PROPOSAL PROYEK SOSIAL PFmuda
Pengolahan sampah organik menjadi kompos berbasis IoT
NAMA TIM PENGUSUL :
1. Wiranti Kusuma Hapsari (Ketua) 2. Ujang Suhendar (Anggota)
3. Himatulloh (Anggota)
Kompetisi Proyek Sosial Program PFmuda Pertamina Foundation
2022
1 Nama Ketua Pengusul Wiranti Kusuma Hapsari 2 Nama Kelompok e-composter
3 Tempat/Tgl Lahir Banyumas, 16 Juli 1994
4 Pendidikan Terakhir SD / SLTP / SLTA / Diploma / S1 / S2 / S3 5 Pekerjaan Pelajar / Mahasiswa / lainnya: Freelancer
6 Tlp dan Alamat Email Tlp 085647600923 Email [email protected]
7 Alamat Rumah/ Domisili Jalan Wiryo Suparno RT 02 RW 016 Teluk, Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa Tengah
8 Organisasi yang diikuti/
pernah diikuti (jika ada)
HIMPASIKOM UGM
9 Pengalaman Pengerjaan Proyek Sosial
1. Belum Pernah Mengerjakan Proyek Sosial
2. Ada, sebutkan: ………
10 Pernah ikut lomba (sejenis PFmuda)
1. Belum pernah ikut lomba/ kompetisi
2. Pernah, sebutkan: ………..
Proyek Sosial Yang diajukan ke Kompetisi Proyek Sosial PFmuda 2022 Judul Proyek Sosial
(lengkap)
Pengolahan sampah organik menjadi kompos berbasis IoT
Judul Proyek Sosial (singkat 6 kata)
e-composter berbasis IoT
Kategori Isu Sosial (Yaitu isu sosial bidang?....) (pilih salah satu)
1. Kemiskinan
2. Pendidikan/ Pelatihan 3. Kesehatan
4. Penanganan Covid-19 5. Lingkungan
6. Energi
7. Teknologi/ Aplikasi/ Platform 8. Disabilitas/ kebutuhan khusus 9. Kewirausahaan/ ekonomi 10. Pariwisata & seni-budaya 11. Masyarakat terisolir/ adat
12. Lainnya, sebutkan ………..
Lokasi Proyek Yogyakarta
Nilai Yg diusulkan Rp Lama Proyek: ……….… Hari/ Bulan
Anggota Tim Pengusul (jika ada)
1. Ujang Suhendar 2. Hikmatulloh
3. ……….
4. ………..
5. ………..
6. dan seterusnya ………..
Mentor/ Pembimbing (jika ada)
Nama: ……….….; Tlp………
Pekerjaan : ………..
Produk/ Hasil Dari Proyek Sosial berupa?
Sistem olah sampah dengan teknologi tepat guna
Manfaat Proyek bagi Masyarakat
Meningkatkan potensi usaha baru yang ramah lingkungan dan dapat turut andil dalam mengurangi jumlah sampah organik yang terbuang sia-sia
E-composter berbasis IoT
Bab-1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Persoalan sampah masih menjadi tantangan bagi sebagian besar daerah di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang mengarah pada peningkatan standar hidup dan gelombang besar urbanisasi menghasilkan peningkatan volume limbah di tempat pembuangan akhir. Namun, proses pengelolaan sampah kota tidak bisa hanya mengandalkan TPA. Model pengumpulan dan pembuangan yang selama ini diterapkan harus ditinggalkan demi perbaikan pengelolaan sampah. Beragam masalah juga akan timbul akibat tumpukan sampah yang menggunung di TPA.
Salah satu dampaknya di rasakan oleh warga di sekitar TPST Piyungan, Bantul, Jogjakarta. Mereka mengeluhkan selama puluhan tahun harus merasakan bau dan limbah dari kawasan tersebut. Daya tampung sampah‐sampah di TPA Piyungan pun mencapai kapasitas yang melebihi batas. Puncaknya pada tanggal 6 Mei 2022, warga melakukan blokade jalan masuk ke TPA Piyungan. Mereka menuntut pemerintah agar TPA Piyungan ditutup secara permanen. Akibatnya sampah dari tiga wilayah Bantul, Kota Yogyakarta, dan Sleman tidak bisa dibuang.
