• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Penelitian Implementasi Program Budaya 5R di Divisi Human Capital PT Sucofindo

N/A
N/A
Adityo Ario Nugroho

Academic year: 2025

Membagikan " Proposal Penelitian Implementasi Program Budaya 5R di Divisi Human Capital PT Sucofindo"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROPOSAL PENELITIAN KOLABORATIF DOSEN DAN MAHASISWA (PKDM)

IMPLEMENTASI PROGRAM BUDAYA 5R (RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN) DI DIVISI HUMAN CAPITAL PT SUCOFINDO

Oleh :

KETUA : Drs. H. M. Jamil Latief, MM., M.Pd NIDN : 0308056303 ANGGOTA : Chintia Liliana NIM : 1501085019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA 2019

(2)

i

(3)

ii

IDENTITAS USULAN PENELITI

1. Judul Penelitian : Implementasi Program Budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Di Divisi Human Capital PT Sucofindo

2. Ketua Peneliti : Drs. H. M. Jamil Latief, MM., M.Pd a. Bidang Keahlian : Administrasi Perkantoran

b. Jabatan Struktual : Ketua Program Studi c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Unit Kerja : Pendidikan Ekonomi FKIP UHAMKA e. Alamat Email : [email protected]

f. Telpon/Faks : 081281384721

3. Anggota

Peneliti : 2 Orang

4. Obyek Peneliti : PT Sucofindo (Divisi Human Capital) 5. Masa pelaksanaan : (6 Bulan)

6. Anggaran yang disetujui : Rp.-

7. Lokasi Penelitian : Jalan Raya Pasar Minggu No.Kav.34, Pancoran, Jakarta Selatan, Jakarta 12780

8. Hasil yang ditargetkan :

a. Diperoleh informasi tentang Implementasi Program Budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) aplikasikan pada mata kuliahan Manajemen Perkantoran pada Bidang Keahlian Administrasi Perkantoran, Program Studi Pendidikan Ekonomi.

No Nama Bidang Keahlian Falkutas/

Jurusan 1 Drs. H. M. Jamil Latief, MM., M.Pd Administrasi Perkantoran Dosen 2 Chintia Liliana Administrasi Perkantoran Mahasiswa

(4)

iii b. Artikel ilmiah yang di publikasikan c. Skripsi mahasiswa

9. Institusi lain yang terlibat : Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI

DAFTAR ISI

(5)

iv

HALAMAN PENGESAHAN ... i

IDENTITAS PENELITI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

RINGKASAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Urgensi Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. State Of Art/Hasil Pnelelitian Relevan ... 7

B. Road Map Penelitian ... 10

C. Deskripsi Konseptual ... 11

1. Pengertian 5R ... 11

2. Konsep Ringkas ... 12

3. Konsep Rapi ... 12

4. Konsep Resik ... 13

5. Konsep Rawat ... 14

6. Konsep Rajin ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A. Metode Penelitian ... 17

B. Data dan Sumber Data ... 18

C. Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data ... 19

D. Road Map Penelitian ... 24

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ... 25

A. Anggaran Penelitian... 25

B. Jadwal Penelitian ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 28

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 29

A. Lampiran 1 Justtifikasi Anggaran Penelitian ... 29

B. Lampiran 2 Susunan Organisasi Dan Pembagian Tugas Tim ... 32

C. Lampiran 3 Biodata Ketua Dan Anggota Peneliti ... 36

(6)

v

D. Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti ... 38

RINGKASAN

(7)

vi

Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah Implementasi dari program budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) yang berada di Divisi Human Capital PT Sucofindo Jakarta Selatan. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah mengetahui bagaimana Pelaksanaan dan Penerapan dari masing – masing R yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin di bagian Divisi Human Capital PT Sucofindo. Program 5R ini merupakan bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerja tertata bersih, rapi, dan tertib, maka dari 5R ini akan menghasilkan kemudahan dalam bekerja dan dengan 5R dapat diciptakan 4 sasaran pokok industri yaitu Efesiensi, Produktivitas, Kualitas, dan Keselamatan dan kesehatan kerja..

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif diskretif, teknik purpose sampling yaitu teknik pengambilan Informan data dipilih secara tertentu. Informan atau narasumber penelitian ini berjumlah tiga orang karyawan melakukan dan mengimplementasikan program 5R di Divisi Human Capital. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara mendalam, dokumentasi.Kemudian data tersebut dianalisis kembali dengan menggunakan metode trianggulasi sumber, trianggulasi teknik, dan analisis Reduction, Data Display, dan Congclusion.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah laporan data tetang pelaksanan dan penerapan dari program 5R yang dapat yang terdapat di Divisi Human Capital. Juga di peroleh karyawan mana saja yang dapat mengimplementasikan dari program budaya 5R ini.

