PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan bahasa pada anak usia dini dibagi menjadi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat aspek tersebut, menyimak merupakan keterampilan paling awal sebelum anak berbicara, membaca dan menulis. Oleh karena itu, perlu adanya treatment untuk meningkatkan keterampilan menyimak pada anak di RA Al Hikmah Marindal.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis ingin memberikan peningkatan keterampilan menyimak anak RA Al-Hikmah Marindal dengan menggunakan media pembelajaran big book yang dianggap menarik bagi anak. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Isi Cerita Melalui Media Pembelajaran Buku Besar di RA Al Hikmah Marindal.
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORETIS
Kemampuan Menyimak
- Pengertian Menyimak
- Pengertian Kemampuan Menyimak Anak RA
- Tujuan Menyimak
- Proses Menyimak
- Tahapan Menyimak
- Jenis-Jenis Menyimak Anak RA
Mendengarkan informatif adalah jenis kegiatan mendengarkan atau mendengarkan informasi untuk mengidentifikasi dan mengingat fakta, ide, dan hubungan. Mendengarkan kritis adalah jenis aktivitas mendengarkan yang melampaui mengidentifikasi dan mengingat fakta, ide, dan koneksi. Extended Listening adalah jenis kegiatan mendengarkan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat lebih umum dan mandiri.
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang menitikberatkan pada kegiatan menyimak yang lebih bebas dan lebih umum. Dari jenis-jenis tersebut, jenis menyimak dalam penelitian ini adalah menyimak kritis, yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengingat fakta serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak tentang cerita yang didengar.
Media Pembelajaran Big Book
- Pengertian Big Book
- Keunggulan Big Book
- Cara Pembuatan Big Book
- Materi Pembuatan Big Book
- Penggunaan Media Big Book
Buku Besar adalah buku cerita dengan fitur-fitur khusus yang disempurnakan dalam teks dan gambar untuk memungkinkan membaca bersama antara guru dan siswa. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru dapat mengajarkan siswa membaca dan menyimak dengan menggunakan media buku besar. Siswa dapat mengikuti setiap perkataan guru dan tahu cara menulisnya, buku besar memudahkan mereka, seolah-olah melihat langsung cerita yang dibacakan guru.
Siswa dapat merasakan ceritanya, dan big book merupakan hal baru yang akan membuat siswa tertarik dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Media buku besar adalah media pembelajaran sederhana yaitu buku cerita dengan ciri khusus yang dikembangkan baik dalam bentuk teks maupun gambar, dimana didalamnya terdapat cerita pendek cetak besar dengan gambar berwarna. Guru menyiapkan tata letak media buku besar dan ruang kelas senyaman mungkin agar semua siswa dapat menangkap cerita yang didengar.
Pada saat guru sedang bercerita dengan media buku besar, guru secara berurutan memotret buku besar tersebut sesuai dengan cerita. Penerapan media big book dalam pembelajaran menyimak isi cerita pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar yang sengaja dirancang sebelum pembelajaran berlangsung. Media pembelajaran diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah media buku besar yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan menyimak anak usia 5-6 tahun.
Penggunaan media large book dalam pembelajaran menyimak cerita disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan tingkat kemampuan menyimak anak usia 5-6 tahun. Pada level ini kegiatan yang dilakukan siswa adalah mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan media buku besar. Ketika seorang anak mendengarkan cerita yang dituturkan oleh guru, maka siswa pada tahap ini akan memahami atau memahami kata-kata dari cerita yang disampaikan guru melalui media buku besar.
Pendekatan dan Metode PTK
- Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
- Siklus PTK
Lokasi survei berada di Grup B RA Al Hikmah Kecamatan Jalan Kebun Kopi Gang Sapta Marindal I Patumbak. Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan prasurvei selama satu hari kemudian melakukan PTK satu siklus untuk mengamati peningkatan kemampuan menyimak cerita dengan menggunakan media buku besar di RA Al Hikmah Marindal. Penelitian direncanakan selama tiga siklus, namun jika pada siklus ketiga kemampuan menyimak isi cerita anak tidak mencapai nilai yang diharapkan, maka peneliti akan melanjutkan penelitian hingga kemampuan menyimak isi cerita anak meningkat sesuai dengan yang diharapkan.
