• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Riset Citra

N/A
N/A
Ciremai Com3

Academic year: 2024

Membagikan "Proposal Riset Citra"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA

TAHUN 2022

PROPOSAL RISET

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan

Oleh:

CITRA FITRIA 19154011004

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB

MAJALENGKA 2022

(2)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI WILAYAH

KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA

TAHUN 2022

Proposal Riset Ini Telah Disetujui dan Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Proposal Riset Program Studi Diploma III Kebidanan

Stikes YPIB Majalengka

Majalengka, Februari 2022

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

i

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI WILAYAH

KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA

TAHUN 2022

Proposal Riset ini telah diperiksa dan disahkan dihadapan Tim Penguji Proposal Riset Program Studi Diploma III

Kebidanan STIKes YPIB Majalengka

Majalengka, Februari 2022 Mengesahkan,

ii

(4)

Yuyun Wahyu I.I.,S.ST.,M.Kes. Lina Siti N.,S.ST.,M.Kes. S Suharno,S.Kep.,Ners.,M.Kes Mengetahui,

Ketua Program Studi D III Kebidanan

Ayu Idaningsih, S.Si.T., M.Kes.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam semesta, berkat rahmat dan Ridho-Nyalah sehingga penulis dapat menyelsaikan proposal riset yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan

iii

(5)

Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022”. Sholawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Adapun tujuan dari penulisan proposal riset ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan riset sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga proposal riset ini dapat diselsaikan tepat waktu.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak, diantara kepada :

1. Jejen Nurbayan, S.Sos, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Imam Bonjol (YPIB) Majalengka.

2. Dr. Wawan Kurniawan, SKM, S.Kep., Ners., M.Kes., selaku Ketua STIKes YPIB Majalengka.

3. Ayu Idaningsih, S.Si.T., M.Kes., selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka dan selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan arahannya.

4. Lina Siti Nuryawati, S.ST., M.Kes., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk dan arahannya.

iv

(6)

6. Teman-teman se-angkatan atas kebersamaan dan motivasinya selama ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan masukan dan membantu kelancaran pelaksanaan ini.

Penulis menyadari bahwa proposal riset ini masih banyak kekurangan.

Oleh karenanya, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal riset ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Majalengka, Februari 2022

Penulis

v

(7)

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR DIAGRAM...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian...7

D. Manfaat Penelitian...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...11

A. Konsep Remaja...11

1. Pengertian Remaja...11

2. Fase Remaja...12

3. Karakteristik Masa Remaja...13

4. Perubahan Fisik Remaja...16

5. Perkembangan Psikologi Pada Remaja...22

B. Konsep Kesehatan Reproduksi...23

1. Pengertian Kesehatan Reproduksi...23

2. Hak-Hak Reproduksi...23

vi

(8)

6. Cara Memelihara Kesehatan Organ Reproduksi...38

7. Masalah Kesehatan Reproduksi...40

C. Konsep Pengetahuan...43

1. Definisi Pengetahuan...43

2. Tingkat Pengetahuan...44

3. Pengukuran Pengetahuan...47

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi...48

1. Pendidikan...48

2. Media massa...48

3. Sosial budaya dan Ekonomi...49

4. Lingkungan...49

5. Pengalaman...49

6. Usia...49

E. Konsep Pendidikan Kesehatan...50

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan...50

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan...50

3. Strategi Pendidikan Kesehatan...51

4. Sasaran Pendidikan Kesehatan...52

5. Merode Pendidikan Kesehatan...52

6. Media Pendidikan Kesehatan...54

F. Kerangka Teori...57

G. Penelitan yang relevan...58

vii

(9)

A. Kerangka Konsep...60

B. Variabel Penelitian...61

1. Variabel Bebas (Independent Variable)...61

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)...61

C. Definisi Operasional...62

D. Hipotesis Penelitian...63

E. Metode Penelitian...63

1. Jenis dan Desain Penelitian...63

2. Populasi dan Sampel...64

3. Tempat dan Waktu Penelitian...67

4. Instrumen Penelitian...67

5. Metode Pengumpulan Data...68

6. Teknik Pengolahan Data...69

7. Analisis Data...71

8. Etika Penelitian...74

DAFTAR PUSTAKA...76

viii

(10)

terhadap engetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2021...62 Tabel 3.2 Rancangan penelitian one-group pre-test post-test design di Wilayah Kerja Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022...64 Tabel 3.3 Distribusi sampel masing-masing Desa di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022...66 Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi...72 Tabel 3.5 Interpretasi Data...72

DAFTAR DIAGR

ix

(11)

Kerja UPT Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022...57Y Diagram 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022...60

DAFTAR LAMPIRAN

x

(12)

n Lampira

n III

Lembar Kerahasiaan

Lampira n

IV

Kisi-kisi Kuesioner

Lampira n

V

Kuesioner

Lampira n

VI

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Lampira n

X

Surat Ijin Studi Pengambilan Data dan Studi Pendahuluan

Lampira n

IX Lembar Bimbingan

xi

(13)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan tumpuan bagi suatu Negara karena berperan penting sebagai generasi penerus Bangsa. Sebagai generasi penerus Bangsa remaja memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan Negaranya. Selain memikul tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan Negaranya, remaja juga memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungannya termasuk pemahaman yang benar terhadap kesehatan reproduksi bagi dirinya (Susanti, 2018).

Menurut WHO, remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa dengan rentang usia 10 sampai 19 tahun untuk remaja dan istilah anak muda dengan rentang 12 sampai 24 tahun (WHO, 2018). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 sampai 18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10 sampai 24 tahun dan belum menikah (Kemenkes RI, 2017).

Jumlah Penduduk Indonesia sampai September 2020 sebanyak 270,2 juta jiwa. Angka tersebut meningkat 32,57 juta jiwa atau 13,71%

dari total penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang terdapat 237,63 juta

1

(14)

jiwa yang sebagian penduduknya didominasi oleh usia muda. Jumlah remaja di Indonesia mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94%

dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2020). Untuk jumlah penduduk remaja di Jawa Barat berdasarkan sensus BPS Provinsi Jawa Barat tahun 2020 adalah 21,4 juta jiwa dan kabupaten Majalengka adalah 254,1 jiwa (20,99%). Sedangkan jumlah remaja di wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2021 terdapat 2467 jiwa.

Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada tahap ini remaja belum mencapai kematangan mental dan sosial sehingga remaja harus menghadapi banyak tekanan emosi dan sosial yang saling bertentanga (Permatasari & Suprayitno, 2021). Perubahan emosi selama masa remaja cenderung menimbulkan sikap dan perilaku yang beresiko dalam menghadapi proses pengambilan keputusan mengenai informasi tentang kesehatan reproduksinya (Djama, 2017).

Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecaatan yang berhubungan dengan sistem, fungsi dan reproduksi (Denno, Hoopes

& Chandra-Mouli, 2015). Kesehatan reproduksi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara yaitu faktor sosial-ekonomi dan demografi yang meliputi kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan

(15)

tentang perkembangan seksual dan reproduksi yang kurang serta tempat tinggal di daerah terpencil (dr. M. Ashari, 2022).

Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dapat menimbulkan berbagai masalah yang kompleks dan perilaku yang beresiko bagi remaja. Menurut (BBKN, 2020), permasalahan- permasalahan yang terjadi pada remaja adalah terkait pernikahan usia dini, kehamilan tidak diinginkan akibat seks pra nikah, infeksi penyakit menular seksual, aborsi, narkoba dan HIV.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Komnas Perlindungan Anak dalam Erlinda, 2014 remaja di Indonesia pernah melakukan ciuman terdapat 93,7%, remaja yang sudah tidak perawan adalah 62,7%, 21,2%

pernah melakukan aborsi dan 97% remaja pernah menonton film porno.

Selain itu persentase kehamilan tidak diinginkan di Indonesia mencapai 17,55%, pernikahan dibawah umur jumlahnya mencapai 2,4 juta dengan 48,9% pernikahan dibawah 20 tahun. Sehingga Indonesia menempati posisi ke-7 dalam daftar 10 negara dengan jumlah pernikahan usia anak terbanyak.

Sedangkan di Jawa Barat sendiri anak muda dengan usia 12-24 tahun yang mengalami perkawinan di bawah umur, kehamilan tidak diinginkan hingga kematian Ibu dan bayi mencapai 28% (Sekda Jawa Barat, 2021). Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kabupaten Majalengka mengungkapkan permohonan dispensasi perkawinan anak pada tahun 2019 di Kabupaten Majalengka mencapai 127

(16)

permohonan dan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2020 menjadi 448 permohonan, serta ditahun 2021 hingga Juni mencapai 148 permohonan.

Total sejak tahun 2019 hingga akhir Juni mencapai 723 pasangan (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), 2021). Selain itu di Wilayah Kerja Puskesmas Munjul dari tahun 2019 sampai 2021 pernikahan di bawah umur atau pernikahan dini menjadi salah satu permasalahan yang cukup banyak terjadi yaitu sebanyak 276 kasus (10,7%) serta kehamilan yang tidak diinginkan dengan kategori menikah di bawah umur 20 tahun adalah 7 kasus (8,6%), sedangkan untuk kategori usia 15-24 tahun karena hamil diluar nikah selama 2020 sampai 2021 sebanyak 23 kasus (12,2%).

Untuk mewujudkan kesehatan remaja yang optimal BBKN dalam usahanya membuat program Generasi Berencana (GenRe) yang bertujuan untuk mengembangkan media KIE, melatih remaja menjadi pendidik sebaya dan mencegah remaja untuk melakukan perilaku beresiko. Tiga perilaku resiko yang sering dihadapi oleh remaja (TRIAD KRR) yaitu resiko-resiko yang berkaitan dengan seksualitas (Kehamilan Tidak Diinginkan/KTD), aborsi dan terinfeksi penyakit menular seksual, penyalahgunaan NAPZA dan HIV AIDS (BBKN, 2021). Oleh karena itu dibutuhkan penguatan program GenRe yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik remaja terutama dalam era pandemi ini.

Bukan hanya program GenRe yang berkontribusi dalam upaya mengoptimalkan kesehatan reproduksi bagi remaja namun PKPR juga

(17)

menjadi salah satu tombak kesehatan bagi remaja. PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) adalah program pemerintah yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan (DinKes) di tingkat Kabupaten/Kota bersama dengan DinKes tingkat provinsi untuk melayani kesehatan remaja dan juga puskesmas yang menjadi salah satu penggiat dalam memberikan edukasi dan informasi mengenai kesehatan reproduksi pada remaja (Arsani, 2019).

Termasuk Puskesmas Munjul yang memiliki program PKPR bagi remaja dengan bentuk kegiatan berupa penyuluhan ke sekolah dan pesantren serta pelatihan konselor sebaya agar remaja bisa manjadi konselor untuk temannya sendiri. Namun karena kondisi pandemi covid-19, kegiatan PKPR terhambat dan belum terlaksana dengan baik.

Strategi untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dalam hal ini adalah melalui pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek baik individu, kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya yaitu metode ceramah tanya jawab. Metode ceramah merupakan cara penyajian materi pembelajaran melalui penuturan secara lisan yang disampaikan oleh pembicara di depan sekelompok pendengar, metode ini baik untuk sarana yang berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah (Notoatmodjo, 2018).

(18)

Hasil Penelitian (Setiowati, 2014), menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan efektif dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Hal ini juga didukung dari penelitian (Yuliana &

Sutisna, 2017), menyatakan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan ceramah terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi siswa/i SMP Negeri 2 tanjungsari Sumedang.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 12 remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Munjul dengan melalui wawancara, di dapatkan hasil 8 orang dari 12 orang mengatakan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi. Mereka juga mengatakan selama pandemi lebih sering menggunakan gadget atau Hp, selain untuk belajar (daring) mereka juga lebih sering menggunakan hpnya untuk menonton youtube, tiktok dan instagram daripada melihat artikel atau vidio edukasi tentang kesehatan reproduksi.