Kata Kunci : Pelaksanaan, Penerapan, Pengendalian Program budaya 5

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan pasti akan mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi, aman, sehat dan masing – masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri sehingga mampu mendukung terciptanya tingkat efesiensi dan produktivitas yang tinggi di perusahaan. Lingkungan kerja yang baik dan nyaman harus dapat di usahakan agar para pekerja dapat melakukan pekerjaan tanpa mengalami ganguan. Rasa semangat dari para pekerja juga dapat timbul dari lingkungan kerja yang bersih, rapi, aman, sehat, dan penataan tempat kerja yang baik. Karena nantinya hal tersebut akan berdampak langsung dengan hasil kerja pekerja dan perkembangan perusahaan. Pada umumnya, kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor utama antara lain, manusia dan lingkungannya. Manusia berkaitan dengan tindakan tidak aman karena mengabaikan peraturan dan ketentuan kerja. Di sisi lain, kecelakaan kerja dapat juga terjadi akibat kondisi tidak aman dari lingkungan kerja dan yang menyangkut peralatan – peralatan kerja yang memberikan kejadian yang lebih tinggi frekuensinya dibandingkan dengan faktor manusia. Kebanyakan para karyawan mengalami kecelakaan kerja akibat kecerobohan, misalkan bekerja di bawah beban yang bergantung, bekerja pada tempat yang kurang aman, kurang penyinaran, bekerja pada

(9)

2

malam hari dan tidak menggunakan peralatan kerja yang semestinya digunakan.

Budaya kerja yang berkaitan dengan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yaitu budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

Program budaya kerja ini merupakan adaptasi dari 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) salah satu budaya kerja yang berasal dari Negara Jepang, karena istilah ini mungkin sukar di ingat oleh orang Non-Jepang, maka diterjemahkan menjadi 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) yang saat ini banyak di pakai dan mulai diterapkan oleh perusahan - perusahaan di seluruh Indonesia. Program gerakan 5S di Jepang ini budaya kerja yang sudah digunakan oleh banyak Negara di seluruh penjuru dunia.

Perusahaan – perusahaan kelas dunia memulai program peningkatan kinerja terus – menerus dengan memperbaiki housekeeping, perbaikan dilakukan dengan menggunakan prinsip 5R untuk menciptakan dan memelihara agar tempat kerja menjadi teratur, bersih, aman dan memilki kinerja tinggi.

Salah satu perusahaan yang menerapkan program budaya kerja 5R ini adalah PT Sucofindo, perusahaan ini merupakan perusahaan inspeksi pertama di Indonesia. Sebagian besar sahamnya, yaitu 95 persen, dikuasai negara dan 5 persen milik Sociente Generale de Surveillance Holding SA (“SGS”). PT Sucofindo berdiri pada tanggal 22 Oktober 1956.

(10)

3

Sistem manajemen mutu berbasis ISO 9001: 2000 di PT Sucofindo yang telah dilakukan sertifikasi terhadap 5 SBU dan 12 kantor cabang dan Akreditasi yang terdiri dari akreditasi ISO 17020 dan ISO 17025. Untuk ISO 17020 meliputi tiga SBU Industrial and Consumer Product, SBU Engineerin and Transportastion Services, dan SBU Mineral Services.

Sedangkan Akreditas ISO 17025 telah diterapkan pada 11 laboratorium pengujian dan 1 laboratorium kalibrasi.

Dengan adanya manajemen mutu berbasis ISO 9001:2000, berpengaruh terhadap sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja PT Sucofindo merupakan upaya perusahaan dalam melindungi pekerjaan dengan menyediakan lingkungan, sarana, dan prasarana kerja yang aman dan sehat. Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diberlakukan diseluruh titik layanan dari dilakukannya audit internal secara berkala. Untuk mengukur efektifitasnya, penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan PT Sucofindo juga disertifikasi oleh Departemen Tenaga Kerja hingga tahun 2008, sertifikasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja telah diterapkan di 13 kantor terdiri dari kantor pusat dan kantor cabang dengan perolehan pencapaian penerapan kategori bendera emas pada 11 kantor dan bendera perak untuk 2 kantor.

Sebagai pendukung penerapan sistem manajemen mutu dan keselamatan dan kesehatan kerja, PT Sucofindo memiliki program

(11)

4

housekeeping dengan menerapkan budaya kerja yakni budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) di seluruh unit kerja baik di kantor pusat maupun di kantor cabang. PT Sucofindo juga mewajibkan agar seluruh karyawan menerapkan sistem kerja 5R setiap hari agar terwujud budaya kerja yang profesional. PT Sucofindo menjadikan keamanan, keselamatan dan kesehatan kerjaserta lingkungan sebagai bagian dari budaya kerja dalam menciptakan suasana kerja yang tertib, aman, andal, nyaman dan berwawasan lingkungan dengan cara menerapkan secara berkesinambungan budaya 5R/5S di lingkungan kerja.

PT Sucofindo juga meraih penghargaan pada Best Leader Revolusi Mental Award BUMN 2018 dengan kategori BUMN BERSIH TERBAIK 2018. Penghargaan ini sebagai bentuk penerapan nilai – nilai revolusi mental di perusahaan dalam rangka mencapai budaya kerja unggul.

Maka dengan penelitian ini peneliti memberi judul

“IMPLEMENTASI PROGRAM BUDAYA 5R (RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN) DI DIVISI HUMAN CAPITAL PT SUCOFINDO”

B. Rumusan Masalah

Dari Uraian latar belakang masalah di atas menyatakan bahwa program budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) ini memberikan hasil yang positif yang dapat menciptakan suasana lingkungan kerja yang bersih, rapi, dan sehat serta dapat menciptakan tempat kerja yang aman,

(12)

5

efisien, dan produktif, oleh karena itu rumusan masalah penelitian ini adalah: bagaimanakah “Implementasi Program Budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Di Divisi Human Capital PT Sucofindo“

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data tentang bagaimana proses pelaksanaan dan penerapannya program budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) di Divisi Human Capital PT Sucofindo, yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Ringkas yang di terapkan di Divisi Human Capital PT Sucofindo?

2. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Rapi di Divisi Human Capital PT Sucofindo?

3. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Resik di Divisi Human Capital PT Sucofindo?

4. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Rawat di Divisi Human Capital PT Sucofindo?

5. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Rajin di devisi human capital PT Sucofindo?

D. Urgensi Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan prestasi yang dimiliki oleh PT Sucofindo, dengan meraih penghargaan sebagai perusahaan BUMN BERSIH TERBAIK 2018, menjadi bukti bahwa dengan diciptakan dan diterapkan program budaya kerja 5R, dapat menghasilkan budaya kerja yang unggul bagi perusahaan sesuai dengan tujuan terciptanya sistem

(13)

6

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang menjadikan tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Dan dengan adanya 5R sebagai sasaran dalam menciptakan area kerja yang tertib, aman, nyaman, yang menjadi bagian dari keselamatan dan kesehatan kerja PT. Sucofindo dan untuk mempertahankan kategori BUMN BERSIH TERBAIK 2019. Oleh karena itu peneliti tetarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan program budaya 5R di kantor PT Sucofindo untuk menggali informasi lebih detail mengenai implementasi budaya kerja 5R yang dapat menciptakan tempat kerja yang aman, efesien, dan produktif.

Kami sebagai pengampuh mata kuliah Manajemen Perkantoran sangat penting memberi bekal pengetahuan dan praktek tentang 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) di suatu lembaga sehingga para mahasiswa kami paham dan terampil nantinya jika sudah bekerja dalam dunia perkantoran. Penelitian ini menjadi sangat penting karena akan di implementasikan dalam memperbaiki pelaksanaan perkulihan baik secara teori maupun praktek

(14)

7

BAB II

KAJIAN TEORI/TINJAUAN PUSTAKA

A. State Of The Art

1. Indra Gunawan Suteja : Judul Analisis Penerapan Program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Dan Rajin) Dalam Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Karyawan (Studi Kasus) Pada PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap Fungsi Health, Safety And Environment Tahun 2011). Program 5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerja nya sangat benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan dan dengan demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efesiensi, produktivitas, kualitas dan termasuk keselamatan dan kesehatan kerjayang akan dapat lebih mudah dicapai. Yang menjadi objek studi dalam penelitian ini adalah PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap Fungsi Health, Safety, And Environment menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus, dengan mengambil kasus penerapan program 5R. Penerapan Program 5R di dalam perusahaan dapat membuat tempat kerja menjadi lebih luas, peralatan menjadi multifungsi, penentuan lokasi dari barang – barang yang ditentukan hingga mempermudah dalam pencarian disaat barang diperlukan, tempat kerja lebih bersih dan lingkungan kerja lebih cerah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman terhadap program 5R

(15)

8

dalam keselamatan dan kesehatan kerja karyawan secara keseluruhan cukup baik. Namun para pekerja belum terlalu mengetahui dan memahami tentang kebijakan program 5R yang ditetapkan oleh perusahaan pusat yakni Pertamina Cooporate. Dalam penerapan program 5R, terdapat satu R yang belum diterapkan dengan baik dari hasil observasi dalam penelitian ini, yaitu Resik. Para Subjek penelitian dalam pengamatan peneliti terlihat tidak pernah melakukan kegiatan membersihkan alat – alat kerja yang ada disekitarnya. Kata kunci : Pemahaman, Penerapan, Aktivitas Pengendalian Program 5R.

2. Nova Elyanti : Judul Determinan Perilaku 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin pada perawat kelas III di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur 2017. Program 5R penting untuk dilaksanakan agar menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, sehingga dapat meminimalisir menurunya performa kerja, menurunya produktivitas kerja, kurangnya akurasi dalam bekerja, pemborosan waktu, meningkatnya kecelakaan kerja, dan timbulnya kelelahan kerja lebih cepat. Namun dalam hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 perawat kelas III sebesar 55% perawat memiliki perilaku 5R yang tidak baik. Penelitian ini bertujuam untuk mengetahui determinan perilaku 5R pada perawat kelas III di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2017.

3. Beny Henry Putra dan Bambang Haryadi : Judul Analisis Prinsip Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Setsuke) Pada CV. Kokoh Bersatu Plastik, Surabaya. Penerapan prinsip kerja di perusahaan CV. Kokoh

(16)

9

Plastik perlu dikelola secara berkesinambungan agar perusahaan dapat mencapai sebuah kesuksesan dalam proses dan hasil. Prinsip 5S 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Setsuke) merupakan salah satu prinsip kerja yang berasal dari Jepang dan telah diguanakan pada perusahan seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penerapan prinsip 5S tersebut melalui pendekatan sistem dan struktur di CV Kokoh Bersatu Plastik. Jenis penelitian yang dipilih adalah kualitatif deskriptif dengan metode etnography dan melakukan teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara secara mendalam kepada beberapa karyawan operasional produksi. Dari hasil wawancara dan observasi disimpulkan bahwa penerapan budaya kerja 5S di CV Kokoh Bersatu Plastik masih dilakukan secara persial dan bersifat perorangan, selain itu pernerapan 5S juga belum tersistem dan terstruktur dengan baik.

Pada pelaksanaannya pihak yang terlibat masih personal di setiap tahapan proses produksi.