Sampah-sampah yang berada di Jogjakarta ternyata didominasi oleh jenis sampah organik. Sebanyak 50,21% adalah sisa makanan dan 10,9%
adalah kayu-ranting. Potensi yang begitu besar inilah yang mendorong lahirnya ide atau gagasan tentang pembuatan kompos dengan memanfaatkan teknologi IoT. teknologi IoT digunakan untuk monitoring dan mempercepat proses pembuatan kompos. Hal ini dikarenakan dalam pembuatan kompos hambatan yang sering terjadi adalah tingkat kematangan pupuk yang tidak sempurna karena faktor tingkat kelembaban dan suhu dalam proses pembuatan tidak stabil. Teknologi IoT inilah yang akan membantu mitra e-composter untuk mengolah sampah organik secara optimal dan efisien.
b. Rumusan masalah
Bagaimana mengoptimalkan sampah organik menjadi suatu hal yang bisa bermanfaat besar bagi masyarakat maupun lingkungan.
B. Tujuan & Manfaat Proyek Sosial
Proyek sosial ini bertujuan memberdayakan masyarakat untuk dapat mengolah sampah organik menjadi produk kompos berkualitas, meningkatkan potensi UMKM/usaha baru dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup lebih ramah lingkungan.
Manfaat Proyek sosial ini adalah masyarakat bisa mendapatkan sumber penghasilan, hasil produksi kompos meningkat, dan mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat melalui pelatihan dan pendampingan yang telah diberikan.
Bab-2: METODE PELAKSANAAN A. Lokasi Proyek
Lokasi Proyek adalah di provinsi Jogjakarta, terutama di lingkungan dekat kampus dan daerah padat penduduk.
B. Waktu atau Jadwal Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan : 1 Juli 2022 – 31 Desember 2022
C. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan bahan
No Alat dan bahan Jumlah satuan
1 tong besar 30 unit
2 sensor pH arduino 30 unit
3 sensor DHT22 30 unit
4 relay 30 unit
5 box panel 30 unit
6 heater 30 unit
7 fan 30 unit
8 microcontroller 30 unit
9 wifi module 30 unit
10 biaya internet 30 unit
11 LCD 30 unit
12 biaya listrik 30 unit
13 kabel penghubung 30 unit
D. Pelaksana Proyek (termasuk pelibatan masyarakat / lembaga, jika ada) Masyarakat terlibat dalam pengumpulan sampah organik hasil produksi rumah tangga dan proses pengolahan sampah menjadi kompos.
E. Gambar Design Proyek/ Bagan/ Alur Proyek
1.
Sosialisasi Awal
2.
Develop sistem e-composter
6.
Monitoring dan evaluasi
3.
Pelatihan Teknis
4.
Menjalankan sistem e-composter 5.
Pendampingan Wilayah
Gambar 1. Alur proyek e-composter
Bab-3: RENCANA PELAKSANAAN
A. Gambaran Detail Pelaksanaan Proyek (Rincian Kegiatan)
Tabel 2. Detail pelaksanaan e-composter
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Jul Aug Sept Oct Nov Des 1 Sosialisasi Awal
2 Develop sistem e-composter 3 Pelatihan Teknis
4 Menjalankan sistem e- composter
5 Pendampingan WIlayah 6 Monitoring dan evaluasi
B. Hasil Proyek Social (bentuk akhir / fungsi atau manfaat proyek social) Hasil dari proyek sosial ini adalah menurunnya persentase sampah organik yang terbuang ke TPA, menghasilkan kompos atau hasil pengolahan sampah organik dengan kualitas terbaik, tumbuh dan berkembangnya mitra e-composter di setiap kabupaten di Jogjakarta.