Dari uraian latar belakang diatas, maka dipandang perlu melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Puskesmas Munjul adalah salah satu puskesmas yang memiliki program PKPR bagi remaja dengan bentuk kegiatan berupa penyuluhan ke sekolah dan pesantren serta pelatihan konselor sebaya agar remaja bisa manjadi konselor untuk temannya sendiri. Namun karena kondisi pandemi

(19)

covid-19, kegiatan PKPR terhambat dan belum terlaksana dengan baik, sehingga pernikahan di bawah umur atau pernikahan dini menjadi salah permasalahan yang cukup banyak terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Munjul dari tahun 2019 sampai 2021 dengan kasus sebanyak 276 (10,7%) dan kehamilan yang tidak diinginkan dengan kategori menikah di bawah umur 20 tahun adalah 8,6% sedangkan untuk kategori usia 15-24 tahun selama 2020 sampai 2021 mencapai 12,2%. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 12 remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Munjul dengan melalui wawancara, di dapatkan hasil 8 orang dari 12 orang mengatakan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi. Mereka juga mengatakan selama pandemi lebih sering menggunakan gadget atau Hp, selain untuk belajar (daring) mereka juga lebih sering menggunakan hpnya untuk menonton youtube, tiktok dan instagram daripada melihat artikel atau vidio edukasi tentang kesehatan reproduksi. Maka pertanyaan penelitiannya adalah “Bagaimana Pengetahuan remaja sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengetahuan remaja sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022.

(20)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja sebelum dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022.

b. Untuk mengetahui pengetahuan remaja sesudah dilakukan pendidikan kesehatan reproduksi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022.

c. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2022.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini dapat digunakan untuk membuka wawasan tentang pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dan pandangan tentang dampak negatif dari kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

(21)

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi peneliti dalam meningkatkan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi remaja.

b. Bagi UPTD Puskesmas Munjul

Penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi kepada pihak UPTD Puskesmas Munjul mengenai pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sehingga mempersiapkan pelayanan yang lebih optimal untuk mengatasi masalah yang terjadi pada remaja ber kaitan dengan kesehatan reproduksi.

c. Bagi STIKes YPIB Majalengka

Penelitian ini dapat menambah referensi untuk menambah studi perbandingan antara penelitian yang sejenis yaitu tentang Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.

d. Bagi Remaja

Dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang kesehatan reproduksi sehingga dapat menumbuhkan kesadaran remaja untuk menjaga kesehatan reprodukssinya.

e. Bagi Peneliti Lain

Menjadi dasar referensi untuk penelitian selanjutnya dengan mempertimbangkan variabel dan jenis penelitian yang berbeda.

(22)
(23)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Remaja

1. Pengertian Remaja

Menurut World Health Organization (WHO, 2018) remaja atau dalam istilah asing yaitu adolescence yang berarti tumbuh kearah kematangan. Remaja adalah seseorang yang memiliki rentang usia 10 sampai 19 tahun.

Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa.

Pada periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan berbagai hal baik hormonal, fisik, psikologis, maupun sosial (Abrori & Qurbaniyah, 2018). Dalam pertumbuhan dan perkembangnnya perubahan fisik dan psikologis menjadi hal yang paling berpengaruh terhadap remaja.

Perubahan secar a fisik atau biologis meliputi perubahan fisik dan berkembangnya seks primer dan sekunder. Sedangkan pada perubahan psikologis meliputi adanya perubahan dalam hal emosi yang berubah dan merasa lebih sensitive (Hidayati & Farid, 2016).

Remaja adalah seseorang yang baru menginjakkan dan mengenal mana yang baik dan buruk, mengenal lawan jenis dan memahami tugas dan peranan dalam lingkungan sosial (Ernawati, 2018).

11

(24)

2. Fase Remaja

Menurut WHO, remaja adalah mereka yang berada dalam rentang usia 10 sampai 19 tahun. Sedangkan menurut (Dianada, 2018) menyebutkan remaja memeiliki beberapa fase yaitu :

a. Pra Remaja

Fase ini merupakan fase remaja yang sangat pendek dengan usia 11 sampai 14 tahun. Pada fase ini remaja akan sangat tertutup dengan orang tua dan orang lain disekitar. Adanya perubahan-perubahan bentuk tubuh termasuk perubahan hormonal yang menyebabkan perubahan kondisi psikologis remaja.

b. Remaja Awal

Fase saat usia 14 sampai 17 tahun, merupakan fase dimana banyak perubahan yang terjadi dalam diri remaja. Pada fase ini remaja mulai mencari jati diri, dan mulai mandiri dengan keputusan yang mereka ambil. Pemikiran remaja semakin logis, dan semakin banyak waktu untuk membicarakan keinginan dengan orang tua.

c. Remaja lanjut (17-20 atau 21 tahun)

Remaja yang menginjak usia 17 sampai 21 tahun. Pada fase ini remaja ingin menonjolkan diri, mereka ingin menjadi pusat perhatian. Sudah memiliki cita-cita yang jelas, lebih bersemangat, dan sudah mulai menetapkan identitas diri dan tidak bergantung pada kondisi emosional.

(25)

3. Karakteristik Masa Remaja

Karakteristik Remaja menurut(Putro, 2017), yaitu : a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetaplah penting. Perkembangan fisik yang begitu cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja. Semua perkembangan ini menimbulkan perlunya penyesuaian mental serta perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa. Kalau remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak sesuai dengan umurnya. Kalau remaja berusaha berperilaku sebagaimana orang dewasa, remaja seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja,

(26)

ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode perkembangan mempunyai masalahnya sendiri- sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi persoalan yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.

Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri terhadap kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan.

Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Status remaja yang mendua ini menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan remaja mengalami

“krisis identitas” atau masalah-masalah identitas ego pada remaja.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotip budaya bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan

(27)

mengawasi kehidupan remaja yang takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Masa remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamata berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal harapan dan cita-cita. Harapan dan cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkannya sendiri.

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa.

Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras, menggunakan obatobatan, dan terlibat dalam perbuatan seks bebas yang cukup meresahkan. Mereka menganggap bahwa perilaku yang seperti ini akan memberikan citra yang sesuai dengan yang diharapkan mereka.

