategis dekat dengan simpang jembatan musi 6 serta Kantor Camat Seberang Ulu I dan kantor Polisi Sekta V

c. Ada klinik dan praktik dokter mandiri yang memungkinkan pasien untuk membeli obat – obat disini.

Berikut dilakukan analisis SWOT untuk melihat potensi pasar dari apotek yang akan didirikan.

a. Strength (kekuatan)

Kekuatan yang dapat diandalkan dari apotek yang akan didirikan adalah sebagai berikut :

• Ketersediaan obat – obatan dan alat Kesehatan sesuai kebutuhan Masyarakat yang mampu mencapai kepuasan pelanggan sehingga akan meningkatkan omset apotek.

• Mengandaalkan pelayanan yang berbasis patient oriented dengan melakukan pelayanan dengan mengutamakan keluhan pasien dan kenyamanan dari pasien tersebut sehingga menimbulkan pengobatan yang efektif dan meningkatkan rasio keberhasilan pengobatan.

(18)

14

• Karyawan apotek yang kompeten dan loyal yang siap melayani pasien di apotek.

• Lokasi apotek yang mudah untuk diakses.

• Harga obat masih terjangkau oleh seluruh lapisan Masyarakat.

b. Weakness (kelemahan)

Yang menjadi kelemahan dari apotek yang akan didirikan adalah sebagai berikut :

• Apotek yang masih baru sehingga belum dikenal oleh Masyarakat dan belum mempunyai langganan yang loyal.

• Masyarakat belum memiliki rasa percaya terhadap apotek dikarenakan masih apotek baru. Namun masalah ini bisa diatasi dengan memanfaatkan strength dan opportunity

• Apotek yang akan didirikan ini adalah apotek yang berdiri sendiri dan tidak berbasis jaringan atau waralaba.

c. Opportunity (peluang)

Adapaun beberapa hal yang dapat dijadikan peluang oleh apotek yang akan didirikan ini adalah sebagai berikut :

• Potensi daerah

Jumlah penduduk yang tinggi karena daerah dengan pemukiman penduduk yang cukup tinggi, kantor camat Seberang Ulu I, kantor Polsek V, klinik, praktik dokter mandiri sehingga menjadi sumber pelanggan apotek yang potensial.

• Lokasi daerah

Apotek yang akan didirikan terletak di daerah jalan yang merupakan akses untuk menuju jembatan Musi 6 (penghubung antara bagian Ulu dan Ilir dari Kota Palembang).

(19)

d. Threats (ancaman)

• Klinik sangat gencar menerapkan sistem untuk mencegah keluarnya resep.

• Belum adanya pelanggan tetap

• Masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif non medis.

3.2. Modal

Dalam memperkirakan jumlah modal yang diperlukan dalam membangun sebuah apotek, perlu beberapa perencanaan agar menghindari risiko pengeluaran yang diluar dugaan. Oleh karena itu di bawah ini merupakan rincian perencanaan yang diperlukan dalam pendirian awal apotek yang akan didirikan.

a. Modal Tetap 1. Peralatan

Peralatan Jumlah Total Biaya

Etalase kaca di depan 2 Rp3.200.000

Meja besar 2 Rp7.000.000

Meja kasir 1 Rp1.000.000

kursi 10 Rp450.000

Kursi ruang tunggu 1 Rp800.000

komputer 1 Rp6.000.000

Printer kasir 1 Rp980.000

Printer 1 Rp750.000

Telepon 1 Rp200.000

Timbangan mg dan gram 1 Rp3.000.000

Timbangan badan 1 Rp200.000

Lemari pendingin 1 Rp2.000.000

Lemari narkotika dan psikotropika

1 Rp2.000.000

(20)

16

Alat peracikan obat dan alat gelas

2 Rp1.500.000

Lemari penyimpanan obat 1 Rp5.000.000 Buku standar kefarmasian - Rp2.000.000

Cap apotek 1 Rp150.000

Kalkulator 2 Rp200.000

Dispenser dan galon 1 Rp400.000

Kipas angin 2 Rp400.000

Papan nama 1 Rp500.000

Lampu 10 Rp200.000

Jam dinding 1 Rp100.000

Alat kebersihan + alat dapur 2 Rp350.000 Alat pemadam kebakaran 1 Rp400.000

Total Rp38.780.000

Tabel. 1 Peralatan Apotek Katalya Pharm

2. Perlengkapan

Perlengkapan Jumlah Total Biaya

Pot plastik 100 Rp100.000

Etiket 1000 Rp62.000

Kertas puyer 1200 Rp47.000

Cangkang kapsul + alat pengisi

1000 Rp43.000

Blanko pesanan obat 2 rim Rp100.000

Blanko copy resep 5 Rp50.000

Blanko faktur dan nota penjualan

2 rim Rp100.000

Blanko kwitansi 5 Rp50.000

Buku defecta 2 Rp40.000

Buku pembelian 2 Rp40.000

(21)