(17)

10 B. Road Map Penelitian

Tahap 3

1. Mengajukan proposal 2. Mengunggah proposal Ke

Simlitabmas

3. Menunggu proses review Tahap 2

1. Menetapkan judul dan fokus penelitian

2. Mencari literatur 3. Menyusun proposal dan

instrumen penelitian Tahap 1

1. Mengkaji pentingnya Program budaya 5R pada suatu lembaga

2. Melakukan observasi awal 3. Menemukan masalah

Tahap 4

1. Proses Review 2. Proses Perbaikan

3. Penandatanganan Kontrak Kerja

Tahap 5

1. Pengumpulan Data

2. Mengolah dan Menganalisis Data

3. Penyusunan Laporan 4. Menguoload hasil akhir

penelitian

Tahap 6

1. Publikasi ilmiah pada Jurnal Prodi

2. HAKI

3. Mahasiswa Menyelesaikan tugas akhir skripsi

4. Perbaikan model mengajar Manajemen Perkantoran

(18)

11 C. Deskripsi Konseptual

1. Pengetian 5R

Metode 5S yang digagas oleh kaizen ini, merupakan solusi efektif dalam pengelolaan administrasi kantor yang implementasinya banyak diterapkan di beberapa perusahaan saat ini.10

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata dengan rapi, bersih, dan tertib maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan dan dengan demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisien, produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.11

5R adalah persiapan agar segala sesuatu dalam kondisi terbaik kebiaaan baik akan terbawa ke tempat kerja juga. 5R sebenarnya adalah apa yang anda lakukan untuk memastikan bahwa anda mampu melaksanakan pekerjaan pada efesiensi puncak. 5R merupakan penyempurnaan dengan cara memperhatikan segala sesuatu sehingga anda tidak akan selalu mencari-carinya.12

5S adalah suatu langkah praktis untuk meningkatkan produktivitas karyawan melalui budaya kerja disiplin dengan semangat yang terus berubah menjadi lebih baik, dalam rangka meningkatkan layanan yang lebih baik kepada anggota atau pelanggan.13

10 Dra.MC. Maryati,MM.2014.Manajemen Perkantoran Efektif. Yogyakarta: UPP STIM YKPM.,hlm.131

11 Irra Chrisyanti.2011.Manajemen Perkantoran. Jakarta : Prestasi Pustaka.,hlm.130

12 Takashi Osada.2016.Sikap Kerja 5S. Jakarta: PPM.,hlm.8

13 Munaldus,Yuspita Karlena.2015.Credit Union Optimize People. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.,hlm.77

(19)

12 2. Konsep Ringkas (Seiri)

Prinsip ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah di akses terbukti sangat berrguna bagi suatu perusahaan.5

Umumnya istilah ini berarti mengatur segala sesuatu, memilah sesuai dengan aturan atau prinsip tertentu. 5S Seiri berarti membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, mengambil keputusan yang tegas, dan menerapkan manajemen stratifikasi untuk membuang yang tidak diperlukan itu.6

2.1 Sasaran Ringkas

Langkah melakukan Ringkas :

a. Cek barang yang berada di area masing – masing.

b. Tetapkan kategori barang – barang yang digunakan dan yang tidak digunakan.

c. Beri label warna merah untuk barang yang tidak digunakan.

d. Siapkan tempat untuk menyimpan/membuang/memusnahkan barang – barang yang tidak digunakan.

e. Pindahkan barang – barang yang berlabel merah k tempat yang telah ditentukan.7 3. Konsep Rapi (Seiton)

Setelah tempat kerja menjadi Ringkas, selanjutnya tempat kerja di buat menjadi lebih Rapi. Di tempat kerja yang rapi, semua barang dapat ditemukan dengan cepat, karena prinsip tempat kerja yang rapi adalah: “Setiap barang yang berada di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti"

Prinsip Rapi adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatya. Kerapihan adalah hal mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan denngan mudah. Perusahaan tidak boleh asal – asalan dalam memutuskan dimana benda – benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu untuk memperoleh barang tersebut.8

Di tempat kerja yang Rapi (meRapikan tempat kerja), semua barang dapat ditemukan dengan cepat, karena prinsip utama yang Rapi adalah: “Setiap barang yang ada di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti”. 9

5Irra Chrisyanti, loc.cit.hlm.130-131

6Takashi Osada, op.cit.hlm.23

7Irra Chrisyanti.loc.cit.hlm.131

8Irra Chrisyanti.loc.cit.hlm.131

9Tubagus Achmad Darodjat, loc.cit.hlm.194

(20)

13

Prinsip Rapi adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapihan adalah tentang bagaimana melakukan barang dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan dengan mudah dan cepat. Perusahaan tidak boleh asal – asalan dalam memutuskan di mana benda – benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu dalam memperoleh barang tersebut.10

2.2 Sasaran Rapi

Langkah melakukan Rapi:

a. Rancang metode penempatan barang yang diperlukan sehingga mudah didapatkan saat dibutuhkan.

b. Tempatkan barang – barang yang diperlukan ke tempat yang telah dirancang dan disediakan.

c. Beri label/identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun pengembalian ke tempat semula.11

Intisari dari tertib dan rapi di tempat kerja adalah kemudahan dalam mencari dan mendapatkan barang yang dibutuhkan pada saat yang tepat. Sebaliknya setelah menggunakan alat kerja, pemakai juga mendapatkan kemudahan dalam mengembalikannya. Salah satu prinsip yang diterapkan di dalam kegiatan Rapi adalah mengusahakan agar semua benda dapat dilihat dengan jelas oleh semua orang.