(28)

4. Perubahan Fisik Remaja

a. Pada Perempuan 1) Pubertas

Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal. Pada wanita pubertas umumnya mulai terjadi antara usia 9-13 tahun. Tanda utama kematangan alat reproduksi wanita dengan terjadinya mencarche, yaitu menstruasi pertama. Penyebab Pubertas adalah perubahan hormon esterogen dan progesteron dalam tubuh selama masa pubertas. Saat masa pubertas akan terjadi perubahan yang akan dialami oleh wanita yaitu perubahan fisik, perubahan sistem reproduksi dan perubahan psikologis.

2) Perubahan Fisik

Perubahan ini berarti melebarnya pinggul sementara bagian pinggang mengecil. Terjadi penambahan lemak di daerah perut dan bokong sehingga tubuh remaja tampak seperti tubuh wanita dewasa. Perubahan lain adalah lengan dan tungkai yang semakin memanjang.

3) Perubahan bentuk payudara

Selama masa pubertas payudara akan mulai membesar. Rata rata remaja wanita mengalami pertumbuhan payudara mulai usia 8-13 tahun. Saat esterogen mulai bekerja area di bawah

(29)

puting akan mulai merekah, dan pada bagian ini akan terisi dan terangkat. Selanjutnya puting dan areola akan mulai membesar dan berwarna gelap.

4) Munculnya rambut

Diawali dengan munculnya rambut halus di bagian atas area kemaluan. Rambut ini kemudian semakin menebal, menghitam, dan menjadi keriting. Selain itu rambut di ketiak dan kaki mulai tumbuh.

5) Jerawat

Selain dengan pertumbuhan rambut di bawah ketiak,kelenjar yang memproduksi minyak dan lemak juga mulai bertumbuh.

Jika kelenjar ini tersumbat maka jerawat akan muncul. Untuk mencegah jerawat, sebaiknya mencuci muka paling tidak 2 kali setiap hari.

6) Perubahan pada alat kelamin

Akibat peningkatan hormon esterogen lapisan kulit epitel di daerah kemaluan akan memerah dan menebal sehingga lebih tahan terhadap infeksi. Selain itu mulai terjadi pelepasan lendir dari vagina untuk membersihkan liang tersebut dan terjadi penambahan jumlah glikogen yang bermanfaat untuk mempertahankan Ph vagina.

(30)

7) Menarch

Yaitu keluarnya darah dari alat kelamin wanita seara periodik yang berlangsung selama 3-7 hari. Sesudah esterogen diproduksi, akan terjadi pematangan folikel di dalam indung telur (ovarium). Folikel ini kemudian melepaskan sel telur yang diiringi penebalan rahim bagian dalam (endometrium). Jika tidak terjadi kehamilan, sel telur akan mati. Seiring dengan matinya sel telur, dinding dalam yang telah menebal akan meluruh kemudian keluar dari vagina sebagai darah haid.

b. Pada Laki-laki 1) Pubertas

Anak laki-laki baru mengalami pubertasnya antara usia 10 dan 14 tahun. Pubertas pada anak laki-laki ditandai dengan terjadinya mimpi basah.

2) Perubahan Fisik

Pada pria selama pubertas akan terjadi pemadatan otot dan tubuh semakin tinggi. Selama masa ini payudara pada pria juga mengalami pembesaran namun hanya bersifat sementara dan hilang sesudah masa pubertas.

3) Tumbuhnya jakun

Saat pubertas tubuh pria memproduksi testosteron dalam jumlah besar, yang mengakibatkan perubahan pada sebagian besar tubuh, termasuk laring yang semakin tumbuh besar.

(31)

4) Perubahan suara

Saat laring pria tumbuh, pita suara menjadi lebih panjang dan tebal. Selain itu tulang tulang ikut membesar sehingga lubang sinus , hidung, dan tenggorokan belakang membesar.

5) Perubahan sistem reproduksi

Pada fase awal pubertas pria, skortum akan melebar dan mengakibatkan perasaan seperti “menggembung”. Penis mulai memanjang secara cepat sedangkan diameternya tampak bertambah sedikit. Tingginya kadar testosteron pada masa pubertas mau tidak mau akan tertarik pada seks dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

6) Reproduksi

Secara anatomis kaum laki-laki umumnya memiliki susunan organ berikut15 :

a) Organ reproduksi luar

Organ ini terdapat di selangkangan pria. Organ reproduksi luar terdiri atas skortum dan penis.

b) Organ reproduksi dalam

Organ reproduksi internal laki-laki terdiri dari : - Testis

- Epididimis - Vas deferens - Vesikula seminalis

(32)

- Saluran ejakulasi - Uretra

- Kelenjar prostat

- Kelenjar Cowper atau Kelenjar Bulbouretra 7) Proses Reproduksi

Pada hubungan seksual, sekitar 200 juta sperma dalam sekitar 3,5 ml semen didepositkan pada puncak vagina atau dalam kanalis servikalis uterus. Sebagian sperma naik ke dalam uterus, sebagian akibat gerakan mereka sendiri, sebagian dibantu oleh kontraksi otot uterus, dan beberapa ratus mencapai sampai ke tuba.

8) Ereksi, Ejakulasi, Mimpi Basah dan Masturbasi a) Ereksi

Ereksi adalah keadaan saat penis berdiri. Ereksi juga disertai dengan pembesaran dan pemanjangan penis. Ereksi umumnya terjadi ketika seorang laki-laki terangsang secara seksual. Pada masa pubertas ereksi spontan akan terjadi tanpa rangsangan seksual apapun. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh hormonal di dalam tubuhmu.

b) Ejakulasi

Ejakulasi artinya penyemprotan cairan semen dari dalam penis. Ejakulasi terjadi sesudah ereksi tetapi tidak semua ereksi akan berakhir dengan ejakulasi. Ejakulasi terjadi

(33)

ketika pria mencapai puncak kenikmatan seksual atau orgasme. Ia dapat terjadi secara sadar (saat berhubungan seks atau masturbasi) atau ketika tidak sadar,yakni ketika kita tidur dan mengalami mimpi basah.

c) Mimpi Basah

Mimpi basah adalah saat kita mengalami ejakulasi ketika sedang tidur. Cairan ini biasanya keluar karena kita bermimpi tentang suatu hal yang erotis, bisa berupa hubungan seks atau hanya melihat wanita telanjang.