Buku penerimaan 2 Rp40.000 Buku pembukuan keuangan 2 Rp40.000 Buku pencatatan narkotika

dan psikotropika

2 Rp40.000

Buku pesanan narkotika dan psikotropika

2 Rp40.000

Buku laporan obat narkotika dan psikotropika

2 Rp40.000

Buku pencatatan penyerahan resep

2 Rp40.000

Alat tulis 5 box Rp65.000

Tinta printer dan cap apotek 1 set Rp80.000

Plastic klip 1000 Rp85.000

Stapler dan isi 1 set Rp30.000

Kartu stok 500 Rp110.000

Total Rp1.242.000

Tabel.2 Perlengkapan Apotek Katalya Pharm

3. Biaya Perizinan Rp3.000.000,-

4. Kendaraan Rp9.000.000,-

b. Modal Operasional (obat) Rp250.000.000,-

c. Cadangan Modal Rp25.000.000,-

Total Modal Rp327.022.000,-

(22)

18

3.3. Rencana Anggara Biaya dan Pendapatan Pada Tahun 1 3.3.1. Rencana Anggaran Biaya Tahun 1

a. Tenaga Kerja

1. Apoteker (1 orang) Rp5.000.000,- 2. TTK (4 orang) Rp8.000.000,-

Total Gaji Rp13.000.000,- b. Biaya Lainnya

1. Biaya sewa bangunan Rp15.000.000,- 2. Listrik, air, telepon, Rp500.000,-

keamanan

Total Pengeluaran Rp15.500.000,- Biaya Keseluruhan Rp28.500.000,- c. Biaya rutin tahun1

1. Biaya rutin bulanan x 12 bln

Rp28.500.000 x 12 Rp342.000.000,-

2. THR Rp13.000.000,-

Total biaya rutin tahun 1 Rp355.000.000,-

(23)

3.3.2. Proyeksi Pendapatan Tahun 1

Pada tahun 1 diproyeksikan resep masuk 25 lembar per hari dengan harga per lembar rata-rata diperkirakan Rp50.000,00,-

1. Penjualan obat resep tahun 1

25 x 28 x 12 x Rp50.000 Rp420.000.000,- 2. Penjualan obat bebas

28 x 12 x Rp1.500.000 Rp504.000.000,- 3. Penjualan OWA

28 x 12 x Rp500.000 Rp168.000.000,-

Total Rp1.092.000.000,- Pengeluaran rutin tahun 1

1. Pembelian obat resep Rp330.000.000,- 2. Pembelian obat bebas Rp250.000.000,- 3. Pembelian OWA Rp72.000.000,- 4. Pengeluaran rutin tahun 1 Rp355.000.000,-

Total Rp1.007.000.000,-

(24)

20

3.3.3. Proyeksi Laba

Pemasukan tahun 1 Rp1.092.000.000,- Pengeluaran tahun 1 Rp1.007.000.000,-

Laba Kotor Rp85.000.000,-

Pajak pendapatan (15%) Rp12.750.000,-

Laba bersih Rp72.250.000,-

3.4. Penilaian Analisis Keuangan

1. Perhitungan Pay Back Periode

=

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

= Rp327.022.000 Rp72.250.000

= 4,5 tahun (± 5 tahun)

2. Perhitungan Return on Investment

=

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 x 100%

= 𝑅𝑝72.250.000

𝑅𝑝327.022.000 x 100%

= 22,09%

(25)

3. Perhitungan Break Even Point

=

1

1−(𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙

𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 ) x biaya tetap

=

1

1−(𝑅𝑝1.007.000.000

𝑅𝑝1.092.000.000) x Rp355.000.000

= 1

0,07783x Rp355.000.000

= Rp4.561.223.178,-/tahun

= Rp384.199.134,-/bulan

(26)

22 BAB IV PENUTUP

Berdasarkan proposal yang sudah dibuat ini mengenai studi kelayakan apotek, Apotek Katalya Pharm memiliki prospek yang baik dari segi pelayanan maupun segi bisnis. Dilihat dari aspek lokasi, modal, sumber daya manusia sebagai pertimbangan pendirian apotek ini, maka pendirian Apotek Katalya Pharm adalah layak untuk didirikan, baik ditinjau dari pengabdian profesi maupun dari sisi ekonominya.

Referensi

Dokumen terkait