C. Penerima manfaat (pemanfaat langsung dan pemanfaat tidak langsung) 1. Pemanfaat langsung adalah petani, kolektor tanaman, pengguna
aplikasi dan mitra e-composter.
D. Lain-Lain
1. Gambaran teknologi IoT yang akan diterapkan
Gambar 2. Teknologi IoT yang akan diterapkan
Bab-4: RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
A. Rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan
Tabel 3. RAB kegiatan
Pelaksanaan Harga/Unit Volume Satuan Frekuensi jumlah Honorarium
Honor Tenaga Ahli Rp1.500.000 1 orang 5 hari Rp7.500.000 Honor tenaga
pelaksana Rp430.000 30 orang 1 hari Rp12.900.000 Operasional
Biaya pemasangan
IoT Rp100.000 30 orang 1 kali Rp3.000.000
Biaya
pengembangan aplikasi
Rp5.000.000 2 orang 1 kali Rp10.000.000
Transport Kota-
Kabupaten Rp175.000 30 orang 1 kali Rp5.250.000
Tabel 3. (lanjutan)
Pelaksanaan Harga/Unit Volume Satuan Frekuensi jumlah Bahan dan Peralatan
tong besar Rp100.000 30 unit 1 kali Rp3.000.000
sensor pH arduino Rp400.000 30 unit 1 kali Rp12.000.000 sensor DHT22 Rp150.000 30 unit 1 kali Rp4.500.000
relay Rp60.000 30 unit 1 kali Rp1.800.000
box panel Rp250.000 30 unit 1 hari Rp7.500.000
heater Rp350.000 30 unit 1 kali Rp10.500.000
fan Rp100.000 30 unit 1 kali Rp3.000.000
microcontroller Rp200.000 30 unit 1 kali Rp6.000.000 wifi module Rp1.000.000 30 unit 1 kali Rp30.000.000 biaya internet Rp200.000 30 unit 1 kali Rp6.000.000
LCD Rp175.000 30 unit 1 kali Rp5.250.000
biaya listrik Rp100.000 30 unit 1 kali Rp3.000.000 kabel penghubung Rp50.000 30 unit 1 kali Rp1.500.000 Pelaporan
Cetak laporan dan dokumentasi
IDR
1.000.000 1 lumpsum 1 kali Rp1.000.000 TOTAL KEBUTUHAN Rp133.700.000
B. Rekapitulasi Anggaran:
1. Anggaran yang diajukan ke PFmuda : Rp133.700.000 2. Total Kebutuhan Anggaran : Rp133.700.000 Bab-5: KEBERLANJUTAN PROYEK SOSIAL
A. Gambaran Keberlanjutan Proyek Sosial
sebagai berikut :
1. Peningkatan inovasi pada aplikasi, teknologi yang digunakan maupun produk yang dihasilkan
2. Pemberian pelatihan secara berkala kepada mitra e-composter
3. Kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan berkelanjutan
B. Sumber dana untuk operasional Keberlanjutan
Sumber dana untuk operasional keberlanjutan ini adalah dari hasil penjualan dan pelatihan kompos, serta dana dari berbagai pihak yang nantinya bekerjasama dengan e-composter ini demi kemajuan dan kebermanfaatan.
C. Pelaksana Pasca Proyek
Pelaksana pasca proyek ini adalah masyarakat yang telah bergabung menjadi mitra maupun pelanggan e-composter, komunitas yang terbentuk antar wilayah mitra e-composter.
Bab-6: KESIMPULAN & PENUTUP A. Ukuran Keberhasilan Proyek
Ukuran keberhasilan proyek adalah menurunnya persentase sampah organik yang terbuang ke TPA, tumbuh dan berkembangnya mitra e- composter di setiap kabupaten di Jogjakarta, meningkatnya kesadaran masyarakat akan sampah organik dengan semakin banyaknya pelanggan e-composter.
B. Penutup
Demikian proposal proyek e-composter ini kami dibuat. Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga proposal yang kami ajukan dapat dipertimbangkan, diterima, dan bermanfaat bagi semua.
Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.