Testosteron adalah hormon yang memainkan peran penting ketika kita mengalami mimpi basah. Mimpi basah akan terjadi teratur saat sperma tidak dikeluarkan secara teratur.

d) Masturbasi

Pengalaman erotis dan orgasme yang diperoleh pada waktu mimpi basah akan membuat laki-laki secara psikologis terdorong untuk melakukan masturbasi. Masturbasi biasa dilakukan dengan berbagai cara dengan tujuan akhir agar tercapai kenikmatan seksual pada diri pelakunya.

Masturbasi ini tidak menimbulkan efek samping seperti dengkul kopong. Akan tetapi tenggelam dalam masturbasi membuatku tiga bugar, tidak bisa berpikir sehat dan salah dalam menentukan prioritas.

(34)

5. Perkembangan Psikologi Pada Remaja

Perkembangan psikologis menurut (Indriani & Asmuji, 2014) dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Perkembangan psikososial

Dimulai pada kemampuan yang sering diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka akan cenderung memaksa agar kemauannya dipenuhi.

b. Emosi

Emosi adalah perasaan mendalam yang biasanya menimbulkan perbuatan atau perilaku. Perasaan dapat berkaitan dengan fisik atau psikis, sedangkan emosi hanya dipakai untuk keadaan psikis. Pada masa remaja, kepekaan terhadap emosimenjadi meningkat sehingga rangsangan sedikit saja dapat menimbulkan luapan emosi yang besar.

c. Perkembangan kecerdasan

Perkembangan intelegensi masih berlangsung pada masa remaja sampai usia 21 tahun. remaja lebih suka belajar sesuatu yang mengandung logika yang dapat dimengerti hubungan antara hal satu dengan hal yang lainnya. Imajinasi remaja juga banyak mengalami kemajuan ditinjau dari prestasi yang dicapainya.

(35)

B. Konsep Kesehatan Reproduksi

1. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Menurut (Depkes RI, 2015) kesehatan reproduksi adalah suatu kadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaita dengan alat, fungsi, serta proses reproduksi dan pemikiran kesehatan reprduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit, melainkan juga bagaimana seseorang dapat memiliki seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.

Menurut (Maulana, 2015) Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh tidak semata- mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Kebijakan Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia menetapkan bahwa kesehatan reproduksi mencakup 5 (lima) komponen/program terkait, yaitu Program Kesehatan Ibu dan Anak, Program Keluarga Berencana, Program Kesehatan Reproduksi Remaja, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, dan Program Kesehatan Reproduksi pada Usia Lanjut.

(36)

2. Hak-Hak Reproduksi

Untuk mencapai kesejahteraan yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi, maka setiap orang (khususnya remaja) perlu mengenal dan memahami tentang hak-hak reproduksi berikut ini : a. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi b. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan

reproduksi

c. Hak kebebasan berfikir tentang kesehatan reproduksi d. Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran e. Hak untuk hidup

f. Hak kebebasan serta keamanan berkaitan dengan kesehatan reproduksi

g. Hak bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk

h. Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan i. Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinya j. Hak membangun dan merenanakan keluarga

k. Hak untuk bebas dan berkumpul secara politik

l. Hak bebas dari segala bentuk diskriminasi. Badan Kependudukan Keluarga Berencana(BBKN, 2020).

3. Tujuan Kesehatan Reproduksi

Menurut (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25, 2015) Kesehatan reproduksi yang menjamin setiap orang hendak

(37)

memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang bermutu, aman dan dapat dipertanggung jawabkan, dimana peraturan ini juga menjamin kesehatan perempuan dalam usia reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas. Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi ada dua tujuan yang akan dicapai yaitu :

a. Tujuan Umum

Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran kemandirian pria dan wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga dapat terpenuhi hak - hak reproduksinya agar tercapai peningkatan kualitas hidup.

b. Tujuan khusus

1) Meningkatkan kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi reproduksinya.

2) Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan.

3) Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya.

4) Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan proses reproduksi, berupa pengadaan

(38)

informasi dan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesehatan reproduksi secara optimal

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kesehatan Reproduksi

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi dikelompokkan menjadi empat golongan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi, yaitu :

a. Faktor Demografis-Ekonomi

Faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi yaitu, kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, usia melakukan hubungan seksual, usia pertama menikah dan usia pertama hamil. Sedangkan faktor deografis yang mempengaruhi kesehatan reproduksi adalah akses terhadap pelayanan kesehatan, rasio remaja tidak sekolah, lokasi/tempat tinggal yang terpencil.

b. Faktor Budaya dan Lingkungan

Faktor Budaya dan Lingkungan yang mempengaruhi adalah praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan yang satu dengan yang lain, pandangan agama, status perempuan, ketidaksetaraan gender, lingkungan tempat tinggal dan cara bersosialisasi, persepsi masyarakat tentang fungsi,

(39)

hak dan tanggung jawab reproduksi individu, serta dukungan atau komitmen politik.

c. Faktor Psikologis

Dampak dari rasa rendah diri (low self esteem), tekanan teman sebaya (peer pressure), tindak kekerasan dirumah/ lingkungan terdekat dan dampak adanya ketertekanan orang tua dan remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli kebebasan secara materi.

d. Faktor Biologis

Faktor biologis mencakup ketidaksempurnaan organ reproduksi atau cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, keadaan gizi buruk kronis, anemia, radang panggul atau adanya keganasan pada alat reproduksi.

5. Sistem Organ Reproduksi

a. Organ reproduksi wanita

1) Organ reproduksi eksternal wanita a) Mons veneris

Mons veneris atau mons pubis adalah bagian menonjol di atas simfisis dan pada perempuan setelah pubertas ditutupi oleh rambut kemalauan. Pada perempuan umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha.