Persiapan PTK
Subyek Penelitian
Sumber Data
- Anak
- Guru
- Teman Sejawat dan Kolaborator
Rekan kerja yang dijadikan sebagai evaluator dalam pelaksanaan PTK adalah Ny. Isma Fitriani, S.Pd, sedangkan wakil kepala sekolah RA Al Hikmah Marindal yaitu Ny. Tn.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Alat Pengumpulan Data
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan foto kegiatan, data dan absensi (buku absensi) anak selama penelitian. Checklist atau daftar periksa adalah panduan observasi yang berisi daftar semua aspek yang akan diamati, sehingga pengamat hanya memberikan daftar periksa dari aspek-aspek yang akan diamati. Kisi observasi dalam pengembangan instrumen pada kemampuan menyimak anak, penelitian ini mengacu pada empat kaidah menyimak menurut Liz Spooner & Jacqui Woodcock.
34 Liz Spooner & Jacqui Woodcock, Mengajar Anak Menyimak Pendekatan Praktis untuk Mengembangkan Keterampilan Mendengarkan Anak, (New York: MPG Books Group, 2010), h. Indikator dalam instrumen menyimak isi cerita dikembangkan dari empat kaidah keterampilan menyimak anak menurut Liz Spooner & Jacqui Woodcock dipadukan dengan Henry Guntur Tarigan, kemudian dijabarkan sebagai rubrik penilaian untuk acuan dalam menentukan kriteria pencapaian perkembangan anak.
Indikator Kinerja
Analisis Data
Dilihat dari hasil tanya jawab menggambarkan ekspresi anak dalam pengembangan kegiatan pembelajaran menyimak isi cerita dengan media buku besar. Menyimpulkan apakah ada peningkatan kemampuan keberhasilan menyimak isi cerita pada saat tindakan pembelajaran atau tidak berdasarkan hasil observasi.
Prosedur Penelitian
- Personalia Penelitian
Membuat interpretasi. C. Menyimpulkan apakah selama kegiatan pembelajaran terjadi peningkatan kemampuan menyimak dengan baik isi cerita atau tidak berdasarkan hasil observasi. Langkah selanjutnya adalah merumuskan langkah perbaikan untuk siklus selanjutnya. e.. siklus dilakukan untuk mengetahui persentase kemampuan kreativitas awal anak dengan mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan memberikan metode, media dan lembar penilaian. Selain mengamati keterampilan menyimak anak, peneliti mengamati keterlibatan anak untuk mengetahui kendala yang dialami anak selama proses pembelajaran dan mengetahui kemampuan anak dalam menyimak isi cerita.
Pada tahap ini, tim pengamat dan guru mencoba menentukan kemampuan belajar anak yang telah dilakukan. Diskusi dengan observer tentang permasalahan baru yang muncul pada siklus pertama, hasil refleksi pada siklus pertama menjadi dasar penyusunan rencana perbaikan pembelajaran pada RKH pada siklus kedua. B. Guru melakukan kegiatan dengan media buku besar yang berbeda dengan siklus I dan menarik minat anak.
Pada tahap ini, tim pengamat dan guru berusaha mengetahui kemampuan belajar anak yang telah dilaksanakan pada Siklus II.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
- Pelaksanaan Pratindakan
- Pelaksanaan Siklus I
- Pelaksanaan Siklus II
Melalui persentase tersebut dapat diperoleh nilai persentase pencapaian kemampuan menyimak isi cerita anak pada Siklus I yaitu sebesar 66,1% yang dinyatakan dalam kriteria BSH. Hal ini juga terjadi pada indikator kedua yang semula pada pra tindakan dari 48,3% menjadi 64,4% pada Siklus I. Sedangkan pada indikator ketiga yang semula pratindakan dari 50% menjadi 67,2% pada Siklus I dan pada indikator keempat yang semula pratindakan dari 43,3% menjadi 63,9%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai persentase ketercapaian keterampilan menyimak meningkat dari 47,1 pada pra siklus menjadi 66,1 pada siklus I. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat merencanakan kembali tindakan dengan memperbaiki kekurangan yang muncul pada siklus I dan merencanakan kembali kegiatan menyimak sesuai dengan isi cerita pada siklus II. Melalui prosentase tersebut dapat diperoleh nilai prosentase pencapaian kemampuan menyimak isi cerita anak pada II. siklus yaitu 85% berada pada kriteria BSB.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai persentase pencapaian keterampilan menyimak meningkat dari 66,1% pada Siklus I menjadi 85% pada Siklus II. Hasil peningkatan keterampilan menyimak kelompok B di RA Al Hikmah Marindal pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar berikut. Pada indikator ketiga yang semula pada pra tindakan sebesar 50%, kemudian meningkat pada siklus I sebesar 67,2% dan meningkat lagi menjadi 85% pada siklus II.