4. Konsep Resik (Seiso)

Tempat kerja yang kotor, berdebu, lembab dan berjamur tidaklah sehat.

Keadaan tempat kerja yang kotor dan kumuh berdampak pada kesulitan pemeriksaan mein ataupun peralatan kerja.

Resik di tempat kerja berarti segala potensi gangguan mesin dapat terpantau dan tertanggulangi sedini mungkin, karena membersihkan berarti memeriksa.

Prinsip Resik adalah membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan barang – barang agar tidak terdapat debu dan kotoran. Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan oleh setiap orang dan CEO hingga pada tingkat office boy.12

10Ludfi Orbani.op.cit.hlm.24

11Irra Chrisyanti, loc.cit.hlm.131

12 Irra Chrisyanti,op.cit.hlm.132

(21)

14 2.3 Sasaran Resik

Segala sesuatu yang ada di tempat kerja perlu resik, termasuk dalam pengertian segala sesuatu adalah: mesin – mesin, alat kerja, meja, kursi, filling cabinet, lantai, dinding, lemari, rak, sarana penerangan dan sebagainya.

Resik dapat diterapkan secara sistematik melalui 4 langkah, yaitu:

1. Penyediaan sarana kebersihan 2. Pembersihan tempat kerja 3. Peremajaan tempat kerja dan 4. Pelestarian Resik13

Kegiatan pemeriksaan berkala Resik juga dibarengi dengan lembar periksa Resik dan sistem piket yang memadai. Dengan usaha tersebut keadaan Resik di tempat kerja dapat dilestarikan.

5. Konsep Rawat (Seiketsu)

Prinsip Rawat adalah mempertahankan hasil yang telah dicapai pada 3R sebelumnya dengan mmbakukannya (standardisasi).14

Dalam istilah 5S (Seiketsu), pemantapan berarti terus – menerus dan secara berulang – ulang memelihara pemilahan, penataan, dan pembersihannya.

Dengan demikian pemantapan mencakup kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan. Dalam hal ini terutama diperlukan manajemen visual dan pemantapan 5S. Inovasi dan manajemen visual terpadu dipergunakan untuk mencapai dan memelihara kondisi yang dimantapkan sehingga anda selalu dapat bertindak dengan cepat.15

2.4 Sasaran Rawat

Rawat pada prinsipnya mengusahakan agar tempat kerja yang sudah menajdi baik dapat selalu terpelihara. Di tempat kerja yang Rawat, kerawanan dan penyimpangan dapat segera dikenali, sehingga berbagai masalah dapat dicegah sedini mungkin.

Langkah melakukan Rawat;

1. Tetapkan standar kebersihan, penempatan, penataan

2. Komunikasikan ke setiap karyawan yang sedang bekerja di tempat kerja

13 Tubagus Achmad Darodjat, op.cit.hlm.197

14Irra Chrisyanti, loc.cit.hlm.132

15Takashi Osada, op.cit.hlm.29

(22)

15

Pilar ini bukan kegiatan yang serupa dengan ketiga pilar pertama, tetapi pilar ini adalah keadaan atau kondisi yang perlu dipelihara bilamana perusahaan melaksanakan ketiga pilar pertama – pengaturan, keteraturan dan kebersihan.16 Sasaran Rawat yang lebih utama adalah kualitas yang tinggi karena kesalahan terhindarkan. Keselamatan kerja juga makin baik, karena bahaya dapat dicegah.

6. Konsep Rajin (Shitsuke)

Rain berkaitan dengan kebiasaan karyawan yang harus dibina agar dapat menjaga dan meningkatkan apa yang sudah baik.

Prinsip Rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. Rajin di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip rajin ditempat kerja adalah

“Lakukan Apa Yang Harus Dilakukan Dan Jangan Melakukan Apa Yang Tidak Boleh Dilakukan“.17

Shitsuke adalah metode yang digunakan untuk memotivasi pekerja agar terus menerus melakukan dan ikut serta dalam kegiatan perawatan aktivitas perbaikan serta membuat pekerja terbiasa mentaati aturan (rajin).18

Prinsip Rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. Rajin di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan baik atau prima setiap saat. Prinsip Rajin di tempat kerja adalah “Lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan melakukan apa yang tidak boleh dilakukan”.19

2.5 Sasaran Rajin

Rajin tercipta nila ada saran fisik yang mengarahkan untuk bersikap Rajin Secara sistematik Rajin di tempat kerja dikembangkan melalui 4 langkah pembinaan praktis yaitu:

1. Target bersama 2. Tealadan atasan

3. Hubungan warga kolese dan 4. Kesempatan belajar

Usahakan pertemuan berkala di tempat kerja. Bahas praktek perilaku positif yang dapat dikembangkan di antara kita. Temukan bersama berbagai target

16 Tubagus Achmad Darodjat, op.cit.hlm.198

17Irra Chrisyanti, op.cit.hlm.133

18 Tubagus Achmad Darodjat, loc.cit.hlm.198

19 Ludfi Orbani, loc.cit.hlm.28

(23)

16

kebiaaan yang perlu di perbaiki. Suatu ikrar bersama untuk mematuhinya kemudian dapat dilakukan. Berikanlah kesempatan yang leluasa bagi reka kerja mengemukakan penapatnya, dan bersedialah mendenagarkan mereka.