(40)

b) Klitoris

Klitoris berukuran kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri atas glands klitoridis, korpus klitoridis dan dua kurva yang menggantungkan klitoridis ke tulang pubis. Glands klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan urat saraf, sehingga sangat sensitif sehingga sangat sensitif pada saat hubungan seks.

c) Labia mayora (bibir besar)

Berasal dari mons veneris bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan bersatu di bagian bawah. Labia mayora (bibir- bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris.

d) Labia minora (bibir kecil)

Labia minora (bibir-bibir kecil atau Nymphae) adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir besar. Labia minora yang menjurus ke depan terdapat kedua bibir kecil bertemu yang di atas klitoris membentuk preputium klitoridis. Ke belakang kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk Fossa navilulare. Fossa naviluare ini pada perempuan yang belum pernah bersalin tampak utuh,

(41)

cekung seperti perahu. Pada perempuan yang pernah melahirkan terlihat lebih tebal dan tidak rata.

e) Vestibulum

Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke belakang dan dibatasi di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh labia minora dan di belakang oleh perinium (fourchette). Embriologik sesuai dengan sinus urogenitalis. Terdapat 6 lubang / orifisium, yaitu orifisium urethrae eksternum, introitus vagina, duktus glandulae bartholini dekstra dan sinistra dan duktus scene dekstra – sinistra.

f) Hymen (selaput dara)

Hymen ini mempunyai bentuk yang berbeda-beda dari yang semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang- lubang atau bersekat (septum). Konsistensinya pun berbeda-beda, dari yang kaku sampai yang lunak sekali. Hiatus seminalis (lubang selaput dara) berukuran dari yang seujung jari sampai yang mudah di lalui oleh dua jari. Umumnya himen robek pada koitus dan robekan ini terjadi pada tempat jam 5 atau jam 7 dan robekan sampai mencapai dasar selaput dara itu. Pada beberapa kasus himen tidak mengalami laserasi

(42)

senggama telah berulang kali telah dilakukan. Sesudah persalinan himen robek di beberapa tempat dan yang dapat dilihat adalah sisa-sisanya (karunkula himenalis).

Menurut Frank H. Netter, MD dokter yang pernah menulis buku berjudul The Human Sexuality ada beberapa macam bentuk selaput dara :

(1) Annular hymen, selaput melingkari lubang vagina (2) Septate hymen, selaput yang ditandai dengan beberapa

lubang yang terbuka.

(3) Cibriform hymen, selaput yang ditandai beberapa lubang terbuka tetapi lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak.

(4) Introitus, Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seks. Bisa saja lubang selaputnya membesar, namun masih menyisakan jaringan selaput dara.

g) Perinium

Perinium terletak antar vulva dan anus, panjangnya rata- rata 4 cm. Jaringan yang mendukung perinium terutama diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Difragma pelvis terdiri ats otot-otot levator ani dan otot koksigis posterior serta fasia yang menutupi kedua otot ini.

Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma

(43)

pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuber isciadika dan simphisis pubis. Diafragma urogenitalis meliputi muskulus tranversus perinei profunda, otot konstriktor uretra dan internal maupun eksternal yang menutupinya. Perinium mendapat pasokan darah terutama dari arteria pudenda interna dan cabang- cabangnya. Persarafan perinium terutama oleh nervus.

2) Organ reproduksi internal wanita a) Vagina

Vagina (liang kemaluan/liang senggama) merupakan suatu penghubung antara introitus vagina dan uterus. Arahnya sejajar dengan arah dari pinggir atas simfisis ke promontorium. Arah ini penting diketahui pada waktu memasukkan jari ke dalam vagina saat melakukan pemeriksaan ginekologik. Dinding depan dan belakang vagina berdekatan satu sama lain, masing-masing panjangnya berkisar antara 6-8 cm dan 7- 10 cm. Berfungsi sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual, saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi.

b) Cervix (leher rahim)

(44)

Bagian bawah rahim bagian luar ditetapkan sebagai batas penis waktu masuk ke dalam vagina. Pada saat persalinan tiba, leher rahim membuka sehingga bayi dapat keluar.

c) Rahim (uterus)

Uterus adalah organ yang tebal, berotot berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis antara rektum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium.

Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligamen. Panjang uterus ± 71/2 cm, lebar 5cm,tebal 2,5 cm, tebal dinding 1,25 dengan berat 50 gr. Pada rahim wanita dewasa yang belum bersalin panjang uterus adalah 5-8 cm dan beratnya 30-60 gr. Bagian-bagian dari rahim (uterus) yaitu servik uteri, korpus uteri, fundus uteri. Secara histologist uterus dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

endometrium yaitu lapisan uterus yang paling dalam yang tiap bulan lepas sebagai darah menstruasi, miometrium yaitu lapisan tengah, lapisan tengah ini terdiri dari otot polos, dan perimetrium merupakan lapisan luar yang terdiri dari jaringan ikat. Fungsi rahim adalah tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin di dalam rahim, janin makan melalui plasenta yang melekat pada dinding rahim, tempat

(45)

pembuatan hormon misal HCG (Human Chorionic Gonadotropin).

d) Tuba fallopi

Tuba fallopi berasal dari ujung ligamentum latum berjalan kearah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Saluran ini bukan merupakan saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakanya menjadi empat bagian.

Di ujungnya terbuka dan mempunyai fimbriae, sehingga dapat menangkap ovum saat menjadi pelepasan ovum (telur). Saluran telur ini merupakan saluran hasil konsepsi menuju rahim. Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke dalam uterus, tempat terjadinya fertilisasi, fimbria mengangkat ovum yang keluar dari ovarium.

e) Indung telur (ovarium)

Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri. Mesovarium menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan.

Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira- kira 1,5 cm. Bentuknya bulat telur, beratnya 5-6 gr. Bagian dalam ovarium disebut medula ovari dibuat dari jaringan ikat. Jaringan yang banyak mengandung pembuluh darah

(46)

dan serabut kapiler saraf. Kalenjar ovarika terdapat pada wanita terletak, pada ovarium disamping kiri dan kanan uterus, menghasilkan hormon progesteron dan estrogen.

Struktur ovarium terdiri atas :

(1) Korteks, bagian luar yang diliputi oleh epitalium germinativum berbentuk kubik dan di dalamnya terdiri atas stroma serta folikelfolikel primordial.