Pada indikator keempat yang awalnya 43,3% pada pra ukur, meningkat sebesar 63,9% pada siklus I kemudian meningkat lagi menjadi 81,7%. Pada siklus II capaian pra tindakan sebesar 47,1% meningkat sebesar 66,1% dan meningkat lagi menjadi 85% pada siklus II. Peneliti dan guru berpartisipasi dalam mendiskusikan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II.
Pembahasan Hasil Penelitian
Secara keseluruhan, tingkat ketuntasan pada siklus II telah mencapai target keberhasilan yang ditentukan yaitu di atas 80% atau berada pada kategori sangat berkembang (BSB). Oleh karena itu, upaya peningkatan kemampuan menyimak isi cerita melalui media buku utama bagi anak kelompok B RA Al Hikmah sebaiknya tidak dilanjutkan dan dihentikan begitu saja pada siklus II. Pada indikator kedua, melihat orang berbicara, persentase ketercapaian pada pra tindakan sebesar 48,3%, kemudian meningkat pada Siklus I menjadi 64,4%, kemudian meningkat lagi menjadi 85,6% pada Siklus II. Pada Siklus I sudah ada anak yang melihat ke arah guru saat bercerita, dan ada juga anak yang menyampaikan pandangannya dengan melihat ke luar kelas atau melihat temannya.
Pada siklus II perilaku anak saat guru bercerita, anak terlihat ingin melihat guru bercerita walaupun tidak berkesinambungan dan ingin melihat guru setelah diingatkan. Pada indikator ketiga yaitu tetap tenang persentase kinerja pada saat pra tindakan sebesar 50%, kemudian meningkat menjadi 67,2% pada siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 85% pada siklus II. Pada siklus II terlihat anak sudah dapat dikondisikan untuk bersikap tenang dan mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru, meskipun ada satu anak yang tidak bertahan lama untuk tetap tenang.
Pada indikator keempat yaitu menyimak semua kata persentase kinerja pada saat pra tindakan sebesar 43,3%, kemudian pada siklus I menjadi 63,9%, kemudian meningkat lagi menjadi 81,7% pada siklus II. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tarigan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi menyimak adalah fisik dan sikap anak 38 Pada siklus I, anak mulai mau bercerita dengan bantuan guru dan anak menjawab pertanyaan atau bercerita hanya dengan satu sampai dua kata. Pada siklus II terlihat anak antusias menjawab pertanyaan saat guru memberikan pertanyaan kepada anak.
Pada pra tindakan rata-rata kinerja 47,1%, kemudian pada siklus I menjadi 66,1%, kemudian kembali menjadi 85% pada siklus II dan masuk dalam kriteria BSB. Pada siklus kedua ini kemampuan menyimak anak mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti. Pada siklus II persentase kemampuan menyimak anak mencapai 85% dengan kriteria sangat berkembang (BSC).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kemampuan menyimak anak kelompok B di RA Al Hikmah Marindal dapat ditingkatkan melalui media buku besar. Langkah-langkah dalam proses menyimak yang dilakukan antara lain anak menyimak cerita yang disampaikan oleh guru, anak memahami dan memahami isi cerita dengan baik. Setelah anak memahami cerita, anak menafsirkan dan mengevaluasi penyampaian cerita oleh guru dengan anak menceritakan kembali isi cerita, dan anak menanggapi pertanyaan yang diberikan guru.
Guru memberikan penguatan berupa reward kepada anak setelah anak menceritakan kembali cerita untuk memotivasi anak agar mau mendengarkan cerita.
Saran
Anak berani keluar kelas tanpa diminta oleh guru saat pemaparan agama yang berbeda jika diminta oleh guru - anak.