Atasan merupakan panutan bagi bawahannya. Teladan atasan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi dalam pembinaan manusia.

Setelah menjalankan teknik 5R di atas, anda bia melakukan evaluasi terhadap tempat kerja anda: “Bagaimmana bentuk tempat kerja saat ini?” untuk menjawab pertanyaan tersebut, keempat pertanyaan di bawah ini bisa menggunakan untuk menggambarkan kondisi tempat kerja anda saat ini:

1. Di tempat kerja saya tidak seorangpun yang membuang sampah sembarangan dan setiap orang ikut ambil bagian dalam memelihara kebersihan tempat kerja.

2. Di tempat kerja saya tidak ada yag membuang sampah sembarangan karena ada orang (petugas/houseman/public area attendant/cleaning service) yang membersihkannya.

3. Di tempat kerja saya, orang membuang sampah sembarangan tetapi ada orang (petugas/houseman/public area attendant/cleaning service) yang akan membersihkannya

4. Di tempat kerja saya, setiap orang membuang sampah sembarangan dan tidak seorangpun yang memberihkannya.20

20 Ludfi Orbani, op.cit. hlm.29

(24)

17

BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Metodologi Dan Prosedur Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri – cirri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara – cara yang akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara – cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah – langkah tertentu yag bersifat logis.

2. Prosedur Penelitian

Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualiatas, nilai, atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualiatas, nilai, atau makna hanya dapat di ungkapkan dan dijelaskan melalui linguistic, bahasa, atau kata – kata.

Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyaaan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola – pola nilai yang dihadapi.21

Dengan metode penelitian kualitatif ini, peneliti ingin memberikan informasi dan penjelasan mengenai implementasi dari 5R (Ringkas, Rapi,

21 Ibid.,hlm.9-10.

(25)

18

Resik, Rawat, Rajin) dan masing – masing sub fokus dari 5R tersebut yang diterapkan di lingkungan kerja PT Sucofindo bagian Divisi Human Capital.

Untuk penelitian ini peneliti akan memanfaatkan pertanyaan dengan kata tanya mengapa, alasan apa, dan bagaimana terjadinya.

B. Data Dan sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata – kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain – lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya di bagi ke dalam kata – katadan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.

1. Kata – kata dan Tindakan

Kata – kata dan tindakan orang – orang yanng diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio tapes, pengambilan foto, atau film.

Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. Manakah diantara ketiga kegiatan yang dominan, jelas akan bervariasi dari satu waktu ke waktu lain dan dari satu situasi ke situasi lainnya.22

Dengan demikian sumber data yang berupa kata – kata dan tindakan pada penelitian 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) adalah hasil kegiatan di lapangan dengan mencari berbagai informasi pada PT Sucofindo mengenai program budaya 5R yang dijadikan sebagai pendukung dari adanya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja melalui obeservasi, wawancara yang di dapatkan dari narasumber di lapangan.

22 Ibid.,hlm.157

(26)

19 2. Sumber Tertulis

Sumber berupa buku dan majalah ilmiah juga termasuk kategori ini.

Buku disertasi atau tesis. Di perpustakaan terdapat buku riwayat hidup, buku terbitan pemerintah, majalah – majalah ilmih seperti jurnal tempat menerbitkan penemuan – penemuan hasil penelitian.23

3. Foto

Penggunaan foto untuk melengkapi sumber data jelas besar sekali manfaatnya. Hanya perlu dberi catatan khusus tentang keadaan dalam foto yang biasanya, apabila diambil secara sengaja, sikap dan keadaan dalam foto menjadi sesuatu yang sudah di poles sehingga tidak menggambarkan keadaan. Pada umumnya foto tidak digunakan secara tunggal untuk menganalisis data. Dengan kata lain, sebaiknya foto digunakan sebagai pelengkap pada cara dan teknik lainnya.24

Sumber data yang berupa foto oleh peneliti dijadikan sebagai bahan dokumentasi pada penelitian dan dijadikan sebagai pelengkap serta bukti berupa gambar mengenai ada atau tidak adanya, informasi melalui gambar yang menjadi bukti adanya implementasi program budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) di Divisi Human Capital PT Sucofindo. Dan di peroleh dari 3 informan yang mengetahui dan bertanggung jawab dari adanya budaya 5R di PT Sucofindo.

C. Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting). Pada penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta

23 Ibid.,hlm 159

24 Ibid.,hlm.161

(27)

20

(participant observation), wawancara mendalam (in dept interview) dan dokumentasi.25

1. Teknik Observasi (Pengamatan)

Ada beberapa alasan mengapa dalam penlitian kualitatif pengamatan dimanfaatkan sebesar – besarnya seperti yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (1981:191-193) sebagai berikut ini. Pertama, teknik pengamatan ini didassarkan atas pengalaman secara langsung. Pengalaman langsung merupakan alat yang ampuh untuk mengetes suatu kebeneran. Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenernya. Ketiga, pengamatan memungkinka peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang brkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, sering. terjadi adanya keraguan pada peneliti, kemungkinan keliru itu terjadi karena kurang dapat mengingat peristiwa atau hasil wawancara. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi – situasi yang rumit.

Keenam, dalam kasus – kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan.