(2) Medulla, bagian di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.

f) Parametrium (penyangga rahim) Merupakan lipatan peritonium dengan berbagai penebalan, yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya terdapat tuba fallopi dan ikut serta menyangga indung telur. Bagian ini sensitive terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya. Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya.

b. Organ Reproduksi Pria 1) Penis

(47)

Berfungsi sebagai alat senggama dan sebagai pembuangan sperma dan air seni. Pada keadaan biasa, penis tergantung di muka scrotum, sedangkan pada waktu terangsang seksual banyak darah yang dipompakan ke dalam jaringan erektil tersebut sedangkan pengeluaran darahnya tertahan. Dengan demikian penis terpompa penuh dengan darah dan berubah menjadi tegang, keras dan besar. Keadaan seperti ini disebut ereksi. Ereksi dapat terjadi karena rangsangan seksual dan pada dini hari karena meningkatnya hormone testoteron dan penuhnya kandung kencing.

2) Glands

Bagian depan atau kepala penis. Glands banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. Kulit yang menutupi bagian glands disebut foreskin. Dibeberapa Negara memiliki kebiasaan membersihkan daerah sekitar preputium ini atau yang dikenal dengan sunat. Sunat dianjurkan karena memudahkan pembersihan penis sehingga mengurangi kemungkinan terkena infeksi, radang dan beberapa macam kanker yang disebabkan oleh penumpukan pada ujung kulit penis.

3) Uretra (saluran kencing)

Merupakan saluran yang menyalurkan cairan kencing dan juga saluran air mani yang mengandung sperma. Keluarnya kencing

(48)

dan air mani diatur oleh sebuah katub sehingga tidak bisa keluar secara bersamaan.

4) Vas deferens

Vas deferens merupakan saluran yang berjalan dari bagian bawah sekaligus sebagai lanjutan saluran epididimis. Masuk ke kanalis inguinalis kemudian berjalan ke rongga perut melewati atas kandung kemih akhirnya bergabung dengan vesika seminalis dan selanjutnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostat. Vas deferens memiliki panjang sekitar 4,5 cm dengan diameter sekitar 2,5 mm. Berfungsi sebagai saluran yang menyalurkan sperma dari testis menuju prostat.

5) Epidydimis

Epididimis adalah organ kecil yang terletak dibekang testis serta terkait padanya berbentuk saluran halus yang memiiki panjangnya + 6 cm. Saluran - saluran yang lebih besar dan berkelok - kelok ini yang membentuk bangunan seperti topi.

Sperma yang dihasilkan oleh testis kecil akan berkumpul di epidydimis. Fungsinya sebagai saluran penghantar dan mengatur sperma dari tesis masuk ke vas deferens sebelun ejakulasi dan memproduksi semen.

6) Testis (pelir)

Berjumlah dua buah untuk memperoduksi sperma setiap hari dengan bantuan testoteron, testis berada didalam scrotum,

(49)

diluar rongga panggul karena pertumbuhan sperma membutuhkan suhu yang lebih rendah dari pada suhu tubuh.

Sperma yaitu sel yang berbentuk seperti berudu berekor hasil dari testis yang dikeluarkan saat ejakulasi bersama cairan mani dan bila bertemu dengan sel telur yang matang akan terjadi pembuahan.

7) Scrotum

Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster.

Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.

8) Kelenjar prostat

Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Merupakan pembentukan cairan

(50)

yang akan bersama sama keluar saat ejakulasi dalam hubungan seksual. Kelenjar ini berada dibagian dalam dan berfungsi membentuk cairan pendukung sperma.

9) Vesikula seminalis

Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.

Fungsinya hampir sama dengan kelenjar prostat (10) Kandung kencing Tempat penampungan sementara air yang berasal dari ginjal (berupa air seni).

6. Cara Memelihara Kesehatan Organ Reproduksi

a. Memelihara organ reproduksi wanita:

1) Membilas vulva dengan air bersih setiap kali selsai buang air kecil atau buang air besar. Membasuh dengan air bersih dari arah depan ke arah belakang. Kemudian keringkan menggunakan tisu sekali usap sebelum menggunakan celana dalam agar tidak lembab dan jamur tidak tumbuh.

2) Ganti celana dalam minimal 2 kali sehari. Pilih celana dalam yang berbahan katun agar mudah menyerap keringat. Hindari celana dalam yang terlalu ketat karena dapat memiu pertumbuhan jamur akibat lembab.

(51)

3) Jika menggunakan toilet umum sebaiknya menggunakan air yang mengalir karena kemungkinan air di penampungan mengandung bakteri dan jamur.

4) Hindari penggunaan pantyliner secara terus menerus karena dapat menyebabkan iritasi.

5) Pada saat menstruasi, gunakan pembalut dengan permukaan lembut dan kering sehingga tak menimbulkan iritasi. Selain itu gantilah pembalut 5-6 jam sekali agar tidak mudah lembab.

6) Hindari penggunaan cairan khusu daerah kewanitaan secara rutin karena akan mengganggu keseimbangan pH dalam vagina.

7) Cukur rambut kemaluan secara berkala

8) Hindari stres berlebihan dan beralihlah ke gaya hidup sehat dengan sering berolahraga dan mengonsumsi makan makanan yang bergizi.

b. Memelihara organ reproduksi pria:

1) Menggunakan celana dalam yang bersih, tidak terlalu ketat dan berbahan menyerap keringat. Ganti celana dalam minimal 2 kali sehari.

2) Mencukur rambut kemaluan secara berkala untuk menjaga tetap pendek agar tidak banyak ditumbuhi bakteri.

3) Menggunakan air bersih untuk membilas alat kelamin ssudah buang air.

(52)

4) Pria penting melakukan sunat, untuk mencegah penumpukan kotoran pada lipatan luar penis.

5) Hindri cahaya seperti sinat x rontgen karena alat kelamain uckup sensitif sehingga perlu waspada untuk tidak sering melakukan rontgen.

7. Masalah Kesehatan Reproduksi

Masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih banyak dihadapi oleh remaja. Masalah-masalah tersebut antara lain sebagai berikut (Taufan, 2015):

a. Perkosaan

Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya.

Korbannya tidak hanya remaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan untuk menunjukkan bukti cinta.

b. Free sex.

Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti. Seks bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim remaja perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami perubahan aktif pada sel dalam mulut

(53)

rahimnya. Selain itu, seks bebas biasanya juga dibarengi dengan penggunaan obatobatan terlarang di kalangan remaja. Sehingga hal ini akan semakin memperparah persoalan yang dihadapi remaja terkait kesehatan reproduksi ini.

c. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)

Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitos mitos seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan pacar merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa berhubungan seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama si remaja perempuan dalam masa subur.

d. Aborsi

Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi karena berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang mengalami KTD umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan

(54)

berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk melangsungkan kehamilan.

e. Perkawinan dan kehamilan dini

Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Di beberapa daerah, dominasi orang tua biasanya masih kuat dalam menentukan perkawinan anak dalam hal ini remaja perempuan. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti hamil di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja yang menikah dini, baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak sehingga rentan menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat melahirkan. Kehamilan diawali dengan fertilisasi implantasi (penempela embrio di interus) terjadi sekitar 7-10 hari setelah ovulasi yaitu pertemuan antara sel sperma dan sel telur.

Kehamilan pada manusia berlangsung rata-rata 266 hari (38 minggu) dari permulaan siklus menstruasi terakhir, bisa ditandai dengan telat haid selama 2 minggu, merasa mual. (Manuaba dalam septiana, 2014). Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun yang menjalani kehamilan sering mengalami kekurangan gizi dan anemia. Umur yang baik untuk hamil adalah antara 20-35 tahun karena merupakan usia reproduktif dan dianggap tidak terlalu beresiko.

f. IMS (Infeksi Menular Seksual)

(55)

IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Seperti Gonorhoe, sifilis, Human papilomavirus (HPV), clamydia, trikomoniasis, Hepatitis B dan Hepatitis C, Herpes genital, candidiasis dan HIV. IMS sebagian besar menular melalui hubungan seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV sendiri bisa menular dengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Dampak yang ditimbulkannya juga sangat besar sekali, mulai dari gangguan organ reproduksi, keguguran, kemandulan, kanker leher rahim, hingga cacat pada bayi dan kematian.

C. Konsep Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia guna penginderaan terhadap objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas perhatiandan persepsi terhadap objek.

Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu

(56)

yang sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan (Notoatmodjo, 2018).

Pengetahuan juga merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior yang datang dari manusia atas penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu (Suriasumantri dalam Nurroh, 2017) 2. Tingkat Pengetahuan

Ada 4 macam tingkatan pengetahuan menurut (Widiyanto & Sari, 2015) yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan normatif dan pengetahuan esensial. Pengetahuan deskriptif yaitu jenis pengetahuan yang dalam cara penyampaian atau penjelasannya berbentuk secara objektif dengan tanpa adanya unsur subyektivitas.

Pengetahuan kausal yaitu suatu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab dan akibat. Pengetahuan normatif yaitu suatu pengetahuan yang senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran dan norma atau aturan. Pengetahuan esensial adalah suatu pengetahuan yang menjawab suatu pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam bidang ilmu filsafat

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda – beda. Secara garis besarnya dibagi 6 tingkat menurut (Notoatmodjo, 2018), yakni :

1) Tahu (know)

(57)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2) Memahami (Comprehensif)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintreprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen- komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen- komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis

(58)

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

Sedangkan menurut (Dewi & Wirakusuma, 2017), pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda, dan menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan yaitu sebagai berikut:

1) Pengetahuan (Knowledge)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut untuk mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.

2) Pemahaman (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui.

3) Penerapan (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

(59)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang terdapat dalam suatu objek.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

6) Penilaian (evaluation)

Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang berlaku di masyarakat

3. Pengukuran Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2018) Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Adapun Menurut (Arikunto, 2016), tingkat pengetahuan seseorang secara umum diinterpretasikan dalam skala berikut, yaitu:

1) Baik (jawaban terhadap kuesioner 76 - 100% benar) 2) Cukup (jawaban terhadap kuesioner 56 - 75% benar)

(60)

3) Kurang (jawaban terhadap kuesioner <56% benar)

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi

Menurut Fitriani dalam (Ernawati, 2018), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut. pendidikan tinggi seseorang didapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

(61)

2. Media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee impact), sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

3. Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan.

(62)

5. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

6. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.

E. Konsep Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kasehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktik pendidikan.

Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan (Sari, 2013).

Menurut WHO dalam (Subaris, 2016). mendefinisikan pendidikan kesehatan adalah proses pemberdayaan individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan determinan- determinan kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan mereka.

Gambar

Tabel 2. 1 Penelitian yang Relevan
Diagram 2. 1     Kerangka Teori Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan   Remaja   Tentang   Kesehatan   Reproduksi   di Wilayah   Kerja   UPT   Puskesmas   Munjul   Kabupaten Majalengka Tahun 2022
Tabel 3. 1   Definisi   Operasional   penelitian   pengaruh   pendidikan kesehatan   terhadap   pengetahuan   remaja   tentang kesehatan   reproduksi   di   UPTD   Puskesmas   Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2021
Tabel 3. 4 Distribusi Frekuensi No

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa memperbaiki pra-proposal berdasarkan saran-saran dari tim pembimbing disertasi (promotor dan ko-promotor) dan menyerahkan pra-proposal yang sudah diperbaiki

Contoh Format Halaman Sampul Proposal PROPOSAL PROGRAM FASILITASI PUSAT KOLABORASI RISET TEMA: TULIS TEMA YANG DIUSUNG LEMBAGA Contoh : Pusat Kolaborasi Riset Hutan Tropis JUDUL

xv ABSTRAK SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN SIDANG PROPOSAL DAN SKRIPSI PADA UNIVERSITAS XYZ Oleh: BAYU ADE SEPTIAWAN 14312046 Saat ini proses pendaftaran sidang proposal dan

proposal sekolah tentang pengajuan paving

Proposal pengajuan atau laporan

Mahasiswa telah melaksanakan bimbingan proposal dan proposal sudah di setujui oleh Tim Promotor untuk maju ke tahap sidang komisi proposal 2 Meminta kesediaan tim promotor untuk

OUTLINE PENGAJUAN PROPOSAL SKRIPSI DATA MAHASISWA NAMA : Fadlan Alfikri NIM : F1041201025 DATA RENCANA PENELITIAN Judul : Efektifitas Metode Tanya Jawab Untuk Meningkatkan

Proposal Riset 3 • Identifikasi masalah: uraian tentang berbagai masalah yang ditemukan yang relevan dengan topik penelitian.. Masalah yang diuraikan dipilah pilah menjadi masalah yang