2. Teknik Wawancara (Interview)

Wawancara adalah perakapan dalam maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

25Sugiyono, op.cit.hlm.224-225

(28)

21

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan idea melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topic tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpalan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak – tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.26

3. Teknik Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulian, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life historiesi), citeria, biografi, peraturan, kebijakan,. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya, foto, gambar hidup, sketsa, dan lain – lain.

Dokemen yang berbentuk karya, misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, paung, film, dan lain – lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

4. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi. Maka sebenernya peneliti menggumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sebagai sumber data.

26 Sugiyono, op.cit.hlm.231

(29)

22

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis triangulasi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data, dimana triangulasi ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama, data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga mengahasilkan sesuatu kesimpulan selanjutnya dimintakan dengan tiga sumber data tersebut.27

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dari beberapa sumber tersebut tidak bisa di samakan seperti kuantitatif tetapi harus dideskripsikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda. Data yang dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

Peneliti melakukan pencarian informan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Peneliti melakukan observasi untuk menentukan informan

2. Peneliti berdiskusi dengan kepala bagian Divisi Human Capital PT Sucofindo untuk menentukan informan

3. Peneliti menentukan informan dengan memilih karyawan yang ada pada bagian Divisi Human Capital PT Sucofindo.

Oleh karena itu dalam penelitian ini informan yang dijadikan sumber pegumpulan data dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat dan memiliki peran dalam pelaksanaan Divisi Human Capital PT Sucofindo.

27 Ibid., hlm. 327

(30)

23

Gambar 3.2 Triangulasi “sumber” pengumpulan data *Sumber : Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kombinasi

2. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan cara wawancara, lalu di cek dengan observasi, dokumentasi dan kuisioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar.

Gambar 3.3 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data

*Sumber : Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta. Hlm. 328 Observasi

Wawancara

Sumber Data Dokumentasi

Wawancara

Mendalam Informan 2

Informan 1

Informan 1

(31)

24 D. Road Map Penelitian

1. BAGAN ALIR PENELITIAN

Reduction data : Memilih data yang penting saja.

Display data : Menyajikan data ke dalam pola dan bagan.

Conclusion Drawing : Dari penyajian data, analisis data kemudian disimpulkan sesuai dengan masalah yang diteliti.

Triangulasi Sumber 1. Informan 1 2. Informan 2 3. Informan 3

Triangulasi Teknik 1. Hasil Observasi

Partisipatif 2. Hasil Triangulasi

Sumber 3. Dokumentasi

Kesimpulan

Dengan analisis data interaktif Reduction, Display dan Conclusion

Latar Belakang Penelitian

Rumusan Masalah Penelitian

Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data

Data Primer 1. Wawancara tiga

narasumber 2. Observasi

partisipatif

Data Sekunder Dokukentasi

Analisis Data

(32)

25 BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Biaya Penelitian

Anggaran biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah Rp.15.000.000 , berikut adalah ringkasan anggaran biaya penelitian.

Tabel 4.1 Rekap Biaya Penelitian

No. Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan

1. Biaya Operasional Rp 5.000.000,00

2. Bahan Habis Pakai Rp 1.500.000,00

3. Honor Rp. 3.500.000,00

4. Luaran Jurnal Rp. 5.000.000,00

Total Pengeluaran Rp. 15.000.000,00

B. Waktu Penelitian

Waktu merupakan factor penting dalam suatu aktivitas penelitian.

Seorang peneliti seharusnya memiliki target waktu untuk melaksanakan tahap demi tahap penelitian yang dilakukan. Waktu penelitian selama 6 bulan

(33)

26 Tabel 4.2 Jadwal Penelitian

Juli Agustus

Septemb

Oktober

Novemb Desemb

No Kegiatan er er er

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Diskusi

Masalah Model Perkuliahan Manajemen

Perkantoran 2 Observasi Lapangan 3 Pembuatan

Dan

Pengajuan Proposal Ke Lemitbank UHAMKA 4 Penyusunan Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian 5 Pelaksanaan

(34)

27

Penelitian 5 Tabulasi Data 6 Triangulasi Data 7 Analisis Data

8 Penyusunan Draf Laporan 9 Laporan

Hasil Penelitian 10 Publikasi Hasil Laporan

(35)

28

DAFTAR PUSTAKA

Maryati,MM.2014.Manajemen Perkantoran Efektif. Yogyakarta: UPP STIM YKPM Irra Chrisyanti.2011.Manajemen Perkantoran. Jakarta : Prestasi Pustaka

Takashi Osada.2016.Sikap Kerja 5S. Jakarta: PPM

Munaldus,Yuspita Karlena.2015.Credit Union Optimize People. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Sugiyono,2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Lexy J Moleong.2017.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

(36)

29 Lampiran 1

JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN

No. Keterangan Uraian Jumlah (Rp)

1. Biaya Operasional

a. Penyusunan Proposal 1 Paket Rp.5 00.000,00

b. Penyusunan Instrumen 1 Paket Rp.5 00.000,00

c. Pengumpulan Data di

Lapangan 1 Paket Rp..1500.000,00

d. Trianggulasi Data 1 Paket Rp.1.000.000,00

e. Analisis Data 1 Paket Rp.1 500.000,00

Jumlah Rp. 5 000.000,00

2. Bahan Habis Pakai

2 Rim + 1 Set

a. Kertas & Alat Tulis Pulpen Rp 100.000,00

b. Flash Disk 1 x 100.000 Rp 100.000,00

c. Tinta Printer 1 set x 300.000 Rp 300.000,00

3 Vochr Pulsa x

(37)

30

Komunikasi dan Koordinasi 100.000 x 2 Rp 300.000,00

. Dokumentasi 1 Paket Rp 200.000,00

. Penelusuran Pustaka 1 Paket Rp 500.000,00

Jumlah Rp 1.500.000,00

3. Honor

a. Ketua 1 org Rp 1.500.000,00

b. Anggota 1 org Rp. 1000.000,00

c . Anggota 1 orang Rp 1000.000,00

Jumlah Rp 3.500.000,00

4. Luaran

f. Penyusunan Draft Laporan 1 Paket Rp 750.000,00

h. Penggandaan Laporan Set Laporan Rp 500.000,00

Jurnal 1 Paket Rp 3000.000,00

Pajak 5% Rp 250.000,00

(38)

31

Pengurusan HAKI 1 Paket Rp 500.000,00

Jumlah Rp .500.000,00

(Lima Belas Juta Rupiah) Rp 15 000.000,00

(39)

32 Lampiran 2

SUSUNAN ORGANISASI

Nama Jabatan Tugas

1. Drs. H. M. Jamil Latief, Ketua - Observasi awal untuk

MM.M.Pd. menemukan Masalah

penelitian

- Mengkoordinasi Tim untuk Menyusun proposal penelitian - Mengkoordinasi Tim

untuk menyusun kisi- kisi dan Borang wawancara penelitian - Mengkoordinasi Tim

untuk Penelusuran data, tabulasi data dan triangulasi data - Mengkoordinasi Tim

untuk Menganalisis data dan Menyusun laporan penelitian - Mengkoordinasi tim

untuk menyusun luaran penelitian yang terdiri Jurnal Ilmiah

dan HAKI.

(40)

33

2. Chintia Liliana Anggota - Bersama Ketua

menyusun Proposal menelusuri data,

(41)

34

tabulasi data, dan triangulasi data

- Bersama Ketua menganalisis data dan menyusun Laporan penelitian

- Bersama ketua menyiapkan luaran penelitian yang terdiri dari Jurnal Ilmiah dan HAKI

- Membuat laporan skripsi atas nama Halimah Tusa’dyah

(42)

35

Lampiran 3 Biodata Ketua dan Anggota Peneliti

(43)

36

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Chintia Liliana

2. Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 27 Maret 1996 3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Status Perkawinan : Belum Menikah 6. No telepon : 087879101796

7. Alamat : Jalan Gading Raya Indah

Kelurahan Pegangsaan Dua

Kecamatan Kelapa Gading 12240

8. Alamat Email : [email protected] 9. Pendidikan formal :

TK Islam tahun 2002-2003 MI NUR AT-TAQWA 2003- 2009

SMPN 270 JAKARTA 2009- 2012

(44)

37

SMK HANG TUAH 1 2012- 2015

UHAMKA 2015-Proses penyelesaian 10. Keterampilan : Mengaplikasikan MS Office,MS Excel 11. Pengalaman organisasi : Paskibra SMPN 270 JAKARTA 2010

ROHIS SMP 270 JAKARTA Bendahara OSIS SMK HT 1 2013 Dengan demikian riwayat hidup saya buat dengan sebenar – benarnya dan dapat di pertanggung jawabkan serta di pergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta,15 Januari 2019

Chintia Liliana 1501085019

(45)

38 Lampiran 4

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tanggan di bawah ini :

Ketua Penelitian

Nama : Drs. H. M. Jamil Latief, MM. M.Pd.

Anggota Peneliti

Nama : Chintia Liliana

Saya dan tim menyatakan dengan sesungguhnya sanggup menyelesaikan penelitian ini dengan judul Implementasi Program Budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Di Divisi Human Capital PT Sucofindo. Apabila di setujui oleh Letmitbang UHAMKA dan hasil penelitian merupakan karya ilmiah murni dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan kami bukan plagiat dari karya ilmiah orang lain yang telah dipublikasikan sebelumnya.

Demikian pernyataan dibuat dengan sungguh-sungguh kebenarannya.

Jakarta, 15 Januari 2019

Drs. H. M. Jamil Latief, MM. M.Pd.

Ketua Peneliti

(46)

39

Gambar

Gambar 3.3 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data
Tabel 4.1  Rekap Biaya Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian yang menjadi objek penelitian ini adalah " pengaruh Semangat Kerja dan Program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) terhadap

Dengan adanya implementasi 5R+1S yang terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin dan Safety sebagai upaya peningkatan efektivitas produksi dengan metode OEE (Overall

Saya berjanji akan berperan aktif dalam menerapkan konsep 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) dengan kesungguhan hati... Struktur Penugasan 5R Sebelum dan Sesudah Disetujui

Asumsi peneliti setelah dilakukan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) terhadap perencanaan logistik yaitu dengan pemberian informasi mengenai penerapan metode

Adapun strategi yang dapat diimplementasikan meliputi Budaya kerja 5 S ( seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke) atau 5R (ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin),

Sukses Mitra Sejahtera Kediri ini memiliki budaya 5R, yang dimaksud budaya 5R pada perusahaan ini yaitu 1 Ringkas, Pilah dan pisahkan barang yang tidak perlu.. 2 Rapi, Lakukan penataan

5R Ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin adalah metode yang diterapkan untuk menciptakan susasana lingkungan kerja yang selalu bersih dan setiap orang harus selalu konsisten dan

Panduan pelatihan tentang sistem 